• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pipit : Bah, kalo Pipit punya orangtua kaya, punya duit banyak, Pipit sanggup engga digaji buat ngajar para copet itu. Paling tidak, sekarang Abah engga perlu lagi ngasih Pipit uang jajan, iya kan? Paling tidak Pipit mau melakukan sesuatu yang berarti, ya kan? Bah, sekarang pipit udah dewasa, segala perbuatan Pipit menjadi tanggungjawab Pipit sendiri. Kalo Pipit dosa, Abah engga ikut dosa, Bah.

Analisis Prinsip Kesantunan Leech

Mkar MKdw MP MKH Mksp MS

x

Ujaran yang diucapkan oleh Pipit dianggap melanggar maksim kesepakatan karena memaksimalkan ketaksepakatan antara diri dengan pihak lain dan meminimalkan kesepakatan antara diri dengan pihak lain. Peminimalan kesepakatan tersebut terdapat pada Bah, kalo Pipit punya orangtua kaya, punya duit banyak, Pipit sanggup engga digaji buat ngajar para copet itu. Paling tidak, sekarang Abah engga perlu lagi ngasih Pipit uang jajan, iya kan? Paling tidak Pipit mau melakukan sesuatu yang berarti, ya kan? Bah, sekarang pipit udah dewasa, segala perbuatan Pipit menjadi tanggungjawab Pipit sendiri. Kalo Pipit dosa, Abah engga ikut

dosa, Bah. Ujaran Pipit tersebut mengandung makna bahwa dia menolak

keinginan Bapaknya yang tidak memperbolehkannya menerima upah dari hasil mencopet.

(76)

No. Data : 73

Scene: 101

Konteks Setting and Scene: peristiwa tutur ini terjadi di pos ronda pada malam hari sedangkan Scene mengacu pada situasi ketika peristiwa tutur terjadi yaitu dalam keadaan cemas;

Participant: penutur dalam pertuturan ini yaitu Samsul dan

membicarakan upah yang akan dia dapatkan; Act

Sequences: pertuturan ini diawali oleh Samsul yang yang

ingin membicarakan mengenai upah yang akan dia dapatkan namun Muluk dan Pipit tidak memberikan jawaban. Kemudian Samsul mengatakan bahwa Allah akan memaklumi perbuatan mereka; Keys: nada suara (tone) Muluk dan Pipit datar sedangkan nada suara Samsul tinggi, sikap atau cara (manner) saat tuturan ini diucapkan yaitu dengan kesal, sedih, dan cemas; Instrumentalities: lisan;

Norms of Interaction and Interpretation: pernyataan dan

dijawab dengan pertanyaan; Genre: wacana argumentasi. Ujaran Samsul : Mul! Muluk! Gini Mul, soal bagian yang

10% buat kita bertiga itu gua rasa kurang. Muluk : (diam)

Samsul : (melihat ke arah Pipit) Pipit : (menangis)

Samsul : Ada apa nih?

Muluk : Itu duit hasil nyopet, Sul.

Pipit : Bang Samsul tega ngasih duit haram buat ibu Abang?

Analisis Prinsip Kesantunan Leech

Mkar MKdw MP MKH Mksp MS

x

Ujaran yang diucapkan oleh Muluk dianggap melanggar maksim kesepakatan karena memaksimalkan ketaksepakatan antara diri dengan pihak lain dan meminimalkan kesepakatan antara diri dengan pihak lain. Peminimalan kesepakatan tersebut terdapat pada Itu duit hasil nyopet, Sul. Ujaran Muluk tersebut bermaksud bahwa dia tidak ingin memberikan upah yang diminta oleh Samsul.

(77)

No. Data : 76

Scene: 104

Konteks Setting and Scene: peristiwa tutur ini terjadi di jaln pada malam hari sedangkan Scene mengacu pada situasi ketika peristiwa tutur terjadi yaitu dalam keadaan cemas;

Participant: penutur dalam pertuturan ini yaitu Muluk dan

petutur yaitu Samsul dan Pipit; Ends:membicarakan kelanjutan dari pekerjaan mereka; Act Sequences:Muluk menjawab pertanyaan Samsul yang meminta upahnya

selama mengajar para pencopet kemudian Samsul mengatakan bahwa pekerjaan itu sangat berarti untuknya namun Muluk tidak menanggapi kemudian dia mengungkapkan argumennya mengenai halal, haram dan dosa; Keys: nada suara (tone) Muluk dan Pipit datar sedangkan Samsul tinggi, sikap atau cara (manner) saat tuturan ini diucapkan, Muluk dan Pipit dengan serius sedangkan Samsul dengan marah dan kecewa;

Instrumentalities: lisan; Norms of Interaction and

Interpretation: pernyataan dan pertanyaa; Genre: wacana

argumentasi.

Ujaran Muluk : Kita pikirin lagi.

Samsul : Maksudnya?

Muluk : Gua bilang kita pikirin lagi!

Pipit : Iya, Bang. Sebaiknya malam ini kita berfikir.

Samsul : Mul, gua merasa hidup gua sudah berharga, Mul. Gua merasa gua udah bisa bermanfaat untuk orang lain. Ini suatu hal yang luar biasa buat gue. Oke, lu sekarang engga usah bayar honor gua juga engga apa-apa tapi gua minta uang transport buat ongkos suapa gua engga jalan kaki, ya, Mul ya, Mul? Mul, gua serius, Mul. Gua engga becanda. Gua butuh uang transport, Mul. Itu juga engga terlalu besar ko dosanya, oke? Ya?

Muluk : Kita liat besok.

Analisis Prinsip Kesantunan Leech

MKar MKdw MP MKH Mksp MS

x

Ujaran yang diucapkan oleh Samsul dianggap melanggar maksim kesepakatan karena memaksimalkan ketaksepakatan antara diri dengan pihak lain dan meminimalkan kesepakatan antara diri dengan pihak lain. Peminimalan kesepakatan tersebut terdapat pada Mul, gua merasa hidup gua sudah berharga, Mul. Gua merasa gua udah bisa bermanfaat untuk orang lain. Ini suatu hal yang luar biasa buat gue. Oke, lu sekarang engga usah bayar honor gua juga engga apa-apa tapi gua minta uang transport buat ongkos suapa gua engga jalan kaki, ya, Mul ya, Mul? Mul, gua serius, Mul. Gua engga becanda. Gua butuh uang transport, Mul. Itu juga

engga terlalu besar ko dosanya, oke? Ya? Ujan Samsul tersebut

menandakan bahwa ia tidak sepakat dengan keputusan yang Muluk yang tidak mau memberikan upah dan ingin berhenti mengajar par pencopet. (78)

No. Data : 79

Scene: 115

Konteks Setting and Scene: peristiwa tutur ini terjadi di perumahan pada siang hari sedangkan Scene mengacu pada situasi ketika peristiwa tutur terjadi yaitu dalam keadaan senang;

Participant: penutur dalam pertuturan ini yaitu Jupri dan

petutur yaitu warga perumahan; Ends: berkampanye; Act

Sequences: tuturan ini diawali oleh Jupri yang meminta

agar poster dipasanng dengan rapi, kemudian seorang ibu meminta agar poster itu dicopot. Jupri tetap mengarahkan agar posternya dipasang dengan rapi kemudian seorang bapak menanyakan keseriusan Jupri menjadi anggota DPR lslu Jupri meminta agar bapak tersebut memilihnya namun bapak itu menyatakan ketidakpercayaannya pada Jupri kemudian Jupri langsung menyuruh posternya dicopot dan pergi; Keys: nada suara (tone) datar, sikap atau cara

(manner) saat tuturan ini diucapkan yaitu dengan

semangat; Instrumentalities: lisan; Norms of Interaction

and Interpretation: pertanyaan dan pernyataan; Genre:

wacana argumentasi.

Ujaran Bapak-bapak : Ente serius, Jup?

Jupri :Seriuslah, Om. Jangan lupa pilih saya nomor 212 dari partai Asam Lambung.

Bapak bapak :Hahaha Emak Bapak lu aja engga percaya

sama elu, apa lagi gue. Hehehe

Analisis Prinsip Kesantunan Leech

MKar MKdw MP MKH Mksp MS

x

Ujaran yang diucapkan oleh seorang bapak dianggap melanggar maksim kesepakatan karena memaksimalkan ketaksepakatan antara diri dengan pihak lain (Jupri) dan meminimalkan kesepakatan antara diri dengan pihak lain. Peminimalan kesepakatan tersebut terdapat pada Hahaha Emak Bapak lu aja engga percaya sama elu, apa lagi gue.

Hehehe. Ujaran bapak tersebut bermakna bahwa dia tidak menyepakati

perimntaan dari Jupri karena dia merasa tidak percaya kepada Jupri. (79)

No. Data : 82

Konteks Setting and Scene: peristiwa tutur ini terjadi di sebuah tempat makan pada siang hari sedangkan Scene mengacu pada situasi ketika peristiwa tutur terjadi yaitu dalam keadaan panik; Participant: penutur dalam pertuturan ini yaitu Boy dan petutur yaitu Komet dan anak buahnya;

Ends: menyemangati; Act Sequences:pertuturan ini diawali

ketika Boy mengatakan bahwa ia ingin menjadi pencopet lagi namun Komet menyemangati Boy agar tidak menyerah; Keys: nada suara (tone) datar, sikap atau cara

(manner) saat tuturan ini diucapkan yaitu dengan

semangat; Instrumentalities: lisan; Norms of Interaction

and Interpretation: pernyataan dan dijawab dengan

pernyataan; Genre: wacana argumentasi.

Ujaran Boy : Kalo kaya gini, gue nyopet lagi aja deh.

Komet :Kita jangan nyerah! Liat doang bang Muluk yang udah ngebela kita!

Analisis Prinsip Kesantunan Leech

MKar MKdw MP MKH Mksp MS

x

Ujaran yang diucapkan oleh dianggap melanggar maksim

kesepakatan karena memaksimalkan ketaksepakatan antara diri dengan pihak lain dan meminimalkan kesepakatan antara diri dengan pihak lain. Peminimalan kesepakatan tersebut terdapat pada Kita jangan nyerah! Liat

doang bang Muluk yang udah ngebela kita! Ujaran Komet tersebut

bermakna bahwa dia tidak sepakat jika temannya harus kembali menjadi pencopet.

6. Pelanggaran Maksim Simpati

Pelanggaran maksim simpati terjadi apabila dalam peristiwa tutur peserta tuturan meminimalkan rasa simpati antara diri dengan lain dan memaksimalkan rasa antipati antara diri dengan lain. Orang yang tidak bersikap antipati terhadap orang lain dianggap orang yang tidak santun.

Berikut penggalan dialog yang dianggap melanggar maksim simpati:

(80)

70

Konteks Setting and Scene: peristiwa tutur ini terjadi di sebuah gang dekat markas pencopet pada sore hari sedangkan Scene mengacu pada situasi ketika peristiwa tutur terjadi yaitu dalam keadaan segan; Participant: penutur dalam pertuturan ini yaitu jambret 1 dan petutur yaitu jambret 2;

Ends:mengajak pergi; Act Sequences: penjambre 1

mengajak rekannya pergi kemudian mereka langsung pergi; Keys: nada suara (tone) datar, sikap atau cara

(manner) saat tuturan ini diucapkan yaitu dengan serius;

Instrumentalities: lisan; Norms of Interaction and

Interpretation: pernyataan dan dijawab dengan tindakan;

Genre: wacana argumentasi.

Ujaran Jambret 1 : Jangan deket-deket, ntar apes. Ayo cabut, yuk!

Jambret 2 : (pergi)

Analisis Prinsip Kesantunan Leech

Mkar MKdw MP MKH Mksp MS

X

Ujaran yang diucapkan oleh jambret 1 dianggap melanggar maksim simpati karena memaksimalkan antipati antara diri dengan lain dan meminimalkan rasa simpati antara diri dengan lain. Pemaksimalan antipati itu terlihat pada Jangan deket-deket, ntar apes. Ayo cabut, yuk!. Penggalan dialog tersebut menjelaskan bahwa para penjambret tidak bersimpati terhadap kesusahan yang dialami oleh ketiga orang itu dan memutuskan untuk menghindari mereka agar tidak ikut terkena sial.