• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberian Keteladanan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian

3) Pemberian Keteladanan

Pemberian keteladanan yang diberikan guru kepada siswa dilakukan agar sikap dan perilaku guru yang mencerminkan karakter religius dapat dicontoh oleh siswa. Berikut ini disajikan tabel sikap dan perilaku siswa yang muncul hasil upaya yang guru lakukan melalui pemberian keteladanan.

Tabel 7. Upaya, Sikap, dan Perilaku Siswa melalui Pemberian Keteladanan

No. Upaya Nilai yang

dikembangkan Sikap Siswa Perilaku Siswa 1. Guru mengikuti

kegiatan berdoa sebelum dan sesudah

pelajaran.

Ibadah 4 siswa mau mencontoh guru ketika berdoa dengan sikap yang khusyuk.

Semua siswa berdoa dengan sikap yang khusyuk.

2. Guru aktif mengikuti

kegiatan tadarus.

Ibadah 4 siswa mau menconoth guru dengan mengikuti membaca dan tadarus.

Ada 3 orang siswa yang tidak mengikuti tadarus.

3. Guru mengikuti sholat dhuha dan zuhur berjamaah.

Ibadah 4 siswa mau ikut sholat. Semua siswa mengikuti sholat dhuha dan zuhur di mushola.

Berikut deskripsi hasil penelitian terkait pemberian keteladanan yang diberikan guru berikan:

a) Guru Berdoa Bersama Peserta Didik Sebelum dan Sesudah Pelajaran Dimulai

Keteladanan guru ikut berdoa sebelum pelajaran dapat dilihat berdasarkan hasil observasi (lampiran 5. hal 295) pada tanggal 16 Januari 2017, terlihat ketika jam pelajaran pertama yaitu Bahasa Inggris di kelas III A Ms. Na sudah masuk kelas. Kemudian Ms. Na duduk dan menundukkan kepala dengan tangan sedekap di atas meja. Setelah pemimpin doa memberikan aba-aba untuk mulai berdoa, Ms. Na segera membaca doa didalam hati.

Data hasil observasi tersebut didukung oleh hasil wawancara yang dilakukan oleh Bu End, beliau mengungkapakan bahwa ketika siswa berdoa sebelum pelajaran guru pun ikut berdoa. Guru berdoa dengan tidak diucapkan, akan tetapi di dalam hati. Berikut hasil wawancara dengan Bu End:

“Ikut mbak jelas, sebelumnya saya berdoa sendiri. Paling tidak robbisholi shoderiwayasshirli wahlulmukdata millisani yafkhohukouli itu doa saya sendiri. Terus nanti kita seketika bareng anak, apa yang dibaca anak kita baca.” (14 Maret 2017)

Guru akan berdoa terlebih dahulu, dan setelah selesai guru akan mengamati cara berdoa siswa. Hal ini dilakukan guru karena terkadang masih terdapat siswa yang tidak khusyuk saat berdoa. Sebagaimana hasil wawancara yang dilakukan dengan Bu Mu,

“Iya saya ikut berdoa. Tapi doa yang saya baca beda. Nantikan saya berdoa sendiri, dan setelah selesai nanti saya terus mengawasi anak-anak. Soalnya, kadang masih ada yang berdoanya itu tidak khusyuk. Masih ada yang lirik-lirik, terus nanti saya ingatkan dengan berkata tundukkan kepala, mata melihat ke meja, sambil ingat-ingat Allah.” (13 Maret 2017)

118

Guru juga memberikan keteladanan saat berdoa sesudah pelajaran, hal ini didukung oleh hasil observasi pada tanggal 17 Januari 2017, terlihat setiap pergantian jam pelajaran Bu Mu mengucapakan hamdallah bersama siswa. Saat akan pulang sekolah Bu Mu juga memberikan keteladanan dengan berdoa terlebih dahulu sebelum pulang.

Hasil observasi tersebut didukung oleh hasil wawancara yang dilakukan dengan Bu End. Berikut ini hasil wawancara dengan Bu End,

“Kita kan paling tidak mengucapkan alhamdulliah itu to mbak. Sebelum mengucapkan salam kan mengucapkan alhamdulliah kita sudah selesai pelajaran, kita telah diberi kelancaran.” (14 Maret 2017)

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan, guru memberikan keteladanan dengan ikut berdoa sebelum pelajaran. Guru akan berdoa terlebih dahulu dan tidak disuarakan. Setelah guru selesai berdoa guru akan mengawasi sikap berdoa siswa. Keteladanan yang guru berikan saat berdoa sesudah pelajaran yaitu dengan ikut berdoa bersama peserta didik sesudah pelajaran dengan membaca hamdallah disetiap akhir pergantian jam pelajaran dan membaca doa agar ditunjukkan yang baik dan yang buruk serta doa kafaratul majelis ketika akan pulang sekolah. a) Guru Memberikan Contoh Sikap Berdoa yang Khusyuk

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 16 Januari 2017 sampai dengan tanggal 27 Januari 2017 (lampiran 5 hal 295), ketika berdoa guru memberikan keteladanan sikap berdoa yang khusyuk saat berdoa sebelum dan sesudah pelajaran dengan sikap duduk, tangan sedekap di atas meja, dan kepala menunduk. Keteladanan dengan menunjukkan sikap berdoa yang khusyuk ini

ditunjukkan guru supaya siswa dapat mencontoh sikap berdoa yang baik pada guru.

Hasil observasi ini didukung oleh hasil wawancara yang dilakukan oleh guru dengan pertanyaan bagaimana sikap berdoa yang khusyuk yang bapak/ibu guru tunjukkan saat berdoa sehingga dapat menjadi teladan bagi siswa? Berikut ini jawabannya,

Pak Adt : “Sikap khusyuknya kalau misal saya sedang berdiri, ya dengan tangan ngapurancang ya sikap siap berdoa.” (13 Maret 2017) Bu End : “Yang jelas sikap duduk kita gimana nggeh, terus pandangan ke

depan seakan-akan kita itu berhadapan dengan Allah. Tangan kita sedekap di atas meja.” (14 Maret 2017)

Bu Pri : “Ya saya doanya di dalam hati tidak saya ucapkan, dengan tenang, tangan sedekap pandangan ke meja.” (14 Maret 2017) Bu Mu : “Dengan duduk, kepala menunduk, tangan kanan di atas tangan

kiri, kemudian sedekap di atas meja.” (13 Maret 2017)

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa Guru memberikan sikap berdoa yang khusyuk dengan duduk, tangan sedekap di atas meja, kepala menunduk pandangan ke bawah atau ke depan.

b) Guru Berperan Aktif dalam Kegiatan Hafalan Surat Pendek

Berdasarkan hasil wawancara kepada siswa (lampiran 3. hal 273) ketika sedang berlangsung kegiatan tadarus di dalam kelas guru akan ikut serta untuk tadarus. Guru memberikan keteladanan saat kegiatan tadarus setiap hari Jumat pagi. Hal tersebut dapat dilihat berdasakan hasil observasi pada tanggal 20 Januari 2017 dan 26 Januari 2017. Hasil observasi pada tanggal 20 Januari 2017 menunjukkan hasil ketika siswa melakukan tadarus Pak Yu ikut membaca surat-surat pendek yang dibaca siswa. Pada tanggal 26 Januari 2017, saat kegiatan

120

tadarus Bu Mu ikut membaca surat beserta arti dari surat yang dibaca siswa. Setelah selesai tadarus Bu Mu menjelaskan isi ayat ke lima surat Al-Fatihah.

Hasil observasi tersebut didukung oleh hasil wawancara yang dilakukan pada guru dengan pertanyaan bagaimana peran aktif bapak/ibu guru dalam kegiatan tadarus dan hafalan surat pendek setiap hari Jumat?. Berikut ini hasil wawancara dengan guru:

Pak Adt : “Yang tadarus hari Jumat itu kan? Iya saya ikut bersama anak -anak membaca surat-surat pendek.” (13 Maret 2017)

Bu Pri : “Saya memandu mbak, nanti pertama kali yang anak-anak saya minta baca surat Al-Fatihah baru dilanjutkan dengan membaca surat-surat yang lain. Biasanya saya minta anak-anak untuk membaca dua buah surat.” (14 Maret 2017)

Bu Mu : “Ikut tadarus mbak. Saya juga selalu ingatkan selain baca arabnya juga baca artinya. Walaupun baca arabnya dapat pahala, tapi kan kalau dengan artinya anak lebih tahu tidak kosong seperti itu mbak. Pertama kali yang dibaca itu surat Al-Fatihah itu wajib dibaca diawal, terus nanti dilanjutkan dengan membaca surat-surat lainnya.” (13 Maret 2017)

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dapat disimpulkan bahwa guru berperan aktif dalam kegiatan tadarus dan hafalan surat pendek yang dilaksanakan setiap hari Jumat pagi. Saat kegiatan tadarus guru ikut membaca surat bersama siswa dan ikut untuk memandu dan membimbing. Terkadang setelah siswa dan guru selesai tadarus, guru juga akan menjelaskan isi dari salah satu surat yang dibaca siswa saat tadarus.

c) Guru dan Karyawan Sekolah menjadi Contoh yang Baik dalam Kegiatan Sholat Dhuha dan Zuhur Berjamaah

Berdasarkan hasil wawancara, guru memberikan keteladanan sikap yang baik dengan mengikuti pelaksanaan sholat dhuha dan zuhur berjamaah di mushola sekolah. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan Bu Pri

pada tanggal 10 Januari 2017 terkait bentuk keteladanan yang beliau berikan pada siswa yaitu dengan mengikuti ibadah sholat dhuha berjamaah di mushola.

Selain mengikuti sholat dhuha berjamaah keteladanan yang diberikan oleh bapak ibu guru dan karyawan sekolah yaitu dengan ikut melaksanakan sholat zuhur berjamaah di mushola setiap hari dan saat sholat dengan sikap yang khusyuk. Hal tersebut didukung oleh hasil observasi pada tanggal 16 Januari 2017 terlihat ketika waktu sholat dhuha Pak Sr sedang melaksanakan sholat dhuha di mushola. Dan waktu tiba sholat zuhur Pak Yu menjadi imam dalam pelaksanaan sholat zuhur berjamaah yang diikuti oleh lima guru perempuan sebagai makmumnya di mushola. Saat tiba giliran siswa melaksanakan sholat zuhur berjamaah, Pak Ru berperan sebagai imamnya. Selesai melaksanakan ibadah sholat Pak Ru langsung membimbing anak-anak untuk membaca dzikir sebanyak tiga kali dilanjutkan dengan doa keselamatan dunia akhirat dan doa untuk ke dua orang tua. Selain itu, berdasakan hasil observasi pada tanggal 19 Januari 2017 terlihat ketika pelaksanaan sholat dhuha Bu Mu, Bu Pri, Bu End, dan Pak Sr ikut mendampingi pelaksanaan ibadah sholat dhuha siswa kelas III A dan III B. Selesai sholat dhuha terlihat Bu Mu merapikan mukena yang kurang tertata dengan rapi dan ada beberapa mukena yang tidak ada pasangannya.

Berdasarkan hasil wawancara, selain pemberian keteladanan dengan ikut serta dalam melaksanakan ibadah sholat dhuha dan zuhur berjamaah guru juga memberikan keteladanan dengan mengucapkan salam saat bertemu dengan orang lain, masuk kelas dengan kaki kanan sambil mengucapkan basmallah, dan makan

122

dengan tangan kanan. Berikut ini hasil wawancara dengan Bu Mu, yang menyatakan bahwa:

“Saya memberi contoh kalau ini ya memberi salam, terus meminta anak memimpin berdoa, terus kalau saya masuk ya memberi salam kalau seingat saya ya masuk dengan kaki kanan ucap bismillah juga. Kemudian saya berusaha kalau zuhur ikut sholat berjamaah di sini, kalau dhuha saya juga ikut mendampingi juga, makan minum saya juga. Ya seperti yang saya ajarkan ke anak lah pokoknya. Kalau makan minum sih seinget saya, saya juga selalu duduk dan dengan tangan kanan.” (21 Januari 2017)

Selain yang telah disebutkan di atas pemberian keteladanan yang diberikan guru adalah dengan mengenakan pakaian yang menutup aurat berikut ini hasil wawancara yang dilakukan Ibu End memberikan jawabnnya:

“Satu kita datang lebih awal ya mbak, biar anak tidak mencontoh juga jangan datang terlambat, terus pakaian kita pakaian yang menunjukkan religius kita, kita orang islam paling tidak ya kita bisa menutup aurat biar ditiru anak, anak-anak kita bisa karena sesuai dengan tujuan kita tadi sekolah negeri mau mengislamkan sekolah negeri.” (10 Januari 2017)

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa pemberian keteladanan guru dan karyawan sekolah menjadi contoh yang baik dalam pelaksanaan sholat dhuha berjamaah dan zuhur berjamaah di mushola sekolah dilaksanakan dengan baik. Saat sholat berjamaah di mushola salah satu guru laki-laki akan menjadi imam sholat dan membimbing siswa berdoa setelah selesai sholat. Selain itu, pemberian keteladanan juga guru berikan dengan mengucapkan salam ketika bertemu dengan orang lain, masuk kelas dengan kaki kanan sambil ucap basmallah, makan dengan tangan kanan, dan memakai pakaian yang menutup aurat.