• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.9 Metode Analisis Data

3.9.4 Uji Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat maka dilakukan pengujian dengan menggunakan :

a. Uji Signifikan Parsial (Uji–t)

Uji-t (uji parsial) dilakukan untuk melihat secara individual pengaruh secara signifikan dari variable terhadap variable terikat dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Mencari nilai ttabel dengan cara menentukan tingkat kesalahan (α) dan menentukan derajat kebebasan (df).

b) Mencari nilai thitung dengan menggunakan bantuan aplikasi.

c) Menentukan kriteria keputusan:

H0 diterima bila thitung<ttabel pada α = 5%

H0 ditolak bila thitung>ttabel pada α = 5%

b. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Uji-F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :

Ho : b1, b2 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2) yaitu berupa Word of Mouth dan Citra Merek terhadap keputusan pembelian (Y).

Ha : b1, b2, ≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2) yaitu berupa Word of Mouth dan Citra Merek terhadap keputusan pembelian (Y).

Kriteria Pengambilan Keputusan:

Ho diterima apabila t hitung< t tabel pada α = 5 % Ha diterima apabila t hitung> t tabel pada α = 5 %

c. Uji Determinasi (R2)

Pengujian dengan menggunakan uji koefisien determinasi (R²), yaitu untuk melihat besranya pengaruh variabel bebas.R-squareatau nilai determinan

(R²) mendekati satu berarti pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat kuat.Identifikasi determinan (R²) berfungsi untuk mengetahui signifikansi variabel maka harus dicari koefisien determinasi (R²). Koefisien determinan menunujukkan besarnya kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen.Semakin besar nilai koefisien determinasi, maka semakin baik kemampuan variabel independen menerangkan variabel dependen. Jika determinasi (R²) semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independen adalah besar terhadap variabel dependen. Hal ini berarti, model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independen yang diteliti terhadap variabel dependen.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah singkat Zara

Zara merupakan produk fashion dari Spanyol. Zara didirikan oleh Amancio Ortega di La Courna, Spanyol. Pendiri Zara mendapat inspirasi ketika berada di pelabuhan La Courna di depan jendela sebuah toko pakaian. Amancio kemudian merasa adanya kejenuhan dalam pasar produk fashion yang ada saat itu yang hanya didorong oleh penawaran produsen semata, Sementara konsumen sebagai orang ang nantinya memakai pakaian atau produk fahion lainnya tidak menjadi dirinya sendiri dan tidak memiliki kekuatan untuk memlih padahal harus membayar dengan harha yang sangat mahal. Setelah itu, Amancio memulai usaha pembuatan pakaiannya dengan mengkhususkan pada perancangan pakaian malam dan pakaian dalam yang fashionable dan gerai pertama dibuka pada tahun 1975 dan pada tahun 1989 ia membuka gerai Internasionalnya untuk pertama kali di Paris dan New York.

Zara dikelola oleh Inditex Group. Inditex Group adalah perusahaan yang bergerak dalam pengelolaan usaha fashion yang sukses mengelola merek-merek fashion terkenal di dunia dan tercatat memiliki 7013 hingga akhir tahun 2015.

Inditex juga memiliki karyawan lebih dari 150.000 orang hingga akhir tahun 2015. Zara termasuk merek terbesar yang dimiliki oleh Inditex Group, disamping merek-merek pendukung lainnya seperti Pull and Bear, Massimo Dutti dan merek lainnya. Omset yang di miliki Zara sebesar 13.628 juta Euro pada akhir taun 2015.

Manajemen Zara melakukan investasi dana yang besar pada bidang riset dan pengembangan dan supply chain management.Dengan investasi yang besar, maka pendapatan yang dihasilkan Zara juga besar, termasuk perluasan jaringan dengan membuka gerai baru sebanyak 260-350 toko pertahun. Gerai Zara secara keseluruhan tercatat 2162 gerai hingga akhir tahun 2015.

4.1.2. Sejarah Zara di Indonesia

Zara masuk pertama kali ke Indonesia pada tanggal 18 Agustus 2005.

Perjalanan Zara di Indonesia tidak lepas dari usaha PT Mitra Adi Perkasa (Tbk.) atau MAP dalam meyakinkan pihak Inditex untuk membuka gerainya di Indonesia. MAP menginginkan untuk dapat memiliki hak eksklusif Zara sejak tahun 1999, namun karena alasan ketidakstabilan kondisi di Indonesia ketika itu maka Inditex baru memberikan hak kepada MAP untuk membuka jaringan gerai Zara di Indonesia tahun 2005.

MAP merupakan perusahaan yang mendistribusikan produk fashion, produk olahraga dan gaya hidup. Saat ini MAP mengoprasi lebih dari 1900 toko/outlet. Portofolio lisensi merek yang dipegang sangat beragam, mulai dari produk fashion, kids store healh and beauty spot, food and beverage retail, home and furishing store, ritel perlengkapan dan peralatan olahraga, dan department store.Beberapa konsep ritel MAP yang terkenal selain Zara adalah Marks &

Spencer, Sogo, Starbucks, Next, Kidz Station, Planet Sport, Sport Station dan lain-lain.

Untuk Produk Zara MAP mendatangkan alangsung dari Spanyol dengan model pembelian system putus, yang artinya jika ada produk Zara yang tidak

terjual maka hal tersebut adalah risiko bisnis yang harus ditanggung oleh MAP.

Keberadaan Zaradi Indonesia merupakan hal yang fenomenal bagi MAP, karena di tahun awal keberadaannya Zara mendapatkan sambutan antusias pasar fashion Indonesia sehingga keberadaan Zara dapat memberikan keuntungan besar bagi MAP. Hingga akhir tahun 2015 Indonesia telah terdapat 15 gerai Zara. Zara hadir di Medan pada tanggl 17 Maret 2016 yang bertempat di Sun Plaza Medan level

#2-3 zona A.

4.1.3. Produk yang Ditawarkan Zara

Terdapat beberapa produk yang tersedia di toko Zara, yaitu :

1. Pakaian wanita yang terdiri dari : Kaos (T-shirt), kemeja, celana, rok, baju hangat dan baju terusan (dress).

2. Pakaian pria yang terdiri dari : kaos (T-shirt), kemeja, celana dan baju hangat.

3. Pakaian anak-anak yang terdiri dari : kaos (T-shirt), kemeja, rok, baju hangat, celana, baju terusan (dress)

4. Aksesoris yang terdiri dari: kalung, gelang, kaca mata, dompet, topi, bando, scraf

5. Tas 6. Sepatu 7. Kaos kaki

8. Parfum yang terdiri dari beberapa jenis.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Metode Analisis Deskriptif

1. Analisis Deskriptif Responden

Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan kepada 97 responden, maka telah diketahui bagaimana gambaran umum dari responden tersebut mulai dari jenis kelamin, usia, pendidikan dan frekuensi pembelian konsumen pada toko Zara, yang mana tersaji pada Tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.1

Gambaran Umum Responden

Atribut Frekuensi Persentase Jenis Kelamin

Sumber: Data Kuesioner, diolah SPSS

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa mayoritas responden berjenis kelamin wanita, kemudian responden terbanyak adalah berusia 21-25 tahun dan yang paling sedikit adalah responden yang berusia 31-35 tahun. Responden di

dominasi oleh para Mahasiswa atau orang yang sudah bekerja dengan pendidikan terakhir SMA sebanyak 47 orang lalu disusul oleh para responden dengan pendidikan terakhir SMP (saat ini sedang duduk di bangku SMA) 21-25 tahun sebanyak 38 orang; kemudian mayoritas responden telah melakukan pembelian sebanyak 2 kali beli / bulan dengan jumlah 39 orang dan sebaliknya yang melakukan pembelian lebih dari 3 kali hanya berjumlah 8 orang. Berdasarkan Tabel 4.3 disimpulkan bahwa mayoritas pelanggan Zara adalah wanita, pelanggan Zara juga di dominasi oleh youth costumer.

2. Analisi Deskriptif Variabel

Setelah mengetahui analisis deskriptif responden, maka selanjutnya akan diketahui mengenai distribusi jawaban responden terhadap seluruh butir pernyataan yang terdapat di kuesioner. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang disebar kepada 97 responden yang merupakan konsumen pada toko Zara di Sun Plaza Medan dengan kriteria sudah pernah melakukan pembelian. Jumlah pernyataan seluruhnya berjumlah 13 pernyataan, dengan 4 butir pernyataan untuk variabel Word of mouth (X1), 5 butir pernyataan untuk variabel Citra Merek (X2) serta 4 butir pernyataan untuk variabel Keputusan Pembelian (Y).

1. Variabel Word of mouth

Tabel 4.2

Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Word of mouth (X1)

Kata kunci dari pernyataan STS TS KS S SS

F % F % F % F % F %

Membicarakan hal positif Zara 0 0 0 0 19 19.6 47 48.5 31 32.0 Membicarakan Zara apabila

membahas fashion Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2017)

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa:

1

.

31 orang (32.0%) sangat setuju, 47 orang (48.5%) setuju, dan 19 orang (19.6%) kurang setuju bahwa hal – hal positif tentang toko Zara sering dibicarakan orang lain kepada Saya.

2

.

29 orang (29.9%) sangat setuju, 45orang (46.4%) setuju, 21 orang (21.6%) kurang setuju dan 2 orang (2.1%) tidak setuju bahwa saya sering membicarakan toko Zara apabila sedang membahas fashion dengan orang lain.

3

.

1 orang (1.0%) sangat setuju, 73 orang (75.0%) setuju, dan 23 orang (23.7%) kurang setuju bahwa saya akan merekomendasikan toko Zara kepada orang lain.

4 22 orang (22.7%) sangat setuju, 68 orang (70.1%) setuju, 6 orang (6.2%) kurang setuju dan 1 orang (1.0%) tidak setuju bahwa saya akan merekomendasikan toko Zara kepada orang lain. Pernyataan ini memperoleh persentase tertinggi untuk responden yang setuju dan sangat setuju.

2. Variabel Citra Merek

Tabel 4.3

Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Citra Merek (X1)

Kata kunci dari Zara memberikan rasa

percaya diri saat digunakan

0 0 5 5.2 18 18.6 65 67.0 9 9.3

Puas menggunakan produk Zara

0 0 4 4.1 22 22.7 54 55.7 17 17.5

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2017)

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa:

1. 12 orang (12.4%) sangat setuju, 73 orang (75.3%) setuju, dan 12 orang (12.4%) kurang setuju bahwa Merek Zara adalah merek fashion yang gampang diinat. Pernyataan ini yang paling banyak memperoleh persentase jawaban setuju dan sangat setuju dari responden.

2. 4 orang (4.1%) sangat setuju, 80 orang (82.5%) setuju, 12 orang (12.4%) kurang setuju dan 1 orang (1.0%) tidak setuju bahwa toko Zara memiliki citra merek yang baik.

3. 11 orang (11.3 %) sangat setuju, 66 orang (68.0 %) setuju, 15 orang (15.5

%) kurang setuju dan 5 orang (5.2 %) tidak setuju bahwa Zara adalah merek produk fashion yang berkualitas baik.

4 9 orang (9.3 %) sangat setuju, 65 orang (67.0 %) setuju, 18 orang (18.6 %) kurang setuju dan 5 orang (5.2 %) tidak setuju bahwa memberikan rasa percaya diri saat menggunakan produk pada toko Zara.

5 17 orang (17.5 %) sangat setuju, 54 orang (55.7 %) setuju, 22 orang (22.7

%) kurang setuju dan 4 orang (4.1 %) tidak setuju bahwa Saya merasa puas menggunakan produk dari toko Zara.

3. Variabel Keputusan Pembelian Tabel 4.4

Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y)

Kata kunci dari pernyataan STS TS KS S SS

F % F % F % F % F %

Membeli produk karena sudah terkenal 0 0 2 2.1 36 37.1 55 56.7 4 4.1 Mencari informasi tentng Zara 0 0 0 0 23 23.7 62 63.9 12 12.4 Membeli produk karena sesuai

kebutuhan

0 0 1 1.0 20 20.6 65 67.0 11 11.3 Yakin membeli produk setelah

melakukan evaluasi

0 0 1 1.0 13 13.4 79 81.4 4 4.1 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2016)

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa:

1. 4 orang (4.1%) sangat setuju, 55 orang (56.7%) setuju, 36 orang (37.1%) kurang setuju dan 2 orang (2.1%) tidak setuju bahwa Saya membeli produk dari toko Zara karena merek Zara merupakan merek yang sudah terkenal.

2. 12 orang (12.4%) sangat setuju, 62 orang (63.9 %) setuju, dan 23 orang (23.7%) kurang setuju bahwa Saya melakukan pembelian pada toko Zara setelah mencari informasi tentang Zara

3. 11 orang (11.3%) sangat setuju, 65 orang (67%) setuju, 20 orang (20.6%) kurang setuju dan 1 orang (1.0%) tidak setuju bahwa Saya melakukan pembelian pada toko Zara karena sesuai dengan kebutuhan saya.

4 4 orang (4.1%) sangat setuju, 79 orang (81.4%) setuju, 13 orang (13.4%) kurang setuju dan 1 orang (1.0%) tidak setuju bahwa Saya memutuskan melakukan pembelian produk Zara setelah mengevaluasi beberapa alternatif.

4.2.2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat diperkirakan yang tidak bias dan efesiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu uji normalitas dan uji heteroskedastisitas serta uji multikolinearitas

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan ntuk menguji apakah nilai residual berdistribusi normal atau tidak, yang dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan yaitu:

1. Pendekatan Grafik

Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2017) Gambar 4.1 Grafik Histogram Uji Normalitas

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2017)

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa hubungan dari variabel Word of mouth dan Citra merek terhadap Keputusan Pembelian adalah berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh gambar histogram yang tidak terlihat menceng ke kiri maupun kanan. Sedangkan pada Gambar 4.2 data berdistribusi normal dapat dilihat pada scatterplot, terlihat titik-titik yang mengikuti garis diagonal.

2. Pendekatan Kolmogrov-Smirnov

Untuk lebih memastikan hasil dari uji normalitas dengan grafik yang terlihat berdistribusi normal maka dilakukan uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S) dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal. Berikut ini pengujian normalitas yang berdasarkan dengan uji Kolmogrov-Smirnov.

Asymp. Sig. (2-tailed) .744

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2017)

Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0.744 dan diatas nilai signifikan (0.05), dengan kata lain variabel residual

berdistribusi normal. Nilai Kolmogrov-Smirnov Z yakni 0.680 lebih kecil dari 1.97 berarti tidak ada perbedaan antara distribusi teoritik dan distribusi empirik atau dengan kata lain data dikatakan normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu:

1. Pendekatan Grafik

Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2017) Gambar 4.3 Grafik ScatterPlot Uji heteroskedastisitas

Berdasarkan Gambar 4.3 dapat terlihat dari grafik ScatterPlot yang disajikan, terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi keputusan pembelian dengan variabel word of mouth dan citra merek.

2. Uji Glejser

Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya dengan kriteria :

a. Jika nilai signifikansi>0,05, maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.

b. Jika nilai signifikansi<0,05, maka mengalami gangguan heterokedastisitas.

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (November 2016)

Berdasarkan Tabel 4.6, menunjukkan bahwa tidak satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut Ut (absUt). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat

kepercayaan 5% jadi disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah variabel pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang bisa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF< 5, maka tidak terjadi multikolinearitas.

Model regresi yang baik seharusnya tidak ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Pengujian multikoliniearitas dapat dilihat pada tabel berikut: Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2016)

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa :

a. Nilai VIF dari word of mouth dan citra merek lebih kecil atau dibawah 5 (VIF < 5), ini berarti tidak terkena multikolinieritas antara variabel independen dalam model regresi.

b. Nilai Tolerance dari word of mouth dan citra merek lebih besar dari 0,1 (Tolerance > 0,1), ini berarti tidak terdapat multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.

4.2.3. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas (word of mouth dan citra merek ) terhadap variabel terikat (keputusan konsumen pada toko Zara di Sun Plaza Medan). Analisis dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS for Windows dengan menggunakan metode enter.

Tabel 4.8 Metode Enter

Variables Entered/Removeda Model Variables

Entered

Variables Removed Method

1 citraMerek,

wordofMouthb . Enter

a. Dependent Variable: KeputusanPembelian b. All requested variables entered.

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2016)

Tabel 4.8 menunjukkan variables entered/removed menunjukkan hasil analisis statistik deskriptif yaitu sebagai berikut:

1. Variabel yang dimasukkan kedalam persamaan adalah variabel bebas yaitu word of mouth (X1) dan citra merek (X2).

2. Tidak ada variabel bebas yang dikeluarkan (removed).

3. Metode yang digunakan untuk memasukkan data yaitu metode enter.

Tabel 4.9 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (januari 2017)

Persamaan Regresi Linier Berganda dapat diperoleh dari Tabel 4.9 sebagai berikut:

Y = 8,038 + 0,175 X1 + 0,229 X2 + e Berdasarkan persamaan tersebut dapat diketahui bahwa :

1. Konstanta (a) = 8,083 menunjukkan nilai konstan, jika nilai variabel bebas (word of mouth dan citra merek) = 0 maka Keputusan pembelian (Y) akan tetap sebesar 8,083.

2. Koefisien b1 (X1) = 0,175, menunjukkan bahwa variabel word of mouth berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Dengan kata lain jika variabel word of mouth ditingkatkan sebesar satu satuan keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,175.

3. Koefisien b2 (X2) = 0,229, menunjukkan bahwa variabel citra merek berpengaruh positif terhadap variabel keputusan pembelian. Dengan kata lain jika variabel citra merek ditingkatkan sebesar satu satuan maka variabel keputusan pelanggan akan meningkat 0.229.

4.2.4. Uji Hipotesis a. Uji F (Simultan)

Uji F dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas yang terdiri dari word of mouth dan citra merek yang dimasukkan dalam model yang mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat yakni keputusan pembelian. Cara yang digunakan adalah dengan membandingkan nilai Ftabel

dengan Fhitung. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:

H0 : b1,b2,= 0, artinya variabel bebas yang terdiri dari word of mouth dan citra merek secara serentak tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian.

Ha : b1,b2, ≠ 0, artinya variabel bebas yang terdiri dari word of mouth dan citra merek secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian.

Tabel 4.10

Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 34.198 2 17.099 13.426 .000b

Residual 119.719 94 1.274

Total 153.918 96

a. Dependent Variable: KeputusanPembelian b. Predictors: (Constant), CitraMerek,WordofMouth

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (januari 2017)

Tabel 4.10 menunjukkan nilai Fhitung sebesar 13.426 sedangkan Ftabel pada α = 0.05 dengan drajat pembilang 2 dan derajat penyebut 94 diperoleh Ftabel sebesar 3.09 dari hasil ini diketahui Fhitung 13.426 > Ftabel 3.09 dan nilai signifikansi 0.000 < α = 0.05 demikian posisi titik uji signifikansi berada pada wilayah penolakan H0. Dapat disimpulkan H0 ditolak dan Ha diterima yang yang menunjukkan bahwa keseluruhan variabel independen yaitu word of mouth dan citra merek secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian.

b. Uji t (Parsial)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yang terdiri dari word of mouth dan citra merek terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian secara parsial. Uji t memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,05, jika signifikansi t berada dibawah 0,05 maka variabel independen secara individu berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Apabila t hitung menunjukkan nilai lebih besar dibandingkan dengan t tabel, maka koefisien regresi variabel independen adalah signifikan.

Tabel 4.11 Hasil Uji Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Berdasarkan pada table 4.11 diketahui bahwa :

1. Variabel word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, hal ini terlihat dari nilai signifikan variabel word of mouth (0.035) < α (0.05), dan nilai thitung (2.136) > ttabel (1.66123). artinya jika ditingkatkan variabel word of mouth sebesar satu satuan maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0.175 satuan, maka Ha diterima.

2. Variabel citra merek positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0.009 ) < (0.05), dan nilai thitung (2.683) >ttabel (1.66123). Artinya jika ditingkatkan variabel word of mouth sebesar satu satuan maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0.229 satuan, maka Ha diterima.

c. Uji Analisis Determinasi (R2)

Pengujian koefisien determinan (R2) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinan berkisar antara nol sampai satu (0 ≤ R2 ≥ 1). Berikut ini adalah hasil pengujian Koefisien Determinan (R2) yang ditampilkan pada Tabel 4.12

Tabel 4.12

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .471a .222 .206 1.12854

a. Predictors: (Constant), CM, WOM b. DependentVariable:KeputusanPembelian Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2017)

Berdasarkan Tabel 4.12 diketahui bahwa :

1. nilai R sebesar 0.471 yang artinya hubungan antara variabel word of mouth dan brand image terhadap keputusan pembelian adalah cukup erat.

2. Kemudian nilai R Square menunjukkan angka 0.222 atau 22.2 % yang artinya 22.2 % keputusan pembelian mampu dijelaskan oleh variabel word of mouth dan citra merek, sedangkan sisanya sebesar 77.8%

dijelaskan oleh variabel lain di luar dari penelitian ini.

3. Standard Error of Estimate (standar deviasi) artinya menilai ukuran variasi dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya adalah 1.12854, yang mana semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.

4.3. Pembahasan

4.3.1. Pengaruh Word of Mouth terhaadap Keputusan Pembelian

Berdasarkan pengujian parsial (uji t) diketahui bahwa word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada toko Zara di Sun Plaza Medan. Hasil penelitian ini ditunjukkan oleh nilai nilai thitung sebesar 2.136 lebih besar dari ttabel sebesar 1.66123 dan nilai signifikansi sebesar 0.035 lebih kecil dari 0.05. Sehingga dapat disimpulkan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran informasi melalui word of mouth (mulut ke mulut) berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen untuk membeli produk dari toko Zara. Ini dikarenakan calon konsumen cenderung mempercayai informasi mengenai toko Zara yang disampaikan oleh seseorang yang telah mengetahui atau menggunakan produk dari toko Zara, sehingga calon konsumen

terdorong untuk melakukan keputusan pembelian pada toko Zara di Sun Plaza Medan.

Beradasarkan hasil penelitian terhadap variabel word of mouth , 68 orang 70.1 % setuju dan 22 orang 22,7% dari 97 orang responden setuju akan merekomendasikan peoduk Zara kepada orang lain. Sehingga peneliti mengetahui bahwa word of mouth positif telah terjadi diantara konsumen,hal ini terjadi karena pengalaman baik yang sudah dirasakan oleh konsumen ketika melakukan pembelian pada toko Zara dan sesudah menggunakan produk dari toko Zara. Hasil penelitian ini sejalan dengan Hal ini sejalan dengan pendapat lupiyoadi (2006:238), Word of mouth adalah suatu bentuk promosi yang berupa rekomendasi dari mulut ke mulut tentang kebaikan dalam suatu produk.

Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang diteliti oleh Deustutiace Puspita, Edy dan Sunarti (2016) tentang Pengaruh Kualitas produk dan Word of Mouth terhadap keputusan pembelian (Survei kepada konsumen Charlesh & Keith di Tanjungan Plaza Surabaya).Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa Variabel kualitas produk dan word of mouth secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

4.3.2. Pengaruh citra merek terhadap Keputusan Pembelian

Berdasarkan pengujian parsial (uji t) diketahui bahwa citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada toko Zara di Sun Plaza Medan. Hasil penelitian ini ditunjukkan oleh nilai

Berdasarkan pengujian parsial (uji t) diketahui bahwa citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada toko Zara di Sun Plaza Medan. Hasil penelitian ini ditunjukkan oleh nilai

Dokumen terkait