• Tidak ada hasil yang ditemukan

171 Paulus Subiyanto, Hari Kusnanto, Pengaruh Hipnorelaksasi terhadap Penurunan

KETRAMPILAN INJEKSI MAHASISWA Yekti Satriyandari, Mufdlilah, Ririn Wahyu Hidayat

171 Paulus Subiyanto, Hari Kusnanto, Pengaruh Hipnorelaksasi terhadap Penurunan

Dari total responden ditemukan bahwa

hampir seluruhnya (94,74%) berasal dari budaya Jawa. Penemuan ini dapat terjadi oleh karena penelitian ini dilakukan di lingkungan budaya Jawa. Kemungkinan lain bahwa budaya Jawa berhubungan dengan gaya hidup yang meningkatkan risiko terjadinya diabetes pada seseorang. Dengan karakter budaya Jawa yang lebih banyak menyembunyikan perasaan dan stres yang dialami, menyebabkan pengelolaan stres tidak adekuat yang berdampak pada peningkatan kadar glukosa darah.

Berdasarkan terapi diabetes yang dija- lani, dari total responden sebanyak 60,53% menggunakan obat anti diabetes (OAD) oral dan diet. Penemuan ini terjadi karena be- berapa responden baru terdeteksi menderita diabetes dan sedang dalam terapi awal. Ke- mungkinan lain bahwa kebanyakan penyan- dang diabetes takut untuk diberikan terapi insulin sehingga tetap bertahan dengan OAD dan diet selain dengan olah raga. Jika penge- lolaan diabetes yang dijalani tidak dapat mencapai pengendalian yang baik, maka rasa takut jika pada akhirnya harus menggu- nakan terapi insulin akan meningkat yang juga akan berdampak pada peningkatan kadar glukosa darah.

Gambaran Penurunan Tingkat Stres Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi

Berdasarkan hasil temuan di tabel 2 dan 3 didapatkan bahwa sedikit penurunan tingkat stres yang terjadi pada kelompok kontrol, dengan penemuan dua responden mengalami peningkatan stres, sebaliknya ditemukan hampir seluruh responden kelompok intervensi mengalami penurunan tingkat stres satu tingkat di bawahnya. Rata- rata selisih penurunan rata-rata tingkat stres pre dan post pada kelompok kontrol lebih sedikit daripada kelompok intervensi yaitu sebesar 0,105. Pada kelompok intervensi

terjadi penurunan rata-rata tingkat stres setelah diberikan hipnorelaksasi sebanyak 1,316, lebih banyak daripada kelompok kontrol.

Dengan menggunakan uji statistik paired sample t test disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam penurunan tingkat stres sebelum dan setelah terapi pada kelompok kontrol dengan nilai p=0,163 (α=0,05), sebaliknya terdapat penurunan yang signifikan pada kelompok intervensi dengan nilai p=0,000 (tabel 6 dan 8). Dengan uji yang sama dilakukan uji perbedaan rata-rata penurunan tingkat stres kelompok kontrol dan kelompok intervensi (tabel 10). Dengan uji ini ditemukan hasil yang sama dan menguatkan penemuan hasil sebelumnya. Terjadi perbedaan penurunan rata-rata tingkat stres secara signifikan an- tara kelompok kontrol maupun kelompok intervensi dengan nilai p=0,000 (α=0,05). Terjadi lebih banyak penurunan rata-rata tingkat stres pada kelompok intervensi dibandingkan pada kelompok kontrol.

Penemuan ini menunjukkan bahwa hipnorelaksasi efektif untuk menurunkan tingkat stres pada penyandang diabetes dibandingkan yang tidak diberikan hipno- relaksasi. Penemuan ini mendukung pernya- taan Hastings (2005) dan hasil penelitian sebelumnya dari Adriaanse MC (2008), Shulimson, Lawrence, Lacono (1986) da- lam Brigitta (2001) dan Curtis, at al. (1985), Guthrie, at al. (1987).

Dengan melakukan relaksasi progresif dan guided imagery tentang hal-hal yang positif akan berpengaruh pada penurunan aktifitas jalur-jalur simpatetik dan neuro- endokrin melalui sumbu hypothalamic- pituitary-adrenal (HPA) dan sistem simpatetik di medula adrenal. Dengan demikian pelepasan hormon-hormon stres seperti glukagon, katekolamin dan kortisol dapat ditekan. Relaksasi atau istirahat fisik dan psikologi dapat dicapai.

172 Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 9, No. 2, Desember 2013: 163-174 Gambaran Penurunan Kadar Glukosa

Darah Kelompok Kontrol dan Kelom- pok Intervensi

Berdasarkan hasil temuan di tabel 4 dan 5 didapatkan bahwa terjadi penurunan kadar glukosa darah pre dan post terapi baik pada kelompok kontrol (tanpa hipnorelaksasi) maupun kelompok intervensi yang diberikan hipnorelaksasi. Rata-rata penurunan kadar glukosa darah pada kelompok kontrol lebih sedikit daripada kelompok intervensi yaitu 57,17 mg/dL, sedangkan pada kelompok intervensi rata-rata penurunan kadar glukosa darah lebih banyak daripada kelompok kontrol yaitu 85,68 mg/dL. Dua responden pada kelompok kontrol mengalami peningkatan kadar glukosa darah setelah terapi standar diabetes diberikan. Semua responden (100%) pada kelompok intervensi mengalami penurunan kadar glukosa darah setelah diberikan hipnorelaksasi.

Dengan menggunakan uji statistik paired sample t test (tabel 7 dan 9) disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam penurunan kadar glukosa darah baik pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi, masing-masing dengan nilai p=0,000 dan p=0,000 (α=0,05). Dengan uji yang sama dilakukan uji perbe- daan rata-rata penurunan kadar glukosa darah antara kelompok kontrol dan kelom- pok intervensi (tabel 11). Dengan uji ini ditemukan hasil yang sama dan menguatkan penemuan hasil sebelumnya. Rata-rata penurunan kadar glukosa darah lebih banyak pada kelompok intervensi dibandingkan pada kelompok kontrol.

Penemuan ini menunjukkan bahwa hipnorelaksasi efektif pula untuk menu- runkan kadar glukosa darah pada penyan- dang diabetes. Penemuan ini mendukung penelitian sebelumnya dari Adriaanse (2008), Lazar SW (2000) dalam DiNardo (2009), Curtis, et al. (1985), Guthrie, et al. (1987), Xu & Cardeòa, (2008), Ross

(2007), Ratner, et.al (1990). Kondisi relak- sasi dapat menurunkan tingkat stres yang berdampak pada penurunan sekresi gluka- gon, katekolamin dan kortisol (glukokor- tikoid), serta meningkatkan sensitifitas insulin.

Penurunan sirkulasi katekolamin dan glukokortikoid mempengaruhi struktur dan fungsi berbagai jaringan dan menghambat proses induksi cytokines inflammatory yang menyebabkan penurunan produksi glukagon dan peningkatan ambilan glukosa di otot-otot perifer. Menurunnya cytokines terutama interleukin 6, menurunkan dampak yang kuat dalam stres oksidatif dan proses inflamasi yang menyebabkan peningkatan sensitifitas insulin dan menurunkan kom- plikasi-komplikasi vaskuler (Adriaanse MC, 2008).

Penurunan sekresi glukokortikoid juga menyebabkan terjadinya sintesa protein dari asam amino dan mencegah katabolisme pro- tein di hati untuk dibentuk menjadi glukosa. Penurunan sekresi glukagon menyebabkan penurunan konsentrasi glukosa darah de- ngan menghambat terjadinya glikogenolisis dan glikoneogenesis di hati. Jika sensitifitas insulin menjadi meningkat maka ambilan glukosa oleh otot-otot perifer menjadi lebih baik, semakin banyak glukosa yang masuk ke dalam sel akan berdampak pada penu- runan kadar glukosa darah.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan penurunan rata-rata tingkat stres yang signifikan pada pasien DM tipe 2 setelah diberikan kombinasi modalitas terapi standar dan terapi hipnorelaksasi. Penurunan rata-rata tingkat stres ini tidak terjadi pada kelompok kontrol. Ada per- bedaan penurunan rata-rata kadar glukosa darah yang signifikan pada pasien DM tipe 2 setelah diberikan kombinasi modalitas

173