• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Implementasi Program Revitalisasi Pasar Gading Surakarta

1.2. Output-output Kebijakan

Suatu program kebijakan akan berhasil mencapai dampak yang diinginkan apabila output-output kebijakan yang dihasilkan sesuai dengan tujuan dan kelompok sasarannya benar-benar patuh terhadap output-output kebijakan tersebut. Sehingga perhatian pokoknya tertuju pada dampak keputusan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dampak yang dibawa dari program ini akan menentukan tingkat keberhasilan dari program revitalisasi pasar.

Dampak nyata yang telah ditimbulkan oleh program revitalisasi pasar yaitu kondisi fisik bangunan pasar menjadi layak, terciptanya pelayanan kepada konsumen, pedagang lebih nyaman, pemberdayaan perekonomian pedagang meningkat, adanya perlindungan UKM. Dampak yang dibawa oleh program revitalisasi pasar tradisional yang pertama, Kondisi Fisik Bangunan pasar menjadi lebih layak. Dulu sebelum Pasar Gading direvitalisasi kamar mandi kurang nyaman untuk dipakai dan hampir tidak terawat sehingga membuat pengunjung pasar enggan untuk masuk ke dalam kamar mandi, setelah Pasar di revitalisasi kamar mandi menjadi lebih bersih dan lebih baik. Selain itu dulu sebelum pasar direvitalisasi pasar nampak kumuh dan becek juga tidak

jarang apabila hujan yang pertama pasar menjadi bocor, itulah citra pasar tradisional sebelum di revitalisasi, namun setelah adanya revitalisasi pasar tidak becek dan kumuh juga tidak bocor lagi. Kedua, Terciptanya Pelayanan Kepada Konsumen. Terciptanya pelayanan kepada konsumen dalam arti masyarakat atau pembeli juga sudah menjadi nyaman karena tercipta layanan kepada pembeli apalagi didukung kondisi pasar yang menjadi lebih aman membuat pembeli merasa lebih nyaman. Ketiga, Pedagang Lebih Nyaman. Sebelum Pasar Gading direvitalisasi kondisi pasar dulunya semrawut dan tidak tertib, ketidakteraturan dagangan di pasar menyebabkan pedagang kurang leluasa dan nyaman dalam menata dagangannya. Setelah pasar di revitalisasi pasar menjadi lebih tertib dan pedagang merasa lebih nyaman, tertib dalam artian terdapat pembagian zoning kalau dulu pasar tidak teratur sekarang sudah dibagi berdasarkan zoning, misalnya saja untuk sayur-sayuran dan daging-daging. Keempat, Pemberdayaan Perekonomian Pedagang Meningkat. Disamping aman pedagang juga mendapatkan nilai tambah dibandingkan dengan pasar yang lama, karena pasar menjadi lebih ramai daripada sebelum di revitalisasi dulu pasar sepi karena keadaan fisik bangunannya yang kurang mendukung, namun setelah direvitalisasi kondisi pasar menjadi lebih baik dan pasarpun menjadi lebih ramai dikunjungi konsumen. Kelima, Adanya Perlindungan UKM. Perlindungan UKM ditujukan agat pasar tradisional tidak tersaing dengan mall-mall karena persaingan

commit to user

meningkat. Untuk itu pasar tradisional diterapkan hampir menyamai pasar modern, memang planingnya itu pasar tradisional yang atnik pasar modern tapi bukan dalam artian jadi harus jadi pasar modern tetapi mendekati pasar modern, manajemennya dikelola seperti pasar modern baik dalam pengelolaan kebersihan, keamanan, penataan parkir, penataan pedagang, mck. Hal ini seperti yang telah dikemukakan oleh Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan (Kasub Bag) Pasar Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta, Ibu Susi:

“ Dampak nyata kondisi fisik bangunan pasar menjadi layak, pelayanan kepada konsumen dalam arti masyarakat atau pembeli itu kan juga sudah menjadi nyaman tercipta layanan kepada pembeli menjadi lebih nyaman, pedagang lebih nyaman, dalam rangka pemberdayaan tersebut dampak perekonomian bagi

masing-masing pedagang meningkat perekonomiannya

meningkat, dalam rangka perlindungan UKM tidak tersaing dengan mall-mall, karena daya persaingan dari pasar tradisional meningkat.” (Wawancara 08 Desember 2011)

Hal serupa juga diungkapkan oleh Kepala Pasar Gading Surakarta, Bapak Agus:

“ Dampak nyatanya ya ini tadi ternyata setelah pasar direvitalisasi. Setelah direvitalisasi pasarnya kelihatan bersih. Setelah direvitalisasi pasar aman. Setelah direvitalisasi pasar tertib (tertib dalam artian ada pembagian zoning kalau dulukan tidak teratur sekarang sudah dibagi berdasarkan zoning, misalnya untuk sayuran sayuran daging daging). Disamping aman pedagang juga mendapatkan nilai tambah dibandingkan dengan pasar yang lama, dulu ramai tapikan pasarnya kelihatan kumuh sebelum pasar di bangunkan pasar dulu kumuh becek itulah pasar tradisional, pasar tradisional yang lama sebelum revitalisasikan becek kumuh tidak teratur tidak aman tapi setelah direvitalisasi mereka sudah teratur, yang pertama kalau hujan biar tidak bocor sekarang kan sudah tidak bocor kalau ada angin ribut saja pasarnya sudah molak malik, sekarang mereka lebih nyaman lebih terbib aman nyaman, pembagian zoningnya juga

disini pasar tradisional diterapkan hampir menyamai pasar modern, memang planingnya itu pasar tradisional yang atnik pasar modern tapi bukan dalam artian jadi harus jadi pasar modern tidak kita mendekati pasar modern, manajemennya kita kelola pasar modern baik dalam pengelolaan, secara pengelolaan baik kebersihan, keamanan, penataan parkir, penataan pedagang, mck, dan itu dalam rangka pengelolaan sudah berjalan baik.” (Wawancara 13 Desember 2011)

Berikut ini merupakan gambar pembagian zoning sayur dan daging-dagingan:

Gambar IV.5

Los Pedagang Sayur dan Tempat khusus daging

Pada gambar di atas posisi tempat daging-dagingan (ayam, sapi, kambing) berada di belakang los sayuran, tempat daging-dagingan juga berada di ruangan tersendiri yang di batasi oleh tembok sehingga kebersihan pasar dapat tetap terjaga , kesterilan makanan juga dapat terjaga dengan baik.

Adanya dampak nyata dari program revitalisasi pasar mencerminkan pelaksanaan program tersebut sudah sejalan dengan

tujuan dan visi dari diadakannya program revitalisasi pasar, walaupun belum sepenuhnya sejalan dengan tujuan dari diadakannya program revitalisasi pasar. Perlu adanya pembenahan terhadap penataannya yaitu masalah kebersihan pasar, pada dasarnya pasar sudah bersih tetapi masih dperlu dibenahi sehingga dapat diperoleh pasar yang bersih dan nyaman. Sedangkan pelaksanaannya kepada pedagang juga belum sepenuhnya berjalan dengan baik karena aparat pelaksana sedang berusaha mengubah mainset (pola pikir) pedagang yang masih lama, berpikir dengan pola lama sehingga pedagang masih seenaknya, egois, ingin menang sendiri, menata dagangan dengan seenaknya. Mengubah mainset pedagang tidak bisa dengan cepat lalu pedagang akan berpikir secara modern tetapi diperlukan komitmen aparat untuk dapat terus memberikan himbauan kepada pedagang setiap harinya agar mau berubah agar memiliki kesadaran untuk memiliki pasar dan untuk memiliki kesadaran tentang kebersihan lama-kelamaan pedagang akan berubah apabila terus diarahkan dan dihimbau oleh aparat pelaksana. Berikut merupakan penuturan Ibu Susi, Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan (Kasub Bag) Pasar Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta:

“ Pelaksanaan program revitalisasi sudah sesuai dengan tujuan dan juga dari visi yang telah ditetapkan oleh Dinas Pengelolaan Pasar.” (Wawancara 08 Desember 2011)

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Pasar Gading Surakarta, Bapak Agus:

“ Pelaksanaannya kalau pelaksanaannya 100% belum karena kita disini sedang mengubah mainset pedagang (pola pikir) pola pikir pedagang itu yang dulu sampai sekarang itu ya pola pikir pedagang pedagang yang lama, pola pikir pedagang itu masih pola pikirnya itu pedagang masih seenaknya, egois pingin menang sendiri kemudian menata dagangan seenaknya, mengubah mainset pedagang itu yang sulit tapi saya yakin kalau mengubah pola pikir pedagang itu tidak secepat yang kita kira namun ada waktunya.” (Wawancara 13 Desember 2011)

Hal ini juga dijelaskan oleh Sekretaris Paguyuban Pasar Gading Surakarta, Bapak Sumarno:

“ Ya sedikit banyak sudah tapi juga banyak yang belum artinya kan mungkin dari penataan sendiri yaitu kebersihannya mungkin sudah cukup, tetapi masih perlu terus dibenahi karenakan terkait dengan pasar yang bersih dan nyaman dan rapi itu masih perlu dibenahi juga.” (Wawancara 13 Desember 2011)

Tercapainya tujuan dari program revitalisasi pasar tradisonal juga dipengaruhi oleh perubahan perilaku pedagang. Beberapa pedagang masih sulit diubah pola berpikirnya dengan mempertahankan pola berpikir mereka yang lama yang masih egois dan seenaknya. Namun tidak semua pedagang memiliki pola berpikir yang lama, banyak pedagang yang sudah bisa berubah dengan menyesuaikan penataan dagangannya dengan keberadaan pasar, adanya pengarahan yang diberikan kepada pedagang membantu pedagang untuk menata dagangannya sesuai dengan tata letak pedagang dengan keberadaan pasar setelah direvitalisasi. Selama pasar direvitalisasi Dinas Pengelolaan Pasar juga memberikan pengarahan dan pelatihan kepada para pedagang dan juga pengurus paguyuban, jadi sejalan fisiknya di bangun mainsetnya juga dibangun, harapan dari Dinas Pengelolaan

commit to user

Pasar dengan mengadakan pengarahan dan pelatihan yaitu mainset yang dibentuk nantinya dapat mendukung program revitalisasi pasar. Adanya pengarahan dan pelatihan secara bertahap akan mengubah pola pikir pedagang mulai dari perubahan kebersihannya dan juga higienitasnya sudah berangsur-angsur mulai diterapkan. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan (Kasub Bag) Pasar Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta, Ibu Susi:

“ Selama ini disamping kita lakukan revitalisasi juga kita lakukan pengarahan dan pelatihan jadi sejalan fisik kita bangun mainsetnya juga kita dibangun jadi harapan kita, kita kerja sudah baik sudah bisa mendukung revitalisasi pasar mainsetnya kita bentuk, itu kita lakukan setiap tahun. Kita bekerjasama dengan kementrian perdagangan. Sejauh mana dia berubah dia sudah mulai secara bertahap dia sudah mulai berubah kebersihannya, higienitasnya dia sudah mulai menerapkan meskipun sebelum diklat.” (Wawancara 08 Desember 2011)

Hal tersebut juga didukung oleh Staff Bidang Kebersihan dan Pemeliharaan Pasar Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta, Bapak Suhardi:

“ Kalau perubahannya pedagang menyesuaikan dengan keberadaan pasar dengan adanya sosialisasi dari dinas pasar sosialisasi-sosialisasi itu perlu sekali jadi disampaikan pasar-pasar tradisional harusnya berubah penataannya penataan dagangannya jangan sampai seperti yang kemarin.” (Wawancara 06 Desember 2011)

Berikut disajikan gambar penataan dagangan setelah diadakan pelatihan dan pengarahan:

Gambar IV.6

Zoning sayuran, bumbu dapur dan tahu

Dari gambar diatas nampak pedagang sudah mulai dapat menyesuaikan diri dengan kondisi pasar setelah di revitalisasi, mungkin belum seluruhnya memahami tentang penataan dagangan yang baik, namun sebagian besar dari pedagang sudah mulai dapat memahami dan berhasil menata dagangannya dengan baik. Sehingga dapat terjaga kebersihan dan kehigienisan setiap dagangan.

Dari keterangan tersebut nampak bahwa implementasi program revitalisasi pasar tradisional belum sepenuhnya berjalan sesuai dengan tujuan dari program revitalisasi pasar tradisional, karena masih adanya pedagang yang belum memahami dan belum mampu mengubah pola berpikir mereka, sehingga masih ditemukan pedagang yang egois, mau menang sendiri, tidak menata dagangannya sesuai dengan pembagian zoning yang dilakukan oleh Dinas Pengelolaan Pasar, oleh karena itu diperlukan pengarahan lagi terhadap pedagang agar pedagang

sepenuhnya memahami dan mulai memiliki pasar sehingga pasar tetap terjaga kebersihannya dan kehigienitasannya, agar konsumen juga lebih tertarik kembali untuk dapat mengunjungi pasar tradisional.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi Program Revitalisasi

Dokumen terkait