• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA (STUDI LITERATUR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA (STUDI LITERATUR)"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

i

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA

(STUDI LITERATUR)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh :

Yohana Elitfina Helena Muwa NIM : 161314022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2020

(2)

i

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA

(STUDI LITERATUR)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh :

Yohana Elitfina Helena Muwa NIM : 161314022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2020

(3)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

Kedua Orangtuaku “ Ferdinandus Labu dan Maria Persila Djawa Tao” , dan adik -adik kutersayang Fransiskus Yakobus Eduard Muwa, Martiani Ema,

Klementino Martinus Muwa serta sahabat -sahabat yang selalu senantiasa mendoakanku dan mendukungku tiada hentinya.

(4)

v MOTTO

Segala perkara dapat kutanggung didalam dia yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4.13)

Hanya Pendidikan bisa menyelamatkan masa depan, tanpa pendidikan Indonesia tanpa mungkin bertahan (Najwa Shibab)

Bersabarlah, Manisnya Hidup Akan Terasa Setelah Lelahnya Berjuang

(Yohana Elitfina Helena Muwa)

(5)

viii ABSTRAK

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

DI SMA (STUDI LITERATUR) Yohana Elitfina Helena Muwa

Universitas Sanata Dharma 2020

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) Gagasan mengenai penerapan model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing dalam pembelajaran Sejarah untuk SMA; (2) Contoh rancangannya dalam pembelajaran Sejarah.

Metode Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Sumber data primer berupa dokumen kurikulum 2013 dan silabus sejarah, sumber data sekunder berupa buku-buku yang berkaitan dengan pembelajaran model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing dan pembelajaran sejarah. Instrumen pengumpulan data menggunakan kartu data dan verbal simbolik. Analisis data menggunakan teknik analisis interaktif model Miles dan Huberman.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Gagasan penerapan model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing dalam pembelajaran sejarah di SMA penting diterapkan karena dapat menumbuhkan keaktifan, semangat dan minat belajar siswa terhadap pelajaran sejarah. (2) Contoh rancangan pembelajarannya dimulai dari perencanaan,gambaran pelakasanaan dan evaluasi

(assement) yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Kata Kunci : Cooperative Learning, Snowball Throwing dan Pembelajaran Sejarah.

(6)

ix ABSTRACT

A COOPERATIVE LEARNING MODEL OF SNOWBALL THROWING TYPE IN LEARNING HISTORY IN SENIOR HIGH SCHOOL

(LITERATURE STUDY)

Yohana Elitfina Helena Muwa Sanata Dharma University 2020

This research aims to describe (1) The idea of applying snowball throwing cooperative learning models in history learning for high school; (2) Examples of this design in historical learning.

The Research Method uses a qualitative approach with literature studies.

Primary data sources are in the form of curriculum documents 2013 and history syllabuses, while the secondary data sources are in the form of books related to cooperative learning model of Snowball Throwing type and historical learning.

The data collection instruments are symbolic data and verbal cards. Data analysis uses the interactive analysis techniques of Miles and Huberman models.

The results of this study show that (1) The idea of applying the Snowball Throwing type Cooperative Learning model in history learning in high school is important because it can foster the adynamics, spirit and interest of students in learning history (2) Examples of learning plans are provided that start from planning, overview of assement and evaluation set out in the Learning Implementation Plan (RPP).

Keyword: Cooperative Learning , Snowball Throwing and History Learning

(7)

xii DAFTAR ISI

SKRIPSI ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii

ABSTRAK ... viii

Abstract ...ix

KATA PENGANTAR ... ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penulisan ... 6

F. Manfaat Penulisan ... 7

BAB II KAJIAN TEORI ... 8

(8)

xiii

A. Kajian Teori ... 8

1. Pembelajaran Sejarah ... 8

2. Kurikulum 2013 ... 9

3. Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah ... 20

4. Model Pembelajaran Kooperatif ... 22

5. Snowball Throwing ... 28

B. Penelitian Yang Relevan ... 29

C. Kerangka Pikir ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Jenis Penelitian ... 35

B. Setting Penelitian ... 36

C. Sumber Data ... 36

D. Fokus Penelitian ... 39

E. Teknik Pengumpulan Data ... 39

F. Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Hasil Penelitian ... 45

1. Gagasan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing dalam Pembelajaran Sejarah di SMA. ... 45

2. Rancangan Pembelajaran Sejarah dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing. ... 52

B. Pembahasan ... 70

(9)

xiv

BAB V Penutup ... 75

A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78

LAMPIRAN ... 82

(10)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Silabus Sejarah Kelas X ... 12 Tabel 2 : Silabus Sejarah Kelas XI ... 14 Tabel 3 : Silabus Sejarah Kelas XII ... 18 Tabel 4 : Pembagian Kelompok dengan menggunakan Snowball Throwing . 50

(11)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar I : Kerangka Pikir Model Cooperative Learning tipe Snowball

Throwing dalam Pembelajaran Sejarah ... 34 Gambar II : Proses Analisis Data Interaktif ... 43 Gambar III : Perencanan pelaksanan pembelajaran dengan menggunakan

Snowball Throwing. ... 49 Gambar IV: Proses belajar dengan menggunakan Snowball Throwing. ... 51

(12)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Silabus Kompetensi dasar 3.1 dan 4.1 Sejarah Kelas XI ... 83 Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 89

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, terutama pada zaman ini manusia dituntut terus berjuang untuk bisa mengenyam pendidikan. Melalui Pendidikan akan memudahkan manusia untuk mendapatkan pekerjaan. Maka dari itu manusia terus berjuang untuk memperoleh pendidikan.

Pendidikan memiliki arti yang sangat luas, meliputi pendidikan formal dan pendidikan informal. Dalam pendidikan formal pada dasarnya merupakan suatu aktivitas insitusional, seragam dan berorentasi pada mata pelajaran , waktu belajarnya penuh, mengarah pada perolehan ijasah dan gelar sedangkan pendidikan informal adalah pendidikan yang tidak terstruktur dan berjenjang.

Dalam hal ini peneliti, ingin memfokuskan pada pendidikan formal.1

Di dalam pendidikan formal membutuhkan namanya sekolah, pendidikan di sekolah sudah tentu akan terjadi proses belajar dari pembelajaran antara guru dan peserta didik. Dimana dalam proses pembelajaran ini terdapat materi atau pelajaran yang akan disampaikan guru kepada para peserta didik. Dan sesuai dengan kurikulum yang dikeluarkan dan ditetapkan oleh Kementerian yaitu Kurikulum 2013.

Dalam implementasi kurikulum 2013 yang berbasis kompetensis ini mencakup 3 aspek yaitu sikap, pengetahuan dan ketrampilan sekaligus berbasis

1 Sugihartono dkk, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta : UNY Press, 2007, hlm 3-4.

1

(14)

karakter, dengan pendekatan tematik dan konteksual diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuanya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. 2 Kurikulum 2013 juga menekan pendidikan karakter dapat dintegrasikan dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi yang terdapat dalam kurikulum, materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap bidang studi perlu dikembangkan, dihubungkan dengan konteks kehidupan sehari-hari hal ini juga sesuai dengan pembelajaran sejarah yang mempelajari tentang kehidupan manusia, sosial budaya serta beragam peristiwa penting yang diharapkan bisa di ambil nilai-nilainya dan diterapkan dalam kehidupan sehari- hari.

Sejarah merupakan mata pelajaran yang mempelajari serangkaian kejadian pada masa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan berbagai peristiwa yang terjadi di masa lampau dan didalamnya juga terkandung nilai- nilai untuk pembentukan karakter para peserta didik. Adapun tujuan dari pembelajaran sejarah yaitu membangkitkan dan mengembangkan serta memelihara semangat kebangsaan, membangkitkan hasrat mewujudhkan cita- cita kebangsaan dalam segala hal serta mempelajari sejarah kebangsaan dan sebagian dari sejarah dunia.3 Berdasarkan dari pengertian dan tujuan pembelajaran sejarah tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa pembelajaran ini sangat penting bagi peserta didik maka dari itu pembelajaran sejarah di sekolah

2 Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2013, hlm 7.

3 Heri Susanto, Seputar Pembelajaran Sejarah, Yogykarta : Aswaja Pressindo, 2014, hlm 57.

(15)

harus dioptimalkan secara baik kepada para peserta didik agar dapat tertarik dalam mengikuti pembelajaran sejarah yang disampaikan guru.

Proses pembelajaran sejarah di sekolah sudah berjalan dengan baik dan kondusif. Namun masih ada sebagian guru dalam penyampaian materi kepada siswa dengan mengunakan sistem pembelajaran yang bersifat monoton yaitu dengan metode ceramah, hal ini mengakibatkan kurang menarik bagi peserta didik sehingga membuat membuat para siswa tidak aktif mendengarkan penyampaian materi oleh guru. Selain metode ceramah ini guru juga sudah ada yang menggunakan metode diskusi untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa namun mereka kurang serius dan tidak semua siswa berperan pada saat kegiatan diskusi. Kondisi ini dilihat dari suasana siswa dalam proses pembelajaran di dalam kelas, siswa mengabaikan pembelajaran sejarah tersebut ketika dalam proses belajar mengajar tersebut mereka lebih asyik mengoborol bersama teman-temanya, bermain gadget bahkan ada yang tidur karena mereka merasa jenuh dan bosan terhandap pembelajaran tersebut.

Dalam hal ini seorang guru harus kreaktif dalam mengembangkan model pembelajaran agar siswa dapat serius dan aktif dalam menyimak pembelajaran. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan model pembelajaran kreaktif dan inovatif sesuai dengan materi yang diajarkan serta didukung sarana dan prasarana sebagai penunjang pembelajaran. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para

(16)

perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merancangkan serta melaksanakan aktivitas pembelajaran.4 Ada banyak model atau strategi pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar siswa, salah satu model pembelajaran itu adalah Cooperative Learning .

Cooperative Learning adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada

penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dalam Cooperative Learning terdapat berbagai tipe yang mendukung dalam model pembelajaran tersebut, salah satu tipe model pembelajaran adalah tipe Snowbal Throwing.

Dalam mengatasi permasalahan pada mata pelajaran sejarah, peneliti menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning dengan menggunakan tipe Snowball Throwing yang dapat menumbuhkan semangat dan keaktifan serta minat para peserta didik dalam belajar sejarah.

Snowball Throwing adalah suatu tipe pembelajaran yang diawali dengan

pembentukan kelompok, yang diwakili oleh ketua kelompok untuk mendapatkan tugas dari guru yang kemudian masing-masing kelompok membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke kelompok lain dan masing-masing kelompok bekerja sama untuk menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh dari kelompok lain. Melempar disini maksudnya adalah menukar kertas berisi soal yang telah dibuat siswa ke siswa lain untuk diselesaikan

4 Sugiyanto, Model - model Pembelajaran Inovatif, Surakarta : Yuma Pustaka, 2009, hlm 2-3.

(17)

Melalui penerapan model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing diharapkan siswa dapat lebih aktif serta minat dalam mengikuti proses pembelajaran dan diharapkan juga siswa tidak hanya mampu memahami apa yang telah didiskusikan dengan anggota kelompoknya, tetapi juga mampu memahami informasi yang didapat melalui bola soal yang dilempar atau ditukarkan dari kelompok lain. Selain itu model pembelajaran ini dapat membantu siswa untuk saling menghormati teman atau anggota kelompok apabila terjadi perbedaan pendapat diantara mereka ketika melakukan diskusi.

Berdasarkan manfaat dan kelebihan yang dapat diperoleh dari model pembelajaran tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan berjudul Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Snowball Throwing dalam pembelajaran Sejarah di SMA ( Studi Literatur).

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang diatas terdapat beberapa masalah dalam penelitian ini Adapun masalah -masalah tersebut dapat mengidentifikasi sebagai berikut : 1. Rendahnya minat yang dimiliki siswa untuk belajar sejarah.

2. Penggunan model pembelajaran yang kurang bervariansi.

3. Siswa merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti pembelajaran sejarah tersebut.

(18)

C. Batasan Masalah

Pada batasan masalah ini penulis, memfokuskan untuk meneliti model pembelajaran Cooperative Learning tipe Snowball Throwing dalam pembelajaran sejarah di SMA.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana gagasan penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Snowball Throwing dalam pembelajaran sejarah di SMA?

2. Bagaimana contoh rancangan pembelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Snowball Throwing dalam pembelajaran sejarah di SMA?

E. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan gagasan penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Snowball Throwing dalam pembelajaran sejarah di

SMA.

2. Mendeskripsikan rancangan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Snowball Throwing dalam pembelajaran sejarah di SMA.

(19)

F. Manfaat Penulisan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak sebagai berikut :

1. Bagi Prodi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi guna memberikan peningkatan dan pengembangan ilmu di FKIP. Sehingga dapat

menghasilkan guru dengan profesionalitas dan berkualitas dalam bidang pendidikan.

2. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Penulisan skripsi ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang model pembelajaran Cooperative Learning tipe Snowball Throwing.

3. Prodi Pendidikan Sejarah USD

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu koleksi perpustakaan dapat menjadi referensi bagi mahasiswa dalam meneliti mengenai model pembelajaran Cooperative Learning tipe Snowball Throwing dalam pembelajaran sejarah di SMA.

4. Bagi Pembaca

Penelitian diharapkan dapat menambah minat baca mengenai model pembelajaran Cooperative Learning tipe Snowball Throwing.

5. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan yang lebih luas dan kemampuan dalam mengembangkan karya ilmiah.

(20)

BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Sejarah

a. Pengertian Pembelajaran Sejarah

Arti penting pembelajaran ini memberikan penjelasan bahwa pembelajaran merupakan proses yang tidak bisa dianggap biasa dalam proses kemajuan suatu bangsa.

Pembelajaran Sejarah adalah perpaduan antara aktivitas belajar dan mengajar yang didalamnya mempelajari tentang peristiwa di masa lampau yang erat hubungnya dengan masa kini.5 Pembelajaran sejarah yang baik akan membentuk pemahaman sejarah yang baik. Pemahaman sejarah merupakan kecenderungan berpikir yang merefleksikan nilai-nilai positif dari peristiwa sejarah dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kita menjadi bijak dalam melihat dan memberikan respon terhandap berbagai masalah kehidupan. 6 Pembelajaran sejarah seharusnya dapat menjadi suatu pembelajaran yang imajinatif yang akan mempunyai banyak manfaat dalam kehidupan berbangsa.

b. Tujuan Pembelajaran Sejarah

Tujuannya dalam pembelajaran sejarah sebagai berikut :

1) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan.

5 I.Gede Widja, Dasar-dasar pengembangan strategi serta metode pengajaran sejarah, Jakarta :Depdikub,1989, hlm.23.

6 Heri Susanto, Seputar pembelajaran sejarah, Yogkarta : Aswaja Pressindo, 2014, hlm .36.

8

(21)

2) Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuwan.

3) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhandap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa indonesia di masa lampau.

4) Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhandap proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang.

5) Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memilki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun internasional.

2. Kurikulum 2013

a. Implementasi Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar, yang akan menjadi fondasi bagi tingkat berikutnya.

Melalui pengembangan kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan berbasis kompetensi, kita berharap bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat, dan masyarakatnya memiliki nilai tambah ( added value), dan nilai jual yang bisa di tawarkan kepada orang lain dan bangsa lain di dunia, sehingga kita bersaing, bersanding, bahkan bertanding dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan global. Hal ini dapat memungkinkan, kalau implementasi kurikulum 2013 betul-betul dapat menghasilkan insan yang produktif, kreaktif, inovatif dan berkarakter. Pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh,

(22)

terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. 7

b. Pembelajaran Sejarah dalam Kurikulum 2013

Kurikulum memiliki dua sisi yang sama pentingnya yakni kurikulum sebagai dokumen dan kurikulum sebagai implementasinya. Sebagai dokumen, kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk bagi guru. Sementara kurikulum sebagai implementasi merupakan realisasi dari pedoman tersebut dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.8 Guru menjadi salah satu faktor penting dalam implementasi kurikulum. Kurikulum sebaik apapun tidak akan berarti tanpa ditunjang kemampuan guru untuk mengimplementasikannya. Guru berperan penting dalam tataran kelas untuk melaksanakan pembelajaran. Selain guru, keberhasilan implementasi kurikulum 2013 juga ditunjang oleh ketersediaan buku sebagai sumber dan bahan pembelajaran. Untuk itulah perlu disusun beberapa hal sebagai berikut :

1) Buku siswa, berisi substansi pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar.

2) Buku panduan guru, berupa panduan pelaksanaan proses pembelajaran, panduan pengukuran dan penilaian proses serta hasil belajar.

7 Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2013, hlm 6 – 7.

8 Hendra Kurniawan, Kajian Kurikulum dan Bahan Ajar Sejarah SMA Menurut Kurikulum 2013,

Yogykarta : Sanata Dharma University Press, 2018 , hlm 232.

(23)

3) Implementasi kurikulum meliputi struktur kurikulum, standar kompetensi lulusan, kompetensi inti dan kompentsi dasar. 9 Dalam kurikulum 2013 di SMA terdapat mata pelajaran Sejarah Indonesia yang sifatnya wajib pada setiap jenjang untuk semua peminatan dan mata pelajaran sejarah untuk peminatan ilmu sosial. Sejarah untuk kelompok peminatan ilmu-ilmu sosial di SMA / MA. Dalam konteks ini sejarah terlebih bukan untuk sarana penanaman nilai namun dipelajari sebagai suatu disipilin ilmu. Sejarah merupakan salah satu disiplin dalam ilmu pengetahuan yang mengkaji aktivitas manusia sebagai individu, kelompok atau masyarakat dalam konteks ruang dan waktu. Dalam silabus mata pelajaran Sejarah ( 2016) dijabarkan tujuan mata pelajaran sejarah sebagai berikut:

1) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman mengenai kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia serta dunia melalui pengalaman sejarah bangsa Indonesia dan bangsa lain.

2) Mengembangkan rasa kebangsaan, cinta tanah air, dan penghargaan kritis terhadap hasil dan prestasi bangsa Indonesia dan umat manusia di masa lalu.

3) Membangun kesadaran tentang konsep waktu dan ruang dalam berpikir kesejarahan ( historical awareness).

4) Mengembangkan kemampuan berpikir sejarah (historical thinking), keterampilan sejarah, ( historical skills), dan wawasan terhadap isu sejarah ( historical issue), serta menerapkan kemampuan, keterampilan dan wawasan tersebut dalam kehidupan masa kini.

5) Mengembangkan perilaku yang didasarkan pada nilai dan moral yang mencerminkan karakter diri, masyrakat, dan bangsa.

6) Menanamkan sikap berorentasi kepada kehidupan masa kini dan masa depan berdasarkan pengalaman masa lampau.

7) Memahami dan mampu menangani isu-isu kontroversial untuk mengkaji permasalahan yang terjadi di lingkungan masyarakatnya.

8) Mengembangkan pemahaman internasional dalam menelaah fenomena aktual dan global.

9 Ibid . , hlm . 232.

(24)

Berdasarkan tujuan tersebut, muatan isi mata pelajaran sejarah mengembangkan peserta didik agar memiliki kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik, pewaris nilai–nilai kebangsaan dan memiliki kepedulian terhadap permasalahan kehidupan masyarakat dan bangsa pada masa kini dan masa depan. 10 Adapun silabus dari sejarah peminatan sebagai berikut :

Tabel 1 : Silabus Sejarah Kelas X

Kompetensi Dasar Materi Pokok

3.1 Menganalisis kehidupan manusia dalam ruang dan waktu.

4.1 Menyajikan hasil kajian tentang keterkaitan kehidupan manusia dalam ruang dan waktu dalam bentuk tulisan dan/atau media lain 3.2 Menganalisis kehidupan manusia

dalam perubahan dan keberlanjutan 4.2 Menyajikan hasil telaah dalam

bentuk tertulis tentang keterkaitan kehidupan manusia dalam perubahan dan keberlanjutan

3.3 Menganalisis keterkaitan peristiwa sejarah tentang manusia di masa lalu untuk kehidupan masa kini

4.3 Membuat tulisan tentang hasil kajian mengenai keterkaitan kehidupan masa lalu untuk kehidupan masa kini

Kehidupan manusia dalam ruang dan waktu dalam perubahan dan keberlanjutan.

 Keterkaitan manusia hidup dalam konsep ruang dan waktu.

 Keterkaitan manusia hidup dalam perubahan dan keberlanjutan.

Keterkaitan tentang sejarah manusia masa lalu untuk kehidupan masa kini.

3.4 Menganalisis sejarah sebagai ilmu, peristiwa, kisah, dan seni

4.4 Menyajikan hasil telaah tentang sejarah sebagai ilmu, peristiwa, kisah dan seni dalam bentuk tulisan dan/atau media lain

Sejarah sebagai ilmu, kisah, peristiwa dan seni.

 Sejarah sebagai ilmu

 Sejarah sebagai kisah

 Sejarah sebagai peristiwa

 Sejarah sebagai seni

10 Ibid ., 243 - 245.

(25)

3.5 Menganalisis cara berpikir diakronik dan sinkronik dalam karya sejarah.

4.5 Menyajikan hasil telaah tentang berbagai penerapan cara berpikir diakronik dan sinkronik dalam karya sejarah melalui tulisan atau media lain.

Berpikir sejarah (diakronik dan sinkronik)

 Berpikir sejarah diakronik

 Berpikir sejarah sinkronik

3.6 Mengevaluasi kelebihan dan kekurangan berbagai bentuk/jenis sumber sejarah (artefak, fosil, tekstual, nontekstual, kebendaan, visual, audiovisual, tradisi lisan) 4.6 Menyajikan hasil evaluasi kelebihan

dan kekurangan berbagai bentuk/jenis sumber sejarah (artefak, fosil, tekstual, nontekstual, kebendaan, visual, audiovisual, tradisi lisan) dalam bentuk tulisan dan/atau media lain

Sumber sejarah

 Artefak

 Fosil

 Bukti tekstual

 Kebendaan

 Visual

 Audio visual

Tradisi lisan

3.7 Memahami langkah-langkah penelitian sejarah (heuristik, kritik/verifikasi,

interpretasi/eksplanasi, dan penulisan sejarah

4.7 Menerapkan langkah-langkah penelitian sejarah (heuristik, kritik/verifikasi, interpretasi/

eksplanasi dan penulisan sejarah) dalam mempelajari sumber sejarah yang ada di sekitarnya

Penelitian sejarah

 Heuristik

 Kritik / vertifikasi

 Interprestasi /eksplansi

 Penulisan sejarah

3.8 Menganalisis ciri-ciri dari historiografi tradisional, kolonial, dan modern.

4.8 Menyajikan hasil kajian ciri-ciri Historiografi tradisional, kolonial dan modern dalam bentuk tulisan dan atau media lain.

Historiografi tradisional, kolonial dan modern .

 Historiografi tradisional

 Historiografi modern

 Historiografi kolonial

(26)

3.9 Menganalisis persamaaan dan perbedaan antara manusia purba Indonesia dan dunia dengan manusia modern dalam aspek fisik dan non fisik.

4.9 Menyajikan hasil analisis mengenai persamaan dan perbedaan antara manusia purba Indonesia dan dunia dengan manusia modern dalam aspek fisik dan nonfisik dalam bentuk tulisan dan media lain.

Persamaan dan perbedaan antara manusia purba Indonesia dan dunia dengan manusia modern dalam aspek fisik dan non fisik.

 Manusia purba Indonesia

 Manusia purba dunia

 Manusia modern

3.10 Menganalisis kehidupan awal manusia Indonesia dalam aspek kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi serta pengaruhnya dalam kehidupan masa kini

4.10 Menganalisis kehidupan awal manusia Indonesia dalam aspek kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi serta pengaruhnya dalam kehidupan masa kini

Kehidupa awal manusia indonesia pada aspek kepercayaan, sosial budaya, ekonomi dan teknologi serta pengaruhnya dalam kehidupan masa kini.

 Aspek kepercayaan

 Aspek sosial budaya

 Aspek ekonomi

Teknologi

3.11 Menganalisis peradaban awal dunia serta keterkaitannya dengan peradaban masa kini pada aspek lingkungan, hukum, kepercayaan, pemerintahan, dan sosial

4.11 Menyajikan hasil analisis peradaban awal dunia serta keterkaitannya dengan peradaban masa kini pada aspek lingkungan,

hukum, kepercayaan,

pemerintahan, dan sosial dalam bentuk tulisan dan/atau media lain

Peradaban awal dunia dan keterkaitanya dengan manusia masa kini pada aspek lingkungan, hukum, kepercayaan, pemerintahan dan sosial.

 Peradaban awal Dunia

 Peradaban awal Asia

 Peradaban awal Eropa

 Peradaban awal Amerika

Tabel 2 : Silabus Sejarah Kelas XI

Kompetensi Dasar Materi Pokok

3.1 Menganalisis kerajaan maritim Indonesia pada masa Hinddu –

Buddha dalam sistem

pemerintahan, sosial ekonomi, dan kebudayan serta pengaruhnya

Kerajaan-kerajaan maritim

Indonesia pada masa Islam dalam sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan serta pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada

(27)

dalam kehidupan masyrakat Indonesia pada masa kini.

4.1 Menyajikan hasil analisis tentang kerajaan’’ maritim di Indonesia pada masa Hinddu dan Buddha dalam sistem pemerintahan sosial, ekonomi, dan kebudayan serta pengaruhnya dalam kehidupan masyrakat Indonesia pada masa kini dan bentuk tulisan dan media lain.

masa kini.

 Kerajaan maritim Hinddu – Buddha.

 Sistem pemerintahan

 Sistem sosial

 Sistem ekonomi

 Sistem kebudayan

 Pengaruh Hinddu- Buddha dalam kehidupan masyrakat Indonesia masa kini.

3.2 Menganalisis kerajaan-kerajaan maritim Indonesia pada masa

Islam dalam sistem

pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan serta pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat

Indonesia pada masa kini.

4.2 Menyajikan hasil analisis tentang kerajaan-kerajaan maritim Indonesia pada masa Islam dalam sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan serta pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada masa kini dalam bentuk tulisan dan/atau media lain

Kerajaan-kerajaan maritim

Indonesia pada masa Islam dalam sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan serta pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada masa kini

 Kerajaan maritim Islam

 Sistem pemerintahan

 Sistem sosial

 Sistem kebudayan

 Pengaruh Islam dalam kehidupan masyrakat Indonesia masa kini.

3 3.3 Menganalisis pemikiran – pemikiran yang melandasi peristiwa- peristiwa penting di Eropa antara lain: Reinaissance, Merkantilisme, Reformasi Gereja, Aufklarung, Revolusi Industri dan pengaruhnya bagi kehidupan bangsa Indonesia serta bangsa lain di dunia pada masa kini.

4.3 Membuat karya tulis tentang pemikiran-pemikiran yang melandasi peristiwa-peristiwa penting di Eropa antara lain: Renaissance,

Merkantilisme, Reformasi Gereja, Aufklarung, Revolusi Industri dan pengaruhnya bagi kehidupan bangsa Indonesia dan bangsa lain di dunia pada masa kini.

Pemikiran-pemikiran yang melandasi peristiwa penting di Eropa; Renaissance, Merkantilisme, Reformasi Gereja, Aufklarung, Revolusi Industri dan pengaruhnya bagi kehidupan bangsa Indonesia serta bangsa lain didunia pada masa kini.

 Renaissan-ce,

 Merkantilis-me

 Reformasi Gereja,

 Aufklarung

 Revolusi Industri dan

 Pengaruh-nya faham-faham tersebut bagi kehidupan bangsa Indonesia serta bangsa lain di dunia pada masa kini.

(28)

3.4 Menganalisis pemikiran-pemikiran yang melandasi revolusi-revolusi besar dunia (Amerika, Perancis, Cina, Rusia, dan Indonesia) dan pengaruhnya bagi kehidupan umat manusia pada masa kini.

4.4 Menyajikan hasil analisis tentang pemikiran-pemikiran yang

melandasi revolusi-revolusi besar dunia (Amerika, Perancis, Cina, Rusia, dan Indonesia) dan pengaruhnya bagi umat manusia pada masa kini dalam bentuk tulisan dan/atau media lain

Pemikiran-pemikiran yang melandasi revolusi-revolusi besar dunia dan pengaruhnya bagi umat manusia pada masa kini

 Revolusi Amerika

 Revolusi Perancis

 Revolusi Cina

 Revolusi Rusia

 Revolusi Indonesia

3.5 Menganalisis hubungan perkembangan paham-paham besar seperti demokrasi, liberalisme, sosialisme, nasionalisme, Pan Islamisme dengan gerakan nasionalisme di Asia-Afrika

4.5 Menyajikan hasil analisis tentang hubungan perkembangan paham- paham besar seperti demokrasi, liberalisme, sosialisme,

nasionalisme, Pan Islamisme dengan gerakan nasionalisme di Asia-Afrika dalam bentuk tulisan dan/atau media lain

Hubungan perkembangan faham-faham besar dengan gerakan nasionalisme di Asia-Afrika pada masa kini

 Faham demokrasi dan hubungan-nya dengan nasionalis-me di Asia-Afrika

 Faham liberalisme dan hubungan-nya dengan nasionalis-me di Asia-Afrika

 Faham sosialisme dan hubungan-nya dengan nasionalis-me di Asia-Afrika

 Faham nasionalis-me dan

hubungannya dengan nasionalis-me di Asia-Afrika

 Faham Pan Islamisme dan hubungan- nya dengan nasionalis-me di Asia- Afrika

3.6 Menganalisis pengaruh Perang Dunia I dan Perang Dunia II terhadap kehidupan politik global (LBB dan PBB)

4.6 Menyajikan hasil analisis tentang pengaruh Perang Dunia I dan Perang Dunia II terhadap

kehidupan politik global (LBB dan PBB) dalam bentuk tulisan dan atau media lain.

Pengaruh Perang Dunia I dan Perang Dunia II terhadap kehidupan politik global

 LBB

 PBB

(29)

3.7 Menganalisis respon bangsa Indonesia terhadap imperialisme dan kolonialisme dalam bidang politik (organisasi pergerakan), ekonomi (bentuk perlawanan terhadap praktik monopoli), sosial-budaya (karya seni dan sastra), dan pendidikan (Taman Siswa, Kayu Tanam)

4.7 Menyajikan hasil analisis respon bangsa Indonesia terhadap imperialisme dan kolonialisme dalam bidang politik, ekonomi, sosial-budaya, dan pendidikan dalam bentuk tulisan dan/atau media lain

Respon Bangsa Indonesia terhadap imperialisme dan kolonialisme

 di bidang politik

 di bidang ekonomi

 di bidang sosial budaya

 di bidang pendidikan

3.8 Menganalisis akar-akar nasionalisme Indonesia dan pengaruhnya pada masa kini 4.8 Menyajikan hasil telaah tentang

akar-akar nasionalisme Indonesia dan pengaruhnya bagi masa kini dalam bentuk tulisan dan/atau media lain

Akar-akar nasionalisme di Indonesia dan pengaruh-nya pada masa kini

 Akar nasionalis-me

3.9 Menganalisis akar-akar demokrasi di Indonesia dan

perkembangannya pada masa kini 4.9 Menyajikan hasil telaah tentang

akar-akar demokrasi di Indonesia dan perkembangannya pada masa kini dalam bentuk tulisan dan/atau media lain

Akar-akar demokasi di Indonesia dan perkembangannya pada masa kini

 Akar demokrasi

3.10 Menganalisis persamaan dan perbedaan tentang strategi pergerakan nasional

4.10 Mengolah informasi tentang persamaan dan perbedaan strategi pergerakan nasional dan

menyajikanya dalam bentuk cerita sejarah

Pendekatan dan strategi pergerakan nasional

 Pendekatan pergerakan nasional

 Strategi pergerakan nasional

(30)

3.11 Menganalisis kehidupan bangsa Indonesia di bidang sosial, ekonomi, budaya, militer, dan pendidikan pada zaman pendudukan Jepang

4.11 Menyusun cerita sejarah tentang kehidupan bangsa Indonesia di bidang sosial, ekonomi, budaya, militer, dan pendidikan pada zaman pendudukan Jepang.

Kehidupan Bangsa Indonesia pada zaman Pendudukan Jepang

 Bidang sosial

 Bidang ekonomi

 Bidang budaya

 Bidang militer

 Bidang pendidikan

3.12 Menganalisis pemikiran dalam Piagam PBB, Proklamasi 17 Agustus 1945, dan perangkat kenegaraan serta maknanya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa kini

4.12 Menyajikan hasil analisis tentang pemikiran dalam Piagam PBB, Proklamasi 17 Agustus 1945, dan perangkat kenegaraan serta maknanya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa kini dalam bentuk tulisan dan/atau media lain

Pemikiran dalam Piagam PBB, Proklamasi 17 Agustus 1945, dan perangkat kenegaraan serta maknanya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa kini

 Pemikiran Piagam PBB

 Pemikiran Proklamasi 17 Agustus 1945

 Pemikiran-pemikiran dalam perangkat kenegaraan

Tabel 3 : Silabus Sejarah Kelas X11

Kompetensi Dasar Materi Pokok

3.1 Menganalisis secara kritis respon Internasional terhadap proklamasi kemerdekaan Indonesia

4.1 Menyajikan secara kritis respon Internasional terhadap proklamasi kemerdekaan Indonesia dalam bentuk tulisan dan/atau media lain

Respon internasional terhadap Proklamasi kemerdekaan Indonesia

 Pengakuan kemerdekaan RI dari Mesir, India, Australia

 Pengakuan PBB KMB dan sikap Belanda

3.3 Menganalisis peran aktif bangsa Indonesia pada masa Perang Dingin dan dampaknya terhadap politik dan ekonomi global

4.3 Merekonstruksi tentang peran aktif bangsa Indonesia pada masa Perang Dingin dan dampaknya terhadap politik dan ekonomi global dan menyajikannya dalam bentuk tulisan.

Peran aktif Bangsa Indonesia pada masa Perang Dingin dan dampaknya terhadap politik dan ekonomi global

 Perkemba-ngan gerakan Non Blok

 Perkemba-ngan ASEAN

 Kerja sama negara-negara kawasan Utara dan Selatan masalah Palestina

(31)

3.4 Menganalisis sejarah organisasi regional dan global yakni NATO, SEATO, PAKTA WARSAWA, CENTO, ANZUS, SAARC, OPEC, APEC, MEE, GATT, WTO, AFTA, NAFTA, CAFTA dan pengaruhnya terhadap bangsa Indonesia

4.4 Merekonstruksi tentang sejarah organisasi regional dan global yakni NATO, SEATO, PAKTA WARSAWA, CENTO, ANZUS, SAARC, OPEC, APEC, MEE, GATT, WTO, AFTA, NAFTA, CAFTA dan pengaruhnya terhadap bangsa Indonesia dan

menyajikannya dalam bentuk tulisan.

Organisasi regional dan global yakni NATO, SEATO, PAKTA WARSAWA, ANZUS, OPEC, APEC, MEE, GATT, WTO, AFTA, NAFTA, CAFTA dan pengaruhnya terhadap bangsa Indonesia.

 Organisasi militer regional dan global

 Organisasi ekonomi regional dan global

3.5 Mengevaluasi sejarah

kontemporer dunia antara lain runtuhnya Vietnam Selatan, Apartheid di Afrika Selatan, USSR, Jerman Timur, Yugoslavia, Cekoslowakia

4.5 Merekonstruksi sejarah kontemporer dunia antara lain runtuhnya Vietnam Selatan, Apartheid di Afrika Selatan, USSR, Jerman Timur, Yugoslavia, Cekoslowakia dan menyajikannya dalam bentuk tulisan dan/atau media lain

Peristiwa kontemporer dunia antara lain runtuhnya Vietnam Selatan, Apartheid di Afrika Selatan, USSR, Jerman Timur, Yugoslavia, Cekoslowakia

 Runtuhnya Vietnam Selatan

 Hapusnya Apartheid di Afrika Selatan

 Perpecahan USSR

 Runtuhnya Jerman Timur

 Perpecahan Yugoslavia

 Perpecahan Cekoslowakia People Power Filiphina

3.6 Menganalisis konflik-konflik di Timur-Tengah, Asia Tenggara, Asia Selatan, Asia Timur, Eropa, Afrika, dan Amerika Latin 4.6 Menyajikan hasil analisis tentang

konflik-konflik Timur-Tengah, Asia Tenggara, Asia Selatan, Asia Timur, Eropa, Afrika dan Amerika Latin dalam bentuk tulisan dan atau media lain.

Konflik-konflik di Timur-Tengah (Perang Teluk I, II, III), Asia Tenggara (Kasus Indo Cina) , Asia Selatan (Kasus Bangladesh), Asia Timur, Eropa, Afrika, dan Amerika Latin

(32)

3. Teori Konstruktivisme dalam pembelajaran sejarah

Konstruktivisme merupakan suatu pendekatan dalam proses pembelajaran yang menuntut agar individu bisa menumbuhkan dan membuat konsepnya sendiri yang muncul dari pandangan dan gambaran individu itu sendiri. 11 Unsur-unsur konstruktivisme telah lama dipraktekan dalam proses belajar dan pembelajaran baik ditingkat sekolah dasar, menengah dan universitas. Berikut ini langkah pembelajaran berdasarkan teori konstruktivisme.

Berikut ini langkah pembelajaran berdasarkan konstruktivisme .

a) Dalam proses pembelajaran, pengetahuan dibangun oleh secara individu maupun kelompok.

b) Pengetahuan tidak bisa dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali dengan keaktifan siswa itu sendiri untuk menalar.

c) Siswa aktif mengkonstruksi terus-menerus sehingga terjadi perubahan konsep menuju yang lebih rinci, lengkap dan sesuai konsep ilmiah.

d) Ketika proses pembelajaran guru hanya membantu menyediakan sarana agar proses pembangunan pengetahuan dapat berjalan secara baik.

e) Evaluasi pembelajaran menekankan pada penyusuan makna yang melibatkan ketrampilan yang terhubung dengan menggunakan masalah dalam konteks nyata. Selain itu, evaluasi harus diintegrasikan kedalam tugas-tugas yang menuntut aktivitas belajar menjadi bermakna. 12

Berdasarkan paham konstruktivisme dalam proses belajar mengajar, guru tidak serta merta memindahkan pengetahuan kepada peserta didik dalam bentuk yang serba sempurna. Dengan kata lain peserta didik harus membangun suatu pengetahuan itu berdasarkan pengalamannya masing- masing. Pembelajaran adalah hasil dari usaha peserta didik itu sendiri. Selain

11 Sigit Mangun Wardoyo, Pembelajaran Konstruksivisme, Bandung : Alfabeta , 2013, hlm 22.

12 Y. R. Subakti , Paradigma Pembelajaran Konstruktivisme, Jurnal Online, http: // www.

Usd. ac . id / lembaga / IPPM/ FII3% 20 vitae / vol24no 1 April 2010 / Paradigma % 20 pembelajaran % 20 sejarah % 20 YR % Subakti Pdf.

(33)

itu, John Dewey menguatkan teori konstruktivisme ini dengan mengatakan bahwa pendidik yang cakap harus melaksanakan pengajaran dan pembelajaran sebagai proses menyusun atau membina pengalaman secara berkisanambungan. Ia juga menekankan kepentingan keikutsertaan peserta didik dalam segala aktivitas pengajaran dan pembelajaran. Dengan konstruktivisme dalam pembelajaran sejarah, siswa dituntut untuk bergerak aktif dan mengoptimalkan serta memaksimalkan potensi yang ada dalam proses pembelajaran. Bagi kaum konstruktivis, mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke murid, melainkan sesuatu kegiatan yang memungkingkan bisa membangun pengetahuanya sendiri. 13

Adapun ciri pembelajaran sejarah secara konstruktivis adalah : a) Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran

b) Siswa belajar sejarah secara bermakna dengan bekerja dan berpikir. Hal ini agar siswa dapat memberi makna tentang materi sejarah yang akan dibahas, maka perlu sebuah materi yang bersifat analisis yang berdasar pada hukum kausalitas.

c) Siswa belajar bagaimana belajar itu. Melalui pemberian masalah yang berbobot masalah, diharapkan siswa mampu belajar memahami, menerapkan dan mampu bersikap terhandap hasil analisis permasalahan.

d) Informasi baru harus dikaitkan dengan informasi lain sehingga menyatu dengan skema yang dimiliki siswa agar pemahaman terhandap informasi (materi) menjadi kompleks.

e) Orentasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan (inkuiri)

f) Berorentasi pada pemecahan masalah. Sejarah bukan hanya deretan fakta, namun berdasarkan waktu, kontiniuitas dan perubahan. Oleh sebab itu, permasalahan yang dimunculkan untuk dikaji oleh siswa dalam permasalahan kekinian yang dicari.

13 Paul Suparno, Filsafat konstrukvisme dalam pendidikan, Yogykarta : Kanisius , 2012, hlm 65.

(34)

4. Model pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Dalam sistem belajar ini yang Cooperative, siswa belajar bekerja sama dengan anggota lainya.

Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar. Siswa belajar bersama dalam sebuah kelompok kecil dan mereka dapat melakukanya seorang diri.14

b. Konsep Pokok Pembelajaran Kooperatif

Manusia memiliki derajat, potensi, latar belakang historis, serta harapan masa depan yang berbeda-beda. Karena perbedaan itu, manusia dapat saling asah, dan asuh atau saling mencerdaskan. Pembelajaran Cooperative menciptakan interaksi yang asah sehingga terciptanya masyrakat belajar. Siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga dari sesama siswa.

Pembelajaran Cooperative adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di masyrakat atau lingkungan sekitar.15

14 Rusman, Model -model Pembelajara, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2011, hlm 202.

15 Sugiyanto, Model-model Pembelajaran Inovatif , Surakarta : Yuma Pustaka ,2010, hlm 40.

(35)

c. Ciri- ciri pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran Cooperative adalah suatu sistem yang didalamnya terdapat elemen-elemen pembelajaran Cooperative menurut Lie yang dikutip oleh Sugiyono adalah :

1) Saling ketergantungan positif

Hal ini dimaksudkan, guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Hubungan yang saling membutuhkan inilah yang dimaksud dengan saling ketergantungan positif.

2) Interaksi tatap muka

Interaksi tatap muka akan memaksa siswa saling tatap muka dalam kelompok sehingga mereka dapat berdialog. Dialog itu tidak hanya dilakukan dengan guru. Interaksi semacam itu sangat penting karena siswa merasa lebih mudah belajar dari sesamanya. Ini juga mencerminkan konsep pengajaran teman sebaya.

3) Akuntabilitas Individual

Maksudnya adalah pembelajaran Cooperative menampilkan wujudnya dalam belajar kelompok. Penilaian ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara individual. Hasil penilaian secara individual selanjutnya disampaikan oleh guru kepada kelompok agar semua anggota kelompok yang memerlukan bantuan dapat saling memberikan bantuan.

(36)

4) Ketrampilan untuk menjalani hubungan antar pribadi

Elemen ini dimaksudkan setiap siswa harus memiliki ketrampilan sosial, seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, berani mempertahankan ide gagasan logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri, dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi yang diasumsikan tetapi secara sengaja diajarkan. Siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi akan memperoleh teguran dari guru juga dari sesama siswa.16

d. Prinsip-prinsip pembelajaran Kooperatif

Menurut Roger dan David Johnson ada lima unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif ( cooperative learning), yaitu sebagai berikut : 1) Prinsip ketergantungan positif ( positive interdependence), yaitu dalam

pembelajaran kooperatif, keberhasilan dalam penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut.

Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota kelompok.

2) Tanggung jawab perseorangan ( individual accountbility), yaitu keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota kelompoknya. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut.

16 Ibid ., hlm. 40-42

(37)

3) Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction), yaitu memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok lain.

4) Partisipasi dan komunikasi (participation communication), yaitu melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran.

5) Evaluasi proses kelompok yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka, agar selanjutya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.17 Selain lima unsur penting yang terdapat pada model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran ini juga mengandung prinsip-prinsip yang membedakan dengan model pembelajaran lainya.

Konsep utama dari belajar kooperatif menurut Slavin adalah sebagai berikut :

1) Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai kriteria yang ditentukan.

2) Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok tergantung pada belajar individual semua anggota kelompok. Tanggung jawab ini terfokus dalam usaha untuk membantu yang lain memastikan setiap anggota kelompok telah siap menghadapi evaluasi tanpa bantuan yang lain.

17 Ibid, hlm 212.

(38)

3) Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar mereka sendiri. Hal ini memastikan bahwa siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah sama-sama tertantang untuk melakukan yang terbaik dan bahwa kontribusi semua anggota kelompok sangat bernilai. 18

e. Manfaat Penggunaan Pembelajaran Kooperatif

Ada banyak nilai pembelajaran kooperatif diantaranya:

1) Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawan sosial.

Dalam hal ini bermanfaat bagi siswa untuk lebih peka atau peduli terhadap suasana sekitar yang sedang mengalami suatu hal.

2) Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial dan pandangan-pandangan.

3) Bermanfaat bagi para siswa agar dapat belajar mengenai sikap sesama siswa lainya, belajar suatu keterampilan baru yang dimiliki oleh salah satu siswa serta mampu menerima berbagi pandangan atau pemikiran yang berkaitan dengan materi atau pelajaran tersebut dari antar siswa .

4) Memudahkan siswa untuk melakukan penyesuaian sosial.

Siswa dengan mudah dalam beradaptasi dengan siswa lain dalam mengikuti pembelajran di dalam kelas.

18 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2009, hlm 61 – 62.

(39)

5) Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen. Dengan mengunakan model ini sangat membawa keuntungan bagi siswa akan terbentuknya nilai-nilai yang berguna bagi kehidupan sehari-hari.

6) Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois.

Siswa dilatih dapat untuk lebih memperhatikan sesama dan tidak untuk lebih mementingkan atas dirinya sendiri.

7) Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekan.

8) Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.

Dalam hal ini siswa mampu dapat menumbuhkan rasa percaya kepada sesamanya .

9) Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif.

10) Meningkatkan ketersediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.

11) Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memadang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan orentasi tugas. 19

19 Sugiyanto, Model – model Pembelajaran Inovatif, Surakarta : Yuma Pustaka, 2009, hlm 43-44.

(40)

5. Snowball Throwing

a. Pengertian Snowball Throwing

Snowball Throwing merupakan pengembangan dari model pembelajaran

diskusi serta merupakan bagian dari model pembelajaran kooperatif. 20 Model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dominan dengan menggunakan metode tanya jawab. Snowball artinya bola salju sedangkan Throwing artinya melempar. Snowball Throwing dapat diartikan sebagai

pembelajaran yang menggunakan bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola. 21

b. Kelebihan dan Kekurangan Snowball Throwing Adapun kelebihanya sebagai berikut :

1) Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan, dikarena siswa seperti bermain dengan melempar bola kertas kepada siswa lain.

Membuat para siswa sangat aktif dan tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran tersebut.

2) Siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir karena diberi kesempatan untuk membuat soal dan diberikan pada siswa lain. Sehingga dalam pembelajaran ini semua siswa dituntut harus berperan aktif dalam membuat soal yang sesuai dengan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru .

20 Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Yogykarta : AR Ruzz Media, hlm 174.

21 Hendra Kurniawan, Literasi dalam Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta : Gava Media, 2018, hlm 82.

(41)

3) Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.

Dalam hal ini pembelajaran mengunakan Snowball Throwing membuat siswa berperan aktif secara langsung dalam pembelajaran dikarenkan dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk membuat sebuah pertanyaan yang akan dilempari pertanyaan tersebut ke siswa-siswa lainya yang mengikuti proses pembelajaran tersebut.

4) Pendidik tidak terlalu repot membuat media karena siswa terjun langsung dalam praktik. Guru hanya menyediakan secarik kertas kecil yang akan diberikan kepada para siswa untuk menuliskan sebuah pertanyaan dalam hal ini siswa yang berperan penuh dalam mengunakan model pembelajaran ini.

5) Pembelajaran menjadi lebih efektif dimana dalam mengunakan model pembelajaran ini suasana kelas dalam penyampaian materi pembelajaran terjalin secara kondusif dan efektif, dikarenakan para siswa aktif dalam mendengarkan penyampain materi tersebut.

6) Ketiga aspek kognitif, afektif dan psikomotor dapat tercapai.

B. Penelitian yang Relevan

Peneliti mengambil penelitian yang relevan guna mendukung penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam menentukan bagaimana kedepanya penelitian ini akan dilaksanakan.

Gambar

Tabel  1  :   Silabus   Sejarah   Kelas  X  ..............................................................
Gambar  I  :    Kerangka  Pikir  Model  Cooperative  Learning tipe  Snowball
Gambar  I : Kerangka  Pikir         Masih dominan  menggunakan  metode ceramah Pembelajaran Sejarah  Pembelajaran  kurang efektif       Perlunya  menggunakan model    pembelajaran  inovatif dan kreaktif Menumbuhkan  keaktifan, semangat  dan  minat  belajar
Gambar  II :   Proses  Analisis  Data  Interaktif
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hukum pidana merupakan suatu bagian kaidah-kaidah atau norma-norma dari keseluruhan hukum yang berlaku pada suatu masyarakat dalam suatu sistem negara yang mengadakan dasar-dasar

Dapat kan akses unt uk mendapat kan lat ihan dan prediksi soal dalam bent uk ebook (pdf) yang bisa didow nload di member area apabila akun Anda sudah kami akt ifkan.. Permasalahan

Keempat lempeng t ersebut saling menekan sat u sama lain, dan akhirnya t erjadi subduksi yang menyebab-kan akumulasi energi dan melepaslah energi t ersebut menjadi guncangan

Angka pengganda tenaga kerja terbesar di Indonesia adalah sektor kegiatan yang tak jelas batasannya nilai multiplier tenaga kerja dari 35 sektor tidak ada yang lebih

[r]

Illoculionart Ac(J in Obanat Crnt}ljg. tutultud Pqtbt

Apabila ingin mengukur bagian tertentu dari plat maka dapat. dilakukan dengan memilih titik awal dengan tekan tombol

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Faktor-faktor yang Menjadi Alasan Mahasiswa Unika Soegijapranata Menggunakan Kartu