• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi Program Revitalisasi Pasar Gading

2.1. Standar dan Sasaran Kebijakan

Standar dan sasaran kebijakan yang telah dibuat akan mendukung keberhasilan Program Revitalisasi Pasar Tradisional. Apabila standar dan sasaran kebijakan sudah jelas dan terukur maka implementasi program revitalisasi juga dapat direalisir. Namun apabila standar kebijakannya kabur dan tidak jelas maka akan mudah menimbulkan konflik antara aparat pelaksana. Faktor standar dan sasaran, untuk menentukan keberhasilannya maka dapat dilihat melalui indikator-indikator yang digunakan untuk menilai kinerja, banyaknya pasar yang ditargetkan untuk diselesaikan, pasar yang telah selesai telah

memenuhi tujuan program dan kemajuan yang ada setelah pasar direvitalisasi.

Standar dan sasaran kebijakan yang baik harus memiliki indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dan tujuan dari kebijakan tersebut. Program revitalisasi pasar tradisional memiliki indikator tersendiri yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dan tujuan program revitalisasi pasar tradisional, indikator tersebut didasarkan atas SOP, karena Dinas Pengelolaan Pasar telah memiliki SOP maka untuk operasional pasar sudah diatur dalam SOP, sehingga SOP sudah cukup untuk melakukan penilaian terhadap kinerja dari implementasi revitalisasi pasar tradisional. Sedangkan indikator lain yang dapat digunakan untuk menilai kinerja dari implementasi revitalisasi pasar tradisional yaitu jumlah pedagang, jumlah pembeli, perputaran peredaran uang yang ada di pasar dan efektivitas operasional pasar. Jumlah pedagang berkaitan dengan potensi yang dimiliki oleh pasar yaitu potensi los kios yang ada, jadi ketika los kios yang dibangun menimbulkan banyak peminat untuk para pedagang berarti sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan dari program revitalisasi pasar tradisional sehingga nanti impactnya sampai pada peningkatan ekonomi kerakyatan. Jumlah pembeli juga akan ikut mempengaruhi kinerja dari program revitalisasi pasar tradisional karena besarnya minat pembeli untuk berkunjung ke pasar akan sangat mempengaruhi keberhasilan program revitalisasi dan mewujudkan peningkatan

commit to user

ekonomi kerakyatan untuk pedagang. Perputaran peredaran uang yang ada di pasar juga dapat menunjukkan bahwa peningkatan ekonomi kerakyatan yang menjadi tujuan dari program revitalisasi pasar tradisional sudah dapat berjalan dengan baik. Dan indikator yang terakhir adalah efektivitas operasional pasar, apabila pasar yang direvitalisasi sudah dapat melaksanakan operasional pasar yang ditetapkan dan berjalan dengan efektif maka kinerja dari implementasi program revitalisasi pasar tradisional sudah berjalan dengan baik. Berikut penjelasan Ibu Susi selaku Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan (Kasub Bag) Pasar Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta:

“ Dinas itukan punya SOP jadi operasional pasar sudah kita atur di dalam SOP. Jadi SOP sudah cukup menilai. Indikator yang lain uang dapat digunakan adalah:

a. Indikator operasional pasar SOP. SOP digunakan untuk menilai kinerja b.Jumlah pedagang.

Jadi jumlah pedagang itu berkaitan dengan potensi. Potensi los kios yang ada Jadi ketika los kios itu dibangun banyak peminat untuk pedagang berarti baik sesuai dengan tujuan.

Nanti impactnya sampai pada peningkatan ekonomi

kerakyatan. c. Pembeli.

Sejauh mana peningkatan pembeli

d.Perputaran peredaran uang yang ada di pasar.

e. Efektivitas operasional pasar.” (Wawancara 08 Desember 2011)

Setelah disusun indikator-indikator yang akan digunakan untuk mengukur kinerja dan tujuan dari implementasi revitalisasi pasar tradisional selanjutnya Dinas Pengelolaan Pasar perlu menetapkan

Surakarta sendiri terdapat 43 pasar yang tersebar hampir di seluruh kelurahan, namun ke- 43 pasar tersebut tidak dapat direvitalisasi secara bersama-sama karena keterbatasan anggaran, aparat pelaksana dan juga tenaga yang lainnya. Pemerintah Kota sendiri menargetkan untuk dapat merevitalissi semua pasar tradisional yang ada di Kota Surakarta yang berjumlah 43 pasar. Sejauh ini pasar yang telah selesai di implementasikan berjumlah 7 pasar. Setiap tahunnya Pemerintah Kota Surakarta menargetkan 2-3 pasar untuk direvitalisasi, namun karena keterbatasan anggraran terkadang melenceng dari target yang telah ditetapkan sehingga tidak dapat memenuhi target. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Suhardi selaku Staff Bidang Kebersihan dan Pemeliharaan Pasar Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta:

“ Masih banyak sekali dari 43 baru ada 7 pasar yang selesai, setiap tahun kalau bisa 2-3 pasar yang direvitalisasi namun karena pengaruh anggaran sehingga tidak bias dilaksanakan. Tiap tahun tidak pasti kemarin hanya pucang sawit cuma satu yang lain hanya rehab-rehab, pasar ayu 1 tahun harusnya selesai tapi jadi 3 tahun, tahun besuk baru selesai.” (Wawancara 06 Desember 2011)

Hal ini juga ditegaskan oleh Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan (Kasub Bag) Pasar Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta, Ibu Susi:

“ Untuk tahun 2011, sisa dari ke-43 pasar akan direvitalisasi dengan jumlah dana sebesar 20.983.833.000.” (Wawancara 08 Desember 2011)

Pemerintah Kota Surakarta memang telah menetapkan target pasar yang akan direvitalisasi setiap tahunnya, namun keterbatasan dana

commit to user

menjadi salah faktor utama yang mempengaruhi terhambatnya implementasi program revitalisasi pasar tradisional yang ada di Surakarta, jumah APBD belum cukup untuk dapat menyelesaikan revitalisasi 2-3 pasar tradisional setiap tahunnya, sehingga diperlukan prioritas untuk merevitalisasi pasar tradisional yang benar-benar sudah cukup memprihatinkan keadaan pasarnya agar anemo masyarakat untuk berkunjung menjadi meningkat.

Pasar Gading merupakan salah satu pasar tradisional yang telah selesai direvitalisasi. Pasar Gading dapat dikatakan telah memenuhi tujuan dari diadakanya program revitalisasi pasar tradisional, Pasar Gading yang dulunya kumuh sekarang setelah direvitalisasi berubah menjadi pasar tradisional yang bersih dan tertib. Bahkan Pasar Gading telah menjadi percontohan pasar tradisional, selain karena fisiknya yang sudah layak kemudian tempat-tempat dasarannya juga telah sesuai dengan standar, dapat kita lihat dari meja-meja dasarannya yang sudah steenleis yang mengarah ke higienis, selain itu tingkat kebersihannya juga selalu terjaga, ketertiban dan kerapian dari cara menata barang dagangan sudah kategori tertib, pedagang sudah memperhatikan teknik menata barang dagangannya dan kualitasnya juga sudah diperhatikan, sampai pada kostum pedagang yang sudah memakai celemek. Berikut penuturan Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan (Kasub Bag) Pasar Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta, Ibu Susi:

commit to user

layak kemudian tempat-tempat dasarannya juga sudah sesuai dengan standar kalau dilihat di lapangan meja-meja dasarannya sudah model steenleis hal tersebut mengarah ke higienis. kemudian tingkat kebersihan disana selalu terjaga, ketertiban, kerapian dari cara menata dagangan sudah kategori tertib, pedagang sudah memperhatikan teknik menata barang dagangan dan kualitasnya dia perhatikan kemudian higienitasnya dia perhatikan, kemudian sampai pada kostumnya dia sudah perhatikan dengan memakai celemek.” (Wawancara 08 Desember 2011)

Hal ini juga diungkapkan oleh Kepala Pasar Gading Surakarta, Bapak Agus:

“ Yang jelas sudah dulu kan pasarnya pasar lama dan kumuh setelah direvitalisasi sudah sepenuhnya dibangun pasar lamanya sudah tidak ada.” (Wawancara 13 Desember 2011)

Sudah sesuainya revitalisasi Pasar Gading dengan tujuan dari implementasi revitalisasi pasar tradisional juga membawa kemajuan-kemajuan yang ada di Pasar Gading yaitu jumlah pedagang yang meningkat, jumlah pembeli yang meningkat, menjadi proyek percontohan, perputaran uangnya meningkat, status pasar yang meningkat. Jumlah pedagang yang meningkat juga diikuti oleh jenis dagangan yang mengalami peningkatan, pedagang-pedagang yang dulunya hanya menawarkan sedikit dagangan sekarang telah berubah menjadi lebih besar dan bervariasi, adanya banyak pedagang beserta dagangannya menyebabkan pembeli yang datangpun juga lebih banyak daripada sebelum pasar direvitalisasi. Selain itu kemajuan yang lain dari Pasar Gading adalah terpisahkannya pakaian dan kebutuhan pokok sehari-hari, sebelum direvitalisasi pedagang pakaian bercampur dengan

atas khusus untuk rombengan dan di lantai bawah digunakan untuk pedagang yang berjualan kebutuhan pokok sehari-hari (sayur, buah, daging, jajanan pasar, dll). Hal tersebut disampaikan oleh Bapak Sumarno sebagai Sekretaris Paguyuban Pasar Gading Surakarta:

“ Kemajuannya sekarang terpisahkan zoningnya misalnya untuk pakaian posisi di atas dulukan campur dibawah semua sekarang pakaian khusus, untuk rombeng khusus di lantai atas dan untuk kebutuhan sehari-harikan dibawah.” (Wawancara 13 Desember 2011)

Hal yang sama juga diutarakan oleh Bapak Agus selaku Kepala Pasar Gading Surakarta:

“ Pasar Gading ini setelah pasar diresmikan kita tetap menjaga pasar ini tetap eksis, pada umumnya pasar tradisional yang direvitalisasi menggunakan lantai 2 pada umumnya dimanapun pasar itu keadaanya sepi tapi kita lihat di Pasar Gading ini ada kemajuan, kemajuan itu dapat dilihat dari penataan PKL di wilayah jl.veteran yang berhasil diarahkan ke Pasar Gading. Pasar Gading yang dulu dikenal dengan pasar rombengan itu kita ambil kembali setelah direvitalisasi ini kita kelola kembali, rombengan itu kita naikkan ke atas ditambah dengan penataan PKL yang di sekitar lingkungan jalan veteran kita masukkan disini.” Wawancara 13 Desember 2011)

Hal ini juga diungkapkan Staff Bidang Kebersihan dan Pemeliharaan Pasar Dinas Pengelolaan Surakarta, Bapak Suhardi:

“ Kemajuan Pasar Gading besar sekali terutama dari segi pedagang yang sekarang sudah berubah, terutama dagangannya dari yang dulu kecil sekarang menjadi besar, pendapatannyapun mengalami peningkatan kemungkinan distribusi seperti itu. Diluar sebelah utara kalau malam dipakai kuliner malam, diatas lama-lama menjadi penuh dulu hanya sebagian sebelah barat jadi kadang-kadang bangun pasar 2 tingkat kadang-kadang yang atas belum laku tapi lama-lama laku.” Wawancara 08 Desember 2011)

commit to user

Hal tersebut juga dibenarkan oleh Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan (Kasub Bag) Pasar Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta, Ibu Susi:

“ Kemajuan di Pasar Gading, yaitu: a. Jumlah pedagang meningkat b.Jumlah pembeli meningkat

c. Kemudian menjadi proyek percontohan d.Perputaran uangnya meningkat

e. Bahkan dengan adanya peningkatan-peningkatan itu tadi

menjadikan status kelas pasarnya juga meningkat.”

(Wawancara 08 Desember 2011)

Hal ini juga diungkapkan oleh Pedagang Ayam Pasar Gading Surakarta, Ibu Waliyem:

“Setelah adanya revitalisasi Pasar Gading jumlah pembeli lebih meningkat dan pendapatannya juga lebih banyak saat ini, karena

pasar lebih bersih sehingga pengunjung meningkat.”

(Wawancara 01 Februari 2012)

Hal yang senada juga diungkapkan oleh Pedagang Kelontong Pasar Gading Surakarta, Ibu Yani:

“Jumlah pembeli setelah pasar direvitalisasi meningkat dan pendapatan yang diperolehpun juga ikut meningkat.” (Wawancara 01 Februari 2012)

Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Pedagang sayuran Pasar Gading Surakarta, Ibu Raji:

“Pembeli meningkat tetapi pendapatan yang diterima cenderung stabil, namun juga ada peningkatan walaupun sedikit.” (Wawancara 01 Februari 2012)

Tabel IV.1

Jumlah Los, Kios, Dasaran dan Pedagang Sebelum Revitalisasi

Nama Pasar Jumlah Jumlah Pedagang

Los Kios Dasaran Los Kios Dasaran

Tabel IV.2

Jumlah Los, Kios, Dasaran dan Pedagang Setelah Revitalisasi

Nama Pasar Jumlah Jumlah Pedagang

Los Kios Dasaran Los Kios Dasaran

Pasar Gading 192 72 125 204 75 125

Sumber: Dinas Pengelolaan Pasar

Dari tabel diatas nampak jelas bahwa terjadi peningkatan jumlah pedagang yang ada di Pasar Gading, namun tidak semuanya mengalami peningkatan jumlah pedagang. Penurunan nampak dari pedagang dasaran, setelah revitalisasi terjadi penurunan pedagang dasaran karena sebagian pedagang dasaran telah pindah untuk menempati los yang ada, sehingga jumlah pedagang yang menempati los dan kios sekarang menjadi bertambah banyak, peningkatan pedagang tidak hanya terjadi karena adanya pedagang yang pindah dari dasaran ke los dan kios, namun juga karena adanya pedagang-pedagang baru yang masuk setelah Pasar Gading direvitalisasi. Keadaan pasar yang lebih baik menarik minat PKL yang ada disekitar jalan veteran untuk berjualan di Pasar Gading, sehingga dari situlah jumlah pedagang yang sekarang ada di Pasar Gading bertambah banyak dibandingkan sebelum revitalisasi.

commit to user Gambar IV.7

Pembagian Zoning Dagangan

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 3 Januari 2012, Lantai 1, Pasar Gading Surakarta Dari gambar diatas nampak kemajuan dari Pasar Gading setelah direvitalisasi terdapat pembagian zoning untuk pedagang, untuk lantai 1 (lantai bawah) merupakan zoning untuk pedagang grabadan, buah, sayur, bumbu-bumbu dapur, telur, kelapa, daging gilingan dan arang. Sedangkan zoning untuk lantai 2 (lantai atas) merupakan zoning pakaian atau yang biasa disebut rombengan. Adanya pembagian zoning membuat pasar lebih higienis dan juga nampak bersih dan rapi.

Berdasarkan uraian dapat dijelaskan bahwa indikator yang dapat digunakan untuk menentukan kinerja dari implementasi program revitalisasi pasar tidak hanya berasal dari SOP yang ada pada Dinas Pengelolaan Pasar saja tetapi juga dipengaruhi oleh indikator-indikator yang lain yang dapat digunakan untuk mendukung kinerja dari implementasi revitalisasi pasar tradisional. Jumlah pedagang, jumlah

operasional pasar menjadi faktor pendukung untuk dapat mengukur kinerja implementasi program revitalisasi pasar untuk dapat memenuhi tujuan dari program tersebut.

Indikator merupakan tolok ukur untuk dapat mengetahui kinerja dari implementasi program revitalisasi pasar tradisional, sedangkan program tersebut akan diimplementasikan pada seluruh pasar, yang menjadi masalahnya adalah ketika seluruh pasar ditargetkan untuk direvitalisasi tetapi APBD yang dimiliki oleh Kota Surakarta belum mampu untuk merevitalisasi 2-3 pasar yang ditargetkan untuk direvitalisasi setiap tahunnya. Perlu kerja keras dari Pemerintah Kota dan Dinas Pengelolaan Pasar untuk dapat mengatasi hal tersebut, meskipun dengan anggaran yang kurang mencukupi namun implementasi program revitalisasi pasar tetap mampu dilaksanakan walaupun waktu pelaksanaan yang molor. Melihat dana APBD yang kurang mencukupi Pemerintah Kota perlu memikirkan kembali target pasar yang harus direvitalisasi setiap tahunnya, 1 atau 2 pasar tradisional setiap tahunnya sudah cukup melihat keterbatasan APBD.

Sedangkan untuk pasar yang telah selesai direvitalisasi yaitu Pasar Gading telah dapat memenuhi tujuan dari program revitalisasi pasar tradisional dengan menyajikan kondisi fisik bangunan menjadi lebih layak, dan terciptanya pemberdayaan perekonomian pedagang, selain itu Pasar Gading juga telah berhasil menjadi pasar percontohan bagi pasar tradisional yang lainnya. Selain mampu memenuhi tujuan

dari diadakannya program revitalisasi pasar tradisional, Pasar Gading juga memiliki banyak kemajuan dibandingkan dengan pasar sebelum direvitalisasi, saat ini sudah ada pembagian zoning yang jelas sehingga pasar lebih rapi, bersih dan higienis.

Dokumen terkait