• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Parstisipatoris Melalui CCC i dalam pemetaan potensi community deve

Bagan 2.3 Struktur Organisasi Departemen Community Relations

1. DATA KONTEKS

3.1 Perencanaan Parstisipatoris Melalui CCC i dalam pemetaan potensi community deve

utih

at melakukan survei terkait apa yang menjadi ke sebuah program, maka hasil survei mengenai

ommunity development penyulingan kayu put

mudian disampaikan kepada pihak PT. Holcim In posal yang diajukan.

hal ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap k ersebut dengan melakukan survei/pemetaan sosia

cara bersama antara PT Holcim Indonesia Tbk wa Kuna, dan perwakilan Perhutani. Seba

nto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2)

development kebutuhan nai usulan putih yang Indonesia kemudian ial (social bk Cilacap, bagaimana 2) :

commit to user

“Namun di semua kegiatan pemberdayaan baik infrastrukutur, ekonomi dan sosial pasti sebelumnya kami melakukan survei juga, dalam program penyulingan kayu putih ini survei dilakukan 3 pihak yakni perhutani LMDH dan Holcim 94.”

Pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap kemudian menindaklanjuti

dengan melakukan pemetaan potensi (potency mapping). Pemetaan potensi ini

juga dilakukan secara bersama oleh ketiga pihak melalui pertemuan-pertemuan yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap bersama masyarakat dan Perhutani. Sebagaimana penuturan Busro H.S selaku Ketua LMDH : “Sebelum memberikan bantuan Holcim melakukan survei ke masyarakat, tentang bagaimana penyulingan, keuntungan bagaimana, dampak ke masyarakat bagaimana, sampai

meminta dukungan 50 orang masyarakat95

Kegiatan survei pemetaan potensi ini bertujuan untuk menginventarisasi potensi yang ada di Kelurahan Kutawaru, baik potensi sumber daya alam maupun potensi sumber daya manusia yang tersedia yang erat kaitannya dengan

keberlangsungan pelaksanaan program community development penyulingan kayu

putih. Inventarisasi ini bertujuan untuk mengetahui apakah potensi sumber daya alam dan ketersedian sumber daya manusia layak untuk melaksanakan program

community development penyulingan kayu putih. Sebagaimana penuturan Harry

Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2 ): “Kita lakukan

identifikasi untuk melihat potensi yang ada, artinya begini, kalau kilang itu didirikan di Kutawaru itu layak atau tidak kira-kira, layak dalam arti apakah bisa

94

Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010

95

commit to user

berjalan sesuai dengan sebagai mestinya bisa sustain apa tidak, kan berkaitan dengan suplai bahan baku96.”

· Hasil identifikasi pemetaan potensi oleh ketiga belah pihak

Inventarisasi potensi yang dilakukan bersama oleh ketiga pihak menghasilkan temuan sebagai berikut*:

a. Luas lahan untuk penanaman kayu putih

Untuk luas lahan penanaman pohon kayu putih Perhutani meminjamkan lahan seluas 473 Ha kepada masyarakat Kelurahan Kutawaru. Kemudian yang disiapkan untuk tanaman kayu putih adalah 210 Ha.

b. Sumber Daya Manusia (SDM)

Ketersedian sumber daya manusia yang ada di Kelurahan Kutawaru

untuk pelaksanaan kegiatan community development penyulingan kayu

putih ini sangat cukup memadai. Sumber daya manusia yang akan terlibat dalam program community development penyulingan kayu putih ini melibatkan sekitar 700-an warga masyarakat Kelurahan Kutawaru yang sebelumnya telah tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Rawa Kuna.

c. Peluang pasar

Masyarakat Kelurahan Kutawaru yang tergabung dalam LMDH Rawa Kuna diwajibkan menjual hasil pengolahan daun kayu putih berupa minyak kayu putih kepada PGT Cimanggu Perum Perhutani Unit 1 Jateng dengan aturan bagi hasil (sharing) jumlah minyak kayu putih x

96

Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010

commit to user

87,5 % x Rp. 90.000. Hal ini disesuaikan dengan MoU yang telah disepakati bersama antara LMDH Rawa Kuna dengan Perhutani.

d. Kapasitas produksi

Hasil inventarisasi yang dilakukan memperoleh temuan bahwa dengan kapasitas dandang tungku 1 ton dengan waktu penyulingan 5-6 jam dan 2 kali penyulingan dalam satu hari kegiatan ini dapat menghasilkan rata-rata 10 liter minyak kayu putih.

e. Bahan bakar produksi

Bahan bakar yang digunakan untuk proses penyulingan daun kayu putih diambil dari limbah ranting pohon kayu putih yang tidak terpakai.

f. Desain peralatan produksi minyak kayu putih

Peralatan penyulingan kayu putih diperlukan untuk keberlanjutan

program community development penyulingan kayu putih ini.

Hasil dari pemetaan potensi yang dilakukan ketiga pihak tersebut diketahui bahwa berdasarkan temuan-temuan yang ada lapangan, diketahui bahwa terdapat potensi sumber daya alam lokal berupa tanaman kayu putih yang dapat dikembangkan masyarakat sebagai kegiatan produktif serta ketersedian lahan milik Perhutani yang dapat dimanfaatkan masyarakat Kelurahan Kutawaru yang tergabung dalam LMDH Rawa Kuna untuk penanaman kayu putih namun belum tersedianya sarana/fasilitas untuk mengolah daun kayu putih di daerah Kelurahan

Kutawaru. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations

Officer 2 (CRO 2) :

“Salah satu hasil dari identifikasi dan pemetaan mereka adalah adanya potensi kayu putih yang bisa dikembangkan kemudian itu menjadi usulan

commit to user

kepada Holcim agar Holcim bisa membantu merealisasikan atau membantu mendorong potensi yang ada disana, potensi kayu putih tersebut97.”

· Kesediaan PT. Holcim Indonesia memberdayakan masyarakat Kelurahan Kutawaru

Melihat adanya potensi yang bisa dikembangkan namun terkendala permasalahan kebutuhan yang dihadapi masyarakat Kelurahan Kutawaru PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap kemudian melakukan perencanaan melalui rapat dan dialog dengan perwakilan masyarakat yang tergabung dalam LMDH Rawa Kuna dan Perhutani. Melalui dialog serta pertemuan-pertemuan yang diadakan ini beberapa kali ini, perusahaan berupaya menggali aspirasi atau keinginan masyarakat dalam merealisasikan program yang telah direncanakan bersama dengan Perhutani sebagai pihak yang nantinya juga akan terlibat didalam program. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) : “Holcim sendiri untuk mengawali kegiatan tersebut kira-kira hanya melakukan pertemuan 4-6 kali saja, kita selalu bertemu dengan 3 pihak ini98.”

Dalam program penyulingan kayu putih ini perusahaan juga memanfaatkan tenaga kerja masyarakat kelurahan Kutawaru dalam membangun pabrik penyulingan kayu putih ini. Sebagaimana penuturan Rajim selaku penyuling kayu putih : “Saya ikut disini mulai dari nol mulai dari bikin tempatnya ini terus mbangun ini lalu nyuling. Dulu saya tahunya sudah ada peletakan batu pertama disini saya mulai bekerja99.”

97

Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010

98

Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010

99

commit to user

Keterlibatan masyarakat serta pihak Perhutani dalam perencanaan ini juga tak lepas dari tujuan perusahaan agar program yang dijalankan benar-benar sesuai dengan keinginan masyarakat, sehingga melalui perencanaan ini diharapkan mampu mendukung terciptanya komunikasi yang baik untuk menciptakan harmonisasi hubungan antara perusahaan dengan komunitas. Melalui perencanaan yang dilakukan, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap bersedia untuk

memberdayakan masyarakat melalui program community development

penyulingan kayu putih dengan berkontribusi dalam pembangunan pabrik penyulingan kayu putih termasuk di dalamnya membantu ketersediaan alat-alat untuk menunjang kegiatan penyulingan daun kayu putih serta pendampingan dalam pelaksanaan program.

Dari kegiatan perencanaan ini diketahui bahwa PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sebagai perusahaan yang berdiri disekitar masyarakat menunjukan adanya komitmen dan kepedulian dengan memberikan solusi kepada masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam mengembangkan sebuah kegiatan produktif penyulingan kayu putih. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku

Community Relations Officer 2 (CRO 2) :

“Kita selalu berfikir bagaimana kita bisa memberikan solusi, artinya mulai dari kegiatan dari hulu hingga hilir menjadi fokus kegiatan kita, katakanlah begini dari hulunya kita dorong mereka untuk bisa melakukan kegiatan yang

produktif, kemudian sukur-sukur dibagian hilirnya mereka bisa memasarkan

sendiri, tapi kalau tidak bisa kita juga bantu hilirnya, beri kesempatan mereka untuk bisa memasarkan produknya. Kemudian kita juga berusaha untuk membantu mereka di bagian lain supaya kegiatan yang dilakukan bisa

sustain. Seperti contohnya kita memantau perkembangan mereka apa sih

yang menjadi kendala selama perjalanan kegiatan tersebut100.”

100

commit to user

Dari tahap perencanaan ini, upaya perusahaan untuk terlibat dalam perencanaan program dengan masyarakat menunjukan adanya itikad baik perusahaan dalam menjalin komunikasi dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru agar hubungan baik yang selama ini tercipta tetap terjaga. Selain itu dengan melibatkan masyarakat dalam kegiatan perencanaan ini diharapkan program yang dijalankan dapat diterima oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru.

e. Strategi yang Diterapkan dalam Program Community Development Penyulingan Kayu Putih

· Pemahaman terhadap kondisi demografis masyarakat Kelurahan Kutawaru

Strategi pelaksanaan merupakan hal yang paling penting dan mendasar untuk dijadikan pedoman dalam melaksanakan sebuah program. Setiap daerah yang menjadi sasaran program CSR PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap memiliki karakter masyarakat yang berbeda satu sama lainnya, hal ini dikarenakan kondisi geografis dan budaya masyarakatnya, untuk itu PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap memiliki pola pendekatan yang berbeda-beda pula dalam melaksanakan sebuah program pemberdayaan. Wilayah Kelurahan Kutawaru dipandang oleh PT Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sebagai wilayah pemberdayaan yang unik sehingga pola pendekatan pemberdayaan yang dilakukan juga disesuaikan dengan kondisi dan sumber daya lokal masyarakat Kelurahan Kutawaru itu sendiri.

commit to user

“Kutawaru itu daerah yang unik mempunyai masyarakat nelayan disisi luar daerahnya,masuk kedalam sedikit penduduknya sudah bekerja dibidang agraris, sebaliknya penduduknya sebagian juga ada yang menjadi TKI jadi tinggal pemuda atau laki laki yang tinggal disana untuk kita berdayakan berdasarkan sumber daya lokal, bagaimana pendekatan kita untuk memberdayakan yang nelayan tadi dipinggiran maupun yang agak ke tengah yang agraris tadi, Kutawaru itu contoh pemberdayaan yang sangat kompleks bagi kami101

Untuk menghadapi berbagai kultur masyarakat yang berbeda antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap telah memiliki strategi baku yang selalu diterapkan dalam melaksanaan program

community development, strategi inilah yang dipakai dan diterapkan oleh PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam melaksanakan program community

development penyulingan kayu putih.

· Pembentukan LMDH sebagai wadah mengorganisir masyarakat Kelurahan Kutawaru

Strategi utama yang diaplikasikan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

dalam melaksanakan program community development penyulingan kayu putih

adalah dengan melakukan pengorganisasian yang baik. Strategi baku yang diterapkan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap tersebut meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut; penyadaran akan program pemberdayaan, pengorganisasian dengan membentuk lembaga lokal, kaderisasi, dukungan teknis dan pengelolan

sistem. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations

Officer 2 (CRO 2) :

“Untuk mengakomodir setiap kegiatan masyarakat, kita membentuk kelompok-kelompok atau organisasi sebagai wadah dimana masyarakat dapat berkumpul untuk melakukan sebuah kegiatan program pemberdayaan,

101

commit to user

pembentukan kelompok maupun organisasi ini mengacu pada prinsip memanfaatkan kelembagaan lokal, karena organisasi ataupun kelompok merupakan sarana yang memungkinkan masyarakat untuk bertemu dan

berkumpul sehingga memungkinkan mereka untuk berdaya102.”

Keterlibatan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam membantu masyarakat Kelurahan Kutawaru membentuk Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di bawah akta notaris merupakan sebuah proses komunikasi yang terjalin antara kedua belah pihak dan merupakan wujud nyata kepedulian dan keseriusan perusahaan untuk mendukung terlaksananya program ini. Perusahaan menganggap dengan adanya organisasi LMDH yang terbentuk di tengah masyarakat, diharapkan dapat menjadi sebuah kontak point yang akan mengikat

masyarakat dalam sebuah kegiatan community development sehingga melalui

organisasi tersebut masyarakat dapat saling bertukar pikiran mengenai kegiatan yang sedang dan akan dilaksanakan. Sebagaimana penuturan Sigit Indrayana

Manager Community Relations :

“Kita percaya dalam pemberdayaan masyarakat itu harus terorganisir, artinya tidak efektif kalau kita deal dengan satu orang satu orang tapi kita dengan organisasi karena dengan organisasi itulah masyarakat bisa terberdayakan dengan baik, artinya mereka terikat dengan organisasi karena mereka terikat dalam suatu organisasi, kelompok ini kan memungkinkan ada kontak pointnya103.”

Melalui organisasi LMDH yang telah terbentuk, perusahaan meyakini akan terdapat kepengurusan dalam lembaga tersebut yang kemudian menjadi kader-kader pemberdayaan yang nantinya akan mengambil alih tugas daripada

fungsi PR itu sendiri. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community

Relations Officer 2 (CRO 2) :

102

Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin 15 November 2010

103

commit to user

“Dalam setiap organisasi atau kelompok itu kan biasanya ada ketua ataupun

kader didalamnya karena dalam setiap program pada hakekatnya memiliki keharusan mempersiapkan kader-kader pengembang keswadayaan lokal yang akan mengambil alih tugas sehingga diharapakan kader ini menjadi

pemimpin yang medukung keberlanjutan program pemberdayaan104.”

Dukungan teknis yang diberikan oleh perusahaan baik dalam bentuk dukungan fisik dan non fisik juga diperlukan dalam rangka untuk mencapai tujuan

program community development penyulingan kayu putih. Berdasarkan data

dokumen yang peneliti peroleh, strategi implementasi program community

development penyulingan kayu putih yang diterapkan PT Holcim Indonesia Tbk

Cilacap dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1. Strategi Implementasi PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam Program Community Development Penyulingan Kayu Putih

104

Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010 Pengorganisasian

Kaderisasi

Dukungan Teknis Penyadaran

Pengelolaan sistem Sistem masyarakat yang terkait dengan sistem yang lain, yang tidak selalu tersedia dan atau terpenuhi di tingkat lokal 1 2 3 4 5

commit to user 2. DATA INPUT

a. Perhutani sebagai mitra PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam Community Development Penyulingan Kayu Putih

Dalam melaksanakan sebuah program community development, PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap menyadari bahwa pihaknya tidak dapat

melaksanakan program community development sendiri. Untuk membantu

mencapai tujuan program community development PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap selalu melibatkan pihak-pihak yang berkompeten untuk mendukung

kelancaran sebuah program community development seperti LSM, Perguruan

Tinggi hingga Pemerintahan. Demikian juga dalam pelaksanaan program

community development penyulingan kayu putih ini, PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap menjalin kerjasama dalam bentuk kemitraan dengan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Rawa Timur Cilacap. Perum Perhutani dijadikan mitra dalam pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih ini bukan tanpa alasan, hal ini dikarenakan Perhutani memiliki kompetensi terkait

dengan pelaksanaan teknis program community development penyulingan kayu

putih sehingga kerjasama kemitraan ini diharapkan dapat mendukung tercapainya

tujuan program community development penyulingan kayu putih. Sebagaimana

penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) :

“Kita tidak memilik pengetahuan secara teknis tentang apa yang dilakukan, kita selalu bekerjasama dengan pihak ketiga, apapun kegiatan kita banyak kegiatan, seperti budidaya sapi, kita tidak punya pengetahuan tentang sapi, kita bekerjasama dengan pihak yang memiliki kompetensi untuk melakukan pendampingan, karena ini berkaitan dengan tanaman dan yang punya

commit to user

kompetensi adalah perhutani maka dari itu untuk hal-hal yang berkaitan

dengan teknis adalah Perhutani yang akan membantu mereka105.”

Secara organisasional, program community development penyulingan kayu

putih pada pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dilaksanakan secara langsung oleh Departemen Community Relations yang berfungsi sebagai PR yang menangani hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan eksternal termasuk segala

hal yang berhubungan dengan pelaksanaan program community development

penyulingan kayu putih di Kelurahan Kutawaru.

Untuk melihat Input yang diberikan oleh pelaksana program baik dari pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap maupun Perhutani, dalam bagian ini peneliti akan menjelaskan hal-hal apa saja yang diupayakan oleh pihak pelaksana

program dalam mendukung terlaksananya program community development

penyulingan kayu putih ini. Input dalam penelitian ini akan dilihat dari sejauh

mana perusahaan menempatkan staff pelaksananya (software) serta

sarana/fasilitas (hardware) apa saja yang diberikan perusahaan kaitannya dalam menunjang terlaksananya program.

a.1 Pelaksana Community Development Penyulingan Kayu Putih

Untuk melihat bagaimana perusahaan maupun pihak yang dijadikan mitra menempatkan staffnya dalam program ini maka peneliti akan melihat dari 4 (empat) indikator yakni tingkat pendidikan, latar belakang pendidikan, masa kerja,

dan pelatihan yang pernah diikuti oleh para pelaksana program community

development penyulingan kayu putih.

105

commit to user

1. Tingkat dan Latar Belakang Pendidikan serta Masa Kerja