• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemantauan keamanan penggunaan obat pada anak Pemantauan keamanan penggunaan obat merupakan bagian integral praktek

Dalam dokumen Departemen Ilmu Kesehatan Anak - FKUI (Halaman 47-51)

klinis, terutama yang berhubungan dengan efek samping obat.29

Prinsip penggunaan obat secara rasional yaitu memilih obat yang paling efektif, aman, nyaman dengan harga terjangkau sehingga diperoleh manfaat pengobatan yang sebaik-baiknya dengan efek samping serendah mungkin.30

Efek Samping Pengobatan Jangka Panjang

untuk mendeteksi dan melaporkan setiap efek samping obat yang muncul dalam setiap praktek pengobatan dengan tujuan untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas melalui upaya deteksi dini masalah efek samping obat dan berupaya meningkatkan cara seleksi obat yang tepat dan rasional. Para profesi kesehatan dapat mengurangi penderitaan dan menyelamatkan ribuan nyawa pasien dengan melakukan satu hal yaitu melaporkan setiap efek samping obat.1 Metode pharmacovigilance yang dapat diterapkan oleh profesi kesehatan

yang menangani pasien antara lain dengan surveilans pasif melalui kegiatan pelaporan spontan oleh dokter atau oleh pasien sendiri ke instansi di rumah sakit,31 seperti Komite Farmasi Terapi Rumah Sakit atau ke Badan Pengawasan

Obat dan Makanan (BP-POM). Tiap rumah sakit telah menyediakan formulir isian monitoring efek samping obat (MESO), dilengkapi dengan tata-cara pelaporan efek samping obat. Laporan spontan yang masuk ke komite farmasi terapi akan dikaji secara ilmiah dan profesional untuk disebarluaskan sebagai umpan balik bagi para profesi kesehatan.

Badan POM secara berkala telah menerbitkan Bulletin Berita MESO yang disebarluaskan ke setiap rumah sakit atau pusat-pusat kesehatan di Indonesia. Isinya antara lain memberikan tampilan dan penyampaian informasi keamanan obat yang lebih baik. Buletin ini sangat bermanfaat bagi para dokter untuk

update informasi keamanan obat yang beredar di pasaran.32

Khusus dalam penanganan berbagai penyakit kronis yang membutuhkan pengobatan jangka panjang, setiap dokter yang menangani kasus tersebut diharapkan secara sungguh-sungguh dan aktif memahami dan melakukan pemantauan terhadap setiap kemungkinan timbulnya efek samping pengobatan baik efek samping yang dapat diprediksi maupun yang tidak diramalkan sebelumnya agar pasien yang ditangani dapat terhindar dari efek samping. Upaya ini diharapkan dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas akibat efek samping obat dalam menuju patient safety yang lebih baik.

Simpulan

Pada dasarnya setiap obat berpotensi menimbulkan efek samping. Oleh sebab itu setiap profesi kesehatan diharapkan selalu menaati prinsip pengobatan rasional dan memahami kemungkinan timbulnya efek samping akibat pengobatan. Pengobatan jangka panjang terhadap berbagai penyakit kronis dapat menimbulkan efek samping terkait lamanya pengobatan, kepatuhan pasien serta kurangnya antisipasi dokter yang menanganinya.

Pemantauan dan pelaporan efek samping obat diharapkan dapat dilakukan oleh setiap profesi kesehatan. Laporan tersebut akan dikaji dan disebar-luaskan oleh instansi yang menangani sebagai umpan balik kepada dokter agar lebih hati-hati dan bijak dalam memilih dan menggunakan obat

Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak lXVII

bagi pasiennya. Upaya ini diharapkan akan membawa dampak yang lebih baik dalam meningkatkan patient safety.

Daftar pustaka

1. Couper M. Safety of medicines. A guide to detecting and reporting adverse drug reactions. Geneva: WHO; 2002.

2. Iannelli V. Side effect of childhood medication. Diunduh dari: http://www. pediatrics.about.com/od/childhood-medications/ tanggal 23 Juli 2014

3. Star K, Edwards RL. Pharmacovigilance for children sake. Drug safety 2014; 37:91-98 diunduh dari http://link.springer.com/article/10.1007/s40264-0133-8 tanggal 25 Juli 2014

4. Riedl MA, Casillas AM. Adverse drug reaction: types and treatment option. Am Fam Physician. 2003;68:1781-91.

5. Edward IR, Aronson JR. Adverse drug reaction: definition, diagnosis and management. Lancet. 2000;356:1255-9.

6. Dujovne CA, Chan CH, Zimmerman HJ. Sulfonamide hepatic injury – Review of the literature and report of a case due to sulfamethoxazole. N Eng J Med. 1967;277:785-8.

7. Lecutier MA. Phocomelia and internal defect due to thalidomide. Br Med J. 1962;2:1447-8l, diunduh dari: file://G:Phocomedia and internal defect due to thabdomide.htm. tanggal 2 Oktober 14

8. Children with chronic condition. Health library, University of Michigan Health System. Diunduh dari: http://www.med.umich:edu/yourchild/topic/chronic.htm tanggal 21 Juli 2014

9. Wise PH. Chronic illness in childhood. Dalam: Behrman RE, Khiegman RM, Nelson WE, Vaughan VC, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi 18. Philadelphia: WB Saunders; 2007. h. 188-91.

10. Barondes LH. Reducing adverse drug event, a top priority in long-term care. Annals of long-term care 2007;15 issue 9. Diunduh dari http://www. analsaplangtermcare.com/article/7 tanggal 25 Juli 2014

11. Ogbru O. Adderal side effect center. Diunduh dari: http://www.exlist.com/ adverse-side-effect-drug-center.htm tanggal 23 Juli 2014

12. Boorady R. Side effect of ADHD medication. What to look for, and how to handle them. Diunduh dari: http://www.childmind.org/eu/post/articles/2012-2-7 tanggal 23 Juli 2014

13. Lowry F. Psychotropic drug can reduce bone-mass in kids. Amer Society of Clin Pharmacology 2014 annual meeting. Diunduh dari: http://www.medscape.com/ reviewarticle827275. Tanggal 25 Juli 2014

14. Bridge JA, Iyengar J, Salary CB, Barbe RP, Birmaker B, Pincus HA, Ren L, Brent DA. Clinical response and risk for reported suicidal ideation and suicide attempt in pediatric antidepressant treatment. A meta-analysis of randomized control trials. J American Med Assoc. 2007;297:1683-96.

15. Loring DW. Cognitive side effect of antiepileptic drugs. Child adolescent psychiatry, bipolar disorders, autism. Psychiatric times, Sept 2005;XXII:issue 10.

Efek Samping Pengobatan Jangka Panjang

Diunduh dari: http://www.psychiatrictimes.com/child-adolescence-psychiatry/ cognitive-side-effect-antiepileptic-drug-children tanggal 25 Juli 2014

16. Greenblatt D. Benzodiazepnies: paradoxical reaction and long-term side effects. Diunduh dari: http://www.benzo.org.uk/paradox.htm tanggal 28 Juli 2014 17. Pritchard J. Albuterol long-term side effects. Diunduh dari: www.livestrong.

com/article/266034/albuterol-long-term-side-effects/ tanggal 18 Oktober 2014 18. Ciprandi G, Frati F, Marcucci F, Sensi L, Milanese M, Tosca MA. Long-term

cetirizine treatment may reduce new sensitisations in allergic children: a pilot study. Eur Ann Allergy Clin Immunol. 2003;35:208-11. Diunduh dari: www. ncbi:nlm.nih.gov/pubmed/12872679 tanggal 18 Oktober 2014

19. Chitnis A. Prednisone side effect. Diunduh dari: http://www.buzzle.com/articles/ prednisone-side-effect.html tanggal 25 Juli 2014

20. Medicine and Healthcare Products Regulatory Agency (MHRA). Side effect of corticosteroid. Diunduh dari: http://www.nhs.uk/conditions/corticosteroid- (drugs)/pages/side-effect.aspx tanggal 23 Juli 2014

21. Lombei RM, Hodson EM, Gipson DS. Treatment of steroid sensitive nephrotic syndrome: new guideline from KDIGO. Pediatr Nephrol. 2013;28:415-42. 22. Gazarian M, Graudins LV. Save use of NSAIDs in infant and children. Medicine

today. 2006;7:71-3.

23. O’keeffe N. NSAID use in paediatric pain. Diunduh dari: C:/users/user/document/ pediatric-part11-NSAID-use-in-paediatric-pain.htm tanggal 19 Oktober 2014. 24. Goldenholz S. Side effects of isoniazid in children. Diunduh dari: http://www. livestrong.com/article/234198-side-effect-of-isoniazide-in-children/ tanggal 25 Juli 2014

25. Parenti F, Laucini G. Rifamycins. Dalam: Fench RG, Greenwood D, Norrby SR, Whitley RJ, penyunting. Antibiotic and chemotherapy. Edisi ke-9. Edinburgh: Elsevier Saunders; 2010. h. 326-33.

26. Vrakking H. Application for addition of 150 mg form of pyvazinamide to the WHO model list of essential medicine, WHO expert, Geneva, 2006:1-19. Diunduh dari: Archieves-who-int./eml/expcom15/applications/pediatrics/ formulation/pyrazinamide.pdf/ tanggal 8 Oktober 2014

27. Herchline TE. Tuberculosis treatment and management. Diunduh dari: emedicine.medscape.com/article/230802 tanggal 23 Oktober 2014

28. Ward RM, Bates BA, Benitz WE, Burchfield DJ, Ring JC, Walls RP, dkk. Acetaminophen toxicity in children. Amer Acad of Pediatr, Committee and drug 1999-2000;1-13. Diunduh dari: www.pedneph.info/NSAID/nsaidpdf/AAP- acetaminophen-toxicity-in-children.pdf tanggal 22 Oktober 2014

29. WHO Policy Perspectives on Medicine. Pharmacovigilance: ensuring the safe use of medicines. Geneva: WHO; 2004.

30. De Fries TPGM, Henning RH, Hogerzeil HV, Fresle DA. Guide to good prescribing. Geneva: WHO; 1994. h. 66-71.

31. Couper MR, Kaplan S. Promoting safety of medicine for children. Geneva: WHO; 2007. h. 43-9.

Dalam dokumen Departemen Ilmu Kesehatan Anak - FKUI (Halaman 47-51)