• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai dengan model pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing dalam pembelajaran sejarah di SMA. Pembelajaran sejarah di SMA ini sangat penting dikarenakan dalan pembelajaran ini mengajarkan para siswa mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau dan nilai-nilai yang sesuai dengan kehidupan berbangsa dan negara untuk pedoman kehidupan para siswa dimasa depan. Hal ini dibuktikan dengan teori pembelajaran sejarah yang mengatakan bahwa pembelajaran sejarah adalah perpaduan antara aktivitas belajar dan mengajar yang di dalamnnya mempelajari tentang

peristiwa di masa lampau yang erat hubunganya dengan masa kini 52 Pemahaman sejarah merupakan kecenderungan berpikir yang merefleksikan nilai- nilai positif dari peristiwa sejarah dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kita menjadi bijak dalam melihat dan memberikan respon terhadap berbagai masalah kehidupan.53 Dalam menunjang proses pembelajaran sejarah di SMA diterapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing. Model Pembelajaran Kooperatif adalah suatu proses pembelajaran berpusat pada peserta didik yang saling berinteraksi dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran melalui sebuah media pembelajaran yang telah dirancang.54

Snowball Throwing ini merupakan pengembangan dari model

pembelajaran diskusi dan merupakan bagian dari model pembelajaran Kooperatif. Pada tipe Snowball Throwing ini dapat membuat siswa aktif sebab dalam tipe ini siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir karena diberi kesempatan untuk membuat soal dan diberikan pada siswa lain, membuat siswa siap dengan berbagai kemungkinan karena siswa tidak tahu soal yang dibuat temannya seperti apa. 55 Adapun langkah-langkah dalam proses pembelajaran dengan menggunakan Snowball Throwing ini yaitu: 1) menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa 2) menyajikan informasi 3) mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar 4) membimbing kelompok bekerja dan

52 I Gede Widja, Dasar – dasar pengembangan strartegi serta metode pengajaran sejarah, Jakarta : Depdikub, 1998, hlm 23.

53 Heri Susanto, Seputar pembelajaran sejarah, Yogykarta : Aswaja Pressindo, 2014,hlm 36.

54 Tita Hariyanti, Keunggulan Metode Kolaboratif dan Kooperatif dalam Pendidikan, Malang : UB Press,2017, hlm 68.

55 Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Yogyakarta : AR -RUZZ MEDIA, 2014, hlm 176.

belajar 5) evaluasi dan 6) memberi penilaian dan penghargaan. Model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sebab siswa dituntut untuk semangat dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran tersebut sesuai dengan langkah-langkah Snowball Throwing tersebut. Sedangkan prestasi belajar siswa karena

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat membuat para siswa berpikir kritis dan mampu membuat pertanyaan berdasarkan materi yang diberikan oleh guru.

Gagasan ini didukung dari hasil penelitian terdahulu oleh AG. Toto Marsanto Mahasiswa Pendidikan Sejarah, Universitas Sanata Dharma dengan judul Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Sejarah melalui Model Pembelajaran Snowball Throwing pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kasihan. Dalam penelitian ini dikatakan bahwa prestasi belajar siswa meningkat melalui model pembelajaran Snowball Throwing. Peningkatan ini terlihat pada siklus pertama dengan rata-rata 78,98 atau 81,48% kemudian pada siklus kedua mengalami peningkatan menjadi 82,52 atau 96,30%.

Sedangkan penelitian yang meningkatkan motivasi dalam pembelajaran sejarah yang dilakukan oleh Purwaningsih Siwi Mahasiswi Pendidikan Sejarah Univeristas Negeri Yogyakarta, dalam penelitiannya tentang Implementasi Model Snowball Throwing untuk Meningkatkan Motivasi dalam Pembelajaran Sejarah Siswa Kelas XI IPS 2 Semester 1 SMA Negeri 1 Paninggaran. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Snowball Throwing ini meningkat dilihat dari

sebelum mengunakan model ini motivasi belajarnya 68,00% dan sesudah menggunakan model ini mengalami peningkatan 7.42%.

Selain itu model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar seperti yang dilakukan oleh Gustian Agung Indrawan mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Lampung, dalam penelitiannya tentang Penggunaan Model Pembelajaran Snowball Throwing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Kelas XI IPS SMA N I Terbangi Besar Lampung Tengah.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar sejarah siswa kelas XI IPS 3. Hasil belajar sejarah siswa diperoleh dari Prapenelitian, Pertemuan I dan Pertemuan II dengan kriteria keberhasilan sebesar 70%. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif sejarah siswa sebesar 48%.

Dari hasil penelitian relevan tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dalam pembelajaran sejarah dapat meningkatkan minat dan semangat siswa dalam belajar sejarah selain itu juga dapat menumbuhkan keaktifan siswa dan sikap toleransi sebab dengan mengunakan model ini dapat membuat 1) siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir karena diberi kesempatan untuk membuat soal 2) Siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran 3) Pembelajaran menjadi lebih efektif dan 4) Ketiga

aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dapat tercapai dengan model pembelajaran tersebut. 56

56 Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Yogyakarta: AR RUZZ Media, hlm 174.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Gagasan Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Snowball Throwing dalam Pembelajaran Sejarah di SMA

Gagasan Penerapan Model pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing dalam pembelajaran sejarah penting dilakukan karena dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa selain dapat itu menumbuhkan keaktifan, semangat dan minat belajar siswa terhadap pelajaran sejarah. Hal ini dikarenakan siswa dituntut untuk menyusun pertanyaan yang akan diberikan kepada sesama siswa untuk mengembangkan pemikiran siswa dan membuat siswa lebih berani mengemukakan pendapat.

Model pembelajaran Cooperative Learning tipe Snowball Throwing memiliki langkah-langkah dalam pembelajaran yaitu menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, dimana dalam hal ini guru memberikan motivasi kepada siswa dalam menyajikan informasi, mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok bekerja dan belajar, membimbing kelompok bekerja dan belajar, evaluasi dan terakhir memberikan penilaian atau penghargaan.

Dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Snowball Throwing diharapkan para siswa semangat mengikuti

75

pembelajaran sejarah, siswa dapat aktif dan dapat berani mengemukan pendapat serta berpikir kritis.

2. Contoh Rancangan Pembelajaran Sejarah dengan menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Snowball Throwing di SMA.

Dalam rancangan pembelajaran terdapat tahap-tahap dalam menyusun rancangan pembelajaran yaitu tahap perencanaan pada tahap ini guru menyiapkan rancangan pembelajaran yang akan digunakan dalam menyampaikan materi kepada para siswa adapun dalam perencanaan ini ada hal -hal yang perlu diperhatikan yaitu menentukan kompetensi dasar,alokasi waktu, tujuan pembelajaran, menentukan materi, menentukan model pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar dan lampiran .

Pada tahap kedua yaitu tahap gambaran pelaksanaan dalam tahap ini yaitu proses berlangsungnya pembelajaran, dalam tahap ini terdapat langkah-langkah yang terdiri dari pendahuluan dan kegiatan inti yang berdasarkan rpp yang telah dibuat untuk proses pembelajaran tersebut. Tahap ketiga penutup, dimana pada tahap ini guru dan para siswa menyimpulkan mengenai materi yang baru disampaikan dan merefleksikan mengenai nilai- nilai yang diperoleh dalam pembelajaran tersebut. Dan terakhir tahap evaluasi yaitu penilaian terhadap siswa yang mencakup 3 aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Dengan langkah-langkah tersebut digunakan untuk proses pembelajaran agar terjalin dengan baik dan efektif.

B. Saran

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, ada beberapa saran yang disampaikan.

1. Bagi Sekolah

Hasil Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam memilih model pembelajaran untuk diterapkan di dalam kelas untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam pelajaran sejarah dan membuat siswa aktif.

2. Bagi Guru

Model pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing ini dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan para siswa dan kerja sama siswa dalam proses pembelajaran sejarah. Guru juga perlu memilih model yang sesuai dengan kebutuhan siswa dalam belajar sejarah.

3. Bagi Siswa

Siswa diminta untuk aktif dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing.

Dengan mengikuti proses pembelajaran dengan aktif, siswa dapat memperoleh pengetahuan sejarah baik dan luas.

4. Bagi Peneliti Berikutnya

Dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai kajian penelitian berikutnya terhadap model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku :

Ali. Mudlofir. H, Evi Fatimatur Rusydiyah. 2016. Desain Pembelajaran Inovatif dari Teori ke Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Aris Shoimin. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: AR-Ruzz Media.

Basrowi & Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta cetakan pertama.

Burhan Bungin. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Group.

Djuadi Ghony. M dan Fauzan Almansur. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Yogykarta: Ar- Ruzz Media.

Hendra Kurniawan. 2018. Kajian Kurikulum dan Bahan Ajar Sejarah SMA Menurut Kurikulum 2013. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.

Hendra Kurniawan. 2018. Literasi dalam Pembelajaran Sejarah. Yogykarta : Gava Media.

Heri Susanto. 2014. Seputar Pembelajaran Sejarah. 2014. Yogykarta:

Aswaja Pressindo.

Gede Widja. I. 1989. Dasar-dasar Pengembangan Strategi serta Metode Pengajaran Sejarah . Jakarta : Depdikub.

Lexi J. Moleong. 2006 . Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdkarya.

Mestika Zed. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta : Yayasan Obor . Indonesia.

Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:

Rosdakarya.

Suparno , Paul . 2012. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogykarta:

Kanisius.

Ratumanan T. G, Imas Rosmiati. 2019. Perencanaan Pembelajaran. Depok : Rajawali Pers.

Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran . Jakarta: PT. Raja Grafindo Press.

Sigit Mangun Wardoyo.2013. Pembelajaran Konstruktivisme. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyanto, 2009. Model- model Pembelajaran Inovatif. Surkarta :Yuma Pustaka.

Sugiyono.2017. Metode Penelitian Kebijakan Pendekatan Kualitatif, Kombinasi, R&D dan Penelitian Evaluasi. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono .2009. Metode Penelitian Kuantatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Tita Hariyanti. 2017. Keunggulan Metode Kolaboratif dan Kooperatif dalam Pendidikan. Malang: UB Press.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Wachyu Sundyana. 2017. Telaah Kurikulum dan Perencanaan. Jakarta : Erlangga.

Sumber Internet :

Subakti Y. R , ‘’ Paradigma Pembelajaran Konstruktivisme.’ Jurnal Online, http: // www. Usd. ac . id / lembaga / IPPM/ FII3% 20 vitae / vol24no 1 April 2010 / Paradigma % 20 pembelajaran % 20 sejarah % 20 YR % Subakti Pdf.

https://media.neliti.com/media/publications/253525-studi-kepustakaan-mengenai landasan-teor-c084d5fa.pdf 16/05/2020/15.00.

http://eprints.ums.ac.id/12946/4/BAB_III.pdf 21/07/2020/22.18.

https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/naturalscience/20/07/20.08.

Sumber Skripsi :

Marsanto, AG.Toto. 2017. Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Snowball Throwing Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kasihan, Yogyakarta: Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma (Tidak diterbitkan)

Siwi Purwaningsih. 2010. Implementasi Model Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Sejarah Siswa Kelas XI IPS 2 Semester 1 SMA Negeri 1 Paninggaran Jawa Tengah, Yogyakarta: Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta (Tidak diterbitkan)

Wulandari Yeni. 2018. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Terhandap Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada

Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII SMP Negeri 1 Indralaya Sumatera Selatan, Semarang:Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Semarang (Tidak diterbitkan)

Indrawan, Gustian Agung. 2018. Penggunaan Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Kelas XI IPS

SMA Negeri 1 Terbanggi Besar, Lampung Tengah : Pendidikan Sejarah Universitas Lampung(Tidak diterbitkan)

Evanderi Neti.2013. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Menggunakan Model Pembelajaran Snowball Throwing Pada Siswa Kelas V SD Negeri Ngebel Kasihan Bantul, Yogyakarta: Pendidikan Sekolah dasar Universitas Negeri Yogyakarta(Tidak diterbitkan)

LAMPIRAN

83

K. II : Menunjukkan perilaku jujur, displlin, tanggung jawab, peduli(gotong – royong, kerja sama, toleran, damai) santun, repronsif dan proaktif, sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

K. III : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humanivora dengan wawasan kemanusian, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesfik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

K. 1V : Mengolah , menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreaktif, serta mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuwan.

Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Kegiatan

84

85 dan/atau media

lain

klarifikasi mengenai kerajaan-kerajaan maritim

Indonesia pada masa Hindu dan Buddha dalam sistem pemerintahan, sosial,

ekonomi, dan kebudayaan serta

pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada masa kini

 Mengumpulkan data dari

berbagai sumber terkait kerajaan-kerajaan maritim

Indonesia pada masa Hindu

86 sosial,

ekonomi, dan kebudayaan serta

pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada masa kini

 Menganalisis dan menarik kesimpulan dari data yang dikumpulkan terkait kerajaan-kerajaan maritim

Indonesia pada masa Hindu dan Buddha dalam sistem pemerintahan, sosial,

ekonomi, dan kebudayaan serta

pengaruhnya

87

Indonesia pada masa kini

 Membuat laporan hasil analisis dalam bentuk tulisan dan/atau media lain mengenai kerajaan-kerajaan maritim

Indonesia pada masa Hindu dan Buddha dalam sistem pemerintahan, sosial,

ekonomi, dan kebudayaan serta

pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada masa kini

88 Mengetahui

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. Penumbuhan dan pengembangan Kompetensi Sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

KI.3. Pengetahuan

Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

K1. 4 Ketrampilan

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

3. 1 Menganalisis Kerajaan Maritim di Indonesia pada masa Hinddu - Buddha dalam sistem pemerintahan, sosial ekonomi , dan kebudayan serta pengaruhnya dalam kehidupan masyrakat Indonesia pada masa kini.

bentuk tulisan dan media lain.

C. Indikator Pencapaian Kompentensi ( IPK) Indikator KD pada KI 3 ( Pengetahuan)

3. 1.1 Mengidentifikasi Kerajaan Maritim di Indonesia pada Masa Hinddu dan Buddha dalam bidang sistem pemerintahan .

3. 1.2 Menjelaskan Kerajaan Maritim di Indonesia pada masa Hindu – Buddha dalam bidang sosial ekonomi dan kebudayaan.

3. 8. 3 Menyimpulkan Pengaruh Hinddu – Buddha dalam kehidupan masyrakat Indonesia masa kini.

Indikator KD pada KI 4 ( Ketrampilan)

4.1.1 Menyajikan hasil analisis sistem pemerintahan, sosial dan ekonomi dan kebudayan pada kerajaan maritim di Indonesia dalam bentuk laporan tertulis.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing peserta didik mampu mengidentifikasi tentang kerajaan maritim Indonesia pada masa Hinddu – Buddha dalam Sistem Pemerintahan dengan cermat dan tanggung jawab.

2. Dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing peserta didik mampu menjelaskan tentang kerajaan maritim Indonesia pada masa Hinddu – Buddha dalam bidang Sosial Ekonomi dan Kebudayan dengan benar dan jujur.

3. Dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing peserta didik mampu menyimpulkan tentang pengaruh Hinddu – Buddha dalam kehidupan masyrakat Indonesia masa kini dengan benar dan tanggung jawab.

4. Dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing peserta didik mampu mengolah informasi tentang sistem pemerintahan, sosial , ekonomi dan kebudayan pada kerajaan maritim pada masa Hinddu – Buddha di Indonesia dalam bentuk laporan tertulis dengan penuh tanggung jawab.

E. Materi Pembelajaran

3. Sumber Belajar : Kemendikbud . 2017. BSE Sejarah Indonesia untuk SMA /

9. 4. Guru menyampaikan tujuan 10. pembelajaran.

materi yang

kelompok ke kelompok

kelompok secara bergiliran menyampaikan jawaban atas

akan disampaikan pada

berdasarkan materi yang

bergiliran menyampaikan

I. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran 1. Teknik Penilaian

a. Sikap : Penilaian Diri b. Pengetahuan : Tes Tertulis

c. Ketrampilan : Rubrik Penilaian Portofolio laporan tertulis.

2. Bentuk Penilaian minimal maka diberi kegiatan pengayan yang berupa penugasan membuat laporan tertulis mengenai pengaruh kerajaan maritim pada masa Hinddu – Buddha bagi kehidupan masyrakat Indonesia pada masa kini.

(Kandida Ayu Dewi, S.Pd) (Yohana E. Helena Muwa )

Kelas / Nomor :

Pernyataan positif : STS = 1, TS = 2, R= 3, S =4 dan SS = 5.

Pernyataan negatif : STS = 5, TS = 4, R = 3, S = 2 dan SS = 1 Tidak Menjawab = 0

Nilai = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙

x 100

Kriteria :

Nilai Kuantatif Kriteria Nilai Kualitatif

81- 100 Sangat tinggi A

61- 80 Tinggi B

41-60 Sedang C

21- 40 Rendah D

0 -20 Sangat Rendah E

pada masa Hinddu – Buddha ( Kerajaan Kutai, Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Mataram Kuno) dalam sistem pemerintahan?

2. Jelaskan Kerajaan - kerajaan maritim yang ada di Indonesia pada masa Hinddu- Buddha (Kerajaan Kutai, Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Mataram Kuno) dalam sistem sosial ekonomi ?

3. Jelaskan pengaruh kerajaan maritim pada masa Hinddu – Buddha bagi masyrakat Indonesia pada masa kini?

4. Analisislah Mengapa Perdagangan di Kerajaan Sriwijaya mengalami kemajuan yang pesat?

5. Anlislah perbedaan Candi Hinddu dan Candi Buddha ! 5. Jelaskan Sumber dari Kerajaan Majahpahit ?

Kunci Jawaban :

1. Kerajaan Maritim pada masa Hinddu - Buddha di Indonesia dalam sistem pemeritahan.

a. Kerajaan Kutai

 Sistem Pemerintahan

Kerajaan Kutai yang berlokasi di hulu Sungai Mahakam, Kalimantan Timur adalah kerajaan bercorak Hindu pertama di Nusantara. Sumber utama Kerajaan Kutai ialah tujuh buah batu bertulis yang disebut yupa.Yupa itu ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Yupa itu diperkirakan ditulis pada tahun 400M ( abad ke-5 M).

b. Kerajaan Tarumanegara

 Sistem Pemerintahan

Sistem pemerintahan kerajaan Tarumanegara adalah Monarki Absolute atau kekuasaan tertinggi terdapat pada pemimpin kerajaan. Pemerintahan dengan sistem monarki absolute pada kerajaan Tarumanegara yakni maritim dimana perpindahan kekuasaan didasarkan pada garis

keturunan. Sriwijaya adalah kerajaan maritim, armada laut mereka saat itu dikenal sebagai salah satu yang terbaik, meski demikian Sriwijaya bisa dikatakan bersifat metropolis karena masih mengandalkan tradisi diplomasi. Sistem pemerintahan yang dianut oleh Sriwijaya menjadikan mereka kerajaan maritim yang besar dengan wilayah yang luas.

d. Kerajaan Mataram Kuno

 Sistem Pemerintahan

Pada mulanya yang berkuasa di Mataram adalah Dinasti Sanjaya. Bukti adanya kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah dapat diketahui dari Prasasti Canggal yang ditemukan di kaki Gunung Wukir, Magelang.

Prasasti Canggal dikeluarkan oleh Raja Sanjaya dengan berangka tahun

sosial dan ekonomi.

a. Kerajaan Kutai

Dilihat dari letak Kerajaan Kutai pada jalur perdagangan dan pelayaran antaraBarat dan timur maka aktivitas perdagangan tampaknya menjadi mata pencaharian yang utama. Rakyat Kutai sudah aktif terlibat dalam perdagangan internasional dan tentu saja mereka berdagang pula sampai ke perairan Laut Jawa dan Indonesia Timur untuk mencari barang-barang dagangan yang laku di pasaran Internasional.

b. Kerajaan Tarumanegara

Kehidupan perekonomian masyarakat Tarumanegara adalah pertanian dan peternakan. Hal ini dapat diketahui dari isi Prasasti Tugu yakni tentang pembangunan atau penggalian Saluran Gomati yang panjangnya 6112 tombak (12 km) dan selesai dikerjakan dalam waktu 21 hari. Selesai penggalian, Raja Purnawarman mengadakan selamatan dengan memberikan hadiah 1.000 ekor sapi kepada para brahmana. Pembangunanitu mempunyai arti ekonomis bagi rakyat karena dapat dipergunakan sebagai sarana pengairan dan pencegahan banjir.

c. Kerajaan Sriwijya

 Sistem Sosial Ekonomi

Sriwijaya berhasil menguasai Selat Malaka yang merupakan urat nadi perdagangan di Asia Tenggara sehingga menguasai perdagangan nasional dan internasional. Hal ini didukung letaknya yang strategis di jalur perdagangan India–Cina. Penguasaan Sriwijaya atas Selat Malaka mempunyai arti penting terhadap perkembangannya sebagai kerajaan maritim sebab banyak kapal-kapal asing yang singgah untuk menambah air minum, perbekalan makanan, dan melakukan aktivitas perdagangan.

d. Kerajaan Mataram Kuno

 Sistem Sosial Ekonomi

Kehidupan ekonomi masyarakat bertumpu pada pertanian. Kondisi alam bumi Mataram yang tertutup dari dunia luar sulit untuk mengembangkan aktivitas perekonominan dengan pesat. Pada masa Raja Balitung aktivitas perhubungan dan perdagangan dikembangkan lewat Sungai Bengawan Solo Pada Prasasti Wonogiri (903) disebutkan bahwa desadesayang terletak di kanan-kiri sungai dibebaskan dari pajak dengan catatan harus menjamin kelancaran lalu-lintas lewat sungai tersebut.

3. Pengaruh Kerajaan Maritim pada masa Hinddu – Buddha

 Bidang budaya : Sebelum masuk pengaruh indra kepercayaanya bersifat animisme dan dinamisme. Kemudian agama Hinddu – Buddha berakulturasi dengan kebudayan Indonesia. Buktinya terdapat berbagai macam kebudayaan yang ada di Indonesia.

 Bidang Pemerintahan : Terlihat jelas pada lahirnya Kerajaan Hinddu- Buddha di Indonesia.

perong, tawung dan lain- lain.

4. Karena Kerajaan Sriwijaya terletak di daerah yang strategis yaitu terletak di selat malaka sehingga hal ini sangat mendukung perkembangan kerajaan Sriwijaya.

5. Perbedaan Candi Hinddu dan Buddha salah satunya adalah berdasarkan bercorak Buddha bentuknya lebih tambun, reliefnya tentang kehidupan sang Buddha , bersifat naturalis , menghadap ke arah timur dan bagian inti candi terletak ditengah halaman.

6. Jelaskan Sistem Kebudaayan Kerajaan Majahpahit?

Jawaban :

Dalam kondisi kehidupan yang aman dan teratur maka suatu masyarakat akan mampu menghasilkan karya-karya budaya yang bermutu tinggi. Hasil budaya

Dalam kondisi kehidupan yang aman dan teratur maka suatu masyarakat akan mampu menghasilkan karya-karya budaya yang bermutu tinggi. Hasil budaya

Dokumen terkait