• Tidak ada hasil yang ditemukan

21%Sarana dan

4.6. Strategi Penetrasi Pasar Domestik Berdasarkan Aspek Sosial Ekonomi yang Berpengaruh dengan Model Pendekatan Bayesian

4.6.2. Pasar Bitung

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan pendekatan Bayesian diketahui bahwa untuk meningkatkan pangsa pasar di pasar domestik Bitung konsumennya dari rumah tangga dengan komoditas dan bahan baku dalam bentuk segar. Konsumen rumah tangga mendapatkan komoditas dan bahan baku tersebut dari pengecer, dimana pengecer membeli dari nelayan yang menggunakan armada penangkapan 10 GT seperti pada gambar berikut.

Gambar..Strategi Penetrasi Pasar Ambon dengan Menggunakan Pendekatan Bayesian

Jika dikaitkan dengan aspek sosial ekonomi, maka faktor yang berpengaruh terhadap tingkat konsumsi pasar domestik adalah pendapatan, harga ikan, ketersediaan ikan, jumlah penduduk dan selera makan ikan. Kelima faktor tersebut saling mempengaruhi satu sama lain. Jika harga ikan yang di pasaran terjangkau, maka dengan pendapatan yang dimiliki konsumen rumah tangga akan membeli ikan tersebut untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Selera makan ikan sangat mempengaruhi rumah tangga dalam mengkonsumsi ikan, apakah ikan yang dikonsumsi tersebut dalam bentuk segar maupun olahan. Oleh karena itu, strategi penetrasi pasar yang perlu diperhatikan pada pasar Bitung adalah bagaimana meningkatkan kepekaan terhadap dinamika selera (preferensi) konsumen. Hal ini sangat diperlukan, karena preferensi/selera konsumen sangat mempengaruhi tingkat konsumsi ikan di wilayah tersebut.

103 Tabel . Strategi Penetrasi Pasar Ambon dan Domestik

No. Aspek Teknis Strategi

1. Pasar Domestik

Sosialisasi secara intensif dan kontinu terkait kampanya makan ikan melalui program safari gemarikan dan bazar produk perikanan serta lomba masak menggunakan bahan dasar ikan. Kampanye dan bazar merupakan sarana yang efektif untuk memperluas serapan pasar domestik untuk mempromosikan produk-produk perikanan.

2. Konsumen

Meningkatkan kepekaan terhadap dinamika selera (preferensi) konsumen sehingga tingkat konsumsi konsumen terhadap tuna semakin meningkat baik dalam bentuk segar maupun olahan.

3. Komoditas, bahan baku, suplier, jenis armada

Peningkatan terhadap kualitas bahan baku dan komoditas yang digunakan melalui pelatihan terkait handling ikan di atas kapal, serta sosialisasi terkait penggunaan alat tangkap agar sumberdaya tuna tetap terjaga ketersediaan dan kelestariannya.

104 Tabel.. Sintesa Kondisi dan Strategi Penetrasi Pasar Domestik dengan Menggunakan Pendekatan Bayesian Berdasarkan Aspek Teknis dan Aspek

Sosial Ekonomi

Hierarki Aspek Teknis Aspek Sosial Ekonomi Strategi

Pasar

Ambon

Pasar domestik konsumsi tuna adalah kota Ambon dan Bitung, dengan

probabilitas masing-masing sebesar 60% dan 40%. Kota Ambon memiliki

probabilitas lebih besar karena tingkat konsumsi masyarakat ambon terhadap komoditas tuna cukup besar, hal ini juga didukung oleh kondisi sumberdaya yang dimiliki sehingga masyarakat dapat dengan mudah untuk mendapatkan komoditas tersebut.

Faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi permintaan tuna di pasar domestik Ambon adalah pendapatan, harga ikan,

ketersediaan ikan dan selera makan ikan masyarakat di kota Ambon. Aspek yang paling berpengaruh terhadap permintaan tuna di pasar Ambon adalah jumlah

pendapatan yaitu sebesar 29%. Sosialisasi secara intensif dan kontinu terkait kampanya makan ikan melalui

program safari gemarikan dan bazar produk perikanan serta lomba masak

menggunakan bahan dasar ikan. Kampanye dan bazar merupakan sarana yang efektif untuk memperluas

serapan pasar domestik untuk mempromosikan produk-produk

perikanan. Bitung

Faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi permintaan tuna di pasar domestik Bitung adalah jumlah penduduk, pendapatan, harga ikan, ketersediaan ikan dan selera makan ikan masyarakat di kota Ambon. Aspek yang paling berpengaruh terhadap permintaan tuna di pasar Bitung adalah jumlah pendapatan yaitu sebesar 21%. Hal ini dikarenakan semakin tinggi jumlah pendapatan maka akan semakin mudah rumah tangga untuk memenuhi tingkat konsumsi terhadap ikan (dalam hal ini ikan tuna, tongkol, cakalang). Sedangkan selera makan ikan dan ketersediaan ikan memiliki persentase yang sama yaitu sebesar 21%.

105

Hierarki Aspek Teknis Aspek Sosial Ekonomi Strategi

Konsumen

Restoran bahwa konsumen yang paling dominan adalah rumah tangga dengan

probabilitas sebesar 98% dan restoran sebesar 2%. Hal ini dikarenakan rumah tangga memiliki akses yang mudah dalam mendapatkan komoditas tersebut.

Faktor sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap tingkat konsumen adalah jenis produk dan harga ikan. Persentase untuk harga ikan sebesar 52% dan jenis produk sebesar 48%. Harga ikan yang terjangkau oleh masyarakat akan menyebabkan permintaan terhadap konsumsi ikan meningkat.

Meningkatkan kepekaan terhadap dinamika selera (preferensi) konsumen

sehingga tingkat konsumsi konsumen terhadap tuna semakin meningkat baik

dalam bentuk segar maupun olahan. Rumah Tangga

Komoditas

Segar

komoditas yang paling banyak di konsumsi oleh rumah tangga adalah dalam bentuk segar dengan probabilitas sebesar 51%, sedangkan komoditas olahan yang paling besar probobilitasnya adalah asap sebesar 35%. Untuk komoditas olahan lain probabilitasnya sangat kecil yaitu kaleng (8%), abon (2%), bakso (2%), dendeng (1%) dan nuget (1%). Komoditas olahan tersebut, pemasarannya lebih banyak untk di luar Kota Ambon seperti Makasar, Surabaya dan lain sebagainya.

Faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi terhadap komoditas ikan adalah harga, modal, akses pasar dan teknologi

produksi. Faktor yang paling berpengaruh dari keempat faktor tersebut adalah harga dengan persentase sebesar 32%. Hal ini menunjukan bahwa jika harga terhadap suatu komoditas masih terjangkau oleh masyarakat, otomatis permintaan terhadap komoditas tersebut akan meningkat.

Peningkatan terhadap kualitas bahan baku dan komoditas yang digunakan melalui pelatihan terkait handling ikan di

atas kapal, serta sosialisasi terkait penggunaan alat tangkap agar sumberdaya tuna tetap terjaga ketersediaan dan kelestariannya. Asap

Bahan

Baku Segar

Bahan baku probabilitas yang paling besar adalah dalam bentuk segar (89%), tetelan (6%) dan dada tuna (5%).

Faktor sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap bahan baku adalah harga, ketersediaan ikan dan jarak tempuh dengan masing-masing persentase

106

Hierarki Aspek Teknis Aspek Sosial Ekonomi Strategi

Tetelan

sebesar 37%, 33% dan 30%. Faktor harga sangat menetukan jenis bahan baku yang digunakan apakah bentuk segar, tetelan atau bentuk lainnya. Sedangkan

ketersediaan ikan juga akan menentukan kontinuitas bahan baku yang akan

digunakan baik oleh perusahaan, restoran maupun rumah tangga. Selain itu, jarak tempuh juga menentukan kualitas bahan baku yang digunakan. Untuk kegiatan perikanan semakin dekat jarak tempuh antara tempat produksi dan pemasaran makan kualitasnya akan semakin baik. Dada Tuna

Suplier

Pengecer

Bahan baku tersebut diperolah dari suplier dengan probabilitas paling besar dari pengecer (53%) dan perusahaan (47%).

Faktor sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap suplier adalah akses pasar dan ketersediaan bahan baku, dimana persentase untuk masing-masing faktor tersebut sebesar 33% dan 37%.

Ketersediaan bahan baku dan akses pasar akan menetukan keberlangsungan usaha dari suplier (dalam hal ini penngecer dan perusahaan). Akses pasar yang masih terbuka lebar dapat dimanfaatkan oleh suplier untuk meingkatkan nilai produksi penjualannya.

Perusahaan

Jenis

107

Hierarki Aspek Teknis Aspek Sosial Ekonomi Strategi

Armada 10 GT menggunakan jenis armada yang paling tinggi dengan probabilitas 42% yaitu armada 10 GT. Untuk armada 31-100 GT (23%), armada 11-30 GT (19%), armada motor tempel (12%) dan armada > 100 GT (5%).

keterseidaan modal, kemampuan

sumberdaya dalam memanfaatkan armada tersebut, jangkauan daerah penangkapan dan kapasitas produksi. Modal memiliki persentase yang paling besar yaitu 32%, hal ini dikarenakan jika modal tidak tersedia maka akan menghambat dalam kegiatan penangkapan. Kemampuan sumberdaya dan jangkauan daerah penangkapan memiliki persentase sebesar 29%. Hal ini dikarenakan semakin besar ukuran kapal penangkapan akan

membutuhkan sumberdaya manusia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mengendalikan armada tersebut. Armada 11-30 GT Armada 31-100 GT Armada > 100 GT

108

V. IMPLIKASI HASIL PENELITIAN DALAM MENDUKUNG KEBIJAKAN

PEMBANGUNAN KP