• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

F. Tugas pokok dan Fungsi Unit kerja BNPT

2. Sekretariat Utama

Adalah unsur pembantu pimpinan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala BNPT.

Terdiri dari dua biro, masing-masing bagian terdiri dari dua subbagian. Pengangkatan dan pemberhentian Sekretaris utama ini dilakukan oleh Presiden atas Usul kepala BNPT, karena menduduki posisi jabatan Eselon I.a yang memang sejajar dengan Kepala Deputi. Sekretariat

73 Pasal 7dan 37 ,Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2010 tentang Badan Nasional Penanggulangan Terorisme

Utama mempunyai tugas, melaksanakan dan mengkoordinasikan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian terhadap program, administrasi dan sumber daya serta kerjasama. Sekretariat utama menyelenggarakan fungsi :

a. Pengkoordinasian dan sinkronisasi penyusunan kebijakan dan perencanaan di lingkungan BNPT.

b. Pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, hukum, dan peraturan perundang-undangan, organisasi, tata laksana, kepegawaian, keuangan, persandian, perlengkapan, dan rumah tangga BNPT.

c. Pembinaan dan pelaksanaan hubungan kelembagaan dan protocol.

d. Fasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi kelompok ahli di lingkungan BNPT.

e. Pengkoordinasian dalam penyusunan laporan BNPT.74 3. Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan

Deradikalisasi

Deputi bidang ini berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala BNPT. Dalam masing-masing deputi terdiri dari tiga Direktorat, masing-masing Direktorat terdiri dari tiga Subdirektorat yang masing-masing terdiri dari dua seksi. Pengangkatan dan pemberhentian Deputi ini dilakukan oleh Presiden atas Usul kepala BNPT, karena

74 Pasal 8,9,10 ,Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2010 tentang Badan Nasional Penanggulangan Terorisme

menduduki posisi jabatan Eselon I.a yang memang sejajar dengan Sekretariat Utama. Berbeda dengan para kepala Subdirektorat yang menduduki posisi jabatan Eselon III.a yang sejajar dengan para Kepala Bagian. Dan juga posisi Kepala seksi dan Kepala Subbagian yang menduduki posisi jabatan Eseleon IV.a. Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Bertugas merumuskan, mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan, strategi dan program nasional penanggulangan terorisme di bidang pencegahan, perlindungan dan Deradikalisasi. Dalam pelaksanaannya deputi ini menyelenggarakan fungsi :

a. Monitoring, analisa, dan evaluasi mengenai ancaman terorisme di bidang pencegahan, perlindungan, dan deradikalisasi.

b. Penyusunan kebijakan, strategi, dan program nasional penanggulangan terorisme di bidang pencegahan, perlindungan, dan deradikalisasi.

c. Koordinasi pelaksanaan penanggulangan terorisme di bidang pencegahan ideologi radikal.

d. Pelaksanaan kegiatan melawan propaganda ideologi radikal.

e. Pelaksanaan sosialisasi penanggulangan terorisme di bidang pencegahan, perlindungan dan deradikalisasi.

f. Koordinasi pelaksanaan program-program reedukasi dan reintegrasi sosial dalam rangka deradikalisasi.

g. Koordinasi pelaksanaan program-program pemulihan terhadap korban aksi terorisme.75

4. Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan

Deputi bidang ini berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala BNPT. Dalam masing-masing deputi terdiri dari tiga Direktorat, masing-masing-masing-masing Direktorat terdiri dari tiga Subdirektorat yang masing-masing terdiri dari dua seksi. Pengangkatan dan pemberhentian Deputi ini dilakukan oleh Presiden atas Usul kepala BNPT, karena mereka menduduki posisi jabatan Eselon I.a yang memang sejajar dengan Sekretariat Utama. Berbeda dengan para kepala Subdirektorat yang menduduki posisi jabatan Eselon III.a yang sejajar dengan para Kepala Bagian. Dan juga posisi Kepala seksi dan Kepala Subbagian yang menduduki posisi jabatan Eseleon IV.a. Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Bertugas merumuskan, mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan, strategi dan program nasional penanggulangan terorisme di bidang penindakan dan pembinaan kemampuan. Dalam pelaksanaannya deputi ini menyelenggarakan fungsi :

75 Pasal 11,12,13, Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2010 tentang Badan Nasional Penanggulangan Terorisme

a. Monitoring, analisa, dan evaluasi mengenai ancaman terorisme di bidang penindakan, pembinaan kemampuan, dan penyiapan kesiapsiagaan nasional.

b. Penyusunan kebijakan, strategi, dan program nasional penanggulangan terorisme di bidang penindakan, pembinaan kemampuan, dan penyiapan kesiapsiagaan nasional.

c. Koordinasi dalam penentuan tingkat ancaman dan upaya persiapan penindakan.

d. Koordinasi pelaksanaan perlindungan korban, saksi, dan aparat penegak hukum terkait ancaman terorisme.

e. Koordinasi pelaksanaan pembinaan kemampuan organisasi dan penyiapan kesiapsiagaan nasional dalam penanggulangan terorisme.

f. Pelaksanaan sosialisasi penanggulangan terorisme di bidang penindakan, pembinaan kemampuan, dan penyiapan kesiapsiagaan nasional.76

5. Deputi Bidang Kerjasama Internasional

Deputi bidang ini berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala BNPT. Dalam masing-masing deputi terdiri dari tiga Direktorat, masing-masing-masing-masing Direktorat terdiri dari tiga Subdirektorat yang masing-masing terdiri dari dua seksi. Pengangkatan dan pemberhentian Deputi ini dilakukan oleh Presiden atas

76 Pasal 14,15,16 ,Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2010 tentang Badan Nasional Penanggulangan Terorisme

Usul kepala BNPT, karena mereka menduduki posisi jabatan Eselon I.a yang memang sejajar dengan Sekretariat Utama. Berbeda dengan para kepala Subdirektorat yang menduduki posisi jabatan Eselon III.a yang sejajar dengan para Kepala Bagian. Dan juga posisi Kepala seksi dan Kepala Subbagian yang menduduki posisi jabatan Eseleon IV.a. Deputi Bidang Kerjasama Internasional Bertugas merumuskan, mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan, strategi dan program nasional penanggulangan terorisme di bidang Kerjasama Internasional. Dalam pelaksanaannya deputi ini menyelenggarakan fungsi :

a. Monitoring, analisa, dan evaluasi mengenai ancaman terorisme internasional dan kerjasama internasional dalam menanggulangi terorisme.

b. Penyusunan kebijakan, strategi, dan program kerjasama internasional di bidang penanggulangan terorisme.

c. Pelaksanaan dan pengembangan kerjasama internasional di bidang penanggulangan terorisme.

d. Koordinasi pelaksanaan perlindungan warga Negara Indonesia dan kepentingan nasional di luar negri dari ancaman terorisme.77

77 Pasal 17,18,19, Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2010 tentang Badan Nasional Penanggulangan Terorisme

6. Inspektorat

Adalah unsur pengawasan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala BNPT . inspektorat terdiri dari satu subbagian Tata Usaha dan Kelompok jabatan fungsional. Posisi jabatan sejajar dengan direktur, dan Kepala Biro yaitu Eleson II.a. inspektorat di pimpin langsung oleh seorang inspektur, yang memegang tugas melaksanakan pengawasan fungsional terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di lingkungan BNPT. Dalam pelaksanaannya inspektorat menyelenggarakan fungsi : a. Perumusan kebijakan pengawasan intern di

lingkungan BNPT

b. Pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, review, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya.

c. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan kepala BNPT.

d. Penyusunan laporan hasil pengawasan78. 7. Satuan Tugas

Satuan tugas atau disebut Satgas ini terdiri dari unsur-unsur instansi terkait, dalam melakukan tugas dan fungsi Satgas dapat melibatkan unsur masyaraka. Karena pembentukkan satgas tergantung dan sesuai kebutuhan maka penugasan bersifat earmarked atau disiapkan atau

78 Pasal 20,21,22, Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2010 tentang Badan Nasional Penanggulangan Terorisme

bawah kendali oprasi ( BKO) seperti unsur Polri dan TNI.

Satgas mempunyai tugas melaksanakan penanggulangan terorisme di bidang Pencegahan, Perlindungan, Deradikalisasi, Penindakan dan Penyiapan kesiapsigaan nasional, selain itu melaksanakan penanggulangan terorisme pada setiap unit Deputi dan Bidang.79

G. Sejarah Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cipinang Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang pada awalnya merupakan bangunan yang sangat luas, didirikan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1918 namun karena jumlah penghuni yang sangat padat serta tingkat kejahatan yang semakin berkembang maka pemerintah melakukan pemugaran terhadap Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang.

Selanjutnya pada tanah yang sama dibangun secara bertahap tiga bangunan penjara dan satu bangunan rumah sakit lembaga pemasyarakatan.

Bangunan yang pertama didirikan adalah Lembaga Pemasyarakatan Khusus Narkotika Klas II A Jakarta dengan luas bangunan 3 hektar, dimana Lembaga Pemasyarakatan ini khusus untuk membina narapidana kasus narkotika tahap kedua yang dibangun adalah Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang yang baru, dengan luas bangunannya adalah 3,5 hektar meter persegi, tahap ketiga yang dibangun adalah Rumah Sakit Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang

79 Pasal 23 dan 24,Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2010 tentang Badan Nasional Penanggulangan Terorisme

dengan luas banguna 1 hektar, selanjutnya yang terakhir dalam proses sedang membangun yaitu Rumah Tahanan (RUTAN) Klas I Cipinang dengan luas area 1,2 hektar.80

Di tahun 2003 kompleks Lapas Cipinang Jakarta mengalami renovasi total bangunan lama. Serta membagi lapas menjadi 4 (empat) bagian yakni Lapas Klas IIA Narkotik, Rumah Sakit Lapas, Rumah Tahanan Klas I Cipinang dan Lapas Klas I Cipinang, dengan berbagai keadaan, fasilitas, serta kondisi pengamanan yang saling berbeda. Dengan merubuhkan bangunan tua yang memiliki arti sejarah cukup panjang, pemerintah Indonesia merenovasi Lapas Cipinang dengan bangunan-bangunan baru sehingga Lapas Cipinang merupakan salah satu Lapas yang memiliki tingkat keamanan super maksimum atau maximum security bagi narapidananya. Lembaga Peemasyarakatan Klas I Cipinang mulai diresmikan pada tanggal 27 April 2006 oleh Menteri Kehakiman RI No: M.01.PR.07.03 Tahun 1985 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemasyarakatan.81

Kondisi sosial di sekitar Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang sangat heterogen karena terdiri dari perkantoran, pertokoan perumahan penduduk bahkan pedagang kaki lima, lokasi Lembaga Pemasyarakatan Klas I

80 Lis Susanti, Tesis : Pola Adaptasi Narapidana Laki-laki dalam pemenuhan kebutuhan sesksual di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang, (Depok: Universitas Indonesia, 2009),h.49

81 Ilmiati Hasanah, Skripsi : Program Rehabilitasi Sosial Bagi Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang Jakarta, (Jakarta:

UIN Jakarta,2015),h.44

Cipinang tepatnya berada disebelah timur kota Jakarta, yaitu Jl. Raya Bekasi Timur No. 170, Kelurahan Cipinang Besar Utara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Ditinjau dari letak geografis maka posisinya adalah sangat strategis yaitu sebelah timur berbatas dengan Jalan Cipinang Jaya, sebelah utara berbatas dengan perumahan penduduk dan perumahan pegawai Lembaga Pemasyarakatan serta rumah susun, disebelah barat berbatas dengan jalan cipinang pemasyarakatan dan kantor Imigrasi Jakarta Timur, sebelah selatan berbatas dengan jalan raya bekasi timur dan rel kereta api, sehingga wilayah ini sangat padat transportasi, yang memperlihatkan kesibukan kota Jakarta.82

H. Visi dan Misi 1. Visi

Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang mempunyai visi Menjadi unit pelaksana teknis Pemasyarakatan yang akuntabel, transparan dan profesional di lingkungan Kementrian Hukum dan HAM Kantor Wilayah DKI Jakarta.

2. Misi

a. Pemenuhan hak-hak narapidana berlandaskan nilai-nilai HAM.

b. Melaksanakan registrasi dan pembinaan narapidana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

82 Lis Susanti, Tesis : Pola Adaptasi Narapidana Laki-laki dalam pemenuhan kebutuhan sesksual di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang, (Depok: Universitas Indonesia, 2009),h.50

c. Meningkatkan kompetensi dan potensi sumber daya petugas secara konsisten dan berkesinambungan.

d. Mengembangkan kerjasama dengan stakeholder.

e. Melaksanakan tata kehidupan yang aman dan tertib.

f. Memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

g. Melaksanakan dan mengelola administrasi secara transparan dan akuntabel.83

I. Tugas Pokok dan Fungsi Lapas Cipinang

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman RI No:

M.01.PR.07.03 Tahun 1985 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemasyarakatan, Tugas pokok dan Fungsi Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang adalah

“Melaksanakan Pemasyarakatan Narapidana dan Anak Didik.”

Sedangkan fungsi Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang adalah sebagai berikut :

1. Melakukan pembinaan narapidana dan anak didik.

2. Memberikan bimbingan, mempersiapkan sarana dan mengelola hasil kerja.

3. Melakukan bimbingan sosial atau kerohanian narapidana dan anak didik.

4. Melakukan pemeliharaan keamanan dan tata tertib LAPAS.

5. Melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga.84

83 Ilmiati Hasanah, Skripsi : Program Rehabilitasi Sosial Bagi Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang Jakarta, (Jakarta:

UIN Jakarta,2015),h.45

84 Ilmiati Hasanah, Skripsi : Program Rehabilitasi Sosial Bagi Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang Jakarta, (Jakarta:

UIN Jakarta,2015),h.45-46

J. Struktur Bangunan

Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang terdiri atas tiga gedung utama :

1. Gedung 1, luasnya adalah 1,078.63 M2, dimana untuk memasuki gedung satu ini harus melalui pagar kawat baja yang tingginya sekitar 7 meter dengan dua pintu masuk yang merupakan akses keluar masuknya kendaraan petugas dan pengunjung. Gedung I merupakan bangunan bertingkat tiga dengan perincian : Lantai pertama terdiri dari :

a. Ruangan kantin, yaitu tempat menjual makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh pengunjung dan pegawai Lembaga Pemasyarakatan.

b. Ruangan koperasi, yaitu tempat menjual segala kebutuhan harian, makanan serta minuman yang dibutuhkan oleh pengunjung dan petugas Lembaga Pemasyarakatan.

c. Ruangan kantor, yaitu ruang Kepala Bagian Umum dan Sub Bagian Kepegawaian.

Lantai kedua terdiri dari :

a. Ruangan kantor, yaitu ruang Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang.

b. Ruangan Sub Bagian Umum, Sub Bagian Keuangan dan Bendaharawan.

Sedangkan lantai ketiga adalah ruangan atau aula yang sangat luas sebagai tempat pertemuan, musyawarah

dan tempat membahas permasalahan yang berhubungan dengan Lembaga Pemasyarakatan.85

2. Gedung 2, luasnya adalah 1,096.50 M2 dimana untuk memasuki gedung dua ini harus melewati portir yang dijaga oleh lima orang P2U (Petugas Pintu Utama), gedung 2 ini terdiri dari dua tingkat dengan perincian : Lantai pertama :

Ruang kunjungan, yang merupakan tempat pengunjung memjenguk keluarganya yang menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang, dimana ruangan ini luasnya yaitu ± 226.20 M2 dilengkapi dengan kipas angin besar yang bertujuan untuk kenyamanan bagi pengunjung yang mengunjungi keluarga di Lembaga Pemasyarakatan Klas 1 Cipinang, bangku-bangku yang dibuat saling berhadapan tujuannya adalah agar timbul suasana kekelurgaan dan keakraban antara pengunjung dengan warga binaan, dimana jadwal berkunjung diberikan kepada warga binaan pada setiap hari kecuali hari jum‟at dan minggu waktu kunjungan adalah dari jam 09.30 s/d 14.30 WIB.

Lantai kedua terdiri dari :

a. Ruangan komputer, merupakan ruang komputerisasi yang bertugas meng-input dan menyajikan segala macam data dan informasi yang berhubungan dengan

85 Yosafat Rizanto, Tesis : Implementasi Sistem Pemasyarakatan Dikaitkan dengan Pembinaan Terhadap Narapidana kasus White Collar Crime di Lembaga Pemasyarakatan (Studi Kasus Pada Lapas Klas I Cipinang), (Depok: Universitas Indonesia, 2009),h.67

warga binaaan pemasyarakatan dan bersifat online pada semua bagian perkantoran di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang.

b. Ruangan Bidang Administrasi Kamtib

c. Ruangan aula serbaguna, merupakan tempat pertemuan dan musyawarah antara warga binaan dan petugas Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang.

d. Ruangan kontrol CCTV yang langsung dapat memantau segala aktivitas orang pada ruangan kunjungan, pada portir dan halaman depan bangunan.86

Gedung 2 posisinya terpisah dari Gedung 1, karena gedung 2 berada didalam lingkaran tembok keliling Lembaga Pemasyarakatan yang tingginya lebih kurang 6 meter dengan ketebalan ± 30 cm dan pada gedung 2 inilah terdapat pintu portir sebagai tempat masuk keluarnya orang dan barang ke dan dari Lembaga Pemasyarakatan Klas 1 Cipinang. Dimana portir ini dijaga sangat ketat oleh lima orang peenjaga dengan satu orang komandan yang selalu memantau, mencatat masuk serta keluarnya orang dan barang dari Lembaga Pemasyarakatan Klas 1 Cipinang. Sementara geung pertama sebagaimana telah diuraikan diatas berada

86 Yosafat Rizanto, Tesis : Implementasi Sistem Pemasyarakatan Dikaitkan dengan Pembinaan Terhadap Narapidana kasus White Collar Crime di Lembaga Pemasyarakatan (Studi Kasus Pada Lapas Klas I Cipinang), (Depok: Universitas Indonesia, 2009),h.69

diluar tembok keliling, maka dari itu setiap orang dapat masuk dan berkunjung ke gedung pertama tanpa pengawasan dan penjagaan yang ketat karena posisinya berada diluar lingkaran tembok keliling pada Lembaga Pemasyarakatan Klas 1 Cipinang.

3. Gedung 3, dengan luas tanah ± 4,471.00 M2, merupakan bangunan tempat hunian bagi narapidana dan tahanan, terdiri dari 3( tiga) blok yaitu :

Lantai Pertama :

a. Ruangan Klinik, atau rumah sakit, melayani warga binaan yang bermasalah dengan kesehatannya atau sakit, untuk itu Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang dibantu oleh 10 orang Dokter dan 11 orang perawat.

b. Runagan Registrasi, temaot yang mengurus segala bentuk administrasi yang berhubungan dengan wargabinaan pemasyrakatan.

c. Ruangan Danton Jaga, yang bertugas mengawasi keamanan Blok dan Gedung secara keseluruhan.

Lantai Kedua :

a. Ruangan Bimbingan Kemasyarakatn, yang bertugas membina dan membimbing narapidana.

b. Ruangan Seksi Keamanan.

c. Ruangan Staf KPLP (Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan).

d. Ruangan Kabid Pembinaan Narapidana.

e. Ruangan Pemeriksaan yang dibuat untuk tempat memeriksa narapidana yang disangka pada kasusu lain selain kasusnya di Lembaga Pemasyarakatan.

f. Ruangan Blok, yang terdiri dari :

1) Blok tipe VII dengan luas bangunan 1,269.00 M2. Termasuk aula tipe 7 lantai 1, blok ini kemudian dibagi menjadi tiga blok, yaitu blok IC1, IIC2, dan IIIC3 tiap blok mempunyai 8 kamar dan masing-masing jadi jumlah kamar atau sel, yang jumlahnya adalah 48 sel dengan kapasitas 324 orang.

2) Blok tipe V juga merupakan bangunan bertingkat tiga dengan luas bangunan 3.16.00 M2 terbagi atas 3 blok yaitu : blok AB, blok CD, blok EF, blok GH, tiap blok mempunyai 14 kamar dengan kapasitas isi masing-masing adalah 5 orang.

3) Blok tipe III merupakan bangunan bertingkat tiga dengan luas bangunan 3,225.60 M2 dan terdiri atas 3 blok yaitu blok IA, blok IIB, blok II A-B, masing-masing blok mempunyai 16 kamar dengan kapasitas isi masing-masing 3 orang, blok tipe ini juga mempunyai ruangan sel atau isolasi yang terdiri atas 12 kamar sel masing-masing sel mempunyai kapasitas isi 1 orang.87

87 Yosafat Rizanto, Tesis : Implementasi Sistem Pemasyarakatan Dikaitkan dengan Pembinaan Terhadap Narapidana kasus White Collar Crime di Lembaga Pemasyarakatan (Studi Kasus Pada Lapas Klas I Cipinang), (Depok: Universitas Indonesia, 2009),h.71

Semua kamar atau sel narapidana yang telah disebutkan diatas masing-masing, mempunyai kamar mandi dengan ukuran 2x2 M dan dilengkapi dengan sebuah WC, sedangkan tempat tidur didalam kamar dibangun berupa pelataran dua buah panggung beton yang saling berhadapan dan menempel pada sisi kanan dan sisi kiri dengan tinggi masing-masing panggung ± 6o cm dari lantai, sedangkan pada dinding luar masing-masing kamar terpasang nama-nama narapidana penghuni kamar.

Sedangkan pengamanan yang terdapat pada masing-masing blok gedung hunian narapidana adalah tanggung jawab dari paste blok baik mengenai ketertiban, kedisiplinan dan lain sebagainya, dimana setiap blok mempunyai 3 orang paste atau lebih dan dalam melaksanakan tugasnya paste ini bertanggung jawab kepada komandan jaga.

Kapasitas Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang menurut jumlah idealnya adalah 1500 orang narapidana, namun pada kenyatannya penghuni Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang pada tanggal 20 Januari 2020 berjumlah 4132 orang, yang telah mengalami over crowded atau over load yang sangat tinggi bahkan data tersebut cenderung meningkat karena setiap hari jumlah yang masuk tidak seimbang dengan jumlah yang bebas, akibatnya blok hunian narapidana sangat sesak serta tidak nyaman lagi sebagai tempat pembinaan bagi narapidana.88

88 Yosafat Rizanto, Tesis : Implementasi Sistem Pemasyarakatan Dikaitkan dengan Pembinaan Terhadap Narapidana kasus White Collar

Selain bangunan utama yang telah disebutkan di atas, Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang juga dilengkapi dengan sarana pendukung lainnya didalam pembinaan narapidana seperti :

a. Masjid yang berada dekat lapangan sepak bola ditengah-tengah bangunan antara gedung II (dua) dan gedung hunian narapidana, mesjid ini digunakan sebagai tempat shalat berjamaah oleh narapidana dan tahanan terutama shalat zohor dan ashar sedangkan untuk waktu Sholat Isya dan Subuh mesjid tidak digunakan oleh Warga Binaan Pemasyarakatan.

b. Dapur umum bersebelahan dengan masjid dan dibatasi oleh dinding pagar kawat yang tingginya lebih kurang 3 M, dapur umum difungsikan sebagai tempat memasak untuk seluruh penghuni lembaga pemasyarakatan, dimana sebagai juru masaknya adalah narapidana yang terlebih dahulu telah diseleksi oleh petugas terutama petugas pembinaan yang bekerja di dapur, sehingga dipercaya untuk memasak bagi semua narapidana, didalam dapur umum terdapat berbagai macam alat memasak dalam bentuk dan ukuran yang besar dimana peralatan ini dikhususkan untuk memasak makanan dalam porsi yang besar pula. Mengenai jatah makanan dan minuman setiap narapidana dan tahanan mendapatkan makanan dan minuman adalah sesuai Crime di Lembaga Pemasyarakatan (Studi Kasus Pada Lapas Klas I Cipinang), (Depok: Universitas Indonesia, 2009),h.71

dengan syarat kesehatan.

c. Bangunan kepala pengamanan/karupam dengan luas + 29,25.M2, gardu PLN merupakan pusat pengaturan jaringan listrik di lembaga pemasyarakatan dengan luas + 36.00 M2.

d. Bangunan gereja, wihara, yang merupakan tempat beribadah bagi umat Kristen dan Hindu.

e. Pos jaga portabel yang terdiri atas empat pos jaga yang dibangun pada masing-masing sudut Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang.

f. Pos jaga polisi yang terletak di depan Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Cipinang dimana bangunan ini belum difungsikan sebagai pos jaga, dengan adanya bangunan ini diharapkan terjalin kerjasama yang baik antara Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang dengan Kepolisian Jakarta Timur.89

89 Lis Susanti, Tesis : Pola Adaptasi Narapidana Laki-laki dalam pemenuhan kebutuhan sesksual di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang, (Depok: Universitas Indonesia, 2009),h.53-54

Gambar 3. 1 Denah Lapas Klas I Cipinang

K. Struktur Organisasi Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang

Bagan 3. 2 Struktur Organisasi Lapas

L. Tugas pokok dan fungsi unit kerja Lapas Cipinang 1. Kepala Lembaga Pemasyarakatan

Sebagaimana Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI No.M.01.PR.07.10 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Laksana Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia disebutkan bahwa

tugas Kepala Lembaga Pemasyarakatan adalah :

a. Menetapkan rencana kerja Lembaga Pemasyarakatan.

b. Melakukan pembinaan narapidana atau anak didik pemasyarakatan dengan mengkordinasikan keamanan dan tata tertib dan pengamanan lembaga pemasyarakatan.

c. Melakukan koordinasi pelaksanaan tugas dengan PEMDA dan instansi terkait.

d. Mengkoordinasikan tindak lanjut petunjuk yang tertuang dalam LHP.

e. Mengkoordinasikan Penyusunan hasil RASTAFA.

f. Membina ketatausahaan dilingkungan lembaga pemasyarakatan.

g. Melakukan pembinaan pegawai dilingkungan lembaga pemasyarakatan.

h. Menilai dan mengesahkan penilaian pelaksanaan pekerjaan pejabat bawahan.

i. Mengkoordinasikan penyusunan DUK pegawai dilingkungan lembaga pemasyarakatan.

j. Melakukan Pengawasan Melekat (WASKAT) di lingkungan lembaga pemasyarakatan.

k. Mengkoordinasikan pengelolaan anggaran rutin pada lembaga pemasyarakatan sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku.

l. Mengkoordinasikan pengelolaan anggaran pembangunan pada lembaga pemasyarakatan sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku.

m. Mengkoordinasikan kebutuhan formasi pegawai pada

lembaga pemasyarakatan.

n. Mengkoordinasikan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Kantor Wilayah.90

2. Kepala Bagian Tata Usaha

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan rumah tangga lembaga pemasyarakatan, dimana fungsi bagian tata usaha adalah : a. Melakukan urusan kepegawaian.

b. Melakukan urusan keuangan..

c. Melakukan urusan surat menyurat, perlengkapan rumah tangga.

d. Bagian Tata Usaha terdiri dari : Sub.Kepegawaian yang bertugas melakukan urusan kepegawaian, Sub.

Bagian Keuangan yang bertugas melakukan segala urusan keuangan, dan Sub.Bagian Umum yang

Bagian Keuangan yang bertugas melakukan segala urusan keuangan, dan Sub.Bagian Umum yang