• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Likuidasi Persekutuan

A. PROSES LIKUIDASI

2. Pendekatan Pembayaran Aman (Safe Payment Approach)

Dalam menghitung bagaimana kas didistribusikan kepada para sekutu sebelum adanya likuidasi aset, kita harus memastikan bahwa seluruh saldo modal sekutu akan cukup untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kerugian. Perhitungan pembayaran aman didasarkan pada asumsi sebagai berikut.

a. Seluruh sekutu mengalami insolvensi secara personal (tidak mampu lagi melakukan pembayaran ke dalam persekutuan).

b. Seluruh aset non kas mencerminkan kemungkinan terjadinya kerugian.

c. Pinjaman dari atau kepada sekutu akan dikombinasikan dengan akun modal sekutu untuk menentukan kepemilikan bersihnya di dalam persekutuan.

Berdasarkan asumsi-asumsi di atas, bahwa kas tidak akan didistribusikan ke sekutu yang memiliki saldo modal yang tidak cukup untuk menalangi potensi kerugiannya. Jadi, tidak ada sekutu yang akan menerima kas hingga seluruh kewajiban dapat dilunasi menggunakan kas yang cukup.

Untuk memahami pembahasan ini, anggaplah Budi, Joko, dan Made memiliki persekutuan yang dibentuk pada tahun 2008. Pada tahun 2010

EKSI4311/MODUL 2 2.7

mereka sepakat bahwa persekutuan akan dibubarkan. Berikut adalah neraca persekutuan pada saat akan dibubarkan.

NERACA (dalam jutaan) ASET

Kas Rp400

Pinjaman kepada Joko 50

Tanah 100

Aset tetap 700

Rp1.250 KEWAJIBAN DAN EKUITAS

Pinjaman dari Made Rp100

Modal Budi 250 dilunasi, dan berdasarkan perhitungan dari para sekutu, penjualan tanah dan gedung akan memakan waktu beberapa minggu. Persekutuan sepakat untuk melakukan distribusi kas segera, tetapi selain kas yang telah disiapkan untuk mengantisipasi potensi kerugian sebesar Rp50 juta. Dari informasi tersebut maka akan dibuat skedul pembayaran aman sebagai berikut.

Skedul Pembayaran Aman Persekutuan Budi, Joko, dan Made (dalam jutaan) Modal sekutu (± saldo

pinjaman)

Skedul Pembayaran Aman Persekutuan Budi, Joko, dan Made masing-masing sekutu setelah ditambah/dikurangi dengan saldo pinjaman dari masing-masing sekutu. Setelah itu, kemungkinan rugi pada aset non kas dan kemungkinan antisipasi kerugian dialokasikan ke modal masing-masing sekutu dengan alokasi sebesar kesepakatan pembagian laba-rugi. Alokasi kerugian ini dapat menyebabkan modal beberapa sekutu menjadi negatif.

Modal sekutu yang negatif ini juga akan dialokasikan ke modal sekutu yang bersaldo positif. Setelah semua alokasi ini dilakukan maka akan didapatkan modal sekutu yang bersaldo positif, menjadi dasar untuk memberikan kas kepada sekutu tersebut. Jadi, berdasarkan perhitungan, jumlah kas sebesar Rp350 juta dapat didistribusikan dengan aman kepada Made.

Perlu diingat bahwa skedul pembayaran aman hanya dibuat untuk menghitung jumlah kas yang akan didistribusikan, dan sekutu mana yang akan menerima kas. Perhitungan tersebut tidak dicatat pada akun, sampai transaksi-transaksi yang dilibatkan benar-benar terjadi. Jurnal untuk mencatat distribusi kas kepada Made adalah

Pinjaman dari Made dan Made sebagai berikut.

NERACA (dalam jutaan) ASET

Kas Rp50

Pinjaman kepada Joko 50

Tanah 100

Aset tetap 700

EKSI4311/MODUL 2 2.9

Rp900 KEWAJIBAN DAN EKUITAS

Pinjaman dari Made Rp100

Modal Budi 250

Modal Joko 350

Modal Made 300

Rp900 B. LIKUIDASI SECARA BERANGSUR

Likuidasi secara berangsur meliputi distribusi kas yang tersedia kepada sekutu selama periode likuidasi dan sebelum seluruh untung dan rugi likuidasi terealisasi. Jika sekutu menerima kas secara berangsur sebelum total rugi likuidasi dan total kas diketahui maka harus ada penjaga (safeguards) untuk menjaga kepentingan kreditor dan kepemilikan setiap sekutu. Banyak prosedur yang akan dilibatkan dalam proses likuidasi ini untuk memenuhi persyaratan legal dan untuk melindungi individu yang berkaitan dengan likuidasi dan kepentingan residual sekutu. Perlu diingat bahwa distribusi kas yang utama adalah untuk melunasi seluruh kewajiban yang dimiliki oleh persekutuan, sebelum kas yang tersedia dibagikan kepada para sekutu.

Pada saat kas tersedia untuk distribusi kepada sekutu, jumlah yang akan didistribusikan ditentukan dengan membuat skedul pembayaran aman untuk setiap distribusi angsuran. Saat akun modal pada awal dilakukannya proses distribusi sesuai dengan jumlah rasio pembagian laba-rugi sekutu dan tidak ada saldo pinjaman ke atau dari sekutu maka skedul pembayaran aman tidak perlu dibuat. Dalam hal ini, seluruh distribusi kepada sekutu akan dibuat berdasarkan rasio pembagian laba-rugi. Untuk mempermudah pemahaman likuidasi berangsur, akan diilustrasikan dengan contoh.

Pada tahun 2008, Udin dan Maria sepakat untuk membuat persekutuan yang bergerak di bidang konstruksi bangunan, tetapi karena ada konflik internal mereka sepakat untuk melikuidasi persekutuan segera setelah bulan Desember 2010. Seluruh kas yang di tangan kecuali dicadangkan sejumlah Rp100.000.000 untuk mengantisipasi kontinjensi akan didistribusikan setiap akhir bulan sampai proses likuidasi selesai dilakukan. Rasio pembagian laba-rugi antara Udin dan Maria adalah 60:40. Informasi yang berkaitan dengan persekutuan sebagai berikut.

NERACA PERSEKUTUAN UDIN DAN MARIA

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2010 (DALAM JUTAAN) Aset

Kas Rp1.200

Piutang usaha-bersih 1.400

Pinjaman kepada Maria 200

Sediaan 2.000

Tanah 500

Peralatan-bersih 1.500

Goodwill 200

Total aset Rp7.000

Kewajiban dan Modal

Utang usaha Rp1.500

Utang wesel 1.000

Pinjaman dari Udin 100

Modal Udin (60%) 2.550

Modal Maria (40%) 1.850

Total Kewajiban dan Modal Rp7.000

Transaksi yang terjadi selama proses likuidasi:

Waktu Transaksi

Februari 2011 Sediaan dengan kos Rp800.000.000 terjual dengan harga Rp1 miliar; seluruh kewajiban non-pemilik diselesaikan berdasarkan nilai tercatat; pinjaman kepada Maria dihapus ke saldo modalnya; Rp1 miliar piutang tertagih;

dan goodwill dihapus; kemudian kas didistribusikan.

Maret 2010 Sisa sediaan sebesar Rp1.200.000.000 terjual dengan harga Rp900.000.000; peralatan dengan nilai buku Rp400.000.000 terjual dengan harga Rp300.000.000;

terjadi kewajiban kontinjensi, dan langsung dibayarkan sebesar Rp40.000.000; biaya likuidasi dibayarkan sebesar Rp20.000.000; kemudian kas didistribusikan.

April 2010 Tidak ada transaksi

Mei 2010 Biaya likuidasi dibayarkan sebesar Rp20.000.000; tanah terjual dengan harga Rp750.000.000; kemudian kas didistribusikan.

EKSI4311/MODUL 2 2.11

Waktu Transaksi

Juni 2010 Sisa piutang usaha dihapuskan; sisa peralatan terjual dengan harga Rp750.000.000; seluruh kas didistribusikan dalam likuidasi akhir persekutuan.

Berdasarkan neraca dan transaksi-transaksi di atas maka kita akan membuat laporan likuidasi persekutuan, skedul pembayaran aman, dan jurnal yang diperlukan selama proses likuidasi persekutuan.