• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERIKSAAN SARANA DISTRIBUSI MAKANAN B.1 Cara Distribusi Makanan yang Baik (CDMB)

Dalam dokumen MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM (Halaman 81-85)

PEMERIKSAAN SARANA DISTRIBUS

E. PEMERIKSAAN SARANA DISTRIBUSI MAKANAN B.1 Cara Distribusi Makanan yang Baik (CDMB)

Makanan adalah salah satu bahan pokok dalam rangka pertumbuhan dan kehidupan bangsa serta mempunyai peranan penting dalam pembangunan Nasional. Oleh karena itu masyarakat harus dilindungi keselamatan dan kesehatannya terhadap makanan yang tidak memenuhi syarat serta terhadap kerugian sebagai akibat peredaran dan perdagangan pangan yang tidak benar. Cara distribusi makanan yang tidak benar dapat merugikan.

Sarana distribusi makanan seharusnya memenuhi persyaratan hygiene dan selalu dalam keadaan bersih, yaitu untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap produk yang didistribusikan. Sarana distribusi makanan meliputi ruang penyimpanan produk, ruang peragaan, lemari/rak peragaan, alat pengangkutan, timbangan, pembungkus makanan, dan sebagainya.

I. Ruang Penyimpanan (Gudang)

Yang dimaksud dengan ruang penyimpanan (gudang) adalah ruang tempat penyimpanan makanan yang siap untuk diedarkan/dijual yang dimikili oleh perusahaan, distributor, pedagang/toko,importer, penyalur, dan sebagainya  Ruang penyimpanan (gudang) diatur sedemikian rupa sehingga tidak terjadi

kontaminasi silang diantara produk;

 Ruang penyimpanan makanan selalu dalam keadaan bersih dan tidak menjadi sarang hama (tikus, serangga mikroorganisme, dan sebagainya);  Lubang angin dalam ruang penyimpanan sebaiknya dilapisi kasa dari kawat

untuk menghindari masuknya hama;

 Ruang penyimpanan seharusnya diatur sedemikian rupa sehingga produk yang lebih dahulu masuk dengan mudah keluar lebih dahulu, kecuali untuk keperluan tertentu;

 Ruang yang digunakan untuk menyimpan makanan yang mudah rusak dan memerlukan suh khusus (suhu beku, suhu dingin) disesuaikan dengan persyaratan suhu yang ditetapkan.

II. Ruang Peragaan

 Ruang peragaan makanan diatur sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kontaminasi silang diantara produk;

 Ruang peragaan makanan selalu dalam keadaan bersih dan tidak menjadi sarang hama;

 Lubang angin dalam ruang peragaan sebaiknya dilapisi dengan kasa dari kawat untuk menghindari masuknya hama;

 Ruang peragaan diatur sedemikian rupa sehingga konsumen mudah memilih produk yang diperagakan.

III. Lemari/Rak Peragaan

 Lemari/rak peragaan diatur sedemikian rupa sehingga makanan yang diperagakan dapat diatur secara terpisah menurut jenis dan sifatnya masing- masing;

 Lemari/rak peragaan diatur sedemikian rupa sehingga dapat dihindari kemungkinan terjadinya kontaminasi silang;

 Lemari/rak untuk makanan terpisah dari bahan-bahan bukan makanan;  Lemari/rak untuk makanan yang tidak dikemas terpisah dari makanan yang

 Lemari/rak yang terpisah disediakan untuk beberapa makanan tertentu, yaitu minuman beralkohol, daging babi, makanan yang mengandung bahan berasal dari babi, produk beku dan produk dingin;

 Lemari/rak peragaan untuk makanan yang memerlukan suhu khusus (makanan beku, makanan dingin) disesuaikan dengan persyaratan yang telah ditetapkan;

 Lemari/rak peragaan makanan selalu memenuhi persyaratan hygiene dan selalu bersih, yaitu bebas dari kotoran, debu dan hama.

IV. Pemeliharaan Sarana Distribusi

 Ruang penyimpanan, ruang peragaan dan lemari/rak peragaan dibersihkan secara teratur, dan jika perlu didisinfeksi;

 Gudang penyimpanan secara teratur dibongkar dan dibersihkan untuk mencegah timbulnya sarang hama;

 Gudang, ruang peragaan dan lemari/rak peragaan perlu ditambah jika jumlah produk yang diperagakan terus bertambha sehingga terlalu penuh. Sesuai dengan Undang-undang RI Nomor : 18 TAHUN 2012 Distribusi Pangan dilakukan untuk memenuhi pemerataan Ketersediaan Pangan ke seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia secara berkelanjutan. Distribusi pangan dilakukan melalui :

a. Pengembangan sistemdistribusi pangan yang menjangkau seluruh wilayah Indonesia secara efektif dan efisien;

b. Pengelolaan system distribusi pangan yang dapat mempertahankan keamanan,mutu, gizi, dan tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat;

c. Perwujudan kelancaran dan keamanan distribusi pangan.

Pedoman Cara Distribusi Pangan yang Baik seperti yang dimaksud dalam PP No. 28 TAHUN 2004 adalah cara distribusi yang memperhatikan aspek keamanan pangan, antara lain dengan cara :

a. melakukan cara bongkar muat pangan yang tidak menyebabkan kerusakan pangan;

b. mengendalikan kondisi lingkungan, distribusi dan penyimpanan pangan khususnya yang berkaitan dengan suhu, kelembaban, dan tekanan udara; dan

c. mengendalikan sistem pencatatan yang menjamin penelusuran kembali pangan yang didistribusikan.

B.2 Cara Retail Pangan yang Baik (CPRB)

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 28 tahun 2004 bahwa Cara Ritel Pangan yang Baik adalah:

a. mengatur cara penempatan pangan dalam lemari gerai dan rak penyimpanan agar tidak terjadi pencemaran silang;

b. mengendalikan stok penerimaan dan penjualan;

c. mengatur rotasi stok pangan sesuai dengan masa kedaluwarsanya; dan

d. mengendalikan kondisi lingkungan penyimpanan pangan khususnya yang berkaitan dengan suhu, kelembaban, dan tekanan udara

Berdasarkan Peraturan Kepala Badan POM Nomor HK.03.1.23.12.11.10569 Tahun 2011 tentang Pedoman Cara Ritel Pangan Yang Baik merupakan acuan bagi pemilik/penanggung jawab sarana ritel pangan seperti minimarket, supermarket dan hypermarket sertaperusahan ritel pangan sejenis untuk melaksanakan cara ritel pangan yang baik dan pengawas keamanan pangan.

Tujuan Cara retail Pangan yang Baik adalah:

a. Memberikan prinsip-prinsip dasar yang penting dalam ritel pangan yang dapat diterapkan oleh pelaku usaha ritel pangan, mulai dari penerimaan pangan, penyimpanan, pemajangan pangan di sarana ritel pangan hingga diterima konsumen untuk dikonsumsi;

b. Mengarahkan pelaku usaha ritel pangan agar dapat memenuhi berbagai persyaratan ritel pangan, seperti lokasi, bangunan dan fasilitas, gudang penyimpanan, persyaratan penyimpanan, pemajangan pangan dan karyawan; c. Meningkatkan pemahaman para pelaku usaha dibidang ritel pangan, distributor

produk pangan dan konsumen, petugas pengawasan keamanan, mutu dan gizi pangan, serta para praktisi dibidang pangan mengenai Cara Ritel Pangan yang Baik, sehingga konsumen memperoleh pangan yang aman dan tidak membahayakan kesehatan serta sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pedoman CRPB mengatur aspek-aspek sebagai berikut:

a. sumber daya manusia;

b. rancang bangun dan fasilitas ritel pangan;

c. pembersihan dan sanitasi serta pemeliharaan fasilitas ritel pangan;

d. penerimaan dan pemeriksaan pangan;

e. penyimpanan pangan;

f. penyiapan, pengemasan dan pelabelan produk pangan;

g. penyusunan, pemajangan dan penyerahan pangan pada konsumen; produk kedaluwarsa dan pengaturan rotasi stok pangan;

h. penyimpanan dan penggunaan bahan kimia beracun (zat pembersih dan sanitasi, pestisida) untuk pemeliharaan sarana ritel pangan; dan

i. pencatatan dan dokumentasi.

Adapun yang ditinjau dalam pelaksanaan Good Transporting Practices menurut New Zealand Food Safety Authhority (2007) adalah :

a. desain dan konstruksi unit transportasi dan perlengkapannya;

b. pembersihan dan perawatan unit transportasi;

c. hygieneitas dan kesehatan karyawan;

d. prosedur operasional penerapan Good Operating Practices pada tahap Loading/unloading, transfer dan handling produk, serta distribusi produk;

e. dokumen kontrol dan record keeping; dan verifikasi.

F. PEMERIKSAAN SARANA DITRIBUSI OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK DAN

Dalam dokumen MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM (Halaman 81-85)