• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi data hasil penelitian

Kasus 16: Kerjasama warga

3. Pemberdayaan Usaha sebagai solusi keberdayaan finansial.

Pendidikan yang rendah yang disertai dengan sulitnya memasuki lapangan pekerjaan secara formal, telah membuat kestabilan sumber penghasilan pada masyarakat kampung kota menjadi rendah. Untuk itulah bina usaha perlu dilakukan, karena dari hasil penelitian didapati bahwa pendapatan berpengaruh langsung terhadap partisipasi meningkatkan kualitas lingkungan. Maka faktor pendapatan masyarakat ini perlu mendapat perhatian agar masyarakat dapat lebih sejahtera yang dengan kesejahteraannya diharapkan akan dapat memperbaiki kualitas rumah dan lingkungan permukiman kampungnya.

Bantuan dari pihak luar untuk bina usaha ini dapat berupa uang, bahan (material) ataupun bimbingan teknis, termasuk latihan keterampilan dan berbagai bentuk penyuluhan. Bantuan berupa uang ataupun material hendaknya diberikan tidak sebanyak yang diperlukan oleh masyarakat bila bantuan itu sifatnya betul-betul bantuan (subsidi atau semacam hadiah). Bantuan seperti ini dapat diberikan sesuai dengan jumlah keperluan masyarakat kalau bantuan itu berupa pinjaman yang harus dikembalikan. Pemberian latihan keterampilan pun sebaiknya disertai dengan kewajiban dan tanggung jawab sehingga tidak timbul kesan "serba gampang dan mudah" dari pihak yang dibantu. Hal ini dimaksudkan untuk mengondisikan warga yang dibantu untuk bekerja keras sehingga pada saatnya dapat berdiri sendiri.

Peranan pihak luar dalam memberikan bantuan untuk peningkatan kualitas lingkungan kampung kota sebaiknya dilakukan dengan cara meleburkan diri ke dalam kehidupan masyarakat permukiman kampung kota, melibatkan seluruh warga masyarakat dalam memahami masalah yang mereka hadapi, dan kemudian memberikan beberapa kemampuan dan keterampilan untuk memecahkan sendiri permasalahan yang mereka hadapi. Dengan cara ini warga masyarakat kampung kota yang tidak berdaya tadi akan menjadi berdaya dan mampu bertindak sebagai subjek yang memahami dan memecahkan masalah yang mereka hadapi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis pekerjaan mempengaruhi partisipasi warga meskipun secara tidak langsung. Namun demikian jenis pekerjaan sangat terkait dengan pendapatan masyarakat yang berpengaruh langsung terhadap partisipasi. Karena pekerjaan menjadi salah satu kunci bagi peningkatan taraf hidup penduduk. Dalam pemberdayaan usaha untuk solusi findansial dalam rangka meningkatkan

pendapatan masyarakat, perlu diusahakan aktivitas ekonomi yang dapat dikelola secara kolektif. Melihat dari karakteristik jenis pekerjaan yang dimiliki masyarakat kampung kota yang mayoritas bekerja di sektor informal, maka yang diperlukan adalah:

‰ Pelatihan kewirausahaan bagi warga masyarakat (ibu-ibu rumah tangga, remaja/ pemuda putus sekolah, dan warga masyarakat kampung kota lainnya) perlu diberikan agar masyarakat dapat menemukan alternatif-alternatif lain bagi penambahan pendapatan keluarga.

‰ Rangsangan atau bantuan bagi pertumbuhan ekonomi warga kampung. Hal yang paling banyak menjadi kendala bagi masyarakat berpenghasilan rendah seperti warga di kampung kota, adalah ketiadaan modal untuk berusaha. Bantuan modal jika dianggap perlu harus disesuaikan dengan usaha yang dapat dikelola secara kelompok dalam upaya penguatan ekonomi warga kampung.

‰ Ruang usaha yang lebih sehat dan kondusif untuk pertumbuhan ekonomi warga dengan asumsi: lingkungan permukiman kampung yang tertata baik akan memberikan kesempatan bagi perbaikan kualitas hidup, memberikan keamanan lebih tinggi bagi aset dan kesehatan warga, serta kualias lingkungan hidup yang lebih baik. Hal ini akan mendorong tumbuhnya aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat yang nantinya akan memberikan ruang usaha yang lebih besar.

‰ Ruang usaha yang perlu disediakan bagi perbaikan pendapatan warga kampung kota bukan hanya dari soal kebijakan sosial saja, namun kebijakan dan tata ruang fisik lingkungan kampung perlu diperhatikan. Ketersediaan infrastruktur fisik, sarana prasarana yang memadai di kampung kota akan memberikan iklim berusaha yang lebih baik pula sehingga desain arsitektur lingkungan kampung yang sesuai dan mampu mengakomodasi aktivitas sosial budaya dan ekonomi warga dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk intervensi

Program dan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kualitas lingkungan kampung kota

Masyarakat kampung kota didapati memiliki motivasi yang cukup untuk meningkatkan kualitas linkgungan. Yang menjadi kendala adalah ketiadaan program yang terencana dan terprogram yang bisa diikuti oleh mereka. Masyarakat dengan

bantuan pihak luar (pemerintah dengan tenaga penyuluh atau LSM dengan tenaga pendampingnya) dapat memberikan pendampingan untuk merencanakan dan melaksanakan program dan kegiatan peningkatan kualitas lingkungan yang diperlukan oleh masyarakat kampung.

Kegiatan-kegiatan tersebut adalah:

) Perbaikan fisik lingkungan sarana prasarana lingkungan kampung meliputi: perbaikan jalan lingkungan/gang, saluran-saluran pembuangan limbah dan air kotor, MCK umum, mushola/mesjid, balai pertemuan warga dan sejenisnya

) Penghijauan dan kebersihan lingkungan kampung yang berkaitan dengan peningkatan kualtias kesehatan manusia dan lingkungan dengan melakukan penanaman pepohonan atau tanaman obat keluarga, tanaman pencegah polusi, pohon peneduh, pohon penahan kebisingan, pohon penyerap debu dan bau serta penyediaan fasilitas persampahan.

) Perbaikan rumah dan permukiman. Perbaikan rumah meliputi kegiatan perbaikan dapur, KM/WC, pemasangan sambungan air bersih, juga perlu dilakukan pendampingan untuk pengurusan IMB dan sertifikasi tanah.

Kegiatan-kegiatan dalam rangka gerakan peningkatan kualitas lingkungan permukiman kampung kota, tidak hanya melulu kegiatan yang ditujukan untuk perbaikan fisik lingkungan kampung namun juga perlu dilakukan untuk perbaikan kelembagaan dan sumberdaya manusia. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas SDM warga dan kelembagaan/organisasi masyarakat di kampung kota adalah:

) Kegiatan peningkatan sumber daya manusia meliputi kegiatan yang berkaitan dengan upaya pemberdayaan warga dan peningkatan SDM warga seperti pelatihan keterampilan, pelatihan kewirausahaan dan sejenisnya

) Kegiatan pembentukan kelembagaan kampung. Pembentukan kelembagaan kampung ini harus berdasarkan atas inisiatif dan aspirasi dari warga agar masyarakat dapat mengorganisasikan diri dan merencanakan kegiatan-kegiatan peningkatan kualitas lingkungan permukiman kampung dengan lebih tertata, terencana sesuai kebutuhan yang dirasakan masyarakat. Lembaga kampung ini merupakan wadah penyaluran aspirasi masyarakat dan diharapkan dapat berperan sebagai pemrakarsa dan penggerak pelaksanaan pembangunan kampung.

) Pendampingan pemberian kredit lunak, yaitu kegiatan dalam upaya untuk pengembangan usaha kecil dan menengah, membuka peluang/kesempatan kerja untuk meningkatkan taraf hidup warga kampung. Kegiatan dapat berupa pelatihan industri kecil dan pemberian kredit untuk modal usaha.

Pelaku yang terlibat dalam pemberdayaan masyarakat untuk meningkatan kualitas lingkungan kampung kota

Masalah permukiman kampung kota bukanlah semata masalah warga masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut. Peningkatan kualitas lingkungan kampung kota juga tidak bisa hanya dibebankan kepada masyarakat penghuninya saja. Peningkatan kualitas lingkungan memerlukan keterlibatan banyak pihak untuk bisa duduk bersama menyelesaikan permasalahan ini dengan semangat untuk mendapatkan win-win solution. Pelaku pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kualitas lingkungan permukiman kampung kota adalah:

) Warga masyarakat permukiman kampung kota sebagai pelaku utama

Pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kualitas lingkungan kampung mendudukan warga masyarakat sendiri sebagai pelaku utama. Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa yang berhak menentukan nasib masyarakat adalah masyarakat sendiri. Untuk dapat melakukan gerakan peningkatan kualitas lingkungan yang lebih efektif, masyarakat berperan melalui organisasi kemasyarakatan yang ada di kampungnya yang dibentuk oleh warga sendiri. Warga masyarakat permukiman kampung kota atau kelompok-kelompok masyarakat kampung kota mengambil keputusan tentang kegiatan kegiatan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kualitas kampungnya, sarana untuk dapat melaksanakan kegiatan tersebut dibicarakan bersama mulai dari : perencanaan, perancangan, pelaksanaan, pembagian hasil, dan evaluasi, pemeliharaan dan seterusnya. Hal ini dilakukan agar kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan warga yang berbeda antara satu kampung dengan kampung lainnya.

) LSM/Lembaga Pendidikan/Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada

Masyarakat atau Lembaga Arsitek sebagai perantara dan pendamping

Lembaga yang dapat mendampingi masyarakat untuk mencapai masyarakat aktif yang dapat melakukan gerakan peningkatkan kualitas lingkungan kampungnya

secara mandiri atau bekerjasama dengan pihak-pihak lain dapat berupa (1) LSM (lembaga swadaya masyarakat), (2) lembaga pendidikan tinggi dengan unit-unit pelaksana teknisnya seperti Lembaga Penelitian dan Lembaga Pengabdian pada Masyarakat.

Peran sebagai pendamping dilakukan dengan bekreja bersama masyarakat untuk (1) memberikan, menghidupkan, atau meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kondisi, posisi, potensi dan hambatan-hambatan hidup mereka; (2) mengembangkan lembaga, organisasi atau koperasi (ekonomi) dan partisipasi sebagai dasar pengembangan masyarakat; mendampingi mereka untuk mencapai kemandirian. Peran sebagai perantara merupakan mediator antara pihak-pihak yang kepentingannya bertabrakan dalam pembangunan permukiman dan perkotaan seperti antara penduduk kampung dengan pemerintah atau dengan sektor swasta sehingga semua pihak mendapat keuntungan atau tidak pihak yang dirugikan (win-win solution)

) Pemerintah sebagai pendukung dan fasilitator

Peran pemerintah dalam gerakan masyarakat untuk meningkatkan kualitas lingkungan kampung adalah dengan memfasilitasi berbagai kegiatan masyarakat dan mendukungnya dengan menyiapkan sistem kepranataan yang dibutuhkan.

) Sektor swasta sebagai mitra

Sektor swasta dapat berupa lembaga keuangan dan perbankan yang bisa menyediakan dana untuk masyarakat melakukan gerakan peningkatan kualitas lingkungan. Partisipasi sektor swasta bisa berupa pinjaman lunak atau kredit ringan bagi perbaikan kualitas rumah-rumah warga.

Dana bagi Pemberdayaan Masyarakat untuk meningkatkan kualitas lingkungan Dana untuk peningkatkan kualitas lingkungan dapat berasal dari berbagai sumber seperti dari masyarakat sendiri, pemerintah, lembaga-lembaga donor, lembaga- lembaga penelitian, universitas, kelompok-kelompok relawan dan sebagainya. Perlu ditekankan bahwa dalam melaksanakan kegiatan peningkatan kualitas kampungk kota ini jangan sampai menimbulkan ketergantungan masyarakat kepada bantuan dari luar.

Seandainya tidak ada bantuan dari luar sama sekali, program kegiatan gerakan masyarakat untuk meningkatkan kualitas lingkungan harus tetap dijalankan dengan

menggunakan sumber-sumber daya yang ada pada kelompok masyarakat sendiri, meskipun kegiatannya mungkin akan sangat terbatas.

Upaya peningkatan kualitas lingkungan secara berkelanjutan

Kualitas lingkungan hidup saat ini menjadi isu yang mengglobal dan diperbincangkan dari seminar ke seminar. Sumbangan terbesar dari kerusakan lingkungan adalah akibat perilaku manusia. Demikian pula yang terjadi di permukiman kampung kota. Perilaku pemukim adalah penyumbang terbesar dari penurunan kualitas lingkungan kampung kota.

Pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kualitas lingkungan tidak bisa hanya dilakukan dalam satu gerakan, yang setelah itu ditinggalkan. Pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kualitas lingkungan harus dijadikan sebagai gerakan yang terus menerus dan berkelanjutan. Untuk hal tersebut diperlukan berbagai kebijakan dari pemerintah untuk mengatur kebijakan yang mendukung bagi terciptanya kualitas lingkungan hidup yang lebih baik.

Sehubungan dengan hasil penelitian dan temuan-temuan di lapangan, perilaku masyarakat yang tidak mengacuhkan kualitas lingkungan serta mengabaikan aturan- aturan yang ada termasuk aturan tata guna lahan dan aturan kesehatan lingkungan, salah satunya adalah karena ketiadaan kesadaran akan perlunya hidup sehat dan persepsi yang salah tentang rumah dan lingkungan permukiman yang sehat.

Untuk mengatasi hal tersebut maka penyadaran masyarakat perlu dilakukan bukan hanya untuk tindakan kuratif memperbaiki lingkungan saat ini saja namun juga mempersiapkan generasi selanjutnya untuk berperilaku sehat, memahami dengan benar kualitas sehat dan menghargai lingkungan hidup yang sehat pula. Pola hidup sehat dan menghargai lingkungan yang sehat tidak datang tiba-tiba tapi harus diupayakan.

Usaha yang dapat dilakukan diantaranya adalah dengan jalur pendidikan, pada jalur formal maupun non formal. Pada jalur formal, perilaku hidup sehat dan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan dan juga cara-cara menjaga lingkungan hidup agar tetap lestari perlu dimasukkan ke dalam kurikulum sejak SD sehingga melembaga dalam benak anak penghargaan terhadap perlunya lingkungan hidup yang bersih, sehat dan serasi. Kerusakan sebagian dari lingkungan hidup (misalnya penurunan kualitas lingkungan kampung kota) akan memberikan pula sumbangan bagi

kerusakan lingkungan secara global. Jika sejak dini anak sudah dikenalkan dan diajarkan untuk berperilaku hidup sehat dan menghargai lingkungan yang sehat maka diharapkan akan menjadi manusia-manusia dewasa yang menghargai dan menjaga lingkungannya agar dapat berfungsi optimal bagi seluruh makhluk hidup di dalamnya.

Pendidikan non formal dengan penyuluhan pembangunan yang diberikan kepada masyarakat di luar sekolah adalah tindakan yang dapat menjadikan gerakan peningkatan kualitas lingkungan tetap berkelanjutan. Maka upaya penyuluhan pembangunan yang sistematis, terprogram dan terjadwal diharapkan akan mampu mengubah pandangan masyarakat tentang arti kualitas lingkungan yang lebih baik. Dimulai dari kualitas lingkungan di dalam rumah, di sekeliling rumah, di sekitar kampungnya dan kawasan yang lebih luas lagi.

Berikut adalah strategi peningkatan kualitas lingkungan agar dapat berkelanjutan.

Tabel 35 Pemberdayaan masyarakat untuk peningkatan kualitas lingkungan secara berkelanjutan

No Strategi Pihak yang berperan Peran yang diharapkan

1 Pendidikan kesehatan diri dan lingkungan hidup dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan formal: (SD, SLTP dan SLTA) •Departemen Pendidikan Nasional •Kementrian lingkungan hidup •Kementrian kesehatan

•Penentuan aturan dan kebijakan pendidikan

•Penentuan dan pengesahan kurikulum •Pembiayaan kegiatan pendidikan •Penyelenggaraan pendidikan 2 Pendidikan non formal melalui penyuluhan pembangunan

•Dinas pendidikan luar sekolah

•Dinas kesehatan

•BPLH

•Penentuan aturan dan kebijakan pendidikan masyarakat

•Penentuan dan pengesahan kurikulum •Pembiayaan kegiatan pendidikan masyarakat/penyuluhan/ pendampingan •Pelaksanaan kegiatan penyuluhan permukiman/ pendampingan 3 Promosi kesehatan lingkungan dan perbaikan kualitas lingkungan hidup •Kementrian lingkungan hidup •Kementrian komunikasi dan informasi

•Pembiayaan kegiatan promosi kesehatan dan peningkatan kualitas lingkungan

•Pelaksanaan kegiatan kegiatan promosi kesehatan dan peningkatan kualitas lingkungan