• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAWASAN IKLAN OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK DAN SUPLEMEN KESEHATAN

Dalam dokumen MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM (Halaman 133-141)

PENGAWASAN PRODUK

INFORMASI YANG

3. PENGAWASAN IKLAN OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK DAN SUPLEMEN KESEHATAN

Pengawasan iklan dilakukan untuk melindungi masyarakat dari informasi obat tradisional, kosmetik dan suplemen kesehatan yang tidak lengkap, tidak objektif dan menyesatkan yang berisiko menimbulkan kesalahan dan ketidakrasionalan penggunaan obat tradisional

Ketentuan Iklan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan a. UMUM

 Telah mendapatkan nomor persetujuan pendaftaran (Nomor Izin Edar) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Untuk mengetahui obat tradisional dan suplemen makanan yang diiklankan sudah terdaftar atau belum, dapat dicek melalui website Badan POM dan atau Direktorat Penilaian Obat Tradisional, Suplemen Makanan dan Kosmetik.

 Obat tradisional rancangan iklannya telah mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan RI.

 Informasi iklan harus sesuai dengan data pendaftaran dan keterangan lain yang disetujui pada saat pendaftaran. Data pendaftaran dan keterangan lain yang dimaksudkan adalah penandaan obat tradisional dan suplemen makanan.

 Iklan obat tradisional dan suplemen makanan tidak boleh mencantumkan kegunaan selain yang disetujui dalam pendaftaran.  Iklan obat tradisional dan suplemen makanan tidak mencantumkan

klaim berlebihan (over klaim) dan mendorong penggunaan obat tradisional secara berlebihan.

 Tidak diperankan oleh tenaga kesehatan atau seseorang yang berperan sebagai profesi kesehatan, ataupun menggunakan setting dengan atribut profesi kesehatan atau laboratorium, misalnya jas dokter atau jas laboratorium tidak diperbolehkan berwarna polos.  Informasi dalam iklan obat tradisional dan suplemen makanan harus

sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, yaitu :

 Obyektif : harus memberikan informasi sesuai kenyataan yang ada dan tidak boleh menyimpang dari sifat kemanfaatan dan keamanan obat tradisional dan suplemen makanan yang disetujui.  Lengkap : harus mencantumkan tidak hanya tentang khasiat dan

kegunaan obat tradisional dan suplemen makanan tetapi juga harus memberikan hal-hal yang harus diperhatikan misalnya : adanya kontra indikasi, efek samping dan pantangan lainnya (jika ada).

 Tidak Menyesatkan : informasi obat tradisional dan suplemen makanan harus jujur, akurat, bertanggung jawab serta tidak mengakibatkan penggunaan obat tradisional dan suplemen makanan yang berlebihan dan tidak benar.

 Tidak menggunakan kata-kata : super, ultra, istimewa, top, tokcer, cespleng, manjur, atau janji bahwa pasti menyembuhkan.

 Tidak memuat pernyataan kesembuhan dari seseorang atau rekomendasi dari siapapun untuk menggunakan obat tradisional dan suplemen makanan tersebut (testimoni).

 Tidak menawarkan hadiah dan garansi tentang khasiat obat tradisional dan suplemen makanan.

 Tidak menampilkan adegan, gambar, tanda, tulisan atau suara yang tidak sopan.

 Tidak mencantumkan gambar simplisia yang tidak terdapat dalam komposisi obat tradisional.

 Tidak menampilkan gambar organ tubuh bagian dalam manusia, grafik hasil penelitian (kecuali terdapat data pendukungnya).

 Mencantumkan identitas berupa logo Jamu, logo obat herbal terstandar dan logo fitofarmaka.

 Mencantumkan spot peringatan ” Baca Cara Pemakaian” pada setiap iklan obat tradisional dan suplemen makanan.

 Ketentuan minimal untuk spot peringatan yang harus dipenuhi antara lain :

 Untuk media radio, spot iklan harus dibacakan dengan jelas dengan nada suara tegas, pada akhir iklan.

 Untuk media cetak, spot iklan harus dengan tulisan yang jelas terbaca, huruf yang digunakan harus merupakan huruf kapital, hitam dan tebal (bold letter), ukuran huruf minimal harus sama dengan huruf body copy dan diberi kotak tepi hitam.

 Mencantumkan nomor pendaftaran untuk iklan media cetak.

 Tidak menyatakan berkhasiat untuk mengobati atau mencegah penyakit kanker, tuberkulosis, poliomelitis, penyakit kelamin,

impotensi, tipus, kolera, tekanan, darah tinggi, diabetes, liver dan penyakit lainnya.

 Tidak boleh dikaitkan dengan kecerdasan otak, contoh :

 Anak pintar, cerdas dan kreatif” agar fungsi otak anak bisa optimal.

 Anak pintar banyak akal.”.

 Tidak boleh menggunakan kata ”anti”, ”bebas”,”solusi”, ”prima”, contoh :

 “Anti letih, anti loyo, anti capek”.  “Bebas meriang”, “bebas nyeri”.  “Solusi memecahkan masalah”.  “Penampilan menjadi prima”.

 Dalam hal petunjuk penggunaan kata ”digunakan secara teratur” diubah menjadi ”bila perlu”.

 Hilangkan klaim ”aman”, ”tanpa efek samping” dan ”tanpa bahan kimia”.

 Iklan obat tradisional dan suplemen makanan dilarang semata-mata menampilkan anak-anak berusia di bawah 5 (lima) tahun dalam bentuk apapun, kecuali apabila obat tradisional dan suplemen makanan tersebut diperuntukkan bagi anak-anak yang berusia di bawah 5 (lima) tahun.

 Iklan dilarang memuat keterangan atau pernyataan bahwa suplemen makanan tersebut adalah sumber energi yang unggul dan segera memberikan kekuatan.

b. KHUSUS

Obat Tradisional  Golongan Sehat Pria

Iklan obat tradisional dilarang mencantumkan informasi bahwa obat tradisional mempunyai kegunaan :

 Meningkatkan kejantanan/ aprodisiak

 Memberikan penampilan prima dan energi berlebih.

 Merukunkan suami istri atau klaim yang semakna dengan hal tersebut.

 Golongan Sehat Wanita

Iklan obat tradisional dilarang mencantumkan informasi bahwa obat tradisional mempunyai kegunaan :

 Mengubah penampilan menjadi cantik sepanjang masa, awet muda atau kata-kata lain yang berlebihan makna.

 Memberikan penampilan prima dan energi berlebih.

 Tidak boleh mencantumkan dapat merukunkan/menjaga keharmonisan suami istri atau kata-kata lain semakna.

 Golongan Galian Singset

 Dilarang memberikan informasi atau menjanjikan dapat melangsingkan dan merubah penampilan dalam waktu singkat.  Harus memberikan informasi efek samping yang mungkin terjadi

 Dianjurkan untuk memberikan informasi untuk diet kalori dan olahraga teratur.

 Golongan Haid Teratur

 Informasi yang dicantumkan dalam iklan hanya sebatas yang disetujui dalam pendaftaran.

 Dilarang menggambarkan keadaan sakit yang berlebihan akibat haid.

 Golongan Habis Bersalin

Dianjurkan untuk memberikan informasi yang mendorong konsumennya untuk mengkonsumsi makanan bergizi sehingga menunjang kesehatan ibu dan anak.

 Golongan Pelancar ASI

Dilarang mencantumkan informasi atau menjanjikan dapat mengencangkan dan memperbesar payudara atau mengubah payudara menjadi lebih montok.

 Golongan Jerawat

Klaim dalam iklan obat tradisional jerawat hanya untuk meringankan atau mengobati jerawat.

 Golongan Pegel Linu

Kegunaan hanya sebatas untuk mengurangi rasa capai dan mengobati gejala masuk angin.

 Golongan Parem

Klaim hanya untuk mengurangi rasa capai dan pegal.  Golongan Demam

Iklan Obat tradisional golongan demam hanya boleh mencantumkan kegunaan yang berkaitan dengan demam, antara lain untuk menurunkan panas, meringankan greges-greges, meriang, sakit kepala, dsb.

 Golongan Pencahar

 Iklan Obat tradisional golongan pencahar hanya boleh mencantumkan informasi untuk pengobatan susah buang air besar dan dilarang mencantumkan informasi yang mendorong penggunaan obat tradisional pencahar untuk menguruskan badan atau melangsingkan tubuh.

 Harus memuat informasi ”konsumen agar mengkonsumsi makanan berserat seperti buah-buahan dan sayuran”.

 Golongan Sariawan, Sakit Tenggorokan atau Obat Kumur.

Harus dicantumkan cara penggunaan secara jelas, hanya untuk kumur atau bisa ditelan.

 Golongan Wasir

Iklan Obat tradisional golongan wasir hanya boleh memberikan informasi untuk mengobati gejala atau meringankan wasir.

 Golongan Jamu Ulu Hati

Konsumen dianjurkan untuk membiasakan pola makan teratur dan hidup teratur.

 Golongan Vitamin

 Iklan vitamin harus dalam konteks sebagai suplemen makanan pada keadaan tubuh tertentu, misalnya keadaan sesudah sakit/operasi, masa kehamilan dan menyusui serta lanjut usia.  Iklan vitamin tidak boleh terkesan memberikan anjuran bahwa

vitamin dapat menggantikan makanan (subsitusi), atau vitamin mutlak dibutuhkan sehari-hari pada keadaan di mana gizi makanan sudah cukup.

 Iklan vitamin tidak boleh memberi kesan bahwa pemeliharaan kesehatan (umur panjang, awet muda, kecantikan) dapat tercapai hanya dengan penggunaan vitamin.

 Iklan vitamin tidak boleh memberi informasi secara langsung atau tidak langsung bahwa penggunaan vitamin dapat menimbulkan energi, kebugaran, peningkatan nafsu makan dan pertumbuhan, mengatasi stres, ataupun peningkatan kemampuan seks.

 Iklan boleh mencantumkan adanya vitamin dan mineral apabila pada sejumlah makanan yang biasa dikonsumsi satu hari terdapat vitamin atau mineral tidak kurang dari seperenam dari jumlah yang dianjurkan (AKG).

 Golongan Makanan Pelengkap (Food Supplement) dan Mineral

Iklan hanya boleh untuk pencegahan dan mengatasi kekurangan makanan pelengkap dan mineral, misalnya sesudah operasi, sakit, wanita hamil dan menyusui, serta lanjut usia.

Ketentuan Iklan Kosmetik

Ketentuan pengawasan iklan kosmetik mengacu pada Peraturan Kepala Badan POM No.1 Tahun 2016 tentang Pedoman Teknis Pengawasan Iklan Kosmetika dan Peraturan Kepala Badan POM RI No.18 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Kepala Badan POM No.1 Tahun 2016 tentang Pedoman Teknis Pengawasan Iklan Kosmetika.

Iklan kosmetika adalah setiap keterangan atau pernyataan mengenai Kosmetika dalam bentuk gambar, tulisan, atau bentuk lain yang dilakukan dengan berbagai cara untuk pemasaran dan/atau perdagangan Kosmetika. Iklan kosmetik harus:

a. Obyektif, yaitu memberikan informasi sesuai dengan kenyataan yang ada dan tidak boleh menyimpang dari sifat kemanfaatan, cara penggunaan dan keamanan Kosmetika;

b. Tidak menyesatkan, yaitu memberikan informasi yang akurat dan bertanggungjawab serta tidak memanfaatkan kekhawatiran masyarakat akan suatu masalah kesehatan; dan

c. Lengkap, yaitu mencantumkan spot Iklan “BACA CARA PENGGUNAAN DAN PERINGATAN”, jika dipersyaratkan.

1. Menggunakan kata-kata "mengobati", "menyembuhkan" dan/atau kata/kalimat yang bermakna sama seolah-olah untuk mengobati suatu penyakit.

2. Menggunakan kata ”halal” bila kosmetika belum memperoleh sertifikat resmi dari otoritas yang berwenang.

3. Menggunakan kata-kata “aman”, “bebas”, “tidak berbahaya”, “tidak ada efek samping” dan/atau kata/kalimat yang bermakna sama.

4. Menggunakan kata “ampuh” dan/atau kata yang bermakna sama.

5. Menggunakan kata-kata “satu-satunya”, “nomor satu”, “terkenal”, “top”, “paling”, dan/atau yang bermakna sama, bila dihubungkan dengan manfaat produk.

6. Menggunakan kata “jauh lebih” dan/atau kata/kalimat yang bermakna sama, yang dihubungkan dengan manfaat produk kecuali jika dibandingkan dengan produknya sendiri dan dinyatakan dengan jelas. Berkaitan dengan norma, iklan kosmetik dilarang:

1. Bertentangan dengan norma kesusilaan dan ketertiban umum. 2. Menggunakan bendera, lambang negara dan/atau lagu kebangsaan. 3. Menampilkan secara tidak layak (yang bersifat merendahkan) pahlawan

nasional dan/atau monumen kenegaraan.

4. Membiarkan bentuk diskriminasi apapun termasuk yang berdasarkan etnis, kebangsaan, agama, gender, usia, difabel, profesi/pekerjaan, penyakit, atau orientasi seksual.

5. Merendahkan perusahaan, organisasi, industri atau aktivitas komersial, atau produk lain.

3. Mengeksploitasi erotisme atau seksualitas.

4. Memuat hal yang mungkin mendukung aksi kekerasan, membenarkan dan/atau membiarkan kekerasan tersebut.

5. Mengeksploitasi kemalangan, penderitaan dan/atau kekhawatiran Masyarakat.

6. Menimbulkan atau mempermainkan rasa takut, maupun memanfaatkan kepercayaan orang terhadap takhayul.

Pemeran iklan kosmetik dilarang:

1. Diperankan dengan mencantumkan identitas, menggunakan atribut dan/atau lokasi yang terkait profesi/otoritas kesehatan.

2. Diperankan oleh pejabat negara pada Iklan komersial ataupun Iklan layanan masyarakat dari suatu produk maupun korporasi yang bertujuan komersial. Pejabat negara tidak boleh menjadi pemeran Iklan yang tujuannya semata-mata untuk kepentingan pribadi. Pejabat negara hanya dapat menjadi pemeran Iklan untuk kepentingan lembaga yang di bawah kewenangannya.

3. Diperagakan oleh bayi, kecuali untuk Kosmetika sediaan bayi. Data riset dan statistik pada iklan kosmetik dilarang:

1. Mengolah data riset sedemikian rupa sehingga tampilannya dalam Iklan menyesatkan masyarakat dan/atau memanipulasi data.

2. Menyalahgunakan istilah ilmiah, statistik dan grafik.

3. Menggunakan tanda bintang (*) atau tanda lain yang bermakna sama yang dapat menyesatkan atau membingungkan masyarakat. Pencantuman penjelasan dari tanda bintang (*) atau tanda lain yang bermakna sama harus dapat lebih memperjelas pernyataan yang dimaksud, relevan dan mudah dibaca.

Testimoni dan rekomendasi pada iklan kosmetik dilarang:

1. Memberikan testimoni yang mewakili orang lain, lembaga, kelompok, golongan atau masyarakat luas.

2. Menggunakan rekomendasi dari suatu laboratorium, lembaga riset, instansi pemerintah, organisasi profesi kesehatan atau kecantikan dan/atau tenaga kesehatan.

3. Memuat nama, logo/lambang dan/atau identitas dari Kementerian/Lembaga dan Laboratorium/Instansi yang melakukan analisis serta mengeluarkan sertifikat terhadap Kosmetika, dikecualikan untuk logo dengan nama yang melekat menjadi satu kesatuan (misalkansertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia).

Pernyataan yang tekait klaim kosmetika dalam iklan dilarang:

1. Mencantumkan pernyataan mengenai fungsi di luar dari fungsi kosmetika seperti menggunakan istilah yang bermakna pencegahan dan/atau pengobatan penyakit atau hal lain yang terkait dengan kondisi patologis. 2. Mencantumkan pernyataan tidak mengandung nama bahan (ingredient)

yang diperbolehkan dalam Kosmetika, dikecualikan untuk bahan yang terkait dengan budaya, agama.

3. Mencantumkan pernyataan tidak mengandung bahan yang dilarang dalam Kosmetika.

4. Menjanjikan hasil mutlak seketika jika ternyata penggunaannya harus digunakan secara teratur dan terus-menerus.

Iklan kosmetik juga dilarang:

1. Memuat ekspresi dan/atau tindakan berlebihan yang berpeluang untuk ditiru/membahayakan terutama untuk anak-anak.

2. Memberikan pernyataan garansi tentang manfaat.

3. Menampilkan merk produk pada Iklan layanan masyarakat. Untuk Iklan jenis ini hanya boleh menampilkan nama perusahaan.

Peringatan dalam iklan kosmetik sebagai berikut:

1. Pada setiap akhir Iklan harus mencantumkan spot Iklan ”BACA CARA PENGGUNAN DAN PERINGATAN” untuk sediaan Kosmetika:

- Pewarna rambut - Pelurus rambut - Pengeriting rambut - Depilatori

- Tabir surya - Mandi surya - Anti Jerawat - Aerosol

- Deodorant-Antiperspirant

- mengandung Alpha Hydroxy Acid (AHA) yang berfungsi sebagai - exfoliant

- yang penggunaannya diaplikasikan/diawasi oleh tenaga profesional. 2. Pencantuman spot Iklan harus memenuhi ketentuan minimal

sebagai berikut:

a. Untuk media cetak, spot Iklan harus dibuat proporsional (antara spot dan halaman Iklan) sehingga terlihat dan terbaca dengan jelas.

b. Untuk media elektronik:

- audio visual, spot Iklan harus dicantumkan dengan tulisan yang jelas terbaca pada satu screen/gambar terakhir dengan ukuran minimal 30% dari screen elektronik dan ditayangkan minimal 3 (tiga) detik.

- audio, spot Iklan harus dibacakan pada akhir Iklan dengan nada suara jelas.

c. Untuk media luar ruang, spot Iklan harus disesuaikan dengan media Iklan yang digunakan berupa cetak atau elektronik.

Prosedur Pengawasan Iklan Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Suplemen Kesehatan

a. Mempersiapkan objek pengawasan iklan, melalui :  Mengumpulkan iklan yang akan di awasi

 Mengisi informasi produk dan versi iklan yang diawasi sesuai form pengawasan iklan

 Melekatkan iklan / rekaman iklan yang diawasi ke formulir pengawasan penandaan

b. Melaksanakan pengawasan iklan, melalui :

 Memeriksa legalitas produk yang diiklankan melalui :

 Memeriksa ketersediaan / kesesuaian nomor izin edar / notifikasi dengan database registrasi

 Memeriksa masa berlaku nomor izin edar / notifikasi  Mengevaluasi klaim yang tercantum pada iklan :

 Obat tradisional dan suplemen kesehatan : evaluasi dilakukan dengan memeriksa kesesuaian iklan dengan persetujuan iklan (jika ada) atau dengan ketentuan iklan obat tradisional dan suplemen kesehatan.

 Kosmetik : evaluasi dilakukan dengan memeriksa kesesuaian iklan dengan ketentuan iklan kosmetik.

 Menyimpulkan hasil pengawasan iklan (memenuhi ketentuan / tidak memenuhi ketentuan)

 Jika pengawasan iklan dilakukan di sarana pada saat inspeksi, :  Melakukan pengamanan / penyaksian pemusnahan terhadap

 Membuat berita acara pengamanan / pemusnahan c. Membuat laporan dan tindak lanjut hasil pengawasan iklan

 Balai : membuat laporan hasil pengawasan iklan kepada Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen

 Pusat : menginput data hasil pengawasan iklan dan membuat surat tindak lanjut pengawasan penandaan berupa :

 Peringatan : untuk pelanggaran pertama, berupa surat peringatan dan perintah kepada produsen/importir untuk menarik, memusnahkan, menghentikan penayangan iklan dalam jangka waktu 1 bulan sejak tanggal surat

 Peringatan kedua : untuk pelanggaran kedua, berupa surat peringatan dan perintah kepada produsen/importir untuk menarik, memusnahkan, menghentikan penayangan iklan dalam jangka waktu 1 bulan sejak tanggal surat

 Peringatan Keras : untuk pelanggaran ketiga, berupa surat peringatan keras dan perintah kepada produsen/importir untuk menarik, memusnahkan, menghentikan penayangan iklan dalam jangka waktu 1 bulan sejak tanggal surat

 Penghentian Sementara Kegiatan : untuk pelanggaran keempat, berupa perintah menghentikan sementara proses produksi dan distribusi produk yang tidak memenuhi ketentuan iklan, disertai dengan tindakan pengamanan terhadap bahan baku dan bahan kemas produk tersebut.

 Pembatalan persetujuan pendaftaran : untuk pelanggaran kelima  Pusat : melakukan monitoring tindak lanjut hasil pengawasan iklan

dari pemegang izin edar

Dalam dokumen MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM (Halaman 133-141)