• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.4. Peraturan-peraturan tentang tinggal bersama tanpa nikah (kohabitasi)

1.5.3. Pengakuan status sebagai ayah

Sejauh wasiat mereka yang menjadi perhatian, Herman dan Annelies sekarang mendapati semuanya berjalan baik, tetapi ada hal-hal lain yang perlu diatur juga. Karena Herman dan Annelies tidak ingin menikah untuk sementara waktu, maka Herman harus mengakui statusnya sebagai ayah dari bayi yang sedang ada dalam kandungan. Sebagaimana telah kita lihat, tidak terjadi hubungan kekeluargaan yang sah secara hukum antara Herman dan bayi berdasarkan hukum yang berlaku. Berdasarkan Pasal 1:2 BW Herman dapat mengakui bayi itu sendiri sebagai anaknya

sebelum kelahirannya.

Biasanya pengakuan terjadi melalui akta yang disusun oleh pihak pendaftar kelahiran, kematian dan perkawinan. Pengakuan juga dapat dilakukan melalui akta notaris, namun dalam praktiknya hal ini sangat tidak umum (Pasal 1:203 BW).

Pengakuan sebagai ayah menciptakan hubungan kekeluargaan yang sah secara hukum antara Herman dan anak pertamanya. Herman kini tidak hanya ayah biologis (dan lahiriah) dari si anak, tapi juga ayah yang sah secara hukum.

Pengakuan sebagai ayah tidak selalu harus dilakukan oleh ayah biologis. Dengan kata lain, ini tidak perlu menjadi tindakan kebenaran. Dalam keadaan tertentu pengakuan atas seorang anak bisa dibatalkan (Pasal 1:205 BW) atas dasar bahwa orang yang mengakui dirinya sebagai ayah bukanlah ayah biologis si anak.

Misalnya, jika setelah mengakui sang bayi sebagai anaknya sendiri, ternyata bahwa Herman bukanlah ayah biologis dari anak tersebut, maka ia bisa membatalkan pengakuan tersebut karena ia telah dibujuk untuk mengakui dirinya sebagai ayah atas dasar kesalahan atau penipuan. Dalam hal ini Herman harus mengajukan permohonan ke pengadilan dalam jangka waktu satu tahun setelah menjadi sadar akan kesalahan atau penipuan.

Dalam keadaan tertentu sebagaimana dimaksud dalam undang-undang tentang Kejaksaan, anak atau ibu juga dapat mengajukan permohonan agar pengakuan dibatalkan.

Tes DNA memainkan peran penting dalam proses yang berkaitan dengan penolakan status sebagai ayah, pembatalan pengakuan sebagai ayah dan pembentukan peradilan atas status ayah. Melalui tes DNA, dapat diketahui dengan probabilitas yang cukup tinggi tentang kepastian apakah orang yang dimaksud adalah ayah biologis dari sang anak atau tidak. Berdasarkan Pasal 194 Rv pengadilan dapat memerintahkan pemeriksaan ahli termasuk uji DNA (untuk tes DNA lihat Bagian 1.1.3).

Herman memutuskan (dengan persetujuan Annelies) untuk mengakui dirinya sebagai ayah dari anaknya sebelum kelahirannya. Pada kesempatan pengakuan tersebut, Herman dan Annelies bersama-sama menyatakan bahwa anak itu akan menanggung nama keluarga Hazewinkel (Pasal 1:5 (2) BW).

1.5.4. Kewenangan sebagai orang tua

Ketika anaknya lahir, Herman dan Annelies tidak memiliki kewenangan bersama sebagai orang tua berdasarkan hukum yang

berlaku; untuk mendapatkan kewenangan ini mereka harus mengambil tindakan. Fakta murni bahwa Herman telah mengakui statusnya sebagai ayah tidak secara otomatis melahirkan kewenangan bersama sebagai orang tua. Menurut hukum, kewenangan bersama sebagai orang tua diberikan secara otomatis hanya bila anak lahir dalam perkawinan atau kehidupan bersama yang terdaftar.

Dalam hal ini tidak ada perkawinan atau pasangan hidup bersama yang terdaftar. Berdasarkan Pasal 1:252 BW Herman dan Annelies harus mendaftar kewenangan bersama mereka sebagai orang tua pada pencatatan tentang kewenangan sebagai orang tua dan perwalian di pengadilan tingkat kecamatan.

Berdasarkan Pasal 1:252 (2) BW, pihak pendaftar dapat menolak pendaftaran untuk kewenangan bersama sebagai orang tua jika pada saat pengajuan permohonan:

a. salah satu dari dua orang tua tidak memiliki kemampuan untuk menjalankan kewenangan sebagai orang tua (lihat Pasal 1:246 BW) b. salah satu dari dua orang tua telah kehilangan atau dipecat dari

kewenangan sebagai orang tua dan orang tua lainnya memiliki kewenangan sebagai orang tua (lihat Bagian 5 dari Titel 14 Buku 1 BW)

c. wali memiliki hak asuh anak

d. tidak ada pengaturan tentang kewenangan sebagai orang tua atas anak itu

e. orang tua yang memiliki kewenangan sebagai orang tua atas anak itu memiliki kewenangan bersama sebagai orang tua dengan seorang individu lain (Pasal 1:253t BW dst.).

Seandainya Annelies menolak untuk bekerja sama untuk pendaftaran kewenangan bersama sebagai orang tua pada pencatatan kewenangan sebagai orang tua dan hak asuh, maka Herman kemudian dapat meminta pengadilan untuk memberinya kewenangan bersama sebagai orang tua (Pasal 1:253 c (1) BW). Kemungkinan ini hanya ada sejak 28 Februari 2009. Sebelum itu, Herman sudah tergantung pada kerja sama Annelies untuk mendapatkan kewenangan bersama sebagai orang tua.

Pengadilan dapat menghentikan kewenangan bersama sebagai orang tua dari Herman dan Annelies atas permohonan mereka atau atas permohonan oleh salah satu dari mereka jika keadaan kemudian berubah. Dalam hal itu, pengadilan akan menentukan mana dari orang tua akan memiliki kewenangan sebagai orang tua sejak saat itu dan seterusnya, demi kepentingan terbaik anak. Kriteria pertama yang akan pengadilan pertimbangkan dalam memutuskan apakah akan mengabulkan

permohonan adalah apakah ada risiko yang tidak dapat diterima yaitu anak menjadi hilang atau terjebak di antara orang tua dan tidak dapat diharapkan bahwa situasi ini akan cukup berubah di masa mendatang. Kriteria ini dikenal sebagai “kriteria terjebak di antara”. Ini adalah kodifikasi dari sebuah kriteria yang dirumuskan oleh Mahkamah Agung Belanda (HR 10 September 1999, NJ 2000, 20). Permohonan juga dapat dikabulkan jika mengubah kewenangan sebagai orang tua diperlukan demi kepentingan anak dalam hal-hal tertentu (Pasal 1:253n dan 1:251a BW). Jika kewenangan bersama sebagai orang tua dari kedua orang tua yang tidak menikah satu sama lain telah disahkan atas dasar putusan pengadilan, maka pengadilan juga dapat mengabulkan permohonan jika keputusan dibuat berdasarkan informasi yang salah atau tidak lengkap (Pasal 1: 253n BW). Namun, orang tua yang telah kehilangan kewenangan sebagai orang tua dapat meminta pengadilan untuk mengembalikan kewenangan bersama sebagai orang tua dengan alasan (antara lain) bahwa keadaan telah berubah (Pasal 1:253o BW). Beberapa konsekuensi dari kewenangan sebagai orang tua dibahas dalam Bagian 1.2.