D. Manfaat Penelitian
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
a. Wawancara mendalam (in-depth interviewing)
Penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam (in-depth
interviewing) dengan pertanyaan yang bersifat ”open ended” tidak
secara formal terstruktur dan mengarah pada kedalaman informasi66.
Dalam penelitian ini digunakan wawancara terbuka, dimana subyek tahu bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula maksud wawancara tersebut67. Pihak yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah :
1. Pihak PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap, yang terdiri dari Manager
Community Relations, Community Development Coordinator, Community Relations Officer 2 (CRO 2)
2. Pihak Perhutani BKPH Rawa Timur Cilacap, yang terdiri dari Asper
BKPH Rawa Timur, KRPH Cilacap dan Mandor PHBM, dan
3. Masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam hal ini yang menjadi sasaran
program community development penyulingan kayu putih; terdiri dari
Ketua, Sekretaris dan Anggota LMDH Rawa Kuna Cilacap.
66
HB. Sutopo, Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Penerapannya dalam Penelitian, Sebelas Maret University Press,Surakarta, 2002,, hal. 59
67
commit to user
Pemilihan informan masyarakat sasaran program ini didasarkan atas keanekaragaman profesi yang mereka jalankan dalam program ini sehingga diharapkan didapatkan data yang bervariasi.
b. Observasi
Peneliti melakukan observasi partisipan dalam jenis observasi yang
nampak (overt observation)68 pada kantor Departemen Community
Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap maupun kantor Perhutani BKPH Rawa Timur Cilacap. Dalam observasi ini peneliti teridentifikasi secara jelas dan selama observasi subjek riset sadar bahwa mereka sedang diobservasi. Dalam observasi yang dilakukan peneliti, pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sangat suportif dalam membantu peneliti mengerjakan penelitian ini yakni dengan memposisikan peneliti bukan sebagai mahasiswa peneliti namun lebih menempatkan posisi yang sejajar sebagai staff Departemen Community Relations dengan sering melibatkan peneliti dalam setiap aktivitas yang dilakukan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap seperti; mengajak peneliti melakukan
kunjungan maupun pengecheckan langsung ke Kelurahan Kutawaru
sebagai lokasi/tempat pelaksanaan program community development
penyulingan kayu putih dan dilibatkan dalam penilaian PROPER Kementrian Lingkungan Hidup 2010 yang pada saat itu juga melakukan kunjungan untuk menilai program ini, peneliti juga terlibat langsung
dalam pelaksanaan Community Advisory Panel (CAP) 2010 sebagai
68
commit to user
wadah komunikasi antara masyarakat dengan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap untuk mengevaluasi program yang telah dan akan dilaksanakan.
Pihak Perhutani dalam hal ini Mandor PHBM juga memberikan support
dengan membantu peneliti menjangkau informan yang sebenarnya sangat sulit dijangkau karena pada dasarnya masyarakat sasaran program
community development penyulingan kayu putih ini tinggal dan hidup di
tengah hutan belantara. Mandor PHBM membantu peneliti dengan mempertemukan informan dari pihak masyarakat sasaran program satu per satu sesuai dengan yang telah ditentukan peneliti .
Dalam penelitian ini peneliti juga melakukan pengamatan langsung terhadap kondisi dan situasi tempat/lokasi pelaksanaan program
community development penyulingan kayu putih di Kelurahan
Kutawaru, Cilacap Jawa Tengah.
c. Dokumen
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data dengan mempelajari dokumen, arsip, laporan, maupun literatur lainnya dari PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap maupun Perhutani BKPH Rawa Timur Cilacap yang relevan dengan permasalahan penelitian. Pengumpulan data melalui studi dokumentasi dimaksudkan untuk melengkapi data penelitian terutama data-data yang tidak bisa dikumpulkan melalui wawancara maupun observasi.
commit to user 5. Teknik Sampling
Pengambilan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling, yaitu dalam mencari informasi peneliti memilih informan
yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya menjadi sumber data yang mantap. Bahkan di dalam pelaksanaan pengumpulan data, puluhan informan dapat berkembang sesuai kebutuhan dan
kemantapan peneliti dalam memperoleh data 69.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil beberapa orang sebagai informan, yakni pihak-pihak yang terlibat secara langsung dalam pelaksanaan program
community development penyulingan kayu putih melalui kemitraan tersebut, yaitu
PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, Perhutani BKPH Rawa Timur Cilacap, dan masyarakat Kelurahan Kutawaru yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Rawa Kuna
Adapun informan dari PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam penelitian ini terdiri dari :
a. Sigit Indrayana selaku Manager Community Relations PT Holcim
Indonesia Tbk Cilacap
b. Kusdiharto selaku Community Development Coordinator PT Holcim
Indonesia Tbk Cilacap
c. Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) PT
Holcim Indonesia Tbk Cilacap
69
commit to user
Sementara itu informan dari Perhutani yang dijadikan mitra PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap dalam melaksanankan program community development
penyulingan kayu putih yakni :
a. Yudhi Noviar selaku Asper KBKPH Perhutani Rawa Timur Cilacap
b. Badrudin selaku KRPH Rawa Timur Cilacap
c. Kursad selaku Mandor PHBM
Sedangkan informan dari masyarakat Kelurahan Kutawaru sebagai sasaran
program community development penyulingan kayu putih, meliputi :
a. Busro Hadi Susanto, lelaki 62 tahun yang tinggal di daerah Cipete ini merupakan pensiunan Perhutani yang dipercaya oleh masyarakat Kutawaru untuk menjadi Ketua LMDH Rawa Kuna, selain sebagai Ketua LMDH Rawa Kuna Busro H.S juga merangkap sebagai kepala pabrik dalam program community development penyulingan kayu putih. b. Achmad Rif’an, lelaki 35 tahun yang tinggal di daerah Sembir ini
berprofesi sebagai Guru SLTP Al-Manar Kutawaru, selain sebagai guru Achmad Rif’an juga merupakan Sekretaris LMDH Rawa Kuna sekaligus
Community Communication Channel (CCC) PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap wilayah Kelurahan Kutawaru
c. Basrun, lelaki 40 tahun ini yang tinggal di daerah Perkuyan merupakan
penyuling kayu putih, dahulu sebelum ikut dalam program community
development penyulingan kayu putih Basrun berprofesi sebagai nelayan
d. Rajim, lelaki 45 tahun yang tinggal di daerah Cigadung ini merupakan
commit to user
development penyulingan kayu putih Rajim berprofesi sebagai penyadap
getah karet.
e. Satijan, lelaki 45 tahun yang tinggal di daerah Perkuyan ini merupakan
pemetik daun kayu putih, dahulu sebelum ikut dalam program
community development penyulingan kayu putih Satijan berprofesi
sebagai penggarap sawah milik orang lain.
f. Tukiran, lelaki 42 tahun yang tinggal di daerah Perkuyan ini merupakan
pengrajin kayu bakar untuk kegiatan community development
penyulingan kayu putih, dahulu sebelum ikut dalam program community
development penyulingan kayu putih Tukiran berprofesi sebagai
penggarap sawah milik orang lain.
g. Suripto, lelaki 30 tahun yang tinggal di daerah Perkuyan ini merupakan
petani kayu putih, dahulu sebelum ikut dalam program community
development penyulingan kayu putih Suripto berprofesi sebagai Satpam
di Jakarta.
h. Warso, lelaki 65 tahun yang tinggal di daerah Jambusari ini merupakan
petani kayu putih, dahulu sebelum ikut dalam program community
development penyulingan kayu putih Warso berprofesi sebagai
penggarap sawah milik orang lain.
i. Kasna, lelaki 59 tahun yang tinggal di daerah Kutawaru ini merupakan
petani kayu putih, dahulu sebelum ikut dalam program community
development penyulingan kayu putih Kasna berprofesi sebagai
commit to user
j. Ruswandi, lelaki 53 tahun yang tinggal di daerah Kutawaru ini
merupakan petani kayu putih, dahulu sebelum ikut dalam program
community development penyulingan kayu putih Ruswandi berprofesi
sebagai penggarap sawah milik orang lain
k. Wartaji, lelaki 64 tahun yang tinggal di daerah Kutawaru ini
merupakan petani kayu putih, dahulu sebelum ikut dalam program
community development penyulingan kayu putih Wartaji berprofesi
sebagai penggarap sawah milik orang lain