• Tidak ada hasil yang ditemukan

H. Rahmat : (memakan sosis) mmmm, terkabul juga doaku Allah memberikanmu jalan, jadi kamu ga perlu

3. Pelanggaran Maksim Pujian

Pelanggaran maksim pujian terjadi apabila ujaran yang dilakukan peserta tutur memaksimalkan kecaman terhadap pihak lain dan meminimalkan pujian terhadap pihak lain. Peserta tutur yang melakukan kecaman, cacian, atau menghina lawan tutur dianggap tidak sopan dan melanggar maksim pujian.

Berikut penggalan dialog yang dianggap melanggar maksim pujian:

(39)

No. Data : 9

Scene: 8

Konteks Setting and Scene: peristiwa tutur ini terjadi ketika mereka dalam perjalanan pulang dari masjid pada siang hari sedangkan Scene mengacu pada situasi ketika peristiwa tutur terjadi yaitu dalam keadaan serius tapi santai;

Participant: penutur dalam pertuturan ini yaitu Pak

Ends:keinginan H. Sarbini agar Muluk segera melamar Rahma anaknya; Act Sequences: pertuturan ini diawali oleh H. Sarbini yang membicarakan tentang pernikahan Muluk dan Rahma dan rencananya akan menikahkan Rahma dengan orang lain jika Muluk tidak kunjung melamar Rahma, Pak Makbul tidak setuju dengan ucapan H. Sarbini kemudian H. Rahmat menengahi mereka; Keys: nada suara

(tone) datar, sikap atau cara (manner) saat tuturan ini

diucapkan yaitu dengan serius dan bercanda;

Instrumentalities: lisan; Norms of Interaction and

Interpretation: pernyataan dan dijawab dengan pernyataan;

Genre: wacana argumentasi.

Ujaran H. Rahmat : Gini Ji, ji si Jupri itu baru calon, calon anggota DPR.

Pak Makbul : Si Jupri? Jupri? Masya Allah ji, hahaha. Jupri? Haahahahahaha.

Analisis Prinsip Kesantunan Leech

Mkar MKdw MP MKH Mksp MS

x

Ujaran yang diucapkan oleh Pak Makbul dianggap melanggar maksim pujian karena memaksimalkan kecaman terhadap orang lain dan meminimalkan pujian terhadap orang lain. Pelanggaran tersebut terdapat pada Si Jupri? Jupri? Masya Allah ji, hahaha. Jupri? Haahahahahaha. Dalam tuturan itu terlihat bahwa Pak Makbul menertawakan dan seakan meremehkan Jupri yang mencalonkan diri menjadi anggota DPR. Pak Makbul meragukan kemampuan Jupri yang mencalonkan diri sebagai anggota DPR.

(40)

No. Data : 17

Scene: 17

Konteks Setting and Scene: peristiwa tutur ini terjadi di pos ronda pada pagi hari sedangkan Scene mengacu pada situasi ketika peristiwa tutur terjadi yaitu dalam keadaan santai;

Participant: penutur dalam pertuturan ini yaitu Muluk dan

petutur yaitu Syamsul; Ends:menyindir; Act Sequences: pertuturan ini diawali oleh Muluk yang menyindir Syamsul yang sedang bermain kartu kemudian Syamsul membalas sindiran Muluk; Keys: nada suara (tone) datar, sikap atau cara (manner) saat tuturan ini diucapkan yaitu dengan bercanda; Instrumentalities: lisan; Norms of Interaction

and Interpretation: pernyataan dan dijawab pernyataan;

Genre: wacana argumentasi.

Ujaran Muluk : Pagi-pagi udah mulai. Sul, lu kan sarjana pendidikan harusnya lu ngajar.

Samsul : Nah, lu mestinya jadi direktur, lu kan sarjana menejemen.

Analisis Prinsip Kesantunan Leech

Mkar MKdw MP MKH Mksp MS

x

Tuturan yang diucapkan oleh Muluk maupun Samsul dianggap sama-sama melanggar maksim pujian karena masing-masing meminimalkan pujian terhadap orang lain. Pelanggaran yang dilakukan oleh Muluk terdapat pada Pagi-pagi udah mulai. Sul, lu kan sarjana

pendidikan harusnya lu ngajar. Muluk berkata demikian untuk

merendahkan Samsul yang seorang sarjana pendidikan namun pekerjaan sehari-harinya hanya berjudi bukan menjadi guru. Samsul pun melakukan pelanggaran dengan berkata kepada Muluk Nah, lu mestinya jadi direktur,

lu kan sarjana menejemen. Samsul membalas celaan yang diberikan oleh

Muluk dengan merendahkan Muluk yang seorang sarjana manajemen namun sampai saat itu belum mendapat pekerjaan.

(41)

No. Data : 22

Scene: 24

Konteks Setting and Scene: peristiwa tutur ini terjadi di rumah H. Rahmat pada siang hari sedangkan Scene mengacu pada situasi ketika peristiwa tutur terjadi yaitu dalam keadaan santai; Participant: penutur dalam pertuturan ini yaitu penyiar TV 1 dan 2 dan petutur yaitu Pipit dan penelepon;

Ends:menjawab pertanyaan kuis; Act Sequences:

pertuturan ini diawali oleh pembawa acara berita yang melaporkan mengenai ilegaloging kemudian Pipit mengganti channel televisi dan menonton acara kuis kemudian pembaca acar kuis menyebutkan pertanyaan yang harus dijawab kemudian ada telepon masuk dan penelepon menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pembawa acara namun jawaban yang diberikan tidak tepat, Pipit yang mengetahui jawaban pertanyaan tersebut merasa kesal dan kecewa karena ia tidak mendapat kesempatan

untuk menjawabnya lalu mengganti channel televisi;Keys: nada suara (tone)datar, sikap atau cara (manner) saat tuturan ini diucapkan yaitu dengan semangat dan kesal;

Instrumentalities: lisan; Norms of Interaction and

Interpretation: pertanyaan dan dijawab pernyataan; Genre:

wacana persuasi.

Ujaran Penyiar TV2 : Yaaah, salah, Mbak jawabannya. Yang bener adalah B. Kabupaten. dicoba lagi lain kali ya, Mbak, ya!

Pipit : (dengan kesal mengambil remot TV dan mengganti acara TV) Begok!! Gak pernah sekolah sih!

Analisis Prinsip Kesantunan Leech

Mkar MKdw MP MKH Mksp MS

x

Ujaran yang diucapkan oleh Pipit dianggap melanggar maksim kearifan karena memaksimalkan cacian atau celaan terhadap pihak lain (penelepon acara kuis) dan meminimalkan pujian terhadap pihak lain. Pipit mencaci penelepon dengan mengatakan bahwa penelepon adalah orang bodoh dan tidak pernah sekolah. Cacian tersebut terdapat pada ujaran

Begok!! Gak pernah sekolah sih!. Ujaran tersebut dianggap tidak santun

dan melanggar maksim pujian. (42)

No. Data : 29

Scene: 38

Konteks Setting and Scene: peristiwa tutur ini terjadi di markas pencopet pada sore hari sedangkan Scene mengacu pada situasi ketika peristiwa tutur terjadi yaitu dalam keadaan serius; Participant: penutur dalam pertuturan ini yaitu para copet dan petutur yaitu Muluk dan Bang Jarot;

Ends:memberikan hasil copetan; Act Sequences: pertuturan

ini diawali oleh Subur yang mengeluh karena uang yang ada dalam dompet yang ia copet hanya lima ribu rupiah kemudian Bedul menilai bahwa orang-orang zaman sekarang miskin lalu Kampret yang senang karena isi dalam dompet copetannya berisi 72 ribu, Ribut meminta uang hasil copetan anak buahnya itu. Lalu Boy mengeluh hanya mendapat kartu dalam dompet copetannya mendengar ucapan Boy, Glen memarahi Boy. Kemudian Codot memuji foto wanita yang ada dalam dompet hasil copetannya mendengar ucapan itu Sobrat langsung menganggap bahwa wanita itu adalah Luna Maya, Ongky

yang merasa aneh dengan jawaban Sobrat langsung menyangkal. Glen pun mengeluh karena dompet yang ia dapatkan hanya berisi kartu lalu Bang Jarot datang dan meminta agar mereka semua segera memberikan hasil copetan mereka, Bang Jarot meminta Glen yang pertama memberikan setoran lalu Kkomet dan terakhir Ribut. Pertuturan ini berakhir ketika Muluk meminta salah satu pencopet untuk mencatat hasil yang di dapat dan Bang Jarot mengatakan bahwa mereka semua tidak bisa baca tulis. ; Keys: nada suara (tone) datar, sikap atau cara

(manner) saat tuturan ini diucapkan yaitu dengan santai;

Instrumentalities: lisan; Norms of Interaction and

Interpretation: pernyataan dan dijawab pernyataan; Genre:

wacana argumentasi.

Ujaran Subur : Payah, Cuma lima rebu.

Komet : (memukul kepala Subur). Lumayan.

Bedul :orang-orang jaman sekarang kok pada miskin, ya?

Analisis Prinsip Kesantunan Leech

Mkar MKdw MP MKH Mksp MS

x

Ujaran yang diucapkan oleh Bedul dianggap melanggar maksim pujian karena memaksimalkan cacian terhadap pihak lain dan meminimalkan pujian terhadap pihak lain. Pelanggaran tersebut terdapat pada ujaran orang-orang jaman sekarang kok pada miskin, ya? Ujaran tersebut dianggap melanggar maksim pujian karena mengucapkan kata- kata cacian kepada orang lain. Bedul mengatakan bahwa orang-orang zaman sekarang miskin-miskin.

(43)

No. Data : 30

Scene: 38

Konteks Setting and Scene: peristiwa tutur ini terjadi di markas pencopet pada sore hari sedangkan Scene mengacu pada situasi ketika peristiwa tutur terjadi yaitu dalam keadaan serius; Participant: penutur dalam pertuturan ini yaitu para copet dan petutur yaitu Muluk dan Bang Jarot;

Ends:memberikan hasil copetan; Act Sequences: pertuturan

ini diawali oleh Subur yang mengeluh karena uang yang ada dalam dompet yang ia copet hanya lima ribu rupiah kemudian Bedul menilai bahwa orang-orang zaman

sekarang miskin lalu Kampret yang senang karena isi dalam dompet copetannya berisi 72 ribu, Ribut meminta uang hasil copetan anak buahnya itu. Lalu Boy mengeluh hanya mendapat kartu dalam dompet copetannya mendengar ucapan Boy, Glen memarahi Boy. Kemudian Codot memuji foto wanita yang ada dalam dompet hasil copetannya mendengar ucapan itu Sobrat langsung menganggap bahwa wanita itu adalah Luna Maya, Ongky yang merasa aneh dengan jawaban Sobrat langsung menyangkal. Glen pun mengeluh karena dompet yang ia dapatkan hanya berisi kartu lalu Bang Jarot datang dan meminta agar mereka semua segera memberikan hasil copetan mereka, Bang Jarot meminta Glen yang pertama memberikan setoran lalu Kkomet dan terakhir Ribut. Pertuturan ini berakhir ketika Muluk meminta salah satu pencopet untuk mencatat hasil yang di dapat dan Bang Jarot mengatakan bahwa mereka semua tidak bisa baca tulis. ; Keys: nada suara (tone) datar, sikap atau cara

(manner) saat tuturan ini diucapkan yaitu dengan santai;

Instrumentalities: lisan; Norms of Interaction and

Interpretation: pernyataan dan dijawab pernyataan; Genre:

wacana argumentasi.

Ujaran Boy : Yah isinya Cuma kartu plastik. (sambil membuka dan mengangkat dompetnya hingga kartu yang ada di dalam dompet berhamburan ke luar)

Glen : Bego, lu! (sambil memukul kepala Boy dengan dompet)

Codot : Gila nih cewek, cakep juga. (sambil melihat foto yang ada di dalam dompet)

Sobrat : Gila, Luna Maya! Lu copet pacarnya?

Ongky : (melihat dengan wajah penasaran) masa pacarnya Luna Maya naek angkot! Bego, lu!

(semua tertawa)

Glen : Ahh, banyakan kartu daripada duit. (sambil melempar kartu kredit ke udara).

Bang Jarot : (datang sambil menggendong Mata Dewa) Ayo setor! Setor! (duduk di kursi) Setor! Cepetan Glen! Mana setoran lu?

Glen : (mengumpulkan uang dari copet mall) cepetan! 170 rebu.

Bang Jarot : Dikit banget sih! Bego lu. Analisis Prinsip Kesantunan Leech

Mkar MKdw MP MKH Mksp MS

Ujaran yang diucapkan oleh Glen, Ongky, dan Bang Jarot dianggap melanggar maksim pujian, karena memaksimal cacian terhadap pihak lain dan meminimalkan pujian terhadap pihak lain. Pelanggaran yang diujarkan oleh Glen terdapat pada Bego, lu! Ujaran tersebut melanggar maksim pujian karena Glen secara langsung mencaci Boy yang mendapatkan dompet yang hanya berisi berbagai macam kartu nama. Kemudian Ongky melanggar maksim pujian dengan mencaci Sobrat, cacian itu terdapat pada ujaran masa pacarnya Luna Maya naek angkot!

Bego, lu!. Bang Jarot pun melakukan pelanggaran dengan mencaci para

pencopet dengan mengatakan Bego lu karena hasil copetannya sedikit. Pelanggaran tersebut terdapat pada ujaran Dikit banget sih! Bego lu.

(44)

No. Data : 36

Scene: 50

Konteks Setting and Scene: peristiwa tutur ini terjadi di markas pencopet pada sore hari sedangkan Scene mengacu pada situasi ketika peristiwa tutur terjadi yaitu dalam keadaan santai; Participant: penutur dalam pertuturan ini yaitu Glen dan petutur yaitu Komet dan Bedul; Ends:mencari informasi mengenai motor yang dibawa oleh Muluk; Act

Sequences: pertuturan ini diawali oleh Glen yang

menyatakan bahwa motor yang dibeli oleh Muluk menggunakan uang yang mereka dapat dari hasil mencopet lalu Komet menjawab bahwa motor itu digunakan oleh Muluk untuk dinas. Bedul yang tidak tahu dinas itu apa menanyakan hal tersebut namun Glen menjawab pertanyaan itu dengan emosi, Komet tidak terima perlakuan Glen pada anak buahnya kemudian mereka berdua bertengkar. Pertururan itu berakhir ketika Muluk datang dan meminta mereka masu ke markas; Keys: nada suara (tone) agak tinggi, sikap atau cara (manner) saat tuturan ini diucapkan yaitu dengan kesal; Instrumentalities: lisan; Norms of Interaction and Interpretation: pernyataan dan dijawab dengan pernyataan; Genre: wacana argumentasi.

Ujaran Bedul : Dines apa si?

Glen : (sambil memukul kepala Bedul) Tugas, begok!

Komet : Eh, Glen, Bedul anak buah gue. Cuma gue yang boleh ngemplang die.

Analisis Prinsip Kesantunan Leech

Mkar MKdw MP MKH Mksp MS

x

Ujaran yang diucapkan Glen dianggap melanggar maksim pujian karena memaksimalkan cacian terhadap pihak lain (Bedul) dan meminimalkan pujian terhadap pihak lain. Glen mencaci Bedul dengan mengatakan bahwa dia bodoh. Pemaksimalan cacian tersebut terdapat pada ujaran Anak buah lu bego si, dines ga ngerti.

(45)

No. Data : 45

Scene: 60

Konteks Setting and Scene: peristiwa tutur ini terjadi di markas pencopet pada sore hari sedangkan Scene mengacu pada situasi ketika peristiwa tutur terjadi yaitu dalam keadaan santai; Participant: penutur dalam pertuturan ini yaitu Muluk dan petutur yaitu 16 pencopet dan Samsul;

Ends:memperkenalkkan Samsul kepada para pencopet

bahwa Samsul akan mengajar mereka menulis dan membaca; Act Sequences:Muluk memperkenalkan Samsul kepada para pencopet kemudian para pencopet kurang setuju dengan rencana Muluk. Setelah itu Muluk meminta Samsul untuk memperkenalkan diri dan menjelaskan pentingnya pendidikan; Keys: nada suara (tone) datar, sikap atau cara (manner) saat tuturan ini diucapkan yaitu dengan serius; Instrumentalities: lisan; Norms of

Interaction and Interpretation:pernyataan dan dijawab

dengan pernyataan; Genre: wacana deskripsi dan persuasi. Ujaran Muluk : Yah, lu sarjana pendidikan.

Samsul : Brengsek, Lu.

Analisis Prinsip Kesantunan Leech

Mkar MKdw MP MKH Mksp MS

x

Ujaran yang diucapkan Samsul dianggap melanggar maksim pujian karena memaksimalkan cacian terhadap pihak lain dan meminimalkan pujian terhadap pihak lain. Samsul mengatakan bahwa Muluk brengsek. Pemaksimalam tersebut terdapat pada ujaran Brengsek, Lu.

(46)

No. Data : 48

Scene: 62

Konteks Setting and Scene: peristiwa tutur ini terjadi di rumah H. Sarbini pada malam hari sedangkan Scene mengacu pada situasi ketika peristiwa tutur terjadi yaitu dalam keadaan santai; Participant: penutur dalam pertuturan ini yaitu H. Sarbini dan petutur yaitu Muluk dan Rahma;

Ends:meminta Muluk untuk segera melamar Rahma; Act

Sequences: diawali oleh H. Sarbini yang meminta Muluk

untuk segera melamar Rahma dan membandingkan harta yang dimiliki Muluk dengan Jupri; Keys: nada suara (tone) datar, sikap atau cara (manner) saat tuturan ini diucapkan yaitu dengan serius; Instrumentalities: lisan; Norms of

Interaction and Interpretation:pernyataan; Genre: wacana

persuasi.

Ujaran H. Sarbini :Bulak-balik nyariin si Rahme, sambil bawa itu tuh komputernye. Katanye harganye 15juta. Artinye,

lebih mahal dari motor lu dong.

Muluk : (hanya diam)

Analisis Prinsip Kesantunan Leech

Mkar MKdw MP MKH Mksp MS

x

Ujaran yang diucapkan oleh Haji Sarbini dianggap melanggar maksim pujian karena meminimalkan pujian terhadap pihak lain. Ujaran yang melanggar maksim pujian tersebut terdapat pada ... Artinye, lebih

mahal dari motor lu dong. Ujaran tersebut melanggar maksim pujian

karena Haji Sarbini meminimalkan pujian terhadap Muluk dengan mengatakan bahwa motor yang dimiliki Muluk harganya lebih murah dari laptop milik Jupri.

(47)

No. Data : 50

Scene: 64

jembatan pada malam hari sedangkan Scene mengacu pada situasi ketika peristiwa tutur terjadi yaitu dalam keadaan serius; Participant: penutur dalam pertuturan ini yaitu Bang Jarot dan petutur yaitu Glen dan anak buahnya;

Ends:protes; Act Sequences: pertuturan ini diawali ketika

Glen datang menghampiri Bang Jarot unutk menyatakan rasa tidak sukanya karena harus mengikuti perintah Muluk yang haru bersekolah kemudian Bang Jarot memarahi Glen dan memukulnya karena membantah apa yang dia perintahkan; Keys: nada suara (tone) tinggi, sikap atau cara

(manner) saat tuturan ini diucapkan yaitu dengan marah;

Instrumentalities: lisan; Norms of Interaction and

Interpretation: pertanyaan dan dijawab dengan pernyataan;

Genre: wacana nasehat.

Ujaran Glen : Tapi kita engga mau sekolah.

Bang Jarot : Eh, Glen lu inget gak kejadian di Kalibata Mall? Waktu lu nyopet disana, lu dikejar-kejar masa. Itu karena lu engga bisa baca. Inget engga lu? Kalo lu bisa baca petunjuk jalan yang kaya begitu tuh, elu engga bakal kabur ketempat yang salah. Elu kabur ke kantor polisi,

tolol. (memukul Glen). Pulang!

Analisis Prinsip Kesantunan Leech

Mkar MKdw MP MKH Mksp MS

x

Ujaran yang diucapkan oleh Bang Jarot dianggap melanggar maksim pujian karena memaksimalkan cacian terhadap pihak lain. Pelanggaran itu terdapat pada ujaran ... Kalo lu bisa baca petunjuk jalan yang kaya begitu tuh, elu engga bakal kabur ketempat yang salah. Elu

kabur ke kantor polisi, tolol .... Bang Jarot memaki anak buahnya dengan

sebutan tolol. (48)

No. Data : 55

Scene: 70

Konteks Setting and Scene: peristiwa tutur ini terjadi di markas pencopet pada pagi hari sedangkan Scene mengacu pada situasi ketika peristiwa tutur terjadi yaitu dalam keadaan santai; Participant: penutur dalam pertuturan ini yaitu Muluk dan petutur yaitu Pipit dan 16 orang pencopet;

Ends: memperkenalkan Pipit kepada para pencopet; Act

Sequences:pertuturan ini diawali ketika Muluk melihat

tertib untuk bersalaman dengan Pipit, kemudian salah satu copet berujar bahwa mereka menyukai Pipit. Muluk memperkenalkan Pipit kepada mereka dan memberitahukan bahwa Pipit akan mengajarkan mereka pelajaran agama. Kemudian Pipit memeperkenalkan diri dan sedikit membahas mengenai agama; Keys: nada suara

(tone) datar, sikap atau cara (manner) saat tuturan ini

diucapkan yaitu dengan semangat; Instrumentalities: lisan;

Norms of Interaction and Interpretation: pernyataan dan

dijawab dengan pernyataan; Genre: wacana narasi. Ujaran Pipit : Iiiihh, emangnya gue ikan!!

Muluk :Ayo tertib, tenang. Semua kebagian salaman.

Ari Wibowo :mmmmm, Mbaknya harum (sambil mencium tangan Pipit)

Pipit : eeehh, lunya aja yang bau. Lu engga mandi, ya?

Analisis Prinsip Kesantunan Leech

Mkar MKdw MP MKH Mksp MS

x

Ujaran yang diucapkan Pipit dianggap melanggar maksim pujian karena meminimalkan pujian terhadap pihak lain (pencopet) dan memaksimalkan cacian terhadap pihak lain. Pipit mengatakan bahwa para pencopet bau badan. Pemaksimalan tersebut terdapat pada ujaran eeehh, lunya aja yang bau. Lu engga mandi, ya?

(49)

No. Data : 59

Scene: 80

Konteks Setting and Scene: peristiwa tutur ini terjadi di sebuah masjid pada sore hari sedangkan Scene mengacu pada situasi ketika peristiwa tutur terjadi yaitu dalam keadaan serius; Participant: penutur dalam pertuturan ini yaitu Glen dan petutur yaitu Pipit, Muluk, dan Samsul; Ends: tidak mau sholat berjamaah; Act Sequences: Pipit memanggil Glen dan bertanya mengapa tidak ikut sholat lalu Glen memberikan penjelasan, Muluk dan Samsul hanya tersenyum melihat tingkah Glen; Keys: nada suara (tone) datar, sikap atau cara (manner) saat tuturan ini diucapkan

yaitu dengan kesal dan santai; Instrumentalities: lisan;

Norms of Interaction and Interpretation: pertanyaan dan

dijawab dengan pernyataan; Genre: wacana argumentasi. Ujaran Pipit :Glen! (meng-hampiri Glen). Engga ikut

sholat??

Glen : Engga mau, si Ribut yang jadi imam. Ntar kalo kebanyakan nyebut adalah, adalah Allahu Akbar,

adalah bismillah, adalah komat, ssss adalah.... (pergi)

Analisis Prinsip Kesantunan Leech

Mkar MKdw MP MKH Mksp MS

x

Ujaran yang diujarkan oleh Glen dianggap melanggar maksim pujian, karena meminimalkan pujian terhadap pihak lain dan memaksimalkan cacian terhadap pihak lain. Pelanggaran tersebut terdapat pada Engga mau, si Ribut yang jadi imam. Ntar kalo kebanyakan nyebut adalah, adalah Allahu Akbar, adalah bismillah, adalah komat, ssss

adalah.... Glen merendahkan Ribut yang menjadi imam karena ia merasa

kalau Ribut tidak bisa menjadi imam. (50)

No. Data : 62

Scene: 88

Konteks Setting and Scene: peristiwa tutur ini terjadi di sebuah gang pada siang hari sedangkan Scene mengacu pada situasi ketika peristiwa tutur terjadi yaitu dalam keadaan mengintai; Participant: penutur dalam pertuturan ini yaitu rampok 2 dan petutur yaitu rampok 1; Ends:perampok 1 berniat untuk merampok ketiga orang tua itu namun perampok 2 larangnya melakukan hal tersebut kemudian mereka pergi; Keys: nada suara (tone) datar, sikap atau cara

(manner) saat tuturan ini diucapkan yaitu dengan kesal dan

serius; Instrumentalities: lisan; Norms of Interaction and

Interpretation: pertanyaan; Genre: wacana argumentasi.

Ujaran Rampok2 :Ngapain lu rampok dia? Duitnye kecil,

dosanya gede, begok. Ayo! (pergi)

Analisis Prinsip Kesantunan Leech

Mkar MKdw MP MKH Mksp MS

Ujaran rampok 2 dianggap melanggar maksim pujian karena memaksimalkan cacian terhadap pihak lain dan meminimalkan pujian terhadap pihak lain. Pelanggaran tersebut terdapat pada ujaran Ngapain lu

rampok dia? Duitnye kecil, dosanya gede, begok. Ayo! Rampok 2

mengatakan rampok 1 itu dengan sebutan tolol ketika akan merampok Haji Sarbini, Pak Makbul, dan Haji Rahmat.

(51)

No. Data : 64

Scene: 92

Konteks Setting and Scene: peristiwa tutur ini terjadi di markas pencopet pada siang hari sedangkan Scene mengacu pada situasi ketika peristiwa tutur terjadi yaitu dalam keadaan serius; Participant: penutur dalam pertuturan ini yaitu Samsul dan petutur yaitu Muluk, Pipit, Pak Makbul, H. Sarbini, H. Rahmat dan 16 orang pencopet;

Ends:memperkenalkan Pak Makbul, H. Rahmat, dan H.

Sarbini dan meresmikan usaha baru mereka; Act

Sequences:pertuturan ini diawali oleh Samsul yang

memperkenalkan satu per satu orangtua yang datang dan dilanjutkan dengan pidato dari Samsul untuk meresmikan usaha baru mereka ; Keys: nada suara (tone) tinggi, sikap atau cara (manner) saat tuturan ini diucapkan yaitu dengan serius dan bersemangat; Instrumentalities: lisan; Norms of

Interaction and Interpretation: pernyataan; Genre: wacana