• Tidak ada hasil yang ditemukan

Supervisor dalam Supervisi Pendidikan

Dalam dokumen Sunarno Basuki SUPERVISI PENDIDIKAN JASMANI (Halaman 93-97)

SUPERVISI PENDIDIKAN DALAM ORGANISASI SEKOLAH

C. Supervisor dalam Supervisi Pendidikan

Aktivitas pembelajaran yang dilakukan di sekolah merupakan kegiatan utama dari keseluruhan aktivitas yang berjalan di sekolah, yang selalu diupayakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Oleh karenanya semua layanan yang dilakukan oleh supervisor harus dirancang benar­benar dalam rangka membina da membantu pendidik dalam melaksanakan tugasnya di sekolah. Supervisor harus melakukan pelayanan secara efektif dan efisien sehingga bisa meyakinkan masyarakat bahwa sekolah sebagai wadah belajar yang utama dan efektif.

Sesuai fungsinya supervisor berperan memberi dukungan (support), membantu (assisting), dan mengikutsertakan (sharing) (Olivia, 1984). Seorang supervisor dapat ikut andil sebagai berikut. 1. Koordinator. Dalam peran ini supervisor hendaknya dapat

mengkoordinasikan program kerja pendidik, seperti program mengajar dan belajar, tugas­tugas tenaga kependidikan, dan

kegiatan lain yang dilakukan pendidik dan tenaga kependidikan. Misalnya mensosialisasikan tugas mengajar terhadap pendidik yang dibina, juga mensosialisasikan program mengajar, tugas anggota staf, beberapa kegiatan pendidik, seorang supervisor dapat menyusun agenda yang harus dilaksanakan, dengan melibatkan anggota kelompok (pendidik, dan tenaga kependidikan) dalam berbagai kegiatan, serta memberikan solusi terhadap pendidik yang mendapatkan masalah.

2. Konsultan. Dalam peran ini supervisor memberikan solusi atau alternatif pemecahan masa lah yang ditemui pendidik, baik secara individu maupun secara kelompok. Contohnya terdapat peserta didik yang sulit belajar dalam kelas sehingga mengganggu proses pem belajaran yang dilakukan. Solusi yang dapat diberikan oleh seorang supervisor ialah memberikan bantuan dengan memanfaatkan pengalaman yang pernah dialami untuk dijadikan pertimbangan atau pedoman dalam perbaikan. Menggiring setiap individu kelompok pada sikap kerjasama dan demokratis, serta melibatkan individu di dalam kelompok untuk membantu yang lainnya baik dalam masalah individu maupun masalah kelompok.

3. Pemimpin kelompok. Dalam peran ini seorang supervisor harus mampu mengembangkan potensi yang dimiliki setiap ke lompok dan dapat menyusun silabus dan kurikulum, menyusun materi pelajaran dan mengidentifikasi keperluan pendidik untuk dapat bekerja secara profesional. Supervisor dalam memimpin pendidik untuk pengembangan potensinya, seorang supervisor hendaknya mengenal kepribadian setiap pendidik, mengetahui kelemahan pendidik untuk menimbulkan sikap saling terbuka dan akrab dengan pendidik saat menyusun dan mengembangkan silabus dan kurikulum, menyusun materi pelajaran, dan mengidentifikasi keperluan pendidik secara bersama-sama. 4. Evaluator. Dalam peran ini supervisor membantu pendidik

untuk ikut serta menilai hasil dan proses pembelajaran, supervisor dapat juga menilai kurikulum yang digunakan. Pada setiap akhir semester, supervisor dapat mengerjakan evaluasi diri dengan dengan meminta ma sukan dan umpan balik baik dari

peserta didik maupun dari pendidik. Pada pelaksanaan evaluasi supervisor harus mengikutkan sertakan pendidik, agar pendidik lebih memahami dan menyadari adanya kelemahan yang dimiliki, sehingga berusaha memperbaiki dan meningkatkan potensinya secara sadar.

Menurut Sagala (2010b) bahwa enam kompetensi yang harus dimiliki supervisor atau pengawas berdasarkan Permendiknas nomor 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah yakni kompetensi: (1) kepribadian, (2) manajerial, (3) akademik, (4) evaluasi pendidikan, (5) penelitian dan pengembangan, dan (6) sosial.

1) Kompetensi kepribadian, supervisor atau pengawas harus mampu menampilkan performance diri sebagai peribadi yang bersahaja dan baik. Makna dari kepribadian dilihat dari penjelasan diatas adalah mencerminkan perilaku dan sikap yang diperlihatkan seorang supervisor atau pengawas dalam melaksanakan tugas harus menunjukkan berkepribadian santun, tanggung jawab, akhlak mulia, rasa ingin tahu, dan motivasi kerja yang tinggi, sehingga dapat menjadi teladan bagi pendidik.

2) Kompetensi manajerial, seorang supervisor harus memiliki kompetensi manajerial yaitu pengawasan sekolah agar tetap berjalan se bagai mana mestinya. Manajerial yang dilaksanakan pengawas sekolah pada dasarnya memberikan pembinaan, penilaian dan bantuan dimulai dari tahap penyusunan, proses pelaksanaan program, sampai penilaian rencana program sekolah yang sudah disusun. Jadi pada dasarnya kompetensi manajerial pengawas sekolah adalah kemampuan melakukan pembinaan, penilaian, bimbingan dalam bidang administrasi dan pengelolaan sekolah yang meliputi kemampuan pengawas sekolah menguasai teori, konsep, metode dan tehnik pengawasan pendidikan dan aplikasinya dalam menyusun program. Oleh sebab itu, pengawas dituntut memiliki kemampuan manajerial maupun kemampuan menguasai program dan kegiatan bimbingan serta memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan di sekolah binaannya. 3) Kompetensi akademik. Seorang supervisor harus memiliki

akademik yakni membina dan menilai pendidik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Supervisi akademik intinya adalah membimbing, mengarahkan, memotivasi, memberi contoh kepada pendidik dalam untuk menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari atas silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dapat diaplikasikan dalam aktivitas pembelajaran dengan pemilihan strategi, metode, tehnik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi, menilai proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas.

4) Kompetensi evaluasi pendidikan. Kompetensi evaluasi pendidikan diartikan bahwa kemampuan seorang supervisor atau pengawas dalam mengumpulkan data, menggali data, mengolah data, mampu menafsirkan dan menyimpulkan data sehingga berguna sebagai informasi dan alat untuk menentukan tingkat keberhasilan pendidikan.

5) Kompetensi penelitian dan pengembangan. Kompetensi penelitian dan pengembangan merupakan kemampuan seorang supervisor atau pengawas sekolah dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian pendidikan dan mengaplikasikan hasil penelitiannya untuk meningkatan dan mengembangkan kualitas pendidikan. Beberapa hal yang menjadi bagian kompetensi penelitian dan pengembangan ini dan harus dikuasai oleh supervisor atau pengawas adalah:

a. pendekatan pendidikan, jenis dan metode penelitian, dan analiasis data penelitian;

b. mengetahui dan menetapkan masalah penelitian yang berguna untuk meningkatkan karier kesupervisian atau kepengawasan; c. memiliki kemampuan membuat proposal penelitian

pendidikan, seperti misalnya penelitian tindakan kelas; d. melaksanakan penelitian pendidikan dengan bekerja sama

pendidik;

e. menggali, mengumpulkan, mengolah, menganalisis data, dan membuat laporan hasil penelitian pendidikan;

f. menulis ilmiah atau artikel dalam bidang pendidikan dalam suatu wadah yang mudah diakses pendidik dan dimanfaatkan pendidik untuk meningkatkan kualitas pendidikan; dan

g. memberikan layanan pembimbingan penelitian tindakan kelas kepada pendidik.

Kompetensi penelitian diartikan sebagai kemampuan menulis supervisor atau pengawas untuk membuat laporan hasil penelitian pendidikan sebagai artikel ilmiah. Kompetensi penelitian yang dimiliki supervisor atau pengawas sangat bermanfaat baik untuk diri sendiri dan orang lain. Supervisor dan pendidik dapat melaksanakan penelitian dan menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berbasis penelitian tindakan. 6) Kompetensi sosial. Seorang supervisor atau pengawas dituntut

untuk memiliki kompetensi sosial. Seorang supervisor atau pengawas harus dapat berkomunikasi dan berkoordinasi dengan kepala sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan untuk menjalin hubungan baik dengan berbagai pihak. Pada kompetensi sosial ini supervisor atau pengawas harus memiliki dua keterampilan yakni:

a. keterampilan berbicara dan menulis untuk silahturrahmi; b. keterampilan bekerja sama dengan individu ataupun

kelompok/organisasi.

Pada kompetensi sosial ini terkandung makna bahwa supervisor atau pengawas dihadapan kepala sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan terkesan pribadi yang ramah, luwes, menyenangkan, terbuka untuk dikritik atau diberi saran, dan selalu berpikir positif terhadap orang lain.

Dalam dokumen Sunarno Basuki SUPERVISI PENDIDIKAN JASMANI (Halaman 93-97)