• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidik sebagai Profesi

Dalam dokumen Sunarno Basuki SUPERVISI PENDIDIKAN JASMANI (Halaman 105-109)

SUPERVISI PENDIDIK PROFESIONAL

A. Pendidik sebagai Profesi

P

rofesi pendidik merupakan salah satu profesi tertua di dunia. Pekerjaan pendidik mendidik dan mengajar. Mendidik dan mengajar ini merupakan tugas pokok yang telah ditekuni oleh beberapa orang sejak lama. Profesi sebagai pendidik (guru) sudah ada sejak lama yakni sejak manusia pertama dilahirkan. Perkembangan profesi pendidik sejalan dengan perkembangan masyarakat (Daryanto, 2013). Dalam proses pendidikan pendidik memiliki fungsi: mengajar, mengarahkan, mendidik, membina, memotivasi, mendorong, membentuk akhlak dan kepribadian sehingga manusia tumbuh menjadi makhluk sosial yang memiliki pengetahuan, keterampilan, cerdas, berakhlak mulia, dan bermartabat. Tidak setiap orang dapat menjadi pendidik dan tidak setiap orang dapat melaksanakan tugas pendidik. Untuk menjadi pendidik seseorang harus memenuhi persyaratan­persyaratan tertentu yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan.

Seseorang menjadi pendidik dapat dilandasi dengan beberapa alasan. Menurut Mukhtar dan Iskandar (2009) alasan tersebut antara lain:

a) alasan yang berkembang dengan sifat naluriah;

b) alasan yang berhubungan dengan kemanfaatan umum; dan c) alasan yang berhubungan dengan pekerjaan yang dikerjakan.

Menurut Suparlan (2008) pendidik adalah orang tugasnya berhubungan dengan usaha­usaha mencerdaskan dan memberikan keterampilan seseorang dalam kehidupannya yang mencakup semua aspek, baik emosional, intelektual, karakter, spiritual, fisik, dan lain sebagainya. Pendidik adalah seseorang yang memperoleh surat keputusan (SK) baik dari pemerintah maupun pihak lain untuk mendidik dan mengajar.

Pendidik sebagai profesi, berarti semua orang yang menjadi pendidik harus memiliki kemampuan (kompetensi) yang disyaratkan untuk melaksanakan tugas pendidik. Pendidik memiliki tugas pokok mengajar dan mendidik, oleh karenanya disebut sebagai tenaga pendidik atau sebagai pendidik. Sebagai tenaga pendidik, pendidik memiliki peran antara lain: (a) sebagai tenaga fungsional yang bekerja profesional; (b) pekerja profesional yang bertugas merealisasikan seluruh potensi yang dimiliki manusia; dan (c) sebagai profesional yang bekerja untuk kemaslakhatan manusia agar manusia menjadi warga negara yang baik (Nasanius, 2008).

Undang­Undang Negara RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat 2 menyatakan bahwa “pendidik merupakan profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi”. Selanjutnya pada ayat 3 dijelaskan bahwa “pendidik yang mengajar pada suatu pendidikan dasar dan menengah disebut pendidik dan pendidik yang mengajar pada suatu pendidikan tinggi disebut dosen”.

Peraturan pemerintah yakni PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang guru (pendidik). Ruang lingkup sebutan guru (pendidik) meliputi: guru (pendidik) itu sendiri, baik pendidik lapangan (di luar kelas), pendidik kelas (di dalam kelas), pendidik bidang bimbingan dan konseling, pendidik bidang studi. Pendidik yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah dan pendidik yang menduduki jabatan sebagai pengawas (Mudhofir, 2013). Pendidik bukan hanya sebagai dirinya sendiri, pribadi yang seorang diri, tetapi juga harus menyatu dalam keragaman yang ada di masyarakat. Seorang pendidik harus pandai memanfaatkan perbedaan atau keragaman peserta didiknya meningkatkan dan mengembangkan motivasi, kemauan, keterampilan fisik, keterampilan berkomunikasi, tingkat kecerdasan, keragaman kepribadian, keragaman bakat, kecenderungan bakat dan potensi dimiliki peserta didiknya. Kemampuan menyatukan keragaman tersebut akan memacu keberhasilan demi keberhasilan belajar peserta didiknya. Menurut Thoifuri (2013) hakikat seorang pendidik adalah berikut ini.

a) Seseorang yang berminat, cenderung selalu bersemangat untuk meningkatkan ilmu pengetahuannya dan menyampaikannya ilmu pengetahuannya kepada peserta didiknya dimana dan kapan saja.

b) Orang yang bertanggung jawab terhadap pengembangan pengetahuan, sikap, kepribadian dan keterampilan peserta didiknya.

c) Orang yang menjiwai pekerjaannya, rela berkorban demi keberhasilan anak didiknya.

d) Orang yang memiliki prinsip dan idealisme, memperhatikan keluh kesah peserta didiknya, dan berupaya memberikan solusi atas segala permasalahan yang dihadapi peserta didiknya.

Dalam Undang–Undang No.14/2005 tentang Guru dan Dosen dinyatakan profesi guru (pendidik) dan dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip–prinsip berikut ini:

a) panggilan jiwa, idealisme, bakat dan minat;

b) memiliki kemampuan abstraksi (komitmen) yang tinggi untuk meningkatkan pendidikan, akhlaq mulia, dan ketaqwaan;

c) memiliki latar belakang pendidikan dan kualifikasi akademik sesuai dengan bidang tugas;

d) memiliki kemampuan yang sesuai dengan bidang tugas; e) melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab; f) memperoleh gaji sesuai dengan profesinya;

g) memiliki kemampuan dan kesempatan untuk meningkatkan profesinya secara berkelanjutan;

h) memiliki perlindungan hukum; dan

i) memiliki perkumpulan profesi yang mengatur kewenangannya dalam menjalankan tugas.

Pendidik adalah profesi atau jabatan yang memerlukan keahlian dalam hal membimbing, mengarahkan, melatih, mengajar, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Imran, 2010). Menurut Danim (2010) pendidik adalah pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus. Mendidik tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang yang tidak memiliki latar belakang pendidikan mendidik atau pendidikan di luar bidang kependidikan. Oleh karena itu, seharusnya setiap pengelola atau penyelenggara satuan pendidikan baik negeri maupun swasta tidak boleh mengangkat sembarang orang menjadi pendidik dengan alasan apapun. Jika kemudian dengan alasan otonomi daerah setiap daerah mengangkat sembarang orang menjadi pendidik dampaknya akan luar biasa dan akan menghambat pencapaian tujuan pendidikan nasional. Pengangkatan pendidik yang sembarangan akan menumpulkan kembali profesionalitas profesi (deskilled profession) yang berakhir pada terhambatnya pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Satori (2007) menyatakan bahwa “profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dari para anggotanya”. Setiap profesi tidak bisa dilakukan oleh setiap orang. Untuk mencapai profesi tertentu diperlukan keahlian tertentu yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan. Pendidikan dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan penyandang suatu profesi, dan untuk meningkatkan kinerja seseorang dalam melakukan tugas sesuai dengan profesinya.

Profesionalisme pendidik hendaknya selalu ditingkatkan baik secara mandiri maupun campur tangan pemerintah atau dinas terkait. Dalam rangka meningkatkan kemampuan profesional pendidik hendaknya terus mengembangkan strateginya sesuai dengan kemampuannya.

Pendidik adalah profesi, menurut Satori (2007) sebuah profesi memiliki ciri berikut.

a) Standar kerja b) Lembaga c) Organisasi

d) Kode etik dan etika e) Sistem gaji

Dalam dokumen Sunarno Basuki SUPERVISI PENDIDIKAN JASMANI (Halaman 105-109)