• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

G. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Arifin Riadi dengan judul “Problem-Based Learning Meningkatkan Higher Order Thinking Skills Siswa Kelas VIII SMPN 1 Daha Utara dan SMPN 2 Daha Utara”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan pembelajaran matematika berbasis Problem Based Learning dapat meningkatkan HOTS siswa. Peningkatan tertinggi untuk siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Daha utara ada pada keterampilan evaluating dan analysing, sedangkan untuk siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Daha Utara ada pada keterampilan analysing, sehingga pembelajaran matematika berbasis PBL maksimal dalam meningkatakan kemampuan analysing.

2. Penelitian yang relevan selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Suwarsi dengan judul “Meningkatkan Keterampilan HOTS Siswa melalui Permainan Kartu Soal dalam Pembelajaran PBL”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan membiasakan siswa berlatih soal HOT melalui kartu soal dalam pembelajaran PBL dapat meningkatkan HOTS siswa kelas VIII G SMPN Semarang dalam pembelajaran matematika.

32 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu berdasarkan kelas yang sudah ada, dengan data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data penelitian yang bersifat kualitatif digunakan untuk memperoleh data berupa uraian kata – kata, yaitu hasil wawancara dan hasil pengamatan peneliti maupun observer pada saat pembelajaran berlangsung. Data penelitian yang bersifat kuantitatif digunakan untuk memperoleh data berupa skor yaitu hasil atau nilai dari pre-test, post-test, hasil observasi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada 30 Oktober – 6 November 2018 di kelas VII A SMP Katolik Santa Maria Sawangan, Magelang.

Pertemuan Hari / Tanggal Jumlah Jam

1 Selasa, 30 Oktober 2018 2 JP

2 Kamis, 1 November 2018 3 JP

3 Selasa, 6 November 2018 2 JP

C. Subyek Penelitian dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas VII A di SMP Katolik Santa Maria Sawangan, Magelang tahun ajaran 2018/2019. Objek yang diteliti adalah keterlaksanaan pembelajaran, penerimaan siswa dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode worked examples yang menekankan penanaman HOTS siswa pada materi bentuk aljabar.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Observasi

Pengamatan selama pembelajaran dilakukan untuk memperoleh data keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif STAD dengan metode worked examples. Observasi akan dilakukan oleh satu observer.

2) Wawancara

Dalam penelitian ini, metode wawancara dilakukan dengan tujuan mengkonfirmasi penerimaan siswa terhadap metode worked examples dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang menekankan penanaman HOTS, secara langsung dari beberapa siswa yang dipilih.

3) Tes Tertulis

Dalam penelitian ini, metode tes tertulis dilakukan untuk melihat prestasi belajar siswa. Metode tes tertulis yang diberikan yaitu pre-test dan post-test.

Isi dari pre-test adalah soal uraian terkait dengan materi bentuk aljabar serta operasi penjumlahan, pengurangan, dan perkalian bentuk aljabar. Pre-test dilakukan untuk melihat kemampuan awal siswa dan bertujuan untuk memberikan skor dasar pada setiap siswa. Pre-test sendiri diberikan sebelum pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode worked examples. Sementara itu, ada juga post-test yang diberikan sesudah pembelajaran. Post–test sendiri dilakukan untuk

mengetahui kemampuan HOTS siswa setelah pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD dengan metode worked examples.

E. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data. Instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terdiri dari tiga kali pertemuan.

Sementara instrumen pengumpulan data yaitu berupa angket, lembar observasi, lembar pedoman wawancara, lembar tes tertulis (pre-test dan post-test).

1) Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran yaitu berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terdiri dari tiga kali pertemuan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dirancang agar dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan memiliki acuan dalam rangka menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode worked examples. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) dalam penelitian ini didasarkan pada Kurikulum 2013.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mencakup beberapa komponen, antara lain: kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran yang digunakan, rincian langkah-langkah kegiatan pembelajaran, sumber belajar, penilaian, serta materi yang akan diajarkan. Materi yang termuat dalam RPP mengacu pada kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian kompetensi sebagai berikut.

Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

K1 2 :Mengahayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, reponsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kajian matematika

Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.

Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di

bawah pengawasan langsung. Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

Kompetensi Dasar

3.1 Menerapkan operasi aljabar yang melibatkan bilangan rasional Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Indikator KD pada KI pengetahuan

3.1.1 Peserta didik dapat mengubah bentuk cerita menjadi bentuk aljabar 3.1.2 Peserta didik dapat menggunakan aturan penjumlahan, pengurangan dan

perkalian bentuk aljabar untuk membantu memecahkan masalah.

2. Indikator KD pada KI keterampilan

4.1.1 Peserta didik dapat menerapkan aturan penjumlahan, pengurangan dan perkalian bentuk aljabar untuk memecahkan masalah.

2) Lembar Observasi

Lembar observasi ini digunakan sebagai pedoman untuk melakukan pengamatan aktivitas guru selama pembelajaran menggunakan dengan model kooperatif tipe STAD dengan metode worked examples. Dalam observasi ini akan ada satu orang observer yang ikut serta dalam pembelajaran dari awal sampai akhir. Observer akan mengisi lembar observasi dengan cara memberikan tanda centang (√) sesuai dengan aktivitas yang ditunjukkan guru selama mengajar. Dari lembar observasi inilah peneliti bisa mengetahui keterlaksanaan

penerapan pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD dengan metode worked examples.

3) Lembar Wawancara

Wawancara ini dilaksanakan setelah seluruh pertemuan pembelajaran dengan menerapkan metode worked examples dengan model kooperatif tipe STAD.

Jenis wawancara yang digunakan yaitu wawancara semi terstruktur, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur.

Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui penerimaan siswa terhadap penerapan pembelajaran dengan metode worked examples dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dari beberapa siswa yang menjadi subjek dalam penelitian.

Tabel 3.1 Daftar Pertanyaan Wawancara

Indikator Pertanyaan

Perasaan siswa dalam pembelajaran

1. Apakah anda menyukai pembelajaran matematika menggunakan model kooperatif tipe STAD dengan metode worked examples ?

2. Apakah pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe STAD dengan metode worked examples membosankan?

Keterlibatan siswa dalam pembelajaran

1. Apa yang anda lakukan di saat guru memberikan lembar contoh soal dengan penyelesaian?

2. Apa yang anda lakukan ketika ada hal yang belum anda pahami dalam lembar contoh soal dengan

Ketertarikan siswa dalam pembelajaran

1. Apakah anda mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir?

2. Apakah anda mencatat hal –hal penting dari lembar contoh soal dengan penyelesaian dan pembahasan kelompok?

Pemahaman siswa dalam pembelajaran

1. Apakah anda merasa sulit dalam pembelajaran?

2. Apakah anda memperoleh pengetahuan baru dengan motode worked examples dan model

2. Apakah anda terlibat aktif dalam kelompok untuk memecahkan masalah?

3. Apakah anda yakin akan jawaban yang dikerjakan dengan cara anda sendiri?

4) Lembar Tes Tertulis

Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus ditanggapi, atau tugas yang harus dikerjakan oleh orang yang dites. Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana seorang siswa telah menguasai pelajaran yang disampaikan (Jihad & Haris, 2013:67). Salah satu penilaian teknik tes yaitu tes tertulis. Tes tertulis merupakan tes atau soal yang harus diselesaikan oleh siswa secara tertulis.

Dalam penelitian ini, peneliti memberikan dua kali tes tertulis kepada siswa yaitu pre-test dan post-test. Pre-test dilakukan sebelum pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe STAD dengan metode worked examples.

Dan post-test dilaksanakan setelah menerapkan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe STAD dengan metode worked examples.

Tabel 3.2 Kisi – kisi soal

Kompetensi

Dasar Materi Indikator Soal Bentuk Soal

F. Teknik Analisis Data

Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu ditentukan teknik analisis data yang akan digunakan untuk menganalisis data yang akan diperoleh. Terdapat dua jenis data yang diperoleh pada penelitian ini yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara. Data kuantitatif diperoleh dari observasi aktivitas guru serta tes hasil belajar siswa, dimana data-data tersebut juga dianalisis secara kualitatif. Secara kuantitatif data-data tersebut akan dideskripsikan menggunakan angka –angka yakni dengan menghitung skor yang diperoleh. Kemudian secara kualitatif data skor lembar observasi dan hasil belajar siswa akan dikumpulkan, dianalisis, diinterpretasikan, serta kemudian peneliti akan menyimpulkan dengan uraian kata-kata. Berikut teknik analisis data yang dilakukan oleh peneliti.

1) Analisis hasil observasi

Hasil observasi aktivitas guru selama mengajar diperoleh setelah melakukan beberapa kali pertemuan pembelajaran. Setiap pertemuan observer mengamati aktivitas guru selama pebelajaran. Kemudian hasil observasi yang sudah dilakukan observer dianalisis untuk mendapatkan keterlaksanaan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe STAD dengan metode worked examples.

Pada lembar observasi, observer mengisi dengan cara memberikan tanda centang (√) sesuai dengan aspek yang harus diamati pada lembar observasi. Tanda centang (√) berarti observer memberikan pernyataan YA kepada aktivitas guru dengan skor 1 dan jika tidak diberi tanda berarti observer memberikan pernyataan tidak yang diberi skor 0.

Data observasi keterlaksanaan RPP kemudian diolah menjadi persentase keterlaksanaan RPP. Untuk mencari rata-rata presentase keterlaksanaan RPP, dengan rumus sebagai berikut.

𝑅𝑃𝐾 =

𝑆𝐴𝑖

𝑛 × 100%

𝐽𝑃 Dimana :

𝑅𝑃𝐾 = Rata-rata presentase keterlaksanaan 𝑆𝐴𝑖 =Jumlah skor aspek yang diamati 𝑛 = Banyaknya aspek yang diamati 𝐽𝑃 = Jumlah pertemuan

Dengan persentase rata-rata skor total indikator maka dapat diketahui apakah keterlaksanaan RPP sesuai atau tidak dengan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe STAD dengan metode worked examples yang menekankan penanaman HOTS. Kriteria keterlaksanaan pembelajaran menurut Arikunto (2013:245) adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3 Kriteria Keterlaksanaan

Interval (%) kriteria

81< K ≤100 Sangat tinggi 61< K ≤81 Tinggi 41< K ≤61 Sedang 21< K ≤41 Rendah

0< K ≤21 Sangat rendah K: Keterlaksanaan

2) Analisis hasil wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengetahui penerimaan siswa terhadap pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe STAD dengan metode worked examples yang menekankan HOTS siswa setelah mengikuti pembelajaran. Hasil wawancara ini kemudian dianalisis dengan mendeskripsikan jawaban siswa dan setelah itu dapat ditarik kesimpulan.

3) Analisis hasil tes tertulis

Hasil Tes tertulis yang dianalisis yaitu lembar hasil pre-test dan post-test siswa. Data hasil tes akan dianalisis dengan melakukan penskoran setiap item pada lembar jawaban. Skor yang didapatkan masing-masing siswa ditiap item soal disesuaikan dengan pedoman penskoran yang telah disusun sebelumnya.

Setelah dilakukan penskoran maka akan didapatkan skor total untuk setiap siswa. Skor total yang yang diperoleh siswa merupakan skor akhir siswa.

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟(𝑁𝐴) = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

Selanjutnya, berdasarkan kategori ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan SMPK Santa Maria Sawangan yaitu 70 dengan rentang skor 1-100 maka nilai ≥ 70 termasuk dalam kategori “tuntas” dan nilai < 70 “tidak tuntas”.

Berdasarkan hal tersebut nilai akhir tes diberikan kategori sebagai berikut.

Tabel 3.4 Kriteria Hasil Belajar

Nilai akhir (𝑥) Kriteria Hasil Belajar

𝑥 ≥ 70 Tuntas

𝑥< 70 Tidak tuntas

𝑥: nilai siswa

Kemudian akan dicari presentase banyaknya siswa dari tiap kriteria hasil belajar siswa dengan rumus sebagai berikut:

𝑃𝐻𝐵 = 𝐿

𝐽𝑠× 100%

Dimana:

𝑃𝐻𝐵 =Persentase banyak siswa dari tiap kriteria hasil belajar siswa.

𝐿 = Banyak siswa dari masing-masing kriteria hasil belajar siswa 𝐽𝑠 =Banyak siswa yang mengikuti tes.

Dari rumus tersebut maka didapatkan presentase banyaknya siswa yang tuntas dan tidak tuntas pada pre-test, serta akan diketahui pula presentase banyak siswa yang tuntas dan tidak tuntas pada post-test. Presentase hasil belajar siswa ini akan digunakan dalam menentukan hasil belajar setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model STAD dengan metode worked examples yang menekankan penanaman HOTS siswa.

Tabel 3.5 Presentase hasil belajar

Nilai siswa Kategori/ Tingakatan Pre-test Post-test Jml

siswa

% Jml

siswa

%

75≤x≤100 Tuntas 𝑥< 75 Tidak Tuntas

Kemudian presentase hasil belajar siswa dikategorikan sebagai berikut:

Tabel 3.6 Kategori Penilaian Kecakapan Akademik

(Widoyoko, 2009:242)

𝑥 adalah persentase ketuntasan yang diperoleh pada hasil belajar siswa.

Untuk memperoleh persentase peningkatan nilai masing-masing siswa maka digunakan rumus sebagai berikut:

𝑍𝑖 = 𝑄𝑖 − 𝑅𝑖

𝑅𝑖 × 100%

Dimana:

𝑍𝑖 = Persentase peningkatan nilai siswa ke-i 𝑄𝑖 =Nilai post-test siswa ke-i

𝑅𝑖 = Nilai pre-test siswa ke-i

Untuk mencari rata-rata persentase peningkatan nilai siswa secara keseluruhan digunakan rumus sebagai berikut:

𝑍̅𝑖 =∑𝑛𝑖=1𝑍𝑖 𝑛 Dimana:

𝑍̅𝑖 = rata-rata persentase peningkatan nilai siswa 𝑍𝑖 =persentase peningkatan nilai siswa ke-i 𝑛 = Jumlah siswa

Persentase Ketuntasan (%) Kategori

𝑥 > 75 Sangat Baik

60 < 𝑥 ≤ 75 Baik

40 < 𝑥 ≤ 60 Cukup

20 < 𝑥 ≤ 40 Kurang

𝑥 ≤ 20 Sangat Kurang

G. Rencana Penelitian 1) Tahap Persiapan

Berikut ini kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap persiapan:

a. Datang ke sekolah menemui guru matematika untuk meminta izin melakukan penelitian.

b. Bertemu dengan kepala sekolah meminta izin melaksanakan peneltian serta menyerahkan surat izin melakukan penelitian yang telah dibuat oleh sekretariat JPMIPA.

c. Menemui guru matematika untuk menentukan kelas yang akan digunakan sebagai subjek penelitian serta menyampaikan prosedur pelaksanaan penelitian.

d. Membuat instrumen pembelajaran, lembar tes tertulis, lembar observasi, dan pertanyaan wawancara.

e. Melakukan uji validasi dengan pakar.

2) Tahap Pelaksanaan

Berikut ini kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap pelaksanaan:

a. Peneliti memberikan pre-test sebelum pembelajaran yang dilakukan peneliti.

b. Melaksanakan pembelajaran dengan materi bentuk aljabar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode worked examples. Pada saat pembelajaran berlangsung, dilaksanakan juga observasi aktivitas guru mengajar.

c. Melaksanakan post-test dan pengisian angket setelah pertemuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode worked examples selesai.

d. Melaksanakan wawancara dengan beberapa siswa.

3) Tahap Analisis Data

Tahap analisis data ini, peneliti akan mendeskripsikan hasil observasi, kegiatan pembelajaran, hasil wawancara, dan hasil belajar siswa.

4) Tahap Penarikan Kesimpulan

Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap penarikan data yaitu menarik kesimpulan dari analisis data yang telah dilakukan dan menjawab rumusan masalah.

47 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Dalam menjawab rumusan masalah yang ada pada bab I, peneliti telah melakukan kegiatan penelitian yang dilaksanakan di SMPK Santa Maria Sawangan kelas VII A. Kelas VII A merupakan kelas yang termasuk kelas biasa atau bukan kelas unggulan. Sementara itu penelitian dilaksanakan selama 3 pertemuan pada hari Selasa dan Kamis yang dimulai pada tanggal 30 Oktober 2018 sampai dengan tanggal 6 November 2018. Selama pembelajaran, dilakukan observasi oleh observer untuk mengamati langkah – langkah pembelajaran. Setelah 3 pertemuan tersebut, juga dilakukan wawancara dengan 5 siswa.

Pada pertemuan pertama, dilakukan selama 2 jam pelajaran atau 90 menit yaitu dimulai jam 13.20 WIB dan berakhir pada jam 14.50 WIB.

Siswa yang hadir pada pertemuan pertama adalah 26 siswa atau seluruh siswa hadir. Kegiatan yang dilakukan diawali dengan memberikan pre-test. Dalam mengerjakan pre-test siswa diberikan waktu 45 menit atau 1 jam pelajaran. Terdapat 4 soal pre-test yang diberikan dan sudah dalam level HOTS. Diberikannya pre-test ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dasar setiap siswa terkait materi bentuk aljabar yang sudah diberikan sebelumnya oleh guru. Setelah diberikan pre-test, kegiatan dilakukan dengan pembelajaran terkait materi bentuk aljabar yang sudah menekankan penanaman HOTS. Pembelajaran pada pertemuan pertama

dilakukan selama 1 jam pelajaran. Dalam melakukan pembelajaran yang pertama, siswa diberikan contoh soal dengan penyelesaian terkait dengan materi mengenal bentuk aljabar. Sementara, juga diterapkan model pembelajaran STAD dengan membagi siswa menjadi 6 kelompok.

Pertemuan kedua dilakukan selama 3 jam pelajaran atau 135 menit yang dimulai jam 07.15 WIB dan berakhir pada jam 09.30 WIB. Dalam pertemuan ini, 26 siswa hadir semua. Pada pertemuan yang kedua, dilaksanakan kegiatan pembelajaran dengan materi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar. Dalam pembelajaran ini juga diberikan contoh soal dengan penyelesaian terkait dengan penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar. Contoh soal dengan penyelesaian yang diberikan, memuat contoh soal yang biasa dan contoh soal yang menekankan HOTS. Dalam pembelajaran yang kedua ini, siswa juga dibagi kedalam kelompok. Pembagian kelompok sama dengan kelompok sebelumnya. Sementara dalam pertemuan ini, juga disinggung tentang perkalian pada bentuk aljabar.

Pertemuan ketiga diakukan selama 2 jam pelajaran seperti pada pertemuan yang pertama dan seluruh siswa juga hadir. Pada pertemuan ini, dilaksanakan pembelajaran dengan materi perkalian bentuk aljabar selama 1 jam pelajaran. Sementara materi yang diberikan mengenai perkalian bentuk aljabar yang sudah sedikit disinggung pada pertemuan sebelumnya.

Sehingga siswa sudah mempunyai sedikit gambaran mengenai perkalian pada bentuk aljabar. Karena waktu terbatas sehingga siswa lebih

difokuskan dengan bentuk perkalian sampai dengan dua variabel saja.

Setelah itu, 1 jam pelajaran terakhir pada pertemuan ketiga, kegiatan diakhiri dengan memberikan post-test kepada siswa terkait materi yang diberikan yaitu bentuk aljabar. Post –test sendiri terdiri dari 4 soal uraian dengan tingkat kesulitan sama dengan soal pre-test tetapi untuk bentuk soalnya berbeda.

Setelah melaksanakan pre-test, observasi selama pembelajaran 3 pertemuan, dan juga telah dilaksanakan post-test, kegiatan penelitian yang terakhir adalah melakukan wawancara dengan 5 siswa yang dipilih sesuai hasil post-test dan hasil pengamatan. Siswa yang dipilih adalah 1 dari hasil terbaik, 2 siswa dengan hasil sedang dan 2 siswa yang mendapatkan hasil terendah. Sementara untuk wawancara tersebut, dilakukan seminggu setelah pembelajaran selesai yaitu mulai tanggal 12-16 november 2018.

Sementara, untuk tempat wawancara dilakukan dirumah siswa.

B. Hasil Penelitian

Setelah dilaksanakan proses penelitian, peneliti telah memperoleh data hasil penelitian. Data yang telah diperoleh antara lain data pre-test dan post test siswa, data observasi pembelajaran dan data hasil wawancara siswa. Berikut akan dipaparkan data hasil penelitian.

1. Data observasi pembelajaran

Dalam rangka memperoleh data terkait proses pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD dengan metode worked example untuk menanamkan HOTS pada siswa, peneliti dibantu oleh

observer selama 3 pertemuan. Observer dengan mengacu pada lembar observasi bertugas mengamati tahap – tahap pembelajaran yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Hasil dari observasi aktivitas guru dapat dilihat pada Lampiran D.1.

Tabel 4.1 Presentase keterlaksanaan Pembelajaran Pertemuan Jumlah aspek terlaksana

1 75 %

2 87,5 %

3 87,5 %

2. Data wawancara

Peneliti melakukan wawancara setelah pembelajaran selama 3 pertemuan. Data hasil wawancara diperoleh dari 5 siswa yang dipilih berdasarkan hasil post test, mewakili kategori siswa yang memperoleh hasil terbaik, sedang dan terendah. Transkrip wawancara terlampir pada lampiran D.2.

3. Data hasil belajar

Data hasil belajar diperoleh dari pre-test dan post-test dengan 4 soal berbeda tetapi mempunyai tingkat kesulitan sama yang mengacu pada penanaman HOTS. Pre-test sendiri dilakukan sebelum pembelajaran sedangkan post–test setelah pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD dengan metode worked example yang

menekankan penanaman HOTS siswa. Data hasil pre-test dan post – test dapat dilihat pada lampiran D.3.

Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa

Hasil

Skor Nilai

Rata - rata Minimal Maksimal Minimal Maksimal

Pre - test 6 15 15 37,5 19,04

Post - test 8 29 20 72,5 27,70

Keterangan :

Skor adalah akumulasi poin yang didapat dari tiap soal. Dalam pre –test dan post –test terdiri dari empat soal dan setiap jawaban benar dalam setiap soal mendapat 10 poin. Sehingga jika ada empat soal, maka poin maksimal yang dapat diperoleh adalah 40. Sementara nilai adalah hasil akhir yang dihitung dari skor yang diperoleh dibagi empat dikalikan 10.

C. Analisis Data

Analisis hasil penelitian dilakukan peneliti untuk mengolah data yang diperoleh. Sementara analisis data berdasarkan instrumen yang digunakan selama peneliti melakukan penelitian. Analisis hasil penelitian dari data yang telah diperoleh adalah sebagai berikut.

1. Analisis Data lembar observasi aktivitas guru

Data keterlaksanaan pembelajaran berupa data observasi aktivitas guru yang dilakukan oleh observer. Observasi ini, dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Hal – hal yang diamati oleh observer yaitu

terkait dengan langkah – langkah guru dalam melakukan pembelajaran dengan materi bentuk aljabar. Setelah data diperoleh, data tersebut diolah dan dianalisis. Data keterlaksanaan pembelajaran dianalisis

terkait dengan langkah – langkah guru dalam melakukan pembelajaran dengan materi bentuk aljabar. Setelah data diperoleh, data tersebut diolah dan dianalisis. Data keterlaksanaan pembelajaran dianalisis