• Tidak ada hasil yang ditemukan

169 Paulus Subiyanto, Hari Kusnanto, Pengaruh Hipnorelaksasi terhadap Penurunan

KETRAMPILAN INJEKSI MAHASISWA Yekti Satriyandari, Mufdlilah, Ririn Wahyu Hidayat

169 Paulus Subiyanto, Hari Kusnanto, Pengaruh Hipnorelaksasi terhadap Penurunan

Dari data padel tabel 8 ditemukan

bahwa rata-rata tingkat stres setelah makan pada kelompok kontrol (tanpa hipno- relaksasi) adalah 2,895, sedangkan tingkat stres sebelum makan berikutnya adalah 1,579, dengan perbedaan rata-rata penu- runan tingkat stres adalah 1,316. Dengan menggunakan uji statistik paired sample t test didapatkan nilai p=0,000 (α=0,05). Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan tingkat stres sebelum dan setelah terapi standar diabetes tanpa hipnorelaksasi. Tabel 9. Pengaruh Hipnorelaksasi ter- hadap Penurunan KGD pada Kelompok Intervensi No Variabel N 19 Mean SD p value 1 KGD pre 261,47 67,649 0,000 2 KGD post 175,79 51,851 3 Selisih KGD

pre dan post

85,68 42,779

Dari data pada tabel 9 ditemukan bahwa rata-rata kadar glukosa darah setelah makan pada kelompok intervensi adalah 261,47 mg/dL, sedangkan kadar glukosa darah sebelum makan berikutnya atau setelah hipnorelaksasi adalah 171,79 mg/ dL, dengan perbedaan rata-rata penurunan kadar glukosa darah adalah 85,68. Dengan menggunakan uji statistik paired sample t test didapatkan nilai p=0,000 (α=0,05). Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan penurunan kadar glukosa darah sebelum dan setelah hipnorelaksasi. Tabel 10. Perbedaan Penurunan Ting-

kat Stres Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi Variabel n Mean SD P value STS TH 19 0,105 0,315 0,000 STS DH 19 1,316 0,671

STSPPH 1,211 0,787

Perbedaan penurunan tingkat stres pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi ditunjukkan pada tabel 10 dengan STS TH adalah rata-rata selisih tingkat stres pre dan post kelompok kontrol, STS DH adalah rata-rata selisih tingkat stres pre dan post kelompok intervensi, STSPPH adalah rata-rata selisih tingkat stres pre dan post pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Rata-rata selisih tingkat stres pre dan post kelompok kontrol adalah 0,105, sedangkan tingkat stres pre dan post hipnorelaksasi pada kelompok intervensi adalah 1,316, dengan perbedaan rata-rata tingkat stres kedua kelompok adalah 1,211. Dengan menggunakan uji statistik paired sample t test didapatkan nilai p=0,000 (α=0,05). Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan perbedaan penurunan tingkat stres antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Perbedaan rata-rata penurunan tingkat stres pada kelompok intervensi lebih besar daripada kelompok kontrol.

Tabel 11. Perbedaan Rata-Rata Penu- runan KGD Kelompok Kon- trol dan Kelompok Intervensi

Variabel n Mean SD P

value SKGD TH 19 51,158 42,779 0,015 SKGD DH 19 85,684 35,864 SKGDPPH 34,526 56,153

Perbedaan rata-rata penurunan kadar glukosa darah kelompok kontrol dan kelompok intervensi ditunjukkan pada tabel 11 dengan SKGD TH adalah rata-rata selisih kadar glukosa darah pre dan post terapi standar tanpa hipnorelaksasi, SKGD DH adalah rata-rata selisih kadar glukosa darah pre dan post hipnorelaksasi, SKGDPPH adalah rata-rata selisih kadar glukosa darah pre dan post kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Rata-rata

170 Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 9, No. 2, Desember 2013: 163-174 selisih tingkat kadar glukosa darah (KGD)

pre dan post pada kelompok kontrol (tanpa hipnorelaksasi) adalah 51,158 mg/dL, se- dangkan rata-rata selisih KGD pre dan post hipnorelaksasi pada kelompok intervensi adalah 85,684 mg/dL dengan perbedaan rata-rata KGD kedua kelompok adalah 34,526 mg/dL. Dengan memakai uji statistik paired sample t test didapatkan nilai p=0,015 (α=0,05). Dapat disimpulkan ada perbedaan signifikan perbedaan penurunan KGD antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Perbedaan penurunan rata-rata KGD pada kelompok intervensi lebih besar daripada kelompok kontrol. Gambaran Karakteristik Responden Penelitian

Berdasarkan usia, responden kelom- pok usia 46-60 tahun adalah sebanyak 73,68%. Hal ini menunjukkan bahwa lebih banyak kelompok tersebut yang menjalani rawat inap maupun rawat jalan di kedua rumah sakit. Semakin bertambah usia sema- kin tinggi risiko untuk menyandang diabetes. Dengan bertambahnya usia terdapat kecen- derungan terjadi penurunan fungsi pankreas secara progresif yang menyebabkan pro- duksi insulin semakin menurun, dengan demikian kemampuan untuk menghantarkan glukosa dari darah ke dalam sel menurun. Pada akhirnya akan terjadi penambahan peningkatan kadar glukosa dalam darah. Penanganan diabetes yang tepat akan mam- pu mencapai pengendalian kadar glukosa darah yang baik untuk mempertahankan fungsi pankreas agar tidak semakin progresif menurun. Umur yang bertambah juga menye- babkan kecenderungan menurunnya resis- tensi terhadap stres psikologi yang berpo- tensi pula menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah.

Dari total responden, ditemukan bah- wa responden wanita lebih banyak (63,16%) dibandingkan dengan responden

laki-laki. Penemuan ini menunjukkan bahwa walaupun kedua jenis kelamin mempunyai risiko yang sama untuk menjadi diabetes, namun kebanyakan yang mempunyai kepe- dulian tinggi untuk mengendalikan diabetes lebih banyak adalah wanita. Kemungkinan disebabkan karena karakter wanita yang mempunyai sifat lebih peduli dan lebih mudah stres jika kadar glukosa meningkat serta tidak terkendali disamping waktu untuk berobat ke dokter lebih banyak dimiliki wanita. Pengelolaan diabetes yang tepat dan edukasi serta manajemen stres yang baik berpotensi memperbaiki tingkat pengen- dalian yang baik pada wanita dibandingkan laki-laki.

Dari hasil penelitian, jumlah total res- ponden terbanyak (47,37%) berlatar belakang pendidikan terakhir SLTA, diikuti perguruan tinggi yaitu sebesar 35,58%. Ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berhubungan dengan pemahaman tentang diabetes dan kesadaran untuk mengendali- kannya dengan lebih baik. Dengan demikian lebih banyak ditemukan baik di rawat inap maupun rawat jalan. Pemahaman yang baik meningkatkan tingkat stres untuk memicu pencarian cara pengelolaan yang baik. Jika pengendalian diabetes yang dicapainya ku- rang baik cenderung terjadi peningkatan stres yang berdampak pada peningkatan kadar glukosa darah.

Berdasarkan jenis pekerjaan, dari total responden sebanyak 42,11% adalah pensi- unan dan ibu rumah tangga. Kondisi ini menyebabkan perhatian dan kepedulian serta konsentrasi untuk mengendalikan diabetes lebih tinggi disamping mempunyai waktu yang lebih banyak memikirkan sakitnya. Kepedulian yang lebih tinggi ini jika tidak diimbangi dengan pencapaian pengendalian yang baik dapat memicu peningkatan tingkat stres yang juga berdampak dalam meningkatkan kadar glukosa darah.

171