• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengurangan Kemiskinan Daerah dan Penyandang Masalah Sosial

Dalam dokumen PERBUP RKPD 2015 (Halaman 153-156)

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

II 104 RKPD Kabupaten Bandung

1. Kualitas Tenaga Kerja (Rasio Lulusan S1/S2/S3)

2.2.4. Pengurangan Kemiskinan Daerah dan Penyandang Masalah Sosial

Salah satu isu strategis yang hampir sama di setiap wilayah (kabupaten/kota, provinsi maupun pusat) adalah persoalan kemiskinan sehingga hampir semua wilayah menetapkan bahwa kemiskinan dijadikan salah satu prioritas pembangunan. Prioritas pembangunan pengurangan kemiskinan daerah dan penyandang masalah sosial, secara khusus diintervensi oleh 9 urusan dan 38 SKPD yaitu Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dispertasih, Dinas Tenaga Kerja, Bappeda, Dinas SDAPE, dan 31 Kecamatan. Pelaksanaan urusan, program dan kegiatan untuk urusan ini meliputi; Urusan Pendidikan (2 Program), Urusan Kesehatan (2 program), Perumahan (2 program), Perencanaan Pembangunan (1 program), Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera (1 program), serta Sosial (7 program). Capaian persentase rata-rata kinerja keluaran/output prioritas pengurangan kemiskinan daerah dan penyandang masalah sosial kegiatan mencapai 97,63% dari target rata-rata 100%. Sedangkan realisasi capaian program terdapat 14 indikator program yang terealisasi sesuai rencana, 1 indikator program yang melebihi target/rencana, dan 5 indikator program terealisasi dibawah rencana. Realisasi keuangan untuk prioritas pembangunan ini sebesar Rp.121.115.990.015,00,00 dari anggaran sebesar Rp.131.341.610.133,38,00 atau 92,21%.

Sasaran yang ingin dicapai pada prioritas ini adalah meningkatkan penduduk bersekolah dengan fokus penduduk miskin, meningkatkan status kesehatan dan gizi masyarakat dengan fokus penduduk miskin, terkendalinya pertumbuhan penduduk, meningkatnya keberfungsian sosial bagi PMKS, meningkatnya kualitas tenaga kerja dan meningkatnya pemenuhan infrastruktur dasar wilayah.

Dalam mencapai sasaran “meningkatkan penduduk bersekolah lingkup penduduk miskin” dilaksanakan dengan kegiatan kerjasama dengan penyelenggaran pendidikan non formal dalam menyelenggarakan program paket A, B dan C. Kemudian beasiswa bagi siswa miskin (BSM) tahun 2013 untuk siswa setingkat SMA dan uji coba pelaksanaan SD dan SMP satu atap. Indikator keberhasilannya adalah kenaikan Angka Melek Huruf dan penurunan Angka Putus Sekolah untuk semua tingkatan pendidikan.

Dalam mencapai sasaran “meningkatkan status kesehatan dan gizi masyarakat” dilaksanakan kegiatan pembayaran klaim bagi masyarakat

II - 116

RKPD Kabupaten Bandung 2015

miskin (program Jamkesmas dan Gakinda) dimana pada tahun 2013 terdapat klaim rumah sakit bagi masyarakat miskin sebanyak 18.922 klaim, pemberian pelayanan khusus bagi penderita penyakit kronis, dan resiko tinggi untuk masyarakat miskin pada tahun 2013 sebanyak 3.500 KK dan pelayanan kesehatan ibu hamil mulai dari pemeriksaan kehamilan sampai pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. indikator keberhasilannnya adalah cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin telah terealisasi seluruhnya (100%) pada tahun 2013, cakupan pelayanan kesehatan dasar rujukan pasien masyarakat miskin telah terlayani seluruhnya, dan persentase persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan yang berkompeten skala Kabupaten Bandung, pada tahun 2013 mengalami kenaikan menjadi 88,1% atau naik 1,4% dari tahun 2012.

Untuk mencapai sasaran “terkendalinya pertumbuhan penduduk” kegiatan yang dilaksanakan adalah tercapainya pelayanan Keluarga Berencana melalui, pelayanan KB MOP dan MOW, kesepakatan pelayanan dengan medis, pelayanan KB pasca pelayanan, pelayanan terpusat akseptor MO, pertemuan medis teknis, pelayanan pasca persalinan. Dengan indikator keberhasilan adalah Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) sebesar 2,36 tahun 2013.

Untuk mencapai sasaran “meningkatnya keberfungsian sosial bagi PMKS”, hal-hal yang dilaksanakan adalah pelatihan keterampilan bagi PMKS, pendampingan PMKS yang bermasalah secara hukum, penyusunan dokumen terkait, dan lain-lain. Indikator keberhasilannya adalah rata-rata keluarga fakir miskin (PMKS) yang ditangani mampu memiliki kemandirian (ekonomi), rata-rata PMKS mampu mengurus diri sendiri dan menghadapi situasi kritis, rata-rata penyandang cacat yang ditangani berfungsi secara fisik dan rata-rata PMKS yang ditangani mampu berintegrasi sosial.

Untuk mencapai sasaran “meningkatnya kualitas tenaga kerja”, hal- hal yang dilakukan adalah pelatihan keterampilan bagi pencari kerja, kerjasama dengan instansi pendidikan dalam pelatihan khusus tenaga kerja dan akan langsung penempatan, pelaksanaan bursa kerja/job fair, dan kerjasama dengan Kementrans dan pemda kabupaten/kota lain dalam pembinaan/pelatihan/pemberangkatan bagi para transmigran keluar pulau jawa.

Untuk mencapai sasaran “meningkatnya pemenuhan infrastruktur dasar wilayah”, Pemerintah Kabupaten Bandung sejak tahun 2012 meluncurkan Program Raksa Desa (Rumah Layak Huni), Air (Minum dan Air Bersih), Kakus (Sanitasi), Sampah dan Alam, dengan target utama wilayah (desa) dan masyarakat tidak mampu. Indikator keberhasilannya adakah cakupan ketersediaan rumah layak huni yang pada tahun 2013 ditargetkan mencapai 85,65% atau penyelesaian terhadap 712.626 unit rumah di Kabupaten Bandung, Akses aman terhadap air bersih di kawasan perdesaan sebesar 14%, Akses aman terhadap sanitasi sebesar 56%, dan persentase layanan air bersih di pedesaan sudah mencapai 14%.

Selain dengan ketercapaian yang ada pada prioritas pengurangan kemiskinan daerah dan penyandang masalah sosial, terdapat pula beberapa hal yang belum tercapai. Beberapa ketidaktercapaian kinerja pada prioritas ini adalah :

II - 117

RKPD Kabupaten Bandung 2015

1. Data penduduk miskin pada tahun 2013 berubah dari satuan penduduk ke satuan Kepala Keluarga, untuk kebutuhan evaluasi hal ini cukup mengganggu karena sulit untuk melihat keberhasilan prioritas ini dan pencapaian kebutuhan akan penurunan angka kemiskinan.

2. Sebaran penduduk miskin di Kabupaten Bandung berdasarkan capaian daya beli masyarakat Kabupaten Bandung (pengertian BPS Garis Kemiskinan: batas dimana penduduk dengan pengeluaran kurang dari batas tersebut dikategorikan sebagai miskin = penduduk dengan capaian daya beli rendah) dari tahun 2007- 2013, kecamatan dengan ranking daya beli paling rendah di Kabupaten Bandung adalah Kertasari, Pacet, Cikancung, dan Cicalengka tidak pernah berubah.

3. Sesuai dengan RPJMD Kabupaten Bandung tahun 2010-2015, urusan

utama pendukung percepatan penurunan penduduk miskin adalah Urusan Ketenagakerjaan, Sosial, Pendidikan, Perumahan dan Transmigrasi, namun hanya Pendidikan dan Perumahan yang menjadi prioritas.

4. Updating data kemiskinan yang dianggap kurang.

5. Dalam usaha peningkatan penduduk bersekolah di Kabupaten Bandung, untuk tingkatan SD atau sederajat dan SMP atau sederajat berdasarkan APK dan APM mengalami perlambatan.

6. Angka Melek Huruf (AMH) Kabupaten Bandung juga tidak tercapai dari target meskipun hanya 0,05 poin.

7. Penentuan target dalam pelatihan pemberian bantuan dan

penempatan tenaga kerja tidak berdasarkan data keluarga/penduduk miskin (data RLS atau lain-lain) yang resmi.

8. Tidak terealisasinya penempatan calon-calon transmigran ke luar pulau jawa.

Rekomendasi untuk prioritas pengurangan kemiskinan daerah dan penyandang masalah sosial adalah sebagai berikut:

1. Dibutuhkan variasi/terobosan program kegiatan tambahan untuk menekan Laju Pertumbuhan Penduduk sehingga setidaknya LPP Kabupaten Bandung bisa menurun atau setidaknya sama pada tahun- tahun mendatang atau pada tahun 2015 LPP Kabupaten Bandung sebesar 1,5%, contohnya bagaimana menekan angka pernikahan dimana pasangannya masih berusia di bawah 20 tahun;

2. Urusan Pendidikan, dibutuhkan peningkatan cakupan Progam Kejar Paket A, Paket B dan Paket C baik peningkatan jumlah maupun kualitas sehingga Angka Melek Huruf (AMH) Kabupaten Bandung bisa tercapai. 3. Saatnya Kabupaten Bandung berperan dalam updating data kemiskinan

baik secara parsial maupun menyeluruh.

4. Dibutuhkan koordinasi yang lebih intensif dengan pemerintah pusat dan pemerintah kabupaten/kota yang lain, agar penempatan calon-calon transmigran ke luar Pulau Jawa dapat terealisasi.

5. Peningkatan penyelenggaraan program pelatihan dan penempatan tenaga kerja secara terpadu, disamping pendampingan bagi para wiraswasta baru.

II - 118

RKPD Kabupaten Bandung 2015

2.2.5. Peningkatan Pelayanan Sarana dan Prasarana Dasar Wilayah

Dalam dokumen PERBUP RKPD 2015 (Halaman 153-156)