• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi Program Revitalisasi Pasar Gading

2.3. Sumber Daya

Sumber daya merupakan salah satu indikator dalam menentukan keberhasilan kebijakan ataupun program, baik sumber daya manusia ataupun juga sumber daya non-manusia. Dalam implementasi program revitalisasi pasar tradisional juga memerlukan sumber daya baik dana, alat maupun juga manusia yang akan sangat mempengaruhi keberhasilan implementasi program. Beberapa unsur dari sumber daya sebagai penentu keberhasilan program revitalisasi Pasar Gading, yaitu:

commit to user a. Aparat Pelaksana

Sumber daya utama dalam implementasi kebijakan adalah

aparat pelaksana (pegawai). Pada saat kebijakan sudah

diimplementasikan penyebab adanya ketidakberhasilan dari

implementasi tersebut disebabkan oleh pengetahuan dan penguasaan aparat yang tidak memadai dan tidak kompeten, selain itu karena jumlah aparat pelaksana yang tidak mencukupi.

Dalam pelaksanaan program revitalisasi Pasar Gading ditangani Dinas Pengelolaan Pasar yang ditunjuk Pemerintah Kota Surakarta, dibantu oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan yang didaulat oleh Kementerian Perindustrian dan Perdagangan, untuk selanjutnya pelaksanaan implementasi program revitalisasi pasar untuk memudahkan pengawasannya dibantu oleh Kepala Pasar. Kepala Pasar Gading Surakarta yang ditunjuk disesuaikan dengan tingkat keahliannya, Pasar Gading merupakan pasar klas 2A , pasar klas 2A diampu oleh pegawai yang tingkat pendidikannya S1 dan telah mendapatkan diklat sehingga Kepala Pasar Gading Surakarta mampu mengimplementasikan program revitalisasi pasar sesuai dengan tujuan program. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan (Kasub Bag) Pasar Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta, Ibu Susi:

“ Kepala pasar ditunjuk untuk mengelola Pasar Gading. Kepala pasar ditunjuk sudah di sesuaikan dengan tingkat keahliannya. Jadi untuk kelas pasar tingkat 2 A diampu oleh

pangkat golongannya juga sudah memenuhi, selain itu sudah mendapatkan berbagai diklat, sertifikasi diklat sehingga kepala pasar mampu mengimplementasikan revitalisasi pasar agar sejalan dengan visi yang diharapkan.” (Wawancara 08 Desember 2011)

Berbeda dengan Ibu Susi, Ibu Tendra selaku Kepala Seksi Pemberdayaan dan Pembinaan Pedagang Dinas Pengelolaan Pasar mengungkapkan bahwa sejauh ini dalam Dinas Pengelolaan Pasar setiap pegawainya memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda mulai dari SD hingga Sarjana, untuk pegawai yang berlatar belakang sarjana tidak sulit untuk melaksanakan tugasnya namun untuk pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan yang kurang tinggi kurang dapat memahami, sehingga kurang optimal. Perlu adanya pembinaan dan bimbingan untuk staff-staff dan jajaran pada Dinas Pengelolaan Pasar mulai dari pegawai ditingkat bawah hingga Kepala Pasarnya, berikut penuturannya:

“ Memang harus menguasai karena diharapkan menguasai, tapikan sejauh ini pegawai DPP itu latar belakang pendidikan mereka kan bermacam-macam ada yang SD dan

SMP, background pendidikannya kurang tinggi

menyebabkan pegawai kurang memahami jadi selama ini kurang optimal. Maka dari itu tugas dinas untuk memberikan pembinaan pembimbingan pada staff-staff dijajaran dinas pasar dari mulai yang bawah sampai kepala pasarnya itu.” (Wawancara 08 Desember 2011)

Sedangkan jumlah aparat pelaksana yang ada sudah dapat memenuhi jumlah yang diperlukan selama implementasi program revitalisasi pasar tradisional. Hal ini seperti yang diungkapkan

commit to user

Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan (Kasub Bag) pasar Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Surakarta, Ibu Susi:

“ Selama pelaksanaan revitalisasi pasar tradisional khususnya di Pasar Gading secara kuantitas sudah cukup dapat memenuhi sesuai dengan bidang masing-masing.” (Wawancara 08 Desember 2011)

Dari wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa masih terdapat pegawai yang kurang menguasai dan memahami tujuan dari program revitalisasi pasar tradisional dikarenakan kurangnya pengetahuan dan tingkat pendidikan yang masih rendah, walaupun disamping itu juga terdapat pegawai-pegawai yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidangnya, diharapkan perlu adanya pembinaan dan diklat kepada seluruh pegawai agar setiap pegawai paham terhadap program revitalisasi pasar tradisional.

b. Dana

Dana yang digunakan untuk revitalisasi Pasar Gading berasal dari APBN dan APBD, pembangunan Pasar Gading dibantu oleh Kementerian Perindustrian dan Perdagangan oleh karena itu dalam pembangunannya mendapatkan bantuan dana dari APBN, dana yang berasal dari APBN untuk pembangunan Pasar Gading kurang lebih sebesar RP 6,5 Milyar, ditambah dari APBD Tk. I sebesar Rp 500 juta dan ditambah lagi dari APBD Tk. II sebesar Rp 40 juta. Apabila hanya mengandalkan dana dari APBD saja tidak

program revitalisasi Pasar Gading, adanya bantuan dari Kementerian Perindustrian dan Perdagangan sangat membantu Pemerintah Kota Surakarta dalam merevitalisasi Pasar Gading. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan (Kasub Bag) Pasar Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta, Ibu Susi:

“ Karena keterbatasan APBD jadi belum. Karena kemampuan APBD kota itu kan terbatas dan kebutuhannya juga luar biasa. Jadi idealnya kalau untuk mencapai idealnya belum. Karena biaya operasional pasar kan tinggi, untuk kebersihan saja sudah luar biasa, belum pemeliharaan pasarnya. Itu memang masih kategori kurang.” (Wawancara 08 Desember 2011)

c. Data

Data merupakan informasi yang penting untuk dapat memantau perkembangan di lapangan dan untuk melihat kinerja dari implementasi program revitalisasi pasar tradisional, tanpa adanya data yang cukup tepat dan akurat akan menyulitkan aparat pemerintah untuk melakukan pengawasan lapangan. Data yang diperoleh berupa laporan, laporan tersebut ada yang sifatnya bulanan, triwulan sampai laporan akhir tahun, setelah itu dilakukan laporan kinerja. Sehingga data-data yang diperoleh sejak awal dari Pasar Gading sudah akurat dan valid. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan (Kasub Bag) Pasar Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta, Ibu Susi:

commit to user

“ Laporan kan ada yang sifatnya bulanan, triwulan sampai pada nanti akhir tahun, itu kita lakukan laporan kinerja, jadi sejak awal untuk data-data kita akurat dan valid.” (Wawancara 08 Desember 2011)

d. Fasilitas

Fasilitas merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan implementasi kebijakan. Fasilitas yang ditawarkan di pasar tradisional akan menarik minat pembeli untuk berkunjung ke pasar tradisional, semakin baik fasilitas yang ada akan membuat para pembeli merasa nyaman berada dalam pasar. Fasilitas yang disediakan di Pasar Gading yaitu hydrant, mushola, apar, area bebas rokok, MCK. Berikut penuturan oleh Bapak Agus selaku Kepala Pasar Gading Surakarta:

“ Untuk fasilitas disini yang jelas sudah, fasilitas yang ada dipasar ini seperti hydrant, mushola, apar, area bebas rokok, MCK.” (Wawancara 13 Desember 2011)

Hal ini juga diungkapkan oleh Staff Bidang Kebersihan dan Pemeliharaan Pasar Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta, Bapak Suhardi:

“ Fasilitas di Pasar Gading hydrant, pemadam kebakaran, air minum ada, kamar mandi, kantor pak lurah, apar juga ada.” (Wawancara 06 Desember 2011)

Hal ini juga dibenarkan oleh Sekretaris Paguyuban Pasar Gading Surakarta, Bapak Sumarno:

“ Ya paling ada tambahan mck dulukan cuma 2 sekarang ada 4 lokasi titik, ada mushola juga terus kemudian ada kantor paguyuban juga, ada kantor paguyuban juga. Itu kebutuhan yang ditambahi setelah dibangun.” (Wawancara 13

commit to user

Berikut merupakan gambar dari fasilitas-fasilitas yang ada di Pasar Gading :

Gambar IV.8 Gambar IV.9

Gambar IV.10 Gambar IV.11

Gambar IV.12 Gambar IV.13

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 3 Januari 2012, Lantai 1, Pasar Gading Surakarta Keterangan:

Gambar IV.8 kamar mandi yang dipisahkan antara pria dan wanita dilengkapi hydrant dan apar

Gambar IV.10 smoking area tampak dari samping berada di depan pintu masuk Pasar Gading

Gambar IV.11 APAR yang digunakan saat keadaan darurat

Gambar IV.12 PPPK yang berisikan obat-obatan untuk pertolongan pertama

Gambar IV.13 kotak sumbang saran untuk menerima kritik dan saran

Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa seluruh fasilitas yang disediakan di Pasar Gading bisa dimanfaatkan oleh pedagang maupun pembeli. Kamar mandi yang dulunya hanya berjumlah 2 sekarang bertambah menjadi 4 buah, 2 terdapat di lantai atas dan 2 di lantai bawah yang telah dilengkapi dengan hydrant dan apar. Sedangkan mushola hanya terdapat di lantai atas bila mungkin ada pedagang dan pembeli yang akan beribadah tidak perlu lagi meninggalkan pasar cukup beribadah di mushola yang telah disediakan. Dan untuk pembeli yang mungkin ingin merokok, saat ini telah disediakan ruangan khusus untuk pembeli ataupun juga pedagang yang ingin merokok, ruangan tersebut berada sebelum pintu masuk pasar dan tertutup, sehingga dagangan tetap terjaga higienitas dan kebersihanya. Selain itu pasar juga menyediakan apar yang dapat digunakan sewaktu-waktu bila keadaan darurat, apar dapat digunakan sesuai petunjuk yang tertera pada tabungnya. Jika mungkin ada pembeli maupun pedagang yang sakit, Pasar Gading juga menyediakan pppk yang dapat digunakan sebagai pertolongan pertama. Apabila terdapat kritik maupun saran untuk perbaikan Pasar Gading, peningkatan pelayanan ataupun mungkin keluhan

ketidaknyamanan Pasar Gading telah membuat kotak sumbang saran yang dapat digunakan oleh pembeli ataupun juga pedagang untuk menyampaikan aspirasinya sehingga dapat ditampung dan digunakan untuk perbaikan Pasar Gading kearah yang lebih baik lagi.

Semua sumber daya yang ada akan sangat mendukung keberhasilan implementasi revitalisasi Pasar Gading, tanpa adanya salah satu dari keempat indikator diatas akan membuat implementasi program revitalitasi pasar tidak akan berjalan dengan baik. Perlu adanya keselarasan antara keempat indikator diatas. Khususnya bagi aparat pelaksana diperlukan komitmen dalam melaksanakan tugasnya, agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik sehingga apa yang dihasilkanpun juga dapat maksimal dan sesuai tujuan dari diadakannya program revitalisasi pasar tradisional. Mungkin memang belum seluruh pegawai Dinas Pengelolaan Pasar paham terhadap tujuan dari program revitalisasi pasar, oleh karena itu perlu diadakan lagi pembagian tugas yang sesuai dengan kemampuan masing-masing pegawai dan disertai dengan pelatihan-pelatihan dan juga diklat-diklat untuk para pegawai sehingga pegawai dapat lebih memahami tugasnya dan dapat melaksanakannya dengan baik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dokumen terkait