BAB V : Berisikan bagian penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
B. Prinsip – Prinsip Dasar Pengadaan Barang/Jasa
I. Pengguna barang/jasa
pengguna barang/jasa diwakili dengan pengguna anggaran/kuasa anggaran (PA/KPA), pejabat pembuat komitmen (PPK), panitia pengadaan/ULP
(unit layanan pengadaan) dan aparat pengawas internal pemerintah (APIP).31 Para pihak memiliki tugas pokok, kedudukan dan fungsi masing-masing.
a. Pengguna Anggaran
Istilah pengguna anggaran dijelaskan dalam Peraturan Presiden Nomor
54 tahun 2010 pada pasal 1 angka 5 yang menyatakan sebagai berikut :32
“Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah Pejabat
pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian/
Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat yang disamakan pada Institusi lain Pengguna APBN/APBD.”
pengguna anggaran juga memiliki tugas dan kewenangan yang telah diatur jelas pada Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 yang telah diubah dalam Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2011 dan Peraturan Presiden Nomor
70 tahun 2012 pada pasal 8 yang menyatakan sebagai berikut :33
“(1) PA memiliki tugas dan kewenangan sebagai berikut: a. menetapkan Rencana Umum Pengadaan;
31
Bab III Perpres Nomor 54 Tahun 2010 sebagaimana yang telah diubah dalam Perpres Nomor 35 Tahun 2011 dan Perpres Nomor 70 Tahun 2012. Dalam Peraturan tersebut disebutkan bahwa struktur organisasi pengadaan barang/jasa pemerintah melalui penyedia terdiri atas : a. PA/KPA, b. PPK, c. ULP/Pejabat Pengadaan, dan d. Panitia/pejabat penerima hasil pekerjaan. Yang kemudian dalam pengadaan barang/jasa pemerintah melalui swakelola terdiri atas : a. PA/KPA, b. PPK, dan c. Panitia/pejabat penerima hasil pekerjaan dan dikenal pula aparat pengawas internal pemerintahan (APIP)
32
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa 33
Bab III pasal 8 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 sebagaiman yang telah diubah dalam Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2011 dan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
b. mengumumkan secara luas Rencana Umum Pengadaan paling kurang di website K/L/D/I;
c. menetapkan PPK;
d. menetapkan Pejabat Pengadaan;
e. menetapkan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan; f. menetapkan:
1) pemenang pada Pelelangan atau penyedia pada
Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai diatas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); atau
2) pemenang pada Seleksi atau penyedia pada Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai diatas Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
g. mengawasi pelaksanaan anggaran;
h. menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
i. menyelesaikan perselisihan antara PPK dengan ULP/ Pejabat Pengadaan, dalam hal terjadi perbedaan pendapat;dan
j. mengawasi penyimpanan dan pemeliharaan seluruh Dokumen Pengadaan Barang/Jasa.
(2) Selain tugas pokok dan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam hal diperlukan, PA dapat:
a. menetapkan tim teknis; dan/atau
b. menetapkan tim juri/tim ahli untuk pelaksanaan Pengadaan melalui Sayembara/Kontes.
Kewenangan dan tugas dari pengguna anggaran diatur secara tegas guna untuk menghindari terjadinya tumpang tindih kewenangan para pejabat dalam pengadaan barang/jasa pemerintah dan BUMN serta tercapainya keseimbangan (check and balance) sehingga pelaksanaan pengadaan barang/jasa tersebut
berjalan sebagaimana mestinya.34
b. Kuasa Pengguna Anggaran
Istilah kuasa pengguna anggaran tidak dikenal dalam Keppres 80 Tahun 2003 maupun aturan sebelumnya, istilah tersebut baru dikenal pada Perpres 54 Tahun 2010 sebagaimana yang telah diubah dengan Perpres Nomor 35 Tahun
2011 dan Perpres Nomor 70 Tahun 2012.35
Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut dengan KPA merupakan pejabat bentukkan Pengguna Anggaran untuk menggunakan APBN
atau bentukkan kepala daerah untuk menggunakan APBD.36 KPA dapat menerima
pengalihan penuh maupun sebagian wewenang dari pengguna anggaran.
c. Pejabat Pembuat Komitmen
34
Purwosusilo, Aspek Hukum Pengadaan Barang Dan Jasa, Prenadamedia Group, Jakarta, 2014, Halaman 237
35
Ibid, 238 36
Pasal 1 ayat (6) Perpres Nomor 54 Tahun 2010 sebagaimana yang telah direvisi dengan Perpres Nomor 35 Tahun 2011 dan Perpres Nomor 70 Tahun 2012.
Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut sebagai PPK
adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pengadaan barang/jasa.37 Serta
pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja negara.38
PPK memiliki tugas dan wewenang yang telah diatur secara jelas dalam
pasal 11 yaitu,sebagai berikut:39
a. Menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang
meliputi :
1) Spesifikasi teknis barang/jasa;
2) Harga perkiraan sendiri (HPS); dan
3) Rancangan kontrak;
b. Menerbitkan surat penunjukkan penyedia barang/jasa;
c. Menyetujui bukti pembelian atau menandatangani kuitansi/surat
perintah kerja (SPK)/ suat perjanjian;
d. Melaksanakan kontrak dengan penyedia barang/jasa;
e. Mengendalikan pelaksanaan kontrak;
f. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian pengadaan barang/jasa kepada
PA/KPA;
37
Pasal 1 ayat (7) Nomor 54 Tahun 2010 sebagaimana yang telah direvisi dengan Perpres 35 Tahun 2011 dan Perpres Nomor 70 Tahun 2012.
38
Pasal 1 angka (23) Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 Tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
39
Pasal 11 Nomor 54 Tahun 2010 sebagaimana yang telah direvisi dengan Perpres 35 Tahun 2011 dan Perpres Nomor 70 Tahun 2012
g. Menyerahkan hasil pekerjaan pengadaan barang/jasa kepada PA/KPA dengan berita acara penyerahan;
h. Melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggaran dan
hambatan pelaksanaan pekerjaan kepada PA/KPA setiap triwulan;
i. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan
pengadaan barang/jasa.
d. ULP/Pejabat Pengadaan
Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut sebgai ULP adalah unit organisasi Kementrian/Lembaga/pemerintah Daerah/Institusi yang berfungsi melaksanakan pengadaan barang/jasa yang bersifat permanen, dapat berdiri
sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada.40
Seperti pihak-pihak lainnya ULP juga memiliki tugas pokok dan kewenangannya yaitu menyusun rencana pemilihan penyedia barang/jasa, menetapkan dokumen pengadaan,menetapkan besaran nominal jaminan penawaran, mengumumkan pelaksanaan pengadaan barang/jasa di website K/L/D/I masing-masing dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta meyampaikan ke LPSE untuk diumumkan dalam portal pengadaan nasional,
menilai kualifikasi penyedia barang/jasa melalui prakualifikasi atau
40
Pasal 1 ayat (8) Perpres Nomor 54 Tahun 2010 yang telah direvisi Perpres Nomor 35 Tahun 2011 dan Perpres Nomor 70 tahun 2012 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
pascakualifikasi, dan melakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga terhadap
penawaran yang masuk.41
e. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP)
Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan yang selanjutnya disebut sebagai PPHP pada hakikatnya merupakan perpanjangan tangan dari pengguna anggaran untuk memeriksa kebenaran hasil pekerjaan yang telah diselesaikan
penyedia dengan dasar kontrak yang telah ditanda tangani.42
Adapun tugas pokok dan kewenangan dari PPHP yaitu juga dengan jelas
tercantum dalam pasal 18 ayat (5) yang menyatakan sebagai berikut:43
a. Melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan pengadaan barang/jasa sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak;
b. Menerima hasil pengadaan barang/jasa setelah melalui pemeriksaan/
pengujian; dan
c. Membuat dan menandatangani berita cara serah terima hasil
pekerjaan.
d. Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP)
Aparat pengawas Intern Pemerintah yang selanjutnya disebut sebagai APIP ini merupakan aparat yang melakukan pengawasan melalui audit, review,
41
Pasal 17 ayat (2) Perpres Nomor 54 Tahun 2010 yang telah direvisis pada Perpres Nomor 35 Tahun 2011 dan Perpres Nomor 70 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
42
Purwosusilo, Aspek Hukum Pengadaan Barang dan Jasa, Prenadamedia Group, Jakarta, 2014, halaman 246
43
Pasal 18 ayat (5) Perpres Nomor 54 Tahun 2010 yang telah direvisi pada Perpres Nomor 35 Tahun 2011 dan Perpres Nomor 70 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya terhadap penyelenggaraan
tugas dan fungsi organisasi.44