• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengakuan iman juga memiliki kepentingan apologetis langsung

Keempat pengakuan iman ditulis secara khusus untuk memerangi bidat-bidat yang sudah muncul pada abad-abad awal gereja. Bahkan para pelopor Pengakuan Iman Rasuli secara tidak langsung menentang bidat-bidat kristologis mula-mula (Ebionisme, Gnos-tisisme, lih. bab 9.). Bapa-bapa gereja, sebagian besar merumus-kan Pengakuan Iman Nicea untuk mengatasi bidat Arianisme yang menyangkal keilahian mutlak Yesus Kristus dengan membuat-Nya hanya sebagai ciptaan Allah. Arianisme masih tampak dewasa

ini di dalam teologi Saksi-Saksi Yehova, Kristadelfian, dan Iglesia

ni Cristo.

Kredo Athanasius menetapkan doktrin Kristen tentang Trinitas (tritunggal), dan menolak politeisme (kepercayaan kepada lebih dari satu allah) dan modalisme (kepercayaan bahwa Allah itu esa/ satu, hanya cara berekspresi-Nya yang bisa berubah-ubah). Poli-teisme dapat disaksikan sekarang di dalam Mormonisme, dan modalisme hidup di United Pentecostal Church (hanya ada Yesus). Kredo Kalsedon menetapkan standar teologis normatif tentang dua natur Yesus Kristus (sebagai Allah dan manusia) sehingga menolak berbagai bidat kristologis (seperti Monofisitisme, dok-trin yang menyatakan bahwa hanya ada satu natur di dalam diri Kristus, sebuah kepercayaan yang masih dianut oleh Gereja Koptik). Secara teologis, tidak ada yang baru di bawah matahari; dan dalam mengatasi bidat-bidat kuno, kredo-kredo ini berbicara dengan jelas kepada sekte-sekte bidat masa kini (lih. bab 5 dan 9 tentang Trinitas dan inkarnasi).

Oleh sebab itu, kaum apologet masa kini dapat belajar banyak dari kredo-kredo dan peristiwa-peristiwa di seputar perumusan-nya (sebagai contoh, bagaimana mempertahankan doktrin-doktrin esensial semacam Trinitas, inkarnasi, dan kebangkitan Kristus).

Perlawanan terhadap Pengakuan Iman

Sebagian umat Kristen sama sekali menentang penggunaan pengakuan iman. Ungkapan “Tidak ada kredo selain Kristus” dan “Tidak ada kitab selain Alkitab” muncul di tengah banyak kelompok Kristen tertentu di Amerika pada abad XIX dan awal abad XX. Kekhawatiran mereka adalah bahwa kredo-kredo itu, entah bagaimana, dapat memudarkan penyataan Alkitab tentang Kristus. Namun, ada empat hal singkat yang harus dipertimbangkan. Pertama, ada pernyataan tegas bahwa seseorang tidak memiliki kredo selain Kristus. Namun, pernyataan itu sendiri adalah sebuah “kredo,” sebuah pengakuan iman pribadi. Pernyataan kredo memang sulit dihindari. Kedua, pengakuan iman muncul di Alkitab dan digunakan oleh para rasul. Ketiga, pengakuan iman memi-liki fungsi yang sangat penting dalam mengidentifikasi dan menjelas-kan keyakinan. Keempat, tidak mempunyai pernyataan yang resmi dan

tertulis tentang keyakinan seseorang dapat menjadi masalah. Ada banyak kelompok dapat dengan mudah menyembunyikan pandangan doktrin mereka yang menyimpang, dan keyakinan yang tidak tertulis itu dapat membuka kesempatan bagi munculnya penafsiran-penafsiran Alkitab yang subjektif dan tidak sehat.

Umat Kristen dari gereja-gereja yang tanpa kredo atau tanpa peng-akuan iman kadang-kadang mengungkapkan keprihatinan yang logis bahwa pengucapan kredo dapat menggantikan iman yang dinamis dan bersifat pribadi kepada Yesus Kristus. Meskipun pengakuan iman dapat disalahgunakan dalam hal ini, pengucapan kata-kata yang dihafalkan, betapapun pentingnya itu, tidak memiliki efek menyelamatkan selain hanya membuat hati kita berakar di dalam iman dan keyakinan yang benar. Alister E. McGrath menjawab keprihatinan ini dengan meya-kinkan:

Pengakuan iman bukanlah, dan tidak pernah dimaksudkan, untuk menggantikan iman pribadi. Pengakuan iman berusaha untuk memberi prinsp pada iman pribadi yang sudah ada. Anda tidak bisa menjadi orang Kristen hanya dengan mengucapkan pengakuan iman. Sebaliknya, pengakuan iman memberikan ringkasan yang bermanfaat tentang poin-poin utama iman Anda.8

Deskripsi Dasar Pengakuan Iman

Pengakuan Iman Rasuli: Sebagai pengakuan iman yang tersingkat

dan paling sederhana dari keempat pengakuan iman yang ada, Pengakuan Iman Rasuli merupakan kredo yang paling diterima secara meluas dan paling banyak digunakan—baik di masa kini maupun di masa lampau. Meskipun tidak benar-benar ditulis oleh para rasul, dalam bentuknya yang lebih awal dan lebih singkat (pada akhir abad II), pengakuan iman ini disebut “Kredo Romawi Kuno.” Pengakuan iman ini mencapai ben-tuknya yang sekarang pada abad VIII M. Dengan berfokus pada Trinitas, pengakuan iman ini memiliki tiga bagian yang mengakui keterlibatan tiga Pribadi Allah dalam penebusan manusia. Pengakuan Iman Rasuli yang digunakan oleh umat Katolik dan Protestan ini sering berfungsi sebagai peneguhan pengakuan iman selama ibadah Kristen.

Pengakuan Iman Nicea: Meskipun lebih panjang dan memiliki lebih

banyak bahasa teknis teologis daripada Pengakuan Iman Rasuli, kredo ini memiliki fokus dasar yang sama dan berisi muatan doktrin yang sama. Meskipun tidak berasal langsung dari Konsili Nicea (325 M), Pengakuan Iman Nicea menekankan kesetaraan penuh Sang Anak dengan Allah Bapa sehingga menyangkal bidat Arianisme yang berpengaruh (yang melihat Kristus sebagai ciptaan Allah). Gereja-gereja Katolik, Ortodoks, dan Anglikan secara signifikan menggunakan pengakuan iman yang klasik ini.

Kredo Athanasius: Meskipun tidak ditulis oleh bapa gereja Yunani

(Athanasius [yang namanya dipakai untuk nama kredo]) yang hidup pada abad IV, pengakuan iman ini muncul sekitar abad V. Kredo ini adalah pengakuan iman yang isinya paling panjang dan paling filosofis dari semua kredo yang ada, dengan empat puluh pasal individual. Kredo Athanasius secara eksplisit dan resmi menetapkan doktrin ortodoks mengenai Tri-nitas dan inkarnasi. Kredo ini tidak diterima oleh gereja-gereja Ortodoks Timur.

Kredo Kalsedon: Pernyataan teologis teknis ini, yang meletakkan

parameter teologis tentang Kristologi ortodoks, dikeluarkan oleh Konsili Kalsedon pada tahun 451 M. Kredo Kalsedon tetap merupakan pernya-taan definitif tentang dua natur Yesus Kristus (sebagai Allah dan manusia).

Sebuah Sumber yang Berharga

Kebijaksanaan kolektif sejarah Kristen, yang dirumuskan di dalam kredo-kredo ekumenis kuno, menyediakan sumber yang kaya dan abadi untuk masa kini, terutama dalam ilmu teologi dan apologetika. “Keang-kuhan kronologis” (istilah yang diciptakan oleh C. S. Lewis untuk asumsi bahwa orang-orang yang hidup pada masa sekarang memiliki wawasan lebih luas daripada orang-orang yang hidup pada masa lampau) kerap membutakan orang-orang Kristen zaman sekarang untuk mengakui bahwa banyak atau sebagian besar teolog, filsuf, dan apologet agama Kristen yang terbesar justru hidup pada masa lampau.9 Bertentangan dengan pesan yang terlalu sering terdengar di gereja-gereja masa kini, doktrin dan teologi sangat penting untuk pertumbuhan rohani seseo-rang dan dapat memberikan landasan Alkitab yang sangat dibutuhkan untuk tetap bertahan.

Pertanyaan Diskusi

1. Mengapa sebuah kajian tentang sejarah Kristen sangat penting? 2. Masalah-masalah apakah di zaman sekarang yang ada dalam gereja yang mungkin dapat dibantu dengan penelitian serius terhadap kredo-kredo Kristen kuno?

3. Apa hubungan antara kredo-kredo kuno dan Alkitab?

4. Bagaimana studi tentang tentang doktrin dan teologi itu dapat menjadi sangat penting untuk pertumbuhan rohani?

5. Bagaimana studi tentang kredo dapat membantu penginjilan dan apologetika?

Untuk Studi Lebih Lanjut

Bowman, Robert M., Jr. Orthodoxy and Heresy (Grand Rapids: Baker, 1992). Bray, Gerald. Creeds, Councils and Christ (Ross-shire, UK: Mentor, 1984). Brown, Harold O. J. Heresies (Garden City, NY: Doubleday, 1984). Kelly, J. N. D. Early Christian Creeds (London: Harlow, 1972).

McGrath, Alister E. I Believe: Understanding and Applying the Apostles’ Creed (Grand Rapids: Zondervan, 1991).

Pengakuan Iman Ekumenis Umat Kristen

Pengakuan Iman Rasuli

Aku percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa, pencipta langit dan bumi.

Aku percaya akan Yesus Kristus, Putra-Nya yang tunggal, Tuhan kita, yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria; yang menderita sengsara dalam pemerintahan Pontius Pilatus disalibkan, wafat, dan dimakamkan; yang turun ke tempat penantian pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati.

Yang naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang maha-kuasa; dari situ Ia akan datang mengadili orang yang hidup dan yang mati.

Aku percaya akan Roh Kudus, Gereja katolik yang kudus, perse-kutuan para kudus, pengampunan dosa, kebangkitan badan, kehidupan kekal. Amin.10

Pengakuan Iman Nicea

Aku percaya akan satu Allah, Bapa yang mahakuasa, pencipta langit dan bumi, dan segala sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan.

Dan akan satu Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang tunggal. Ia lahir dari Bapa sebelum segala abad, Allah dari Allah, Terang dari Terang, Allah benar dari Allah benar. Ia dilahirkan, bukan dijadikan, sehakikat dengan Bapa; segala sesuatu dijadikan oleh-Nya. Ia turun dari surga untuk kita manusia dan untuk keselamatan kita. Ia dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria, dan menjadi manusia. Ia pun disalibkan untuk kita, waktu Pontius Pilatus; Ia menderita sampai wafat dan dimakamkan. Pada hari ketiga Ia bangkit menurut Kitab Suci. Ia naik ke surga, duduk di sisi Bapa. Ia akan kembali dengan mulia, meng-adili orang yang hidup dan yang mati, kerajaan-Nya takkan berakhir.

Aku percaya akan Roh Kudus, Ia Tuhan yang menghidupkan; Ia ber-asal dari Bapa dan Putra; Yang serta Bapa dan Putra, disembah dan dimu-liakan; Ia bersabda dengan perantaraan para nabi. Aku percaya akan Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik. Aku mengakui satu pembaptisan akan pengampunan dosa. Aku menantikan kebangkitan orang mati dan hidup di akhirat. Amin.11

Kredo Athanasius

Barangsiapa ingin diselamatkan,

harus memegang iman katolik di atas segalanya.

Jika seseorang tidak menjaganya dengan jujur dan murni, dia akan binasa.

Iman katolik yaitu:

Kita menyembah satu Allah dalam Tritunggal dan tritunggal dalam satu,

tanpa mencampur pribadi-pribadi tanpa memisahkan hakikat. Sebab pribadi Bapa adalah lain, pribadi Putra adalah lain, pribadi Roh Kudus adalah lain.

Tetapi ke-Allahan Bapa, Putra dan Roh Kudus satu,

Sedemikian Bapa, demikian juga Putra dan demikian juga Roh Kudus. Bapa tidak diciptakan,

Putra tidak diciptakan,

dan Roh Kudus tidak diciptakan; Bapa tidak terhingga,

Putra tidak terhingga,

dan Roh Kudus tidak terhingga; Bapa adalah kekal,

Putra adalah kekal,

dan Roh Kudus adalah kekal;

Meskipun demikian tidak ada tiga yang kekal; tetapi satu yang kekal.

Tidak ada tiga yang tidak diciptakan dan yang tidak terhingga; tetapi satu yang tidak diciptakan dan satu yang tidak terhingga. Demikian juga Bapa mahakuasa,

Putra mahakuasa,

dan Roh Kudus mahakuasa.

Meskipun demikian tidak ada tiga yang mahakuasa; tetapi satu yang mahakuasa.

Demikian juga Bapa adalah Allah, Putra adalah Allah,

dan Roh Kudus adalah Allah;

Meskipun demikian tidak ada tiga Allah; tetapi satu Allah.

Demikian juga Bapa adalah Tuhan, Putra adalah Tuhan,

dan Roh Kudus adalah Tuhan.

Meskipun demikian tidak ada tiga Tuhan; tetapi satu Tuhan.

Seperti kita diperintahkan oleh kebenaran Kristen untuk menyebut setiap pribadi

adalah Allah dan Tuhan,

demikian juga kita dilarang oleh iman katolik untuk mengatakan ada tiga Allah dan Tuhan.

Bapa tidak dijadikan siapapun dan tidak diciptakan dan tidak dilahirkan.

Putra tidak dijadikan dan tidak diciptakan; Ia dilahirkan dari Bapa sendiri.

Roh Kudus tidak dijadikan dan tidak diciptakan; Ia proses dari Bapa dan Putra.

Maka ada satu Bapa, bukan tiga Bapa; satu Putra, bukan tiga Putra;

dan satu Roh Kudus bukan tiga Roh Kudus.

Dan dalam Tritunggal tidak ada yang lebih dahulu atau kemudian, tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah;

tetapi mereka keseluruhan adalah tiga pribadi sama kekal dan sama derajatnya dengan yang lain. Sehingga di dalam segalanya, seperti dinyatakan di atas,

kita harus menyembah Tritunggal mereka dalam kesatuan mereka dan kesatuan dalam Tritunggal mereka.

Barangsiapa ingin diselamatkan

harus demikian kepercayaannya mengenai Tritunggal. Tetapi ini penting bagi keselamatan kekal,

bahwa memercayai pada satu inkarnasi dari Tuhan kita Yesus Kristus dengan setia. Iman yang benar:

Karena itu yang kita percaya dan mengakui bahwa Tuhan kita, Yesus Kristus, Putra Allah, adalah Allah dan manusia, yang sama. Dia adalah Allah dari hakikat Bapa-Nya, dilahirkan sebelum segala zaman;

dan Dia adalah manusia dari hakikat ibu-Nya, dilahirkan di dalam zaman;

Allah sempurna dan manusia sempurna, dengan jiwa berakal dan tubuh manusiawi; setara dengan Bapa dalam ke-Allahan-Nya, lebih rendah dari Bapa dalam kemanusiaan-Nya. Meskipun Dia adalah Allah dan manusia, Dia Kristus bukan dua tetapi satu, bagaimanapun Dia satu,

bukan dengan mengubah ke-Allahan-Nya menjadi daging, tetapi dengan mengenakan kemanusiaan-Nya dalam ke-Allahan.

Dia satu,

bukan dengan mencampur hakikat, tetapi dengan kesatuan pribadi.

Seperti jiwa berakal dan tubuh adalah satu manusia, demikian juga Allah dan manusia adalah satu Kristus. Dia menderita sengsara untuk keselamatan kita; turun ke tempat penantian;

Dia bangkit dari kematian; Dia naik ke surga;

dan Dia duduk di sebelah kanan Allah Bapa;

dari sana Dia akan datang untuk mengadili orang hidup dan mati. Pada hari kedatangan-Nya semua orang akan bangkit dengan

badannya

dan mereka akan mempertanggungjawabkan perbuatan mereka masing-masing.

Bagi yang telah berbuat baik akan masuk ke dalam kehidupan kekal, dan yang telah berbuat jahat akan masuk ke dalam api yang kekal. Inilah iman katolik:

barangsiapa tidak menjaganya dengan setia dan teguh, dia tidak dapat diselamatkan.12

Kredo Kalsedon

Kita semua dengan satu suara mengakui bahwa Tuhan kita Yesus Kristus adalah satu dan Sang Anak, yang sempurna dalam keilahian dan kemanusiaan, Allah sejati dan manusia sejati, yang terdiri atas jiwa yang rasional dan tubuh, yang menjadi satu substansi dengan Bapa dalam kaitan dengan keilahian-Nya, dan menjadi satu substansi dengan kita dalam kaitan dengan kemanusiaan-Nya, dan seperti kita dalam segala hal kecuali dalam hal keberdosaan (Ibr. 4:15). Yesus berasal dari Bapa sebelum ada zaman dalam kaitannya dengan keilahian-Nya, dan kemudian lahir dari Perawan Maria, ibu dari Allah. Hidup-Nya adalah bagi kita dan untuk keselamatan kita. Dalam kaitannya dengan manusia, Dia adalah satu, Kristus, Sang Anak, Tuhan, Putra tunggal, yang harus diakui dalam dua natur, tanpa kekeliruan, tanpa perubahan, tanpa pembagian, dan tanpa pemisahan. Perbedaan natur sama sekali tidak dihapuskan karena persatuan ini, tetapi justru ciri-ciri masing-masing natur dipeli-hara, dan bertindak bersamaan menjadi satu Pribadi dan satu kesatuan

Ilahi. Jadi, Kristus tidak seolah-olah dipisahkan atau dibagi menjadi dua sosok manusia, Dia tetap satu dan Allah Anak satu-satunya, Sang Firman, Tuhan, Yesus Kristus. Dia sama seperti yang sejak awal dikatakan oleh para nabi tentang Dia, dan yang diajarkan oleh Tuhan kita Yesus Kristus kepada kita, dan yang diturunkan kepada kita melalui kredo para Bapa gereja.13

77

TIGADAN SATU?

Doktrin Trinitas . . . adalah kebenaran bagi hati. Fakta bahwa doktrin ini tidak bisa dijelaskan secara memuaskan, tidak bertentangan dengan doktrin itu sendiri, melainkan justru mendukungnya. Kebenaran semacam itu harus diberi-takan, tak seorang pun dapat membayangkannya.

––A. W. Tozer, The Knowledge of the Holy

Bapalah yang mengutus Anak untuk berkorban menggantikan kita. Anaklah yang memenuhi tuntutan yang adil dan menenangkan murka Bapa. Roh Kudus-lah yang datang ke dalam hati kita dan memberi kita iman untuk berseru: “Ya Abba, ya Bapa” sebagai anak-anak angkat Allah.

––Gerald Bray, The Doctrine of God

P

andangan tentang Trinitas mengganggu banyak orang. Kelompok Saksi-saksi Yehova menolaknya:

Menyembah Allah menurut ketentuan-Nya berarti menolak doktrin Trinitas. Doktrin ini bertentangan dengan apa yang dipercayai dan diajarkan oleh para nabi, Yesus, para rasul, dan umat Kristen mula-mula. Doktrin ini bertentangan dengan apa yang Allah katakan tentang diri-Nya dalam firman yang diinspirasikan-Nya sendiri.1

Al Qur’an menolaknya:

Orang-orang kafirlah yang berkata, “Allah adalah satu dari tiga.” Allah itu hanya ada satu. Jika mereka tidak berhenti mengatakan hal itu, orang-orang kafir itu akan dihukum dengan berat.2

Konsep Trinitas bahkan membingungkan Thomas Jefferson: Kalau kita mengakhiri jargon aritmatika Trinitas yang tidak dapat dimengerti, bahwa tiga adalah satu, dan satu adalah tiga; . . . dan [sic] kembali pada ajaran murni dan sederhana yang [Yesus] tanamkan, maka kita akan sungguh-sungguh layak menjadi murid-murid-Nya.3 Apakah Allah benar-benar bisa menjadi tiga dan satu pada saat yang bersamaan? Apa artinya itu dan mengapa orang harus bersusah payah untuk memahami konsep aneh seperti itu?

Doktrin Kristen yang esensial tentang Trinitas memungkinkan makhluk ciptaan mengintip sedikit ke jendela natur dan kepribadian Allah yang tidak terbatas. Trinitas merupakan salah satu ajaran yang paling khas dari semua ajaran Kristen, yang membedakan agama Kristen dari semua agama lainnya, termasuk agama monoteistis lainnya (seperti Yudaisme dan Islam). Karena pandangan Kristen tentang Allah itu unik, misterius, dan ajaib bagi pikiran yang terbatas, maka pandangan ini kerap disalahmengerti dan disalahtafsirkan. Meneliti apa yang diajarkan oleh kekristenan historis tentang Trinitas dan menjawab beberapa pertanyaan kritis tentang asal usul, perkembangan, kejelasan, hubungan, dan pentingnya pandangan itu, dapat membantu memperbaiki kesalah-pahaman ini dan melenyapkan kebingungan.

Sejarah Doktrin Kristen tentang Trinitas

Kredo Athanasius, yang terpanjang dan paling filosofis dari kredo-kredo ekumenis kuno, menetapkan doktrin ortodoks mengenai Trinitas dalam kata-kata berikut:

Kita menyembah satu Allah dalam Tritunggal dan tritunggal dalam satu; tanpa mencampur pribadi-pribadi, tanpa memisahkan hakikat. Sebab pribadi Bapa adalah lain; pribadi Putra adalah lain; pribadi Roh Kudus adalah lain; tetapi Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus satu, dan sama dalam kemuliaan, dan kehormatan yang sama dan kekal . . .

Demikian juga Bapa adalah Allah, Putra adalah Allah, dan Roh Kudus adalah Allah; meskipun demikian tidak ada tiga Allah tetapi satu Allah.

Demikian juga Bapa adalah Tuhan, Putra adalah Tuhan, dan Roh Kudus adalah Tuhan; meskipun demikian tidak ada tiga Tuhan tetapi satu Tuhan.

Seperti kita diperintahkan oleh kebenaran kristen untuk menyebut setiap pribadi adalah Allah dan Tuhan, demikian juga kita dilarang oleh iman katolik untuk mengatakan ada tiga Allah dan Tuhan.4

Kata “Trinitas” mengacu pada “tiga kesatuan” (tiga dalam satu), yang hendak menyampaikan kebenaran alkitabiah bahwa ada pluralitas dalam kesatuan natur Allah (satu Allah dalam tiga “pribadi”). Doktrin Tritunggal (atau trinitas Allah) harus dipahami dengan benar dalam konteks yang lebih luas dari pandangan teistis Kristen tentang Allah.5 Allah yang diung-kapkan di dalam Alkitab (dan yang kemudian dijelaskan di dalam kredo-kredo kuno dan pengakuan-pengakuan iman umat Kristen) adalah satu-satunya Tuhan yang berdaulat dan agung. Kekristenan yang bersejarah meneguhkan kepercayaan kepada satu Allah yang sangat sempurna, kekal, dan bersifat pribadi (atau superpersonal)—Pencipta transenden dan Pemelihara yang berdaulat atas alam semesta. Allah yang satu ini Tritunggal. Dia ada sepanjang masa dan sekaligus merupakan tiga pribadi yang berbeda dan dapat dibedakan (meskipun tidak dapat dipisahkan): Bapa, Anak, dan Roh Kudus.

Ketiga pribadi dalam ketuhanan-Nya, atau keilahian-Nya memiliki satu natur Ilahi yang sama dan utuh. Oleh sebab itu, ketiganya adalah Allah yang sama—sama kedudukannya dalam karakteristik, natur, dan kemuliaan. Allah telah mengungkapkan diri-Nya sebagai satu dalam esensi dan substansi (keberadaan) namun tiga dalam subsistensi (kepri-badian). Sehubungan dengan apa Allah itu (esensi), Allah hanya ada satu; sehubungan dengan siapa Allah itu (subsistensi), Allah ada tiga. Jadi, secara filosofis, Allah adalah “satu Apa” dan “tiga Siapa.”

Bila disusun dalam struktur kalimat negatif, maka ketiga pribadi itu bukan tiga Allah yang berbeda (triteisme) sebab hal itu akan memisahkan esensi, melainkan hanya satu Allah (monoteisme). Dan juga bukan satu pribadi tunggal (monarkianisme, modalisme) karena hal itu akan men-campuradukkan atau membaurkan pribadi-pribadi itu, melainkan tiga pribadi yang berbeda dan dapat dibedakan (Tritunggal).

Hal-hal Penting mengenai Trinitas

Sepuluh hal berikut ini menyampaikan informasi esensial tentang Trinitas.6 Poin-poin ini akan menjelaskan tentang apa yang disebut Tri-nitas Allah dan apa yang bukan TriTri-nitas Allah.