BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.5 Pengetahuan HIV dan AIDS pada Remaja di Indonesia (Analisis Data
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia yang diakibatkan oleh virus Human Immunodeficiency Virus (HIV). Pada tahun 2007, kasus HIV dan AIDS di Indonesia mengalami peningkatan yang tajam ditunjukkan dengan 11.141 orang mengidap AIDS dan 6.066 orang positif terinfeksi HIV. Jumlah ini diperkirakan hanya 10 persen dari seluruh orang yang terinfeksi HIV di seluruh Indonesia. Data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003 menunjukkan sekitar 34 persen remaja perempuan dan 21 persen remaja laki-laki berumur 15-24 tahun belum pernah mendengar istilah HIV dan AIDS. Selain itu tercatat 55,7 persen remaja yang memiliki perilaku seksual berisiko tertular HIV dan AIDS dan hanya 44,3 persen berperilaku seksual tidak berisiko.
Dari data yang dianalisis terdapat sejumlah 14.355 remaja berusia 15-19 tahun belum menikah tersebar di seluruh daerah Indonesia. Hasil penelitian menyebutkan bahwa pengetahuan mengenai HIV dan AIDS pada remaja dengan kategori baik adalah sebesar 51,1 persen sedangkan remaja dengan pengetahuan kurang sebesar 48,9 persen, terdapat selisih tipis pada penelitian dilakukan yang pernah sebelumnya. Pengetahuan di perkotaan lebih baik daripada di perdesaan dan pengetahuan siswa SMP ke atas lebih baik daripada siswa SMP ke bawah. Analisis ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pelaksana program kesehatan dalam penanggulangan HIV dan AIDS. Tujuan dari penelitian ini sendiri adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan mengenai HIV dan AIDS pada remaja Indonesia.
Penelitian ini relevan bagi penelitian yang akan dilakukan karena disini melihat pengetahuan remaja mengenai pencegahan terhadap penularan HIV dan AIDS. Dalam penelitian yang akan dilakukan pengetahuan merupakan salah satu dimensi sikap yang merupakan variabel dependen dalam penelitian yang akan dilakukan. Selain itu penelitian ini juga memiliki unit analisis dengan rentang usia yang sama dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu remaja berusia 15-19 tahun yang belum menikah.
Dari penelitian-penelitian di atas, banyak aspek-aspek penelitian yang memiliki relevansi bagi penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut dilakukan pada remaja dengan jenjang pendidikan tertentu, seperti SMP dan SMA. Penelitian ini dilakukan pada remaja dengan kelompok usia 15-19 tahun dan belum menikah. Selain itu, banyak dibahas variabel maupun dimensi yang digunakan dalam penelitian ini, seperti sikap dan religiositas. Karena penelitian dilakukan secara kuantitatif maka penelitian ini selanjutnya akan mencoba melihat hubungan antara religiositas dan gaya hidup variabel independen dengan sikap remaja mengenai pencegahan penularan HIV dan AIDS sebagai variabel dependen.
Tabel 2.1
Matrik Studi Literatur Review
No Judul Tujuan Penelitian Metode Hasil Penelitian Relevansi
1. Knowledge and attitude towards HIV and AIDS among Iranian students Oleh:
Anahita Tavoosi, Azadeh Zaferani, Anahita Enzevaei, Parvin Tajik dan Zahra Ahmadinezhad
Mengetahui pengetahuan dan sikap pada siswa sekolah menengah atas mengenai H IV dan AIDS di Iran
Menggunakan teknik cluster-sampling, sampel adalah 4641 siswa SMA dari 52 sekolah tinggi di Tehran dengan memberi kuesioner
A. Hanya sedikit siswa yang menjawab semua
pertanyaan mengenai pengetahuan dengan benar, dan banyak kesalah pahaman
mengenai cara penularan HIV dan AIDS
B. Hampir semua siswa ingin mengetahui lebih jauh mengenai HIV dan AIDS
C. Hubungan tingkat pengetahuan terhadap sikap dan disiplin siswa mengenai HIV dan AIDS
Penelitian ini melihat pengetahuan sebagai faktor yang memengaruhi sikap pelajar dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.
No Judul Tujuan Penelitian Metode Hasil Penelitian Relevansi
2. HIV dan AIDS Knowledge, Attitudes, and Opinions among Adolescents in the River States of Nigeria Oleh: Ben E. Wodi, Ph.D., M.S.E.H Mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan pendapat remaja di Nigeria mengenai HIV dan AIDS Survei dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 pelajar sekolah menengah pertama
A. Hanya sebagian dari responden yang bisa berdiskusi dengan teman laki-laki maupun
perempuan mereka mengenai HIV dan AIDS B. 43 persen responden
tidak pernah berdiskusi mengenai HIV dan AIDS dengan orang tua atau wali mereka
C. 32 persen responden tidak menggunakan kondom sama sekali
Penelitian ini melihat opini serta pengetahuan remaja untuk melihat sikap renaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan ialah variabel independen dalam penelitian ini justru menjadi dimensi dari variabel dependen pada penelitian yang akan dilakukan.
3. Religiosity, Sexual Behaviors, and Sexual Attitudes During Mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan pendapat Melakukan wawancara terhadap sampel Religiositas merupakan faktor yang paling
kuat.dalam memengaruhi
Penelitian ini melihat religiositas sebagai faktor yang memengaruhi
No Judul Tujuan Penelitian Metode Hasil Penelitian Relevansi
emerging Adulthood oleh Eva S. Letkowitz, Meghan M. Gillen, Cindy L. Shearer, Tanya L. Boone, Mei 2004
remaja di Nigeria Mengenai HIV dan AIDS
berjumlah 205 pelajar
sikap dan perilaku seksual. perilaku seksual pada remaja. Perilaku seksual merupakan salah satu perilaku yang didefinisikan sebagai perilaku yang berisiko tertular HIV dan AIDS. Konsep perilaku adalah dimensi dari variabel sikap pada penelitian yang akan dilakukan.
4 Faktor Pencegahan HIV dan AIDS Akibat Perilaku Berisiko Tertular Pada Siswa SLTP
Oleh Elly Nurachmah,
Mengidentifikasi faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik pencegahan HIV dan AIDS yang berpengaruh Menggunakan dua buah kuesioner dengan skala Likert, pengolahan data yang dilakukan A. Terdapat hubungan antara persepsi faktor intrinsik meliputi pengetahuan, sikap dan pencegahan dengan pencegahan HIV dan
Variabel perilaku berisiko tertular HIV dan AIDS dikaitkan dengan persepsi mengenai pemahaman serta sikap dalam
No Judul Tujuan Penelitian Metode Hasil Penelitian Relevansi
Mustikasari terhadap terjadinya perilaku berisiko tertular pada siswa SLTP X di Depok.
meliputi editing, coding, entry dan cleaning. Analisis data yang dilakukan untuk penelitian ini menggunakan analisis univariat dengan tampilan data numerik (mean, median, modus, SD dan 95 persen CI)
AIDS dari perilaku berisiko tertular pada siswa SLTP
B. Ada hubungan antara persepsi faktor ekstrinsik meliputi informasi dari keluarga, fasilitas yang tersedia, informasi dari orang lain dan
pemahaman tentang stigma yang berkembang di masyarakat dengan pencegahan HIV dan AIDS dari perilaku berisiko tertular pada siswa SLTP.
Penelitian ini juga
dilakukan pada kelompok usia remaja.
No Judul Tujuan Penelitian Metode Hasil Penelitian Relevansi
AIDS pada Remaja di Indonesia (Analisis Data Riskesdas 2010)
gambaran
pengetahuan HIV dan AIDS pada remaja Indonesia.
(survei) faktor-faktor yang secara signifikan berhubungan dengan perilaku berisiko pada remaja di Indonesia tahun 2007 yakni
pengetahuan, sikap, umur, jenis kelamin, pendidikan, status ekonomi rumah tangga, akses terhadap informasi, komunikasi dengan orang tua, dan keberadaan teman yang memiliki perilaku berisiko
pengetahuan remaja mengenai pencegahan terhadap penularan HIV dan AIDS. Konsep pengetahuan merupakan salah satu dimensi sikap yang merupakan variabel dependen dalam penelitian yang akan dilakukan. Selain itu penelitian ini juga menganalisis remaja berusia 15-19 tahun yang belum menikah.