• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN

2.3 Perilaku Konsumen

2.3.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Konsumen membuat banyak keputusan pembelian setiap hari. Kebanyakan perusahaan meneliti keputusan pembelian konsumen secara sangat rinci untuk menjawab pertanyaan tentang apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, berapa banyak, dan mengapa mereka membeli. Perilaku pembelian konsumen (consumer buyer behaviour) mengacu pada perilaku pembelian konsumen akhir−perorangan dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa.

2.3.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Periaku Konsumen

Keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli. Sebagian besar adalah faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable) oleh perusahaan, tetapi harus benar-benar diperhitungkan untuk mengkaji pengaruh-pengaruhnya terhadap perilaku pembelian (Kotler dan Amstrong, 2008 : 159).

1. Faktor Kebudayaan

Faktor-faktor budaya memiliki pengaruh yang paling luas dalam perilaku konsumen. Kebudayaan sendiri memiliki pengertian seperangkat nilai, persepsi, keinginan, dan perilaku dasar yang dipelajari seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga-lembaga kemasyarakatan penting lainnya. Kebudayaan merupakan faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling

mendasar. Perilaku manusia akan sangat dipengaruhi oleh kebudayaan dimana ia bertempat tinggal dan pengaruh tersebut akan terus ada dan terus berubah mengikuti perkembangan zaman.

2. Faktor Sosial

Faktor-faktor sosial yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen diantaranya : kelompok acuan, keluarga, peran dan status dalam masyarakat.

a. Kelompok Acuan

Kelompok acuan seseorang terdiri atas semua kelompok di sekitar individu yang mempunyai pengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap perilaku individu tersebut. Kelompok acuan mempengaruhi pendirian dan konsep pribadi seseorang karena individu biasanya berhasrat untuk berperilaku sama dengan kelompok acuan tersebut.

b. Keluarga

Keluarga sendiri biasanya menjadi sumber orientasi dalam perilaku. Anak akan cenderung berperilaku sama dengan orang tua saat mereka melihat perilaku orang tua mereka mendatangkan manfaat atau keuntungan.

c. Peran dan status dalam masyarakat

Peranan adalah kegiatan yang diharapkan untuk dilakukan mengacu pada orang-orang disekellilingnya. Sedang status adalah pengakuan umum masyarakat sesuai dengan peran yang dijalankan. Setiap individu dan status yang disandangnya akan mempengaruhi perilakunya.

3. Faktor Pribadi

Keputusan individu dalam melakukan pembelian bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor pribadi berbeda-beda antara satu individu dengan individu lainnya.

Faktor-faktor tersebut diantaranya : a. Usia dan Tahap Siklus Hidup

Individu dalam membeli barang atau jasa biasanya disesuaikan dengan perubahan usia mereka. Pola konsumsi yang terbentuk juga berbeda antara individu-individu yang usianya berbeda.

b. Pekerjaan

Pekerjaan individu tentunya ikut mempengaruhi perilaku pembelian individu. Penghasilan yang mereka peroleh dari pekerjaannya itulah yang menjadi determinan penting dalam perilaku pembelian mereka.

c. Gaya Hidup

Gaya hidup merupakan pola kehidupan seseorang sebagaimana tercermin dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup akan sangat mempengaruhi pola tindakan dan perilaku individu.

d. Kepribadian

Kepribadian adalah karakteristik psikologi yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan tetap terhadap lingkungannya.

4. Faktor Psikologi a. Motivasi

Motivasi adalah kebutuhan yang memadai untuk mendorong seseorang bertindak. Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa kebutuhan bersifat biogenis; kebutuhan tersebut muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus, tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan yang lain psikogenis;

kebutuhan tersebut muncul dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa keanggotaan kelompok.

b. Persepsi

Disamping motivasi mendasari seseorang untuk melakukan keputusan pembelian maka akan dipengaruhi juga oleh persepsinya terhadap apa yang diinginkan. Konsumen akan menampakkan perilakunya setelah melakukan persepsi terhadap keputusan apa yang akan diambil dalam membeli suatu produk.

c. Sikap

Selain persepsi akan muncul pula sikap seseorang dalam menilai suatu obyek yang akan diminati dan untuk dimiliki. Sikap sebagai evaluasi yang menyeluruh dan memungkinkn seseorang untuk merespon dengan cara yang menguntungkan atau tidak terhadap obyek yang dinilai.

2.3.3. Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian menurut Kotler (2011:154) adalah sebuah proses yang dilakukan konsumen dalam melakukan pembelian sebuah produk barang ataupun jasa. Pengertian keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan dimana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Sedangkan menurut

Setiadi (2003:16) keputusan pembelian merupakan perilaku konsumen dalam menggunakan atau mengkonsumsi suatu produk.

Menurut Kotler (2011:154), dalam keputusan pembelian, umumnya ada lima peranan yang dilakukan seseorang. Kelima peran tersebut meliputi:

1. Pemrakarsa (Initiator). Initiator adalah orang yang pertama kali menyadari adanya keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu.

2. Pemberi pengaruh (Influencer). Influencer adalah orang yang memberi pandangan, nasihat, atau pendapat sehingga membantu keputusan pembelian.

3. Pengambil keputusan (Decider). Decider adalah orang yang menentukan keputusan pembelian, apakah jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana cara membeli, atau dimana membelinya.

4. Pembeli (Buyer). Buyer adalah orang yang melakukan pembelian secara aktual (nyata).

2.3.4. Proses pengambilan keputusan pembelian

Sumber: Tjiptono (2011:5)

Proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian sebagaimana di gambarkan pada Gambar 2.2, secara rinci tahap- tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pengenalan masalah

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal dalam kasus pertama dari kebutuhan normal seseorang, yaitu rasa lapar, dahaga atau seks meningkat hingga suatu tingkat tertentu dan berubah menjadi dorongan. Atau suatu kebutuhan dapat timbul karena disebabkan rangsangan eksternal seseorang yang melewati sebuah toko roti dan melihat roti yang baru selesai di bakar dapat merangsang rasa laparnya.

2. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Kita dapat membedakan dua tingkat yaitu keadaan tingkat pencarian informasi yang sedang-sedang saja yang disebut perhatian yang meningkat dan pencarian informasi secara aktif dimana ia mencari bahan-bahan bacaan, menelpon teman-temannya dan melakukan kegiatan-kegiatan mencari untuk mempelajari yang lain.

Sumber informasi konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu :

a. Sumber pribadi : Keluarga,teman, tetangga, kenalan

b. Sumber komersil: Iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan dan pameran

c. Sumber umum : Media massa, organisasi konsumen

d. Sumber pengalaman : pernah menangani, menguji dan menggunakan produk

Secara umum konsumen menerima informasi terbanyak dari suatu produk dari sumber-sumber komersial, yaitu sumber-sumber yang didominasi oleh para pemasok. Pada sisi lain, informasi yang paling efektif justru berasal dari sumber-sumber pribadi. Setiap sumber-sumber informasi melaksanakan suatu fungsi yang agak berbeda dalam mempengaruhi keputusan membeli. Informasi komersial umumnya melaksanakan fungsi memberitahu, sedangkan sumber pribadi melaksanakan fungsi legitimasi atau evaluasi.

Karena itu suatu perusahaan harus “menyusun strategi” agar mereknya masuk ke perangkat pengenalan , perangkat pertimbangan dan perangkat pilihan dari calon pembeli.

3. Evaluasi alternatif

Ada beberapa proses evaluasi keputusan. Kebanyakan model dari proses evaluasi keputusan konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu meraka memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional.

Konsumen mungkin mengembangkan seperangkat kepercayaan merek tentang dimana setiap merek berbeda pada cirri masing-masing. Kepercayaan merek menimbulkan citra merek.

4. Keputusan membeli

Setelah tahap evaluasi konsumen akan membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai. Kotler dan Armstrong (2008:181) mengartikan keputusan pembelian sebagai keputusan pembeli untuk memilih dan memutuskan untuk membeli produk apa yang disukainya. Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli, yaitu sikap orang lain dan faktor keadaan yang tidak terduga.

5. Perilaku sesudah pembelian

Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidak-puasan. Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pemasar.

Kepuasan atau ketidak-puasan konsumen dengan suatu produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Bila konsumen puas, dia akan menunjukkan probabilitas yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi atau bahkan merekomendasikan produk tersebut kepada orang lain.

2.4. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Nama dan

Tahun

Variabel Judul Penelitian Tekhnik Analisis

Lanjutan

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Nama dan

Tahun

Variabel Judul Penelitian Tekhnik Analisis Sumber: Dari Berbagai Sumber, Diolah Peneliti

2.5. Kerangka Konseptual

Kerangka Konseptual merupakan suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu Erlina (2011:33). Kerangka konseptual akan menjelaskan secara teoritis hubungan antar variabel yang diteliti, yaitu : word of mouth dan citra merek yang merupakan variabel independen dan keputusan pembelian sebagai variabel dependen.

Word of mouth dan citra merek merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengambil keputusan pembelian.

Keputusan pembelian adalah suatu proses penyelesaian masalah yang terdiri dari menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, penilaian sumber-sumber seleksi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian (Kotler dan Amstrong, 2008:179).

Selanjutnya Menurut Lupiyoadi (2006:238), Word of mouth adalah suatu bentuk promosi yang berupa rekomendasi dari mulut ke mulut tentang kebaikan dalam suatu produk. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Word of mouth merupakan komunikasi yang dilakukan oleh konsumen yang telah melakukan pembelian dan menceritakan pengalamannya tentang produk atau jasa tersebut kepada orang lain sehingga secara tidak langsung konsumen tersebut telah melakukan promosi yang dapat menarik minat konsumen lain yang mendengarkan pembicaraan tersebut.

Pada saat word of mouth communication berlangsung biasanya pemberi informasi sangat dipercaya daripada iklan atau pesan penjualan karena pemberi

informasi sudah pernah mengkonsumsi produk tersebut, dengan kata lain pemberi informasi sudah dapat ,menilai produk tersebut berdasarkan apa yang ia rasakan langsung. Pemasaran dari mulut ke mulut ini terjadi disebabkan oleh adanya kebutuhan pemberi dan penerima informasi. Penerima informasi akan menggunakan informasi yang ia dapatkan untuk mempertimbangkan keputusan pembelian yang akan ia lakukan.

Menurut Suryani (2008: 113) Citra merek umumnya didefinisikan sebagai segala hal yang terkait dengan merek yang ada dibenak ingatan konsumen. Citra merek mempresentasikan keseluruhan persepsi konsumen terhadap merek yang tertentu karena informasi dan pengalaman konsumen terhadap suatu merek. Citra merek mempunyai peran penting dalam mempengaruhi perilaku pembelian. Konsumen mempunyai citra positif terhadap merek cenderung memilih merek tersebut dalam pembelian.

Keputusan pembelian menurut Kotler (2011:154) adalah sebuah proses yang dilakukan konsumen dalam melakukan pembelian sebuah produk barang ataupun jasa. Pengertian keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan dimana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsungterlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.

Berdasarkan uraian dan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka konseptual penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual 2.6. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian konsumen pada toko Zara di Sun Plaza Medan.

2. Citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian konsumen pada toko Zara di Sun Plaza Medan.

3. Word of Mouth dan Citra merek secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian konsumen pada toko Zara di Sun Plaza Medan.

Citra Merek (X2) Word of Mouth

(X1)

Keputusan Pembelian (Y)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Berdasarkan tingkat eksplanasi, maka jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif yakni penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih dimana didalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya mempergunakan aspek pengukuran, perhitungan, rumus dan kepastian data numerik (Ginting dan Syafrizal, 2008:57).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena arah dan fokus penelitian ini ialah uji teoritik, yang tiap tahap mengutamakan pengukuran rumus, penggunaan instrumen kuesioner dan data statistik (ginting dan Syafrizal, 2008:88-89).

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada toko ritel Zara yang berlokasi di Sun Plaza Jalan H. Zainul Arifin No 1 Level #GF B-01 Medan. Penelitian ini akan berlangsung mulai dari Desember sampai dengan Januari 2017.

3.3. Batasan Operasional

Atas pertimbangan keterbatasan di beberapa aspek seperti tenaga dan waktu, serta pengetahuan peneliti, maka peneliti melakukan beberapa batasan operasional terhadap penelitian yang akan dilakukan, di mana peneliti hanya meneliti mengenai :

1. Variabel bebas yaitu word of mouth (X1) dan citra merek (X2) 2. Variabel terikat yaitu Keputusan Pembelian(Y)

3.4. Defenisi Operasional

Definisi operasional adalah unsure penelitian yang akan menuntun dan membatasi variabel sehingga didapatkan hasil penelitian yang tidak bias dan terarah. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

1. Variabel bebas (Independent variable) yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain. Variabel bebas merupakan perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah :

a. Word of mouth adalah komunikasi pribadi tentang produk Zara antara pembeli sasaran dan para tetangga, teman, anggota keluarga serta rekannya.

b. Citra merek merupakan keseluruhan persepsi terhadap produk Zara yang terbentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek Zara. Citra merek bisa dikatakan sebagai kesan seseorang terhadap merek Zara.

2. Variabel Terikat (Dependent variable) yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel yang lain. (Ginting dan Syafrizal, 2008:98).

Variabel terikat penelitian ini adalah keputusan pembelian. Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan dimana konsumen benar-benar membeli produk merek Zara.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Definisi Indikator Skala ukur

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Adapun yang menjadi skala pengukuran dalam mengolah data dalam penelitian ini adalah skala likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012:132).

Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban sebagai berikut.

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Skala Likert Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Ragu-ragu (R) 3

4 Kurang Setuju (KS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiyono (2012:132)

3.6. Populasi dan Sampel 3.6.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:115). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen toko Zara yang telah melakukan pembelian di Sun Plaza Medan yang belum diketahui jumlahnya.

3.6.2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam Sugiyono (2010: 87) apabila ukuran populasi dalam penelitian tidak dapat diketahui dengan pasti, maka jumlah sampel dapat ditentukan dengan formula Lemeshow sebagai berikut:

Keterangan:

n = ukuran sampel

Z = score pada tingkat signifikansi tertentu (derajat keyakinan ditentukan 95%) maka Z = 1,96

P = maximal estimasi = 0,5 d = standar error = 10% (0,1)

Dengan menggunakan rumus diatas, maka diperoleh perhitungan sebagai berikut:

n = 96,04 = 97 orang

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 97 orang dengan kriteria sudah melakukan pembelian di toko Zara sebanyak lebih dari satu kali. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik pengambilan sampel dengan teknik Accidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

3.7. Jenis Sumber Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berdasarkan jenis datanya adalah :

1. Data Primer yaitu jenis data penelitin yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian. Dalam penelitian ini data diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan kuisioner yang disebarkan di kalangan konsumen yaitu pelanggan atau pengunjung toko Zara dan observasi atau suatu kondisi secara langsung terhadap objek yang diteliti.

2. Data Sekunder yaitu data penelitian yang diperoleh oleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari buku, artikel, internet, catatan dan melihat laporan historis Zara.

3.8. Metode Pengumpulan data

Metode pengumpulan data dimana informasi/data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner.

1. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono,2012:199). Kuesioner diberikan kepada responden penelitian yaitu pelanggan toko Zara di Sun Plaza Medan.

2. Studi Pustaka, Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan buku-buku literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.9. Metode Analisis data

3.9.1. Uji Validitas dan Reabilitas

Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk mengukur data yang telah didapat setelah penelitian yang merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2012: 172).

Tabel 3.3

Sumber: Hasil pengolahan SPSS for windows (2015)

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows dengan kriteria sebagai berikut:

1) Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan dinyatakan valid.

2) Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan dinyatakan tidak valid.

3) Nilai r hitung dapat dilihat pada kolom corrected item total correlation.

4) Nilai rtabel dengan ketentuan N = jumlah responden = 30 dan tingkat signifikansi sebesar 5%, maka angka yang diperoleh = 0,361 (rtabel)

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas

No Pernyataan rhitung rtabel Validitas

1 P1 0,539 0,361 Valid

2 P2 0,592 0, 361 Valid

No Pernyataan rhitung rtabel Validitas

Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows, 2017 (diolah kembali oleh peneliti)

Uji Reliabilitas adalah suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2012:221). Pernyataan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika nilai ralpha positif > dari rtabel maka kuesioner penelitian dinyatakan reliabel.

2. Jika nilai ralpha negatif < dari rtabel maka kuesioner penelitian dinyatakan tidak reliabel.

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas No Cronbach's Alpha if Item

Deleted

No Cronbach's Alpha if Item Deleted

>0.80 Keterangan

9 0.903 0.80 Reliabel

10 0.894 0.80 Reliabel

11 0.889 0.80 Reliabel

12 0.889 0.80 Reliabel

13 0.889 0.80 Reliabel

Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows 2015, (diolah kembali oleh peneliti)

Tabel 3.5 menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha if item deleted setiap butir instrumen lebih besar dari 0,80 (r-tabel) sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap butir instrumen dinyatakan reliabel. Reliabilitas instrumen juga dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.902 13

Sumber: Hasil pengolahan SPSS, (2015)

Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 responden di luar dari responden penelitian di toko Zara.

3.9.2. Uji Asumsi Klasik

Menurut Situmorang dan Lufti (2014 :175) Agar didapat perkiraan regresi yang tidak bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik.

Ada beberapa kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu : 1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov-Smirnov. Dengan menggunakan

tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.sig.(2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastitas menyatakan bahwa uji ini pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Jika varians sama, dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada homoskedastitas. Sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi heterokedastitas.

3. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (tidak terjadi multikolonieritas). Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS.

Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF <

10 maka tidak terjadi multikolinearitas. Dimana :

1. Tolerance value< 0,1 atau VIF > 10 = terjadi multikolinearitas 2. Tolerance value> 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi multikolinearitas 3.9.3. Uji Analisis Regresi Berganda

Metode analisis regresi linear berganda yang digunakan oleh peneliti adalah untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas (kreativitas dan motivasi) terhadap variabel terikat (keberhasilan usaha). Untuk mempeoleh hasil

yang lebih terarah, peneliti menggunakan bantuan SPSS. Menurut Sugiyono (2012:270) model Regresi Linear Berganda yang digunakan adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan:

Y =Keputusan pembelian a =Konstanta

b1,b2 = Koefisien Regresi Linear Berganda X1 =Variabel Word of Mouth

X2 =Variabel Citra merek e =Standard error

3.9.4. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat maka dilakukan pengujian dengan menggunakan :

a. Uji Signifikan Parsial (Uji–t)

Uji-t (uji parsial) dilakukan untuk melihat secara individual pengaruh secara signifikan dari variable terhadap variable terikat dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Mencari nilai ttabel dengan cara menentukan tingkat kesalahan (α) dan menentukan derajat kebebasan (df).

b) Mencari nilai thitung dengan menggunakan bantuan aplikasi.

c) Menentukan kriteria keputusan:

H0 diterima bila thitung<ttabel pada α = 5%

H0 ditolak bila thitung>ttabel pada α = 5%

b. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Uji-F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :

Ho : b1, b2 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2) yaitu berupa Word of

Ho : b1, b2 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2) yaitu berupa Word of

Dokumen terkait