• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagan 2.3 Struktur Organisasi Departemen Community Relations

2. Pelatihan yang Pernah Diikuti Pelaksana Program

Tingkat keterampilan pelaksana program tidak hanya diukur dari lamanya masa kerja, tetapi dapat dinilai juga dengan banyaknya pelatihan yang diikuti. Semakin banyak pelatihan yang diikuti juga dapat menambah pengalaman dan keterampilan dalam pelaksanaan program. Dalam kaitannya dengan program

community development penyulingan kayu putih ini jenis pelatihan yang dianggap

relevan dalam program bagi pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap adalah pelatihan yang berhubungan dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan pelatihan yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan berkomunikasi kepada publik.

· Pelatihan CFCD sebagai syarat utama Comrel PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

Secara berkala PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap memberikan berbagai pelatihan yang diharapkan dapat meningkatkan keterampilan karyawannya dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya. Sedangkan bagi pihak Perhutani pelatihan yang relevan tentunya pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan teknis tanaman maupun hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan lahan.

Dalam melaksanakan program community development PT. Holcim

Indonesia Tbk. Cilacap menetapkan syarat utama yang harus dimiliki staf Departemen Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap yakni

telah mengikuti pelatihan Community Development For Corporate (CFCD).

Selain syarat wajib tersebut, staff pelaksana maupun Manager yang bergabung di dalam Departemen Community Relations dibekali dengan pelatihan dalam rangka

commit to user

peningkatan kemampuan (skill) dalam berkomunikasi seperti pelatihan analisa bisnis, negosiasi, training public relation, building trust, dan self confidence.

Sebagaimana penuturan Kusdiharto selaku Community Development Coordinator:

“Salah satu requirement bagi CRO adalah kemampuan bernegosiasi, untuk

para CRO dalam melaksnakan tugasnya dalam program pemberdayaan itu

banyak bekal yang diberikan. Kami banyak training dalam hal

pemberdayaan salah satunya CFCD training, ada 2 tingkat basic dan

advanced selain CFCD ada training negosiasi , communication, social

mapping, public relations, analisa bisnis, building trust, self confidence tapi

basicnya adalah CFCD106.”

Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan peneliti, diperoleh data

mengenai training yang pernah diikuti oleh pelaksana program community

development penyulingan kayu putih sebagai berikut :

Tabel 3.2 Pelatihan yang Pernah Diikuti oleh Pelaksana Program Community Development Penyulingan Kayu Putih*

No Nama Jabatan Pelatihan Yang Diikuti

1 Harry

Kusnanto

Community Relations Officer 2 (CRO 2)

- Community Development For

Corporate; Strategy and Technique

- Community Development For

Corporate; The New Competency

CDO’s And Solution Operating

Procedure

- The Improvement of Capacity Officer

2 Sigit Manager Community - Community Development For

106

Kutipan wawancara dengan Kusdiharto selaku Comdev Coordinator, Jumat 26 November 2010

commit to user

Indrayana Relations Corporate; Strategy and Technique

3 Kusdiharto Community

Development Coordinator

- Community Development For

Corporate; Strategy and Technique

- Training Corporate Social

Responsibility

- The Improvement of Capacity Officer

- Managing Execution

4. Yudhi

Noviar

Asper KBKPH Rawa Timur

- Budidaya Tanaman Keras

- SJDI Hukum

5. Badrudin KRPH Cilacap - Persemaian, Pemeliharaan, Tanaman,

Produksi

6. Kursad Mandor PHBM - Persemaian, Pemeliharaan, Tanaman,

Produksi, Pengelolaan Lahan

b. Sarana dan Pendanaan yang Diberikan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam Program

Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan program community development

penyulingan kayu putih dibutuhkan sarana/fasilitas yang memadai. Dalam

pelaksanakan program community development penyulingan kayu putih ini bentuk

commit to user

yakni dari PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, Perhutani dan swadaya masyarakat.

· Swadaya masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam community development penyulingan kayu putih

Dalam mendukung pelaksanaan program ini, perusahaan tidak hanya memberikan sarana dalam bentuk fisik kepada masyarakat, namun juga sarana yang sifatnya non fisik. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) :

“Secara fisik ya tentunya tanah, bangunan untuk pembuatan kilang kayu putih, serta alat-alatnya, sementara yang untuk non fisik kami melakukan pengorganisasian sehingga terbentuk organisasi LMDH kita memfasilitasi terbentuknya LMDH, bentuk fasilitasinya adalah kita melakukan pembentukan organisasi dari pengurus, kemudian melakukan pendaftaran anggota, kita juga fasilitasi pendirian LMDH melalui akta notaris107.”

Sarana dan dana yang diberikan oleh perusahaan dalam program ini memang tidak diberikan secara penuh. masyarakat Kelurahan Kutawaru sebagai partisipan program juga diminta partisipasinya dalam mendukung terlaksananya program. Salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam mendukung ketersediaan sarana dalam program ini adalah dengan berpartisipasi melakukan swadaya dalam pendanaan pembangunan pabrik penyulingan kayu putih. Sebagaimana dikemukakan Busro H.S selaku Ketua LMDH seperti :

“…ini kami membangun habis 83 juta dari swadaya pengurus lembaga yang ditangani oleh kita bersama, (…) lahannya ini dari Holcim seluas 1 hektar, ini milik Holcim seharga 70 juta untuk apa saja paling sebelah kiri untuk pemasakan gula merah, rumah sementara untuk penjaga, untuk tempat hewan kambing dan sapi yang didepan untuk pembenihan bibit

107

commit to user

macem kayu putih, mangga dll digunakan mendukung aktivitas kayu putih terutama untuk pabrik ini semua bantuan Holcim108.”

Adanya sarana yang harus diswadayakan oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam pelaksanaan program ini bukan tanpa alasan. Perusahaan memandang dengan adanya swadaya dari masyarakat dalam pelaksanaan program diharapkan akan menumbuhkan rasa memiliki masyarakat terhadap program yang

dilaksanakan. Sebagaimana penuturan Sigit Indrayana selaku Community

Relations Manager :

“Didalam pelaksanaannya program pemberdayaan masyarakat kita tidak pernah menggunakan dana 100 % dana dari Holcim artinya kita selalu

melibatkan partisipasi masyarakat, karena ruhnya pemberdayaan adalah

pasrtisipasi masyarakat sehingga mereka juga punya tanggung jawab untuk menjaga usaha tersebut109.”

· Kontribusi Perhutani dalam community development penyulingan kayu putih

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa program ini merupakan bentuk kemitraan antara PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, Perhutani dan masyarakat Kelurahan Kutawaru, sehingga program ini juga tidak dapat berjalan jika tidak mendapat dukungan sarana dari pihak Perhutani. Dalam program ini Perhutani sebagai pihak yang memiliki lahan serta pihak yang memiliki kemampuan teknis terkait kegiatan penyulingan kayu putih telah memberikan sarana yang cukup berarti bagi keterlaksanaan program.

Sarana yang diberikan Perhutani yakni berupa lahan yang dipinjamkan oleh masyarakat untuk digunakan sebagai tempat penanaman kayu putih dan

108

Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010

109

commit to user

kegiatan pertanian masyarakat. Perhutani juga memberikan bibit tanaman kayu

putih sebagai pendukung kegiatan community development penyulingan kayu

putih. Selain itu pelatihan-pelatihan teknis terkait pemetikan tanaman kayu putih hingga penyulingan daun kayu putih juga diberikan oleh Perhutani. Sebagaimana penuturan Yudhi Noviar selaku Asper KBKPH Rawa Timur :

“Terkait perhutani kontribusi Perhutani ya sangat besar sekali terutama bahan baku itu kan ditanam di lahan kita kan ada LMDH yang jadi pesanggem, jadi mereka bisa tanam tumpangsari, jadi Perhutani sebagai penyedia bahan baku tanaman kayu putih dan lahan ± 260 hektar110

· Pendanaan community development penyulingan kayu putih

Selain tersedianya sarana/fasilitas yang memadai, keberhasilan sebuah program juga sangat ditunjang oleh ketersediaan dana yang mencukupi. Dalam program ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap memiliki anggaran yang

disediakan khusus bagi pelaksanaan program-program community development.

Anggaran dana bagi program community development yang salah satunya dalah program penyulingan kayu putih ini berasal dari keuntungan perusahaan (cast

flow) dengan prosentase 2,7% dari keuntungan perusahaan. Hal ini didasarkan

atas pernyataan Kusdiharto selaku Community Development Coordinator : “Untuk

dana yang terkait CSR setiap tahun ada budget terkait rencana program,

batasan-batasan mengenai berapa persen jumlahnya itu tidak ada, tapi kalau kita ikut

patokan BUMN biasanya membudgetkan sekitar 2-5 % dari Ediba*, untuk Holcim

membudgetkan 2,7% dari keuntungan111.”

110

Kutipan wawancara dengan Yudhi Noviar selaku Asper KBKPH Rawa Timur, Senin 29 November 2010

* keuntungan perusahaan sebelum dikurangi pajak

111

commit to user

Hasil observasi peneliti terhadap data dokumen yang ada di PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap mengenai anggaran dana yang digunakan dalam program

community development penyulingan kayu putih tersaji sebagai berikut :

Tabel 3.3 Rincian Dana dan Sarana dalam Program Community Development Penyulingan Kayu Putih*

No Description Qty Unit Total

A Biaya Pembangunan

I Persiapan pembangunan 1.450.000

II Pondasi Kilang 3.689.661

III Pembangunan KIlang

I Foundation 10.186.372

II Construction work 23.380.700

III Roofing Work 7.729.500

IV Penyelesaian 2.759.400 V Bak Pendingin 900.000 Total 50.095.633 Contigenty 10% 5.009.563 55.105.196 B Alat Penyulingan

Unit kilang oil atsiri 1 1.00 unit 47.500.000

Unit kilang oil atsiri 2 1.00 unit 55.000.000

Total 102.500.000

C Total

Unit kilang oil atsiri 1 complete 1.00 unit 102.600.000

Unit kilang oil atsiri 2 complete 1.00 unit 110.100.000

commit to user 3. DATA PROSES

a. Media yang Digunakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam Menyampaikan Pesan Program Community Development Penyulingan Kayu Putih

Program community development penyulingan kayu putih yang

dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh perusahaan agar hubungan yang selama ini terjalin tetap terjaga dengan baik. Melalui program ini telah terjadi sebuah proses komunikasi antara perusahaan dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru yang tujuannya adalah penyampaian informasi kepada masyarakat bahwa perusahaan ingin turut serta berpartisipasi dalam membantu mengembangkan sumber daya lokal yang ada di Kelurahan Kutawaru melalui program penyulingan kayu putih dengan harapan akan membantu memperbaiki kondisi perekonomian masyarakat Kelurahan Kutawaru.

· Pesan dalam community development penyulingan kayu putih

Sebagai sebuah proses komunikasi, program penyulingan kayu putih ini tentunya mengandung komponen komunikasi didalamnya yakni media sebagai wadah yang digunakan perusahan untuk menyampaikan pesan maupun segala informasi yang berkaitan tentang pelaksanaan program ini. Melalui program ini perusahaan pada initnya ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat agar

memahami arti sebuah program pemberdayaan, dimana perusahaan

mengharapkan masyarakat Kelurahan Kutawaru dapat menjaga dan melaksanakan program secara berkelanjutan agar masyarakat dapat merasakan kemanfaatan dari

commit to user

program. Sebagaimana penuturan Sigit Indrayana selaku Manager Community

Relations:

“Karena kami tidak bisa menjangkau seluruh desa yang ada di Cilacap yang sejumlah 216. Sehingga masyarakat bisa memanfaatkan program pemberdayaan yang kita berikan dengan sungguh-sungguh. Holcim itu pengen sedikit banyak berkontribusi untuk memberdayakan masyarakat dibidang bidang yang pemerintah memiliki keterbatasan disitu, sebenarnya

kan tugas pemerintah dalam memberdayakan masyarakat.112

· Penyampaian pesan melalui perwakilan CCC maupun LMDH

Terkait dengan media yang digunakan perusahaan dalam menyampaikan pesan, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap tidak menyampaikan pesan pemberdayaan secara langsung kepada masyarakat sasaran program. Seperti yang telah dijelaskan pada bagian konteks, bahwa PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melakukan perencanaan dengan menggunakan perwakilan dari masyarakat yang disesbut dengan CCC. Begitu juga dalam penyampaian pesan kepada masyarakat,

perusahaan senantiasa memanfaatkan opinion leader yang diwakilkan dari elemen

masyarakat dan ditujuk sebagai anggota CCC. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) : “Masyarakat sudah diwakili LMDH, kita tidak mungkin memberikan sosialisasi secara perorangan,

(…) organisasi LMDH selalu mengadakan pertemuan rutin setiap bulan113.”

CCC maupun perwakilan masyarakat dari LMDH inilah yang nantinya akan menyampaikan informasi kepada masyarakat melalui dialog, pertemuan-pertemuan rutin setiap bulan yang dilakukan oleh LMDH sebagai wadah masyarakat untuk mengorganisir kegiatan ini. Sehingga fungsi dari adanya

112

Kutipan wawancara dengan Sigit Indrayana selaku Manager Comrel, Rabu 1 Desember 2010

113

commit to user

LMDH yang juga dibentuk oleh perusahaan sangat berguna dalam membantu penyampaian pesan perusahaan kepada masyarakat.. Sebagaimana penuturan Busro H.S selaku Ketua LMDH :

“(…) ada kumpulan sosialisasi ke masyarakat bahwa penanaman kayu putih ini ditanam dilahan Perhutani, masyarakat menerima karena akan diuntungkan selain bisa memanen daun kayu putih masyarakat juga bisa menanam palawija sehingga akan menambah pendapatan mereka. Masyarakat juga diminta untuk bisa menjaga program kayu putih tetap berlanjut114.”

Masyarakat Kelurahan Kutawaru memperoleh informasi terkait pelaksanaan program penyulingan kayu putih melalui LMDH maupun dari informasi dari mulut-ke mulut oleh sesama masyarakat Kelurahan Kutawaru. Sebagaimana penuturan Basrun selaku penyuling kayu putih : “Saya sudah ikut di penyulingan kayu putih ini 2 tahun, sebelum ikut disini saya kerjaannya nelayan, nelayan di TPI sana. Ya agak merasa bosen jadi nelayan, ya ganti haluan lah,

dulunya saya ada yang ngajak ketua 1 LMDH Pak sangidin itu115.”

Hal yang hampir senada juga dikemukakan Tukiran, dirinya memperoleh informasi akan adanya kegiatan penyulingan kayu putih ini dari sesama anggota LMDH. Sebagaimana penuturan Tukiran selaku pengrajin kayu bakar : “Saya

sudah tahu ada penyulingan kayu putih ini sejak satu tahun yang lalu, dulu Tahu

kayu putih ini dari temen-temen sih116.”

Digunakannya opinion leader oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

melalui CCC maupun melalui LMDH dalam penyampaian pesan merupakan

114

Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010

115

Kutipan wawancara dengan Basrun, selaku penyuling kayu putih, Selasa 16 November 2010

116

commit to user

sebuah cara yang dipandang efektif oleh perusahaan. Seperti terlihat dari penuturan Rajim selaku penyuling kayu putih :

“Sebelum kerja disini dulu-dulunya saya di desa Jambusari saya bekerja sebagai penyadap kayu karet ngambil getah karet terus pergi ke sini 1,5 tahun terus langsung kerja disini, bapak saya asli Cigintung kebetulan anggota LMDH. Saya kan anaknya yang bekerja disini kan yang boleh

anggota LMDH tapi saya kan anaknya jadi boleh, saya mewakili bapak saya

saya bekerja disini ya mulai dari nol sampe sekarang ini117.”

Selain dikarenakan keterbatasan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap yang tidak dapat menjangkau seluruh masyarakat sasaran program, kesibukan masyarakat sasaran program yang sebagain besar adalah bertani merupakan faktor kendala perusahaan untuk mengumpulkan masyarakat. Sehingga penyampaian

pesan melalui melalui opinion leader dalam LMDH ini diharapakan mampu

menjangkau seluruh masyarakat sasaran program. Opinion leader ini juga

dipandang perusahaan lebih mengerti karakteristik dan sifat masyarakat sekitar sehingga penyampaian pesan akan lebih efektif.

b. Pengorganisasian Program Community Development Penyulingan Kayu Putih

· Perhutani sebagai pelaksana teknis program penyulingan kayu putih Pelaksanaan program penyulingan kayu putih ini memang tidak dapat terlepas dari Perhutani. Sebagai pelaksana program, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap menyadari bahwa program ini tidak dapat berjalan dengan sendirinya tanpa ada pihak ketiga. Untuk menjaga agar program ini dapat berjalan secara berkelanjutan, perusahaan melakukan pengorganisasian program dengan melakukan pembagian tugas. Pembagian tugas dalam program ini dimaksudkan

117

commit to user

perusahaan agar tidak terdapat kejelasan peran dari masing-masing pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program.

Secara umum peran pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap adalah melakukan pendampingan terhadap jalannya program serta membantu dalam hal fasilitas terutama ketersediaan alat-alat penyulingan kayu putih, selain itu perusahaan juga memiliki peran untuk memotivasi masyarakat agar program ini

dapat terus berkelanjutan. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku

Community Relations Officer 2 (CRO 2) : “Tugas CRO utamanya adalah

fasilitator, motivator, mempertemukan berbagai pihak, memberikan arahan-arahan supaya bahwa ini adalah kegiatan yang berkelanjutan menyadarkan masyarakat tentang program ini, bagi yang memiliki lahan agar bisa ditanami kayu putih118.”

Sedangkan pembagian tugas dalam hal teknis terkait penanaman, perawatan maupun pelatihan pemanenan tanaman kayu putih hingga proses pelatihan penyulingan kayu putih dilaksanakan pihak Perhutani. KRPH Cilacap sebagai pelaksana dari pihak Perhutani bertugas untuk memberikan pelatihan pengetahuan teknis, seperti cara merawat, dan memangkas daun kayu putih hingga penyulingan daun kayu putih. KRPH Cilacap ini dibantu oleh seorang Mandor Petik daun kayu putih untuk mengawasi dan mendukung kelancaran pelaksanaan program.

Perusahaan sendiri menilai dengan adanya pembagian tugas yang jelas ini menjadikan program yang dilaksanakan lebih terarah. Perusahaan memandang adanya target produksi minyak kayu puth yang ditetapkan Perhutani kepada

118

commit to user

masyarakat merupakan hal yang positif. Selain merupakan cara agar program yang telah dijalankan tetap berkelanjutan juga dengan adanya target produksi masyarakat sasaran program akan lebih terpacu dalam pelaksanaan program.

Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2

(CRO 2) : “yang menarget Perhutani tujuan untuk memacu aktifitas mereka harapannya kegiatannya itu bisa sustain jadi mereka di kasi target119”.

c. Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia Sasaran Program Community Development Penyulingan Kayu Putih

Untuk mendukung kelancaran program penyulingan kayu putih ini Perusahaan dan Perhutani melakukan berbagai kegiatan yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia sasaran program. Pada dasarnya

masyarakat sasaran program community development penyulingan kayu putih

telah memiliki kemampuan teknis dalam hal menanam, merawat, hingga

memanen tanaman kayu putih karena basic mereka adalah sebagai petani.

Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2

(CRO 2) :

“Untuk pelatihan yang diberikan langsung praktek, modelnya on the job

training, langsung praktek dilapangan, lagipula masyarakat sudah

mengetahui bagaimana cara menanam pohon kayu putih untuk itu kendala tidak ada karena secara alam masyarakat sudah paham, proses menanam memetik dan memanen sudah biasa, hanya saja di bagian proses penyulingan sedikit kurang bisa untuk itu masyarakat dilatih dan diberikan pembelajaran120.”

Modal inilah yang dinilai perusahaan yang menjadi faktor keberhasilan program. Meskipun sudah memiliki pengetahuan dasar akan hal teknis tersebut,

119

Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin 15 November 2010

120

commit to user

namun masyarakat sasaran program dinilai belum memiliki kemampuan mengolah daun kayu putih menjadi minyak kayu putih, selain itu masyarakat dinilai kurang mengerti dalam hal pemetikan daun kayu putih secara baik dan benar. Sehingga perusahaan dan Perhutani memandang perlu diadakan suatu kegiatan pelatihan yang tujuannya untuk memberikan pengarahan kepada masyarakat terkait hal tersebut. Bentuk kegiatan dalam meningkatan kemampuan sumber daya ini berupa study banding ke pabrik penyulingan kayu putih dan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan peningkatan pengetahuan sasaran

program community development penyulingan kayu putih.

· Studi banding ke pabrik penyulingan kayu putih

Kegiatan studi banding merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam mendukung terlaksananya program

community development penyulingan kayu putih. Dalam kegiatan studi banding

ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap mengajak beberapa perwakilan dari masyarakat yang tergabung dalam LMDH untuk melakukan studi banding ke pabrik pengolahan kayu putih yang berada di wilayah Kawunganten. Dalam kegiatan studi banding ini perwakilan masyarakat dari LMDH Rawa Kuna di ajak untuk melihat bagaimana pengolahan daun kayu putih menjadi minyak kayu putih. Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH : “Untuk peningkatan kemampuan masyarakat kami diajak studi banding melihat pabrik pengolahan kayu putih di Kawunganten, hanya beberapa perwakilan dari masyarakat saja tidak semua121.

121

commit to user

· Pelatihan teknis terkait tanaman kayu putih

Pelatihan teknis terkait pemangkasan daun kayu putih hingga pengolahan daun kayu putih menjadi minyak kayu putih merupakan salah satu kegiatan dalam rangka peningkatan pengetahuan sumber daya manusia yang terlibat dalam

program community development ini. Kegiatan pelatihan ini secara teknis

dilakukan oleh Perhutani dan didampingi pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap.

Kegiatan pelatihan peningkatan kemampuan sumber daya manusia ini merupakan bagian yang cukup penting untuk menunjang terlaksananya program

community development penyulingan kayu putih. Pelatihan yang diberikan

kepada masyarakat sasaran program community development penyulingan kayu

putih dilakukan secara informal dalam bentuk kerja langsung praktek (on the job

training). Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH Rawa

Kuna: “Kemarin kita difasilitasi pelatihan cara pangkas yang baik lah kerjasama

dengan pihak Perhutani dan Holcim untuk peningkatan kualitas dan kuantitas penyulingan minyak kayu putih122.”

Metode pelatihan yang diberikan secara on the job training bukan tanpa alasan, hal ini disesuaikan dengan latar belakang pendidikan masyarakat sasaran program yang kebanyakan tidak tamat pendidikan dasar sehingga pelatihan yang diberikan pun menyesuaikan. Sebagaimana penuturan Badrudin selaku KRPH

Cilacap: “Kalau untuk yang paling bawah itu kan bahasanya yang sederhana tapi

122

Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010

commit to user

langsung dipraktekan ditunjukan ini lo caranya begini mereka lebih paham123” Dengan metode langsung praktek trainer memberikan pengarahan terkait materi pelatihan kepada masyarakat peserta program kemudian dilanjutkan dengan cara memberikan contoh secara langsung yang kemudian diikuti oleh masyarakat peserta program.

Pelatihan secara informal ini juga disesuaikan dengan bagian pekerjaan