• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ruang Lingkup Pendidikan Pendidikan Jasmani

Dalam dokumen Sunarno Basuki SUPERVISI PENDIDIKAN JASMANI (Halaman 175-181)

SUPERVISI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

A. Ruang Lingkup Pendidikan Pendidikan Jasmani

M

ata pelajaran pendidikan jasmani yang disajikan di sekolah pendidikan dasar dan menengah merupakan salah satu bagian dari lima kelompok mata pelajaran yang ada. Pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dinyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:

1. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;

2. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; 3. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; 4. kelompok mata pelajaran estetika; dan

5. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan. Melihat pembagian ini menunjukkan bahwa mata pelajaran pendidikan jasmani (pendidikan jasmani, kesehatan dan olahraga) menjadi mata pelajaran yang sangat penting. Pada kelompok lain dibagi lagi ke dalam mata pelajaran tertentu yang berbeda. Seorang pendidik Pendidikan Jasmani mempunyai tanggung jawab yang besar sekali. Kelompok mata pelajaran Pendidikan Jasmani pada SD/MI/SDLB ditujukan untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi fisik, keterampilan gerak, menyenangi aktifitas jasmani serta menanamkan sikap sportivitas dan kesadaran untuk selalu hidup sehat. Disamping itu pembelajaran pendidikan jasmani juga mengajarkan hal­hal yang menyangkut kehidupan di masyarakat seperti prilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, demam berdarah, HIV/HAIDS, muntaber, dan penyakit menular lainnya.

Pada pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan bahwa mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga, dan kesehatan pada SD/ MI/SDLB/Paket A dilaksanakan melalui aktifitas pendidikan jasmani, aktivitas olah raga, pengetahuan pendidikan kesehatan, pengetahuan ilmu pengetahuan alam, dan muatan kearifan lokal atau daerah.

Tujuan utama mata pelajaran pendidikan jasmani adalah meningkatkan potensi fisik, meningkatkan keterampilan gerak, menanamkan kebiasaan untuk aktif bergerak, menanamkan sikap untuk mencintai melakukan aktifitas gerak, menanamkan sikap sportif, meningkatkan kebugaran jasmani, dan menanamkan kesadaran hidup sehat. Tujuan ini kemudian dijabarkan dalam bentuk Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK­KMP) yang harus dicapai oleh peserta didik berikut ini.

1. Mengimplementasikan kebiasaan hidup bersih dan sehat, selalu menjaga kebugaran, aman dan dapat memanfaatkan waktu luang dalam kehidupan sehari­hari.

2. Mengetahui berbagai potensi sumber daya lokal untuk menunjang hidup sehat, bersih, bugar, aman dan pemanfaatan waktu luang dalam kehidupan sehari­hari.

Berikutnya setiap mata pelajaran dijabarkan ke dalam kompetensi dasar masing­masing dan standar isi (kompetensinya). Berikut ini adalah standar kompetensi untuk mata pelajaran pendidikan jasmani dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidian (KTSP) tahun 2006.

1. Mempraktikkan berbagai gerak dasar permainan dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

2. Mempraktikkan latihan peningkatan kualitas jasmani (komponen kebugaran jasmani) dan nilai­nilai yang terkandung di dalamnya.

3. Mempraktikkan kombinasi senam lantai dan senam ketangkasan dalam bentuk sederhana dan nilai­nilai yang terkandung di dalamnya.

4. Mempraktikkan rangkaian gerak ritmik sederhana berpasangan dan beregu, serta nilai­nilai yang terkandung di dalamnya. 5. Menerapkan budaya hidup sehat.

Standar tersebut telah disempurnakan kembali oleh Kurikulum 2013 dan KKNI sehingga komptensi intinya menjadi seperti berikut. 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya,

dengan kompetensi dasar yaitu menghargai tubuh dengan seluruh perangkat gerak dan kemampuannya sebagai anugrah Tuhan yang tidak ternilai.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, pendidik dan tatangganya, dengan kompetensi dasar yaitu menunjukkan kerja sama, percaya diri, dan berani dalam melakukan berbagai aktivitas fisik dalam bentuk permainan. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati

(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda­benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah, dengan contoh kompetensi dasarnya adalah mengetahui kebutuhan tidur dan istirahat untuk menjaga kesehatan.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia, dengan contoh kompetensi dasarnya adalah mempraktikkan kombinasi pola gerak dasar lokomotor yang dilandasi konsep gerak dalam berbagai bentuk permainan sederhana dan atau tradisional.

Pada KTSP 2006, untuk kelas I­III pendidikan jasmani dan kesehatan masuk dalam pelajaran tematik, baru dikhususkan pada kelas IV­VI. Sedangkan pada kurikulum 2013 pendidikan jasmani kesehatan sudah diajarkan sejak kelas I dengan kompetensi inti yang komprehensif (tematik).

Ruang lingkup pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Dasar (SD) berbeda dengan pembelajaran di jenjang lainnya. Menurut (Rukmana, 2008) pembelajaran pendidikan jasmani meliputi tiga aspek terstruktur dalam kurikulum yang tersebar mulai kelas satu sampai kelas enam yang meliputi berikut ini.

1. Pendidikan jasmani

Pendidikan jasmani pada dasarnya mengutamakan aktifitas gerak, bertujuan mengembangkan potensi­potensi aktifitas anak secara organik, neuromuscular, intelektual dan emosional. Tugas yang paling utama dalam menyelenggarakan pendidikan jasmani adalah bagaimana membantu para peserta didik untuk dapat menjalani proses pertumbuhan dan perkembangan secara optimal baik secara fisik, motorik, mental dan sosial.

2. Pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan yang merupakan pendidikan yang membentuk dan mengembangkan pengetahuan serta pandangan hidup sehat, serta dapat menerapkan prilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari­hari. Yang menjadi pusat perhatian pendidikan kesehatan adalah bagaimana mengintegrasikan pengetahuan, sikap, nilai dan perbuatan nyata berkenaan dengan pola hidup sehat di masyarakat.

3. Pendidikan olahraga

Dalam dunia pendidikan ada yang dikenal dengan istilah pendidikan olahraga. Pendidikan olahraga bertujuan mengembangkan kemampuan gerak dasar cabang­cabang olahraga. Pendidikan olahraga merupakan proses penyaluran keterampilan dan latihan yang bertujuan untuk mengenal dan menguasai keterampilan cabang olahraga.

Sementara Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP, 2006) menjabarkan bidang kajian mata pelajaran pendidikan jasmani berikut ini.

1. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga permainan, olahraga tradisional, eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non­ lokomotor, dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers,

sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya.

2. Pengembangan aktivitas jasmani yang meliputi: mekanika sikap tubuh, aktifitas gerak dasar tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh dan sebagainya.

3. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya.

4. Aktivitas ritmik meliputi: senam kesejaran jasmani, gerak bebas, senam pagi, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya.

5. Aktivitas air meliputi: keselamatan air, keterampilan bergerak di air, permainan di air dan renang serta aktivitas lainnya.

6. Pendidikan lapangan meliputi: pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, piknik/karyawisata, dan mendaki gunung.

7. Kesehatan meliputi pembiasaan dan penanaman prinsip hidup sehat, kebiasaan hidup sehat, budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari­hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.

Memperhatikan berbagai uraian sebelumnya dan perkembangan pendidikan jasmani saat ini, menurut penulis bidang kajian pendidikan jasmani dapat dikelompokkan sebagai berikut. 1. Bidang kajian jasmani

Bidang kajian jasmani pada pendidikan jasmani menekankan aspek dari fisik, yang dapat dijabarkan ke dalam beberapa hal, misalnya aspek organik, neumoskular, perseptual dan kognitif. Kesemua aspek ini berkaitan dengan kemampuan fisik.

2. Bidang kajian kesehatan

Bidang kajian kesehatan pada pendidikan jasmani meliputi penanaman budaya hidup sehat, pembiasaan menerapkan prinsip­prinsip hidup sehat dalam kehidupan sehari­ hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS.

3. Bidang kajian olahraga

Bidang kajian olahraga pada pendidikan jasmani mengembangkan kemampuan dan minat terhadap cabang­cabang olahraga. Bidang ini menekankan pada proses pendidikan yang mengarah pada pengenalan keterampilan umum olahraga dan penguasaan keterampilan suatu cabang olahraga. Hal ini juga berkaitan dengan pencapaian prestasi cabang olah raga tertentu.

4. Bidang kajian kepribadian

Bidang kajian kepribadian, pendidikan jasmani berarti menekankan pada aspek emosional misalnya: (a) mengembangkan sikap positif terhadap penonton dan berpartisipasi aktif pada setiap keberhasilan atau kegagalan, (b) melepas ketegangan melalui aktivitas fisik yang tepat, (c) memberikan saluran untuk mengekspresikan diri dan kreativitas, dan (d) menghargai pengalaman estetika dari berbagai aktivitas yang relevan.

5. Bidang kajian sosial

Ruang lingkup sosial pada pendidikan jasmani berarti memperhatikan pengembangan kemampuan bersosialisasi bagi peserta didik. Hal ini misalnya: (a) mengembangkan kemampuan menyesuaian diri dan orang lain dalam masyarakat dan lingkungannya, (b) mengembangkan kemampuan membuat pertimbangan dan keputusan dalam situasi kelompok, (c) belajar berkomunikasi dengan orang lain, (d) mengembangkan kemampuan bertukar dan mengevaluasi ide dalam kelompok, (e) mengembangkan kepribadian, sikap, dan nilai agar dapat

berfungsi sebagai anggota masyarakat, dan (f) mengembangkan rasa memiliki dan rasa diterima di masyarakat.

Dalam dokumen Sunarno Basuki SUPERVISI PENDIDIKAN JASMANI (Halaman 175-181)