• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V Penutup

B. Saran

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, ada beberapa saran yang disampaikan.

1. Bagi Sekolah

Hasil Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam memilih model pembelajaran untuk diterapkan di dalam kelas untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam pelajaran sejarah dan membuat siswa aktif.

2. Bagi Guru

Model pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing ini dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan para siswa dan kerja sama siswa dalam proses pembelajaran sejarah. Guru juga perlu memilih model yang sesuai dengan kebutuhan siswa dalam belajar sejarah.

3. Bagi Siswa

Siswa diminta untuk aktif dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing.

Dengan mengikuti proses pembelajaran dengan aktif, siswa dapat memperoleh pengetahuan sejarah baik dan luas.

4. Bagi Peneliti Berikutnya

Dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai kajian penelitian berikutnya terhadap model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku :

Ali. Mudlofir. H, Evi Fatimatur Rusydiyah. 2016. Desain Pembelajaran Inovatif dari Teori ke Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Aris Shoimin. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: AR-Ruzz Media.

Basrowi & Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta cetakan pertama.

Burhan Bungin. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Group.

Djuadi Ghony. M dan Fauzan Almansur. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Yogykarta: Ar- Ruzz Media.

Hendra Kurniawan. 2018. Kajian Kurikulum dan Bahan Ajar Sejarah SMA Menurut Kurikulum 2013. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.

Hendra Kurniawan. 2018. Literasi dalam Pembelajaran Sejarah. Yogykarta : Gava Media.

Heri Susanto. 2014. Seputar Pembelajaran Sejarah. 2014. Yogykarta:

Aswaja Pressindo.

Gede Widja. I. 1989. Dasar-dasar Pengembangan Strategi serta Metode Pengajaran Sejarah . Jakarta : Depdikub.

Lexi J. Moleong. 2006 . Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdkarya.

Mestika Zed. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta : Yayasan Obor . Indonesia.

Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:

Rosdakarya.

Suparno , Paul . 2012. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogykarta:

Kanisius.

Ratumanan T. G, Imas Rosmiati. 2019. Perencanaan Pembelajaran. Depok : Rajawali Pers.

Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran . Jakarta: PT. Raja Grafindo Press.

Sigit Mangun Wardoyo.2013. Pembelajaran Konstruktivisme. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyanto, 2009. Model- model Pembelajaran Inovatif. Surkarta :Yuma Pustaka.

Sugiyono.2017. Metode Penelitian Kebijakan Pendekatan Kualitatif, Kombinasi, R&D dan Penelitian Evaluasi. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono .2009. Metode Penelitian Kuantatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Tita Hariyanti. 2017. Keunggulan Metode Kolaboratif dan Kooperatif dalam Pendidikan. Malang: UB Press.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Wachyu Sundyana. 2017. Telaah Kurikulum dan Perencanaan. Jakarta : Erlangga.

Sumber Internet :

Subakti Y. R , ‘’ Paradigma Pembelajaran Konstruktivisme.’ Jurnal Online, http: // www. Usd. ac . id / lembaga / IPPM/ FII3% 20 vitae / vol24no 1 April 2010 / Paradigma % 20 pembelajaran % 20 sejarah % 20 YR % Subakti Pdf.

https://media.neliti.com/media/publications/253525-studi-kepustakaan-mengenai landasan-teor-c084d5fa.pdf 16/05/2020/15.00.

http://eprints.ums.ac.id/12946/4/BAB_III.pdf 21/07/2020/22.18.

https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/naturalscience/20/07/20.08.

Sumber Skripsi :

Marsanto, AG.Toto. 2017. Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Snowball Throwing Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kasihan, Yogyakarta: Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma (Tidak diterbitkan)

Siwi Purwaningsih. 2010. Implementasi Model Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Sejarah Siswa Kelas XI IPS 2 Semester 1 SMA Negeri 1 Paninggaran Jawa Tengah, Yogyakarta: Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta (Tidak diterbitkan)

Wulandari Yeni. 2018. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Terhandap Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada

Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII SMP Negeri 1 Indralaya Sumatera Selatan, Semarang:Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Semarang (Tidak diterbitkan)

Indrawan, Gustian Agung. 2018. Penggunaan Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Kelas XI IPS

SMA Negeri 1 Terbanggi Besar, Lampung Tengah : Pendidikan Sejarah Universitas Lampung(Tidak diterbitkan)

Evanderi Neti.2013. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Menggunakan Model Pembelajaran Snowball Throwing Pada Siswa Kelas V SD Negeri Ngebel Kasihan Bantul, Yogyakarta: Pendidikan Sekolah dasar Universitas Negeri Yogyakarta(Tidak diterbitkan)

LAMPIRAN

83

K. II : Menunjukkan perilaku jujur, displlin, tanggung jawab, peduli(gotong – royong, kerja sama, toleran, damai) santun, repronsif dan proaktif, sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

K. III : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humanivora dengan wawasan kemanusian, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesfik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

K. 1V : Mengolah , menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreaktif, serta mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuwan.

Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Kegiatan

84

85 dan/atau media

lain

klarifikasi mengenai kerajaan-kerajaan maritim

Indonesia pada masa Hindu dan Buddha dalam sistem pemerintahan, sosial,

ekonomi, dan kebudayaan serta

pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada masa kini

 Mengumpulkan data dari

berbagai sumber terkait kerajaan-kerajaan maritim

Indonesia pada masa Hindu

86 sosial,

ekonomi, dan kebudayaan serta

pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada masa kini

 Menganalisis dan menarik kesimpulan dari data yang dikumpulkan terkait kerajaan-kerajaan maritim

Indonesia pada masa Hindu dan Buddha dalam sistem pemerintahan, sosial,

ekonomi, dan kebudayaan serta

pengaruhnya

87

Indonesia pada masa kini

 Membuat laporan hasil analisis dalam bentuk tulisan dan/atau media lain mengenai kerajaan-kerajaan maritim

Indonesia pada masa Hindu dan Buddha dalam sistem pemerintahan, sosial,

ekonomi, dan kebudayaan serta

pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada masa kini

88 Mengetahui

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. Penumbuhan dan pengembangan Kompetensi Sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

KI.3. Pengetahuan

Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

K1. 4 Ketrampilan

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

3. 1 Menganalisis Kerajaan Maritim di Indonesia pada masa Hinddu - Buddha dalam sistem pemerintahan, sosial ekonomi , dan kebudayan serta pengaruhnya dalam kehidupan masyrakat Indonesia pada masa kini.

bentuk tulisan dan media lain.

C. Indikator Pencapaian Kompentensi ( IPK) Indikator KD pada KI 3 ( Pengetahuan)

3. 1.1 Mengidentifikasi Kerajaan Maritim di Indonesia pada Masa Hinddu dan Buddha dalam bidang sistem pemerintahan .

3. 1.2 Menjelaskan Kerajaan Maritim di Indonesia pada masa Hindu – Buddha dalam bidang sosial ekonomi dan kebudayaan.

3. 8. 3 Menyimpulkan Pengaruh Hinddu – Buddha dalam kehidupan masyrakat Indonesia masa kini.

Indikator KD pada KI 4 ( Ketrampilan)

4.1.1 Menyajikan hasil analisis sistem pemerintahan, sosial dan ekonomi dan kebudayan pada kerajaan maritim di Indonesia dalam bentuk laporan tertulis.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing peserta didik mampu mengidentifikasi tentang kerajaan maritim Indonesia pada masa Hinddu – Buddha dalam Sistem Pemerintahan dengan cermat dan tanggung jawab.

2. Dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing peserta didik mampu menjelaskan tentang kerajaan maritim Indonesia pada masa Hinddu – Buddha dalam bidang Sosial Ekonomi dan Kebudayan dengan benar dan jujur.

3. Dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing peserta didik mampu menyimpulkan tentang pengaruh Hinddu – Buddha dalam kehidupan masyrakat Indonesia masa kini dengan benar dan tanggung jawab.

4. Dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing peserta didik mampu mengolah informasi tentang sistem pemerintahan, sosial , ekonomi dan kebudayan pada kerajaan maritim pada masa Hinddu – Buddha di Indonesia dalam bentuk laporan tertulis dengan penuh tanggung jawab.

E. Materi Pembelajaran

3. Sumber Belajar : Kemendikbud . 2017. BSE Sejarah Indonesia untuk SMA /

9. 4. Guru menyampaikan tujuan 10. pembelajaran.

materi yang

kelompok ke kelompok

kelompok secara bergiliran menyampaikan jawaban atas

akan disampaikan pada

berdasarkan materi yang

bergiliran menyampaikan

I. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran 1. Teknik Penilaian

a. Sikap : Penilaian Diri b. Pengetahuan : Tes Tertulis

c. Ketrampilan : Rubrik Penilaian Portofolio laporan tertulis.

2. Bentuk Penilaian minimal maka diberi kegiatan pengayan yang berupa penugasan membuat laporan tertulis mengenai pengaruh kerajaan maritim pada masa Hinddu – Buddha bagi kehidupan masyrakat Indonesia pada masa kini.

(Kandida Ayu Dewi, S.Pd) (Yohana E. Helena Muwa )

Kelas / Nomor :

Pernyataan positif : STS = 1, TS = 2, R= 3, S =4 dan SS = 5.

Pernyataan negatif : STS = 5, TS = 4, R = 3, S = 2 dan SS = 1 Tidak Menjawab = 0

Nilai = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙

x 100

Kriteria :

Nilai Kuantatif Kriteria Nilai Kualitatif

81- 100 Sangat tinggi A

61- 80 Tinggi B

41-60 Sedang C

21- 40 Rendah D

0 -20 Sangat Rendah E

pada masa Hinddu – Buddha ( Kerajaan Kutai, Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Mataram Kuno) dalam sistem pemerintahan?

2. Jelaskan Kerajaan - kerajaan maritim yang ada di Indonesia pada masa Hinddu- Buddha (Kerajaan Kutai, Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Mataram Kuno) dalam sistem sosial ekonomi ?

3. Jelaskan pengaruh kerajaan maritim pada masa Hinddu – Buddha bagi masyrakat Indonesia pada masa kini?

4. Analisislah Mengapa Perdagangan di Kerajaan Sriwijaya mengalami kemajuan yang pesat?

5. Anlislah perbedaan Candi Hinddu dan Candi Buddha ! 5. Jelaskan Sumber dari Kerajaan Majahpahit ?

Kunci Jawaban :

1. Kerajaan Maritim pada masa Hinddu - Buddha di Indonesia dalam sistem pemeritahan.

a. Kerajaan Kutai

 Sistem Pemerintahan

Kerajaan Kutai yang berlokasi di hulu Sungai Mahakam, Kalimantan Timur adalah kerajaan bercorak Hindu pertama di Nusantara. Sumber utama Kerajaan Kutai ialah tujuh buah batu bertulis yang disebut yupa.Yupa itu ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Yupa itu diperkirakan ditulis pada tahun 400M ( abad ke-5 M).

b. Kerajaan Tarumanegara

 Sistem Pemerintahan

Sistem pemerintahan kerajaan Tarumanegara adalah Monarki Absolute atau kekuasaan tertinggi terdapat pada pemimpin kerajaan. Pemerintahan dengan sistem monarki absolute pada kerajaan Tarumanegara yakni maritim dimana perpindahan kekuasaan didasarkan pada garis

keturunan. Sriwijaya adalah kerajaan maritim, armada laut mereka saat itu dikenal sebagai salah satu yang terbaik, meski demikian Sriwijaya bisa dikatakan bersifat metropolis karena masih mengandalkan tradisi diplomasi. Sistem pemerintahan yang dianut oleh Sriwijaya menjadikan mereka kerajaan maritim yang besar dengan wilayah yang luas.

d. Kerajaan Mataram Kuno

 Sistem Pemerintahan

Pada mulanya yang berkuasa di Mataram adalah Dinasti Sanjaya. Bukti adanya kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah dapat diketahui dari Prasasti Canggal yang ditemukan di kaki Gunung Wukir, Magelang.

Prasasti Canggal dikeluarkan oleh Raja Sanjaya dengan berangka tahun

sosial dan ekonomi.

a. Kerajaan Kutai

Dilihat dari letak Kerajaan Kutai pada jalur perdagangan dan pelayaran antaraBarat dan timur maka aktivitas perdagangan tampaknya menjadi mata pencaharian yang utama. Rakyat Kutai sudah aktif terlibat dalam perdagangan internasional dan tentu saja mereka berdagang pula sampai ke perairan Laut Jawa dan Indonesia Timur untuk mencari barang-barang dagangan yang laku di pasaran Internasional.

b. Kerajaan Tarumanegara

Kehidupan perekonomian masyarakat Tarumanegara adalah pertanian dan peternakan. Hal ini dapat diketahui dari isi Prasasti Tugu yakni tentang pembangunan atau penggalian Saluran Gomati yang panjangnya 6112 tombak (12 km) dan selesai dikerjakan dalam waktu 21 hari. Selesai penggalian, Raja Purnawarman mengadakan selamatan dengan memberikan hadiah 1.000 ekor sapi kepada para brahmana. Pembangunanitu mempunyai arti ekonomis bagi rakyat karena dapat dipergunakan sebagai sarana pengairan dan pencegahan banjir.

c. Kerajaan Sriwijya

 Sistem Sosial Ekonomi

Sriwijaya berhasil menguasai Selat Malaka yang merupakan urat nadi perdagangan di Asia Tenggara sehingga menguasai perdagangan nasional dan internasional. Hal ini didukung letaknya yang strategis di jalur perdagangan India–Cina. Penguasaan Sriwijaya atas Selat Malaka mempunyai arti penting terhadap perkembangannya sebagai kerajaan maritim sebab banyak kapal-kapal asing yang singgah untuk menambah air minum, perbekalan makanan, dan melakukan aktivitas perdagangan.

d. Kerajaan Mataram Kuno

 Sistem Sosial Ekonomi

Kehidupan ekonomi masyarakat bertumpu pada pertanian. Kondisi alam bumi Mataram yang tertutup dari dunia luar sulit untuk mengembangkan aktivitas perekonominan dengan pesat. Pada masa Raja Balitung aktivitas perhubungan dan perdagangan dikembangkan lewat Sungai Bengawan Solo Pada Prasasti Wonogiri (903) disebutkan bahwa desadesayang terletak di kanan-kiri sungai dibebaskan dari pajak dengan catatan harus menjamin kelancaran lalu-lintas lewat sungai tersebut.

3. Pengaruh Kerajaan Maritim pada masa Hinddu – Buddha

 Bidang budaya : Sebelum masuk pengaruh indra kepercayaanya bersifat animisme dan dinamisme. Kemudian agama Hinddu – Buddha berakulturasi dengan kebudayan Indonesia. Buktinya terdapat berbagai macam kebudayaan yang ada di Indonesia.

 Bidang Pemerintahan : Terlihat jelas pada lahirnya Kerajaan Hinddu- Buddha di Indonesia.

perong, tawung dan lain- lain.

4. Karena Kerajaan Sriwijaya terletak di daerah yang strategis yaitu terletak di selat malaka sehingga hal ini sangat mendukung perkembangan kerajaan Sriwijaya.

5. Perbedaan Candi Hinddu dan Buddha salah satunya adalah berdasarkan bercorak Buddha bentuknya lebih tambun, reliefnya tentang kehidupan sang Buddha , bersifat naturalis , menghadap ke arah timur dan bagian inti candi terletak ditengah halaman.

6. Jelaskan Sistem Kebudaayan Kerajaan Majahpahit?

Jawaban :

Dalam kondisi kehidupan yang aman dan teratur maka suatu masyarakat akan mampu menghasilkan karya-karya budaya yang bermutu tinggi. Hasil budaya Majapahit dapat dibedakan sebagai berikut.

1) Candi

Banyak candi peninggalan Majapahit, seperti Candi Penataran (diBlitar), Candi Brahu, Candi Bentar (Waringin Lawang), Candi BajangRatu, Candi Tikus, dan bangunan-bangunan kuno lainnya, seperti Segaran dan Makam Troloyo (di Trowulan).

2) Kesusanteran Zaman Majapahit bidang sastra sangat berkembang. Hasil sastranya dapat dibagi menjadi zaman Majapahit Awal dan Majapahit Akhir.

a) Sastra Zaman Majapahit Awal

(1) Kitab Negarakrtagama, karangan Empu Prapanca. Isinya tentang keadaan kota Majapahit, daerah-daearah jajahan, danperjalananan Hayam Wuruk keliling ke daerah-daerah.

( 2) Kitab Sotasoma, karangan Empu Tantular. Di dalam kitab ini terdapat ungkapan yang berbuny "Bhinneka tunggal ika tanana dharma mangrawa" yang kemudian dipakai sebagai motto negara kita.

(3) Kitab Arjunawijaya karangan EmpuTantular. Isinya tentang Raksasa yang dikalahkan oleh Arjuna Sasrabahu.

(4) Kitab Kunjarakarna, tidak diketahui pengarangnya.

b) Sastra Zaman Akhir Majapahit

(1) Kitab Pararaton, isinya menceritakan riwayat raja-raja Singasari dan Majapahit.

(2) Kitab Sudayana, isinya tentang Peristiwa Bubat.

(3) Kitab Sorandakan, isinya tentang pemberontakan Sora.

(4) Kitab Ranggalawe, isinya tentang pemberontakan Ranggalawe.

(5) Kitab Panjiwijayakrama, isinya riwayat R.Wijaya sampaidengan menjadi Raja Majapahit.

ke Pulau Jawa oleh Dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa.

Pedoman Penskoran sebagai berikut : Setiap nomor : Benar Sempurna, Skor = 4 Benar, Skor = 3 Sebagian , Skor = 2 Salah , Skor = 1 Tidak Menjawab , Skor = 0 Nilai = Skor Perolehan x 100

Skor Total

Buatlah satu laporan tertulis mengenai Kerajaan Maritim pada Masa Hindu – Buddha yaitu Kerajaan Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, Mataram kuno dan Kediri dalam sistem pemerintahan, sosial ekonomi dan kebudayaanya. Serta pengaruh kerajaan maritim pada masa Hinddu – Buddha bagi kehidupan masyrakat Indonesia pada masa kini.

3. laporan berbentuk karangan ilmiah sejarah populer 4. Panjang artikel antara 500- 600 kata

5. Laporan mengikuti sistematika umum dengan menyertakan sub judul.

6. Draf laporan akan diprsentasikan terlebih dahulu dihadapan guru dan teman lain untuk mendapatkan masukan.

7. Draf laporan wajib direvisi sesuai masukan dan disempurnakan dengan menuliskan kesimpulan dari kelompok pada paragraf terakhir laporan.

Pedoman Penilaian sebagai berikut :

No Aspek / Indikator Skor

1. Laporan tertulis yang disajikan sesuai dengan fokus kajian kelompok yang telah ditentunkan(

Sangat tepat = 5, tepat = 4, kurang tepat = 3, tidak tepat = 2, sangat tidak tepat = 1, tidak ada = 0)

1- 5

2 . Laporan tertulis menggunakan referensi (Sangat lengkap = 5, lengkap = 4, kurang lengkap = 3. Tidak lengkap = 2, sangat tidak lengkap = 1, tidak ada = 0)

1- 5

3. Informasi dan analisis yang diungkapkan dalam laporan tertulis ( sangat akurat = 5, akurat= 4, kurang akurat= 3, tidak akurat = 2, sangat tidak akurat = 1, tidak ada = 0)

1-5

4. Penggunaan bahasa sesuai dengan kaidah buku(sangat lengkap =5, lengkap = 4, kurang

lengkap =3, tidak lengkap =2, sangat tidak lengkap

81- 100 Sangat Tinggi A

61 – 80 Tinggi B

41- 60 Sedang C

21- 40 Rendah D

0- 20 Sangat Rendah E

a. Kehidupan Politik

Kerajaan Kutai yang berlokasi di hulu Sungai Mahakam, Kalimantan Timur adalah kerajaan bercorak Hindu pertama di Nusantara. Sumber utama Kerajaan Kutai ialah tujuh buah batu bertulis yang disebut yupa.Yupa itu ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Yupa itu diperkirakan ditulis pada tahun 400M ( abad ke-5 M ). Dari yupa itu dapat diketahui bahwa raja yang memerintah ialah Mulawarwan, anak Aswawarman,dan merupakan cucu Kudungga. Disebutkan pula dalam yupa itu bahwa Raja Mulawarman memberikan

hadiah 1.000 ekor lembu kepada kaum brahmana.Selain itu, disebutkan pula bahwa Aswawarman adalah wangsakarta (pendiri dinasti).

b. Kehidupan Sosial Ekonomi

Dilihat dari letak Kerajaan Kutai pada jalur perdagangan dan pelayaran antaraBarat dan timur maka aktivitas perdagangan tampaknya menjadi mata pencaharian yang utama.

Rakyat Kutai sudah aktif terlibat dalam perdagangan internasional dan tentu saja mereka berdagang pula sampai ke perairan Laut Jawa dan Indonesia Timur untuk mencari barang-barang dagangan yang laku di pasaran Internasional. Dengan demikian, Kutai telah termasuk daerah

persinggahan perdagangan internasional, yaitu Selat Malaka–Laut Jawa–Selat Makasar–

Kutai-–Cina, atau sebaliknya.

c. Kehidupan Kebudayan

Kehidupan kebudayaan masyarakat Kutai erat kaitannya dengan kepercayaan/agama yang dianut. Yupa merupakan salah satu hasil budaya masyarakat Kutai, yaitu tugu batu yang merupakan warisan nenek moyang bangsa Indonesia dari zaman Megalitikum, yakni bentuk menhir. Salah satu yupa itu menyebutkan suatu tempat suci dengan nama Waprakeswara (tempat pemujaan Dewa Siwa). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kutai adalah pemeluk agama Siwa.

2. Kerajaan Tarumanegara a. Kehidupan Politik

Kerajaan Tarumanegara diduga terletak di Bogor, Jawa Barat yang merupakan kerajaan Hindu tertua kedua di Indonesia. Sumber-sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara dapat dibagi menjadi dua, seperti berikut.

1) Berita dari Cina Zaman Dinasti Tang

Berita dari Cina menyebutkan adanya Kerajaan To-lo-mo (Tarumanegara) mengirimkan utusan ke Cina pada tahun 528, 538, 665, dan 666M.

2) Prasasti-Prasasti di Jawa Barat

d) Prasasti Pasir Awi atau Pasir Muara (Bogor;

e) Prasasti Tugu (Cilincing,Tanjuk Priok,Jakarta).;

f ) Prasasti Lebak (BantenSelatan).

Ketujuh prasasti tersebut berbahasa Sansekerta dan huruf Pallwa.

b. Kehidupan Sosial Ekonomi

Gomati yang panjangnya 6112 tombak (12 km) dan selesai dikerjakan dalam waktu 21 hari. Selesai penggalian, Raja Purnawarman mengadakan selamatan dengan memberikan hadiah 1.000 ekor sapi kepada para brahmana. Pembangunanitu mempunyai arti ekonomis bagi rakyat karena dapat dipergunakan sebagai sarana pengairan dan pencegahan banjir.

Dengan

demikian, rakyat akan hidup makmur, aman dan sejahtera. Di samping Saluran Gomatim dalamPrasasti Tugu juga disebutkan adanya penggalian.

c. Kehidupan Kebudayan

Dilihat dari teknik dan cara penulisan huruf-huruf pada prasasti-prasasti yang ditemukan sebagai bukti keberadaan Kerajaan Tarumanegara maka dapat diketahui bahwa kehidupan kebudayaan masyarakat pada masa itu sudah tinggi.

3. Kerajaan Sriwijaya a. Kehidupan Politik

Menurut sumber berita Cina yang ditulis oleh I-Tsing dinyatakan bahwa Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke- 7 M. Berdasarkan Prasasti Ligor, pusat pemerintahan Sriwijaya di Muara Takus, yang kemudian dipindahkan ke Palembang. Kerajaan Sriwijaya kemudian muncul sebagai kerajaan besar di Asia Tenggara. Perluasan wilayah dilakukan dengan menguasai Tulang Bawang Lampung), Kedah, Pulau Bangka, Jambi, Tanah Genting Kra dan Jawa (Kaling dan Mataram Kuno). Dengan demikian, Kerajaan Sriwijaya bukan lagi merupakan kerajaan senusa (kerajaan yang berkuasa atas satu pulau saja ) melainkan merupakan negara antarnusa (negara yang berkuasa atas beberapa pulau) sehingga Sriwijaya merupakan negara nasional pertama di Indonesia.

b. Kehidupan Sosial Ekonomi

Sriwijaya berhasil menguasai Selat Malaka yang merupakan urat nadi perdagangan di Asia Tenggara sehingga menguasai perdagangan nasional dan internasional. Hal ini didukung letaknya yang strategis di jalur perdagangan India–Cina. Penguasaan Sriwijaya atas Selat Malaka mempunyai arti penting terhadap perkembangannya sebagai kerajaan maritim sebab banyak kapal-kapal asing yang singgah untuk menambah air minum, perbekalan makanan, dan melakukan aktivitas perdagangan. Sriwijaya sebagai pusat perdagangan mendapatkan keuntungan yang besar dari aktivitas itu.

c. Kehidupan Kebudayaan

Dalam bidang agama, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat agama Buddha yang penting di Asia Tenggara dan Asia Timur. Agama Buddha yang berkembang di Sriwijaya ialah aliran Mahayana dengan salah satu tokohnya yang terkenal ialah Dharmakirti. Para peziarah agama Buddha sebelum ke India harus tinggal di Sriwijaya. Di antaranya ialah I' Tsing. Sebelum menuju ke India ia mempersiapkan diri dengan mempelajari bahasa Sanskerta selama enam bulan (1671). Begitu pula ketika pulang dari India, ia tinggal selama empat tahun (681–685) untuk menerjemahkan agama Buddha dari bahasa Sanskerta ke bahasa Cina. Disamping itu juga ada pendeta dari Tibet, yang bernama Atica yang datang dan tinggal di Sriwijaya selama 11 tahun (1011 1023) dalam rangka belajar

Dalam bidang agama, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat agama Buddha yang penting di Asia Tenggara dan Asia Timur. Agama Buddha yang berkembang di Sriwijaya ialah aliran Mahayana dengan salah satu tokohnya yang terkenal ialah Dharmakirti. Para peziarah agama Buddha sebelum ke India harus tinggal di Sriwijaya. Di antaranya ialah I' Tsing. Sebelum menuju ke India ia mempersiapkan diri dengan mempelajari bahasa Sanskerta selama enam bulan (1671). Begitu pula ketika pulang dari India, ia tinggal selama empat tahun (681–685) untuk menerjemahkan agama Buddha dari bahasa Sanskerta ke bahasa Cina. Disamping itu juga ada pendeta dari Tibet, yang bernama Atica yang datang dan tinggal di Sriwijaya selama 11 tahun (1011 1023) dalam rangka belajar

Dokumen terkait