• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGOMPOSAN DENGAN METODA LAJUR TERBUKA ( OPEN WINDROW )

Dalam dokumen BUKU PEDOMAN 3R 2014 (Halaman 124-129)

METODA PENGOMPOSAN SAMPAH

1. Pengiriman dan penerimaan sampah.

5.4.1 PENGOMPOSAN DENGAN METODA LAJUR TERBUKA ( OPEN WINDROW )

Pengomposan skala kawasan dengan metoda lajur terbuka (open windrow) merupakan proses pengomposan yang terbukti paling mudah dilakukan dan dikendalikan. Metoda open

windrows yang telah dikembangkan oleh BPPT

dan UDPK bahkan tidak menggunakan pencacahan secara mekanik dan tidak juga menggunakan aktivator. Pengendalian udara didalam tumpukan windrows dilakukan dengan memindahkan tumpukan ke tempat lain (sebelah) sehingga disebut juga dengan open

windrow bergulir. Proses pengomposan

memerlukan waktu selama 6 minggu.

Ketentuan Kapasitas Pengomposan

Menentukan kapasitas pengomposan perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Metoda UDPK menentukan bahwa ukuran tumpukan sampah yang ideal adalah tinggi (T) maksimum : 1.5 m, lebar (L) maksimum : 1.75 m dan panjang (P) maksimum : 2 m (tergantung luas lahan yang tersedia)

2. Jumlah sampah yang dapat dikomposkan adalah 60-70% sampah organik 3. Volume setiap tumpukan sampah adalah V m3(V = P x L x T)

4. Jumlah volume seluruh tumpukan = A m3

A = n x V, dimana n = jumlah tumpukan. Tetapi dalam menentukan jumlah maksimum tumpukan, harus ada jarak minimal 1.5 m antara tumpukan memanjang. Jarak antara tumpukan tersebut memungkinkan para pekerja memonitor suhu dan memudahkan pembalikan sampah

5. Kebutuhan minimum pasokan sampah selama 60 hari proses 6. Pasokan sampah perhari = P/60

7. Perhitungan hasil produksi

Mengingat penyusutan bahan organik yang terjadi selama proses pengomposan adalah 75% (berat), maka jumlah hasil akhir kompos adalah 25% dari jumlah tumpukan awal.

Langkah-Langkah Pengerjaan Pengomposan Secara Open Windrow meliputi : a. Pemilahan Sampah

1. Dilakukan pemilahan pada sampah yang masuk dengan membagi sampah menjadi : 1.1 Sampah organik yang dapat dikomposkan

- Sampah yang tidak dapat dikomposkan

- Barang berbahaya

- Residu

- Barang Lapak

2. Jual barang lapak ke pemulung atau bandar lapak Gambar 5.6 Pengomposan dengan

metodaOpen Windrow

5.4.1

PENGOMPOSAN DENGAN METODA LAJUR TERBUKA (OPEN WINDROW)

Pengomposan skala kawasan dengan metoda lajur terbuka (open windrow) merupakan proses pengomposan yang terbukti paling mudah dilakukan dan dikendalikan. Metoda open

windrows yang telah dikembangkan oleh BPPT

dan UDPK bahkan tidak menggunakan pencacahan secara mekanik dan tidak juga menggunakan aktivator. Pengendalian udara didalam tumpukan windrows dilakukan dengan memindahkan tumpukan ke tempat lain (sebelah) sehingga disebut juga dengan open

windrow bergulir. Proses pengomposan

memerlukan waktu selama 6 minggu.

Ketentuan Kapasitas Pengomposan

Menentukan kapasitas pengomposan perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Metoda UDPK menentukan bahwa ukuran tumpukan sampah yang ideal adalah tinggi (T) maksimum : 1.5 m, lebar (L) maksimum : 1.75 m dan panjang (P) maksimum : 2 m (tergantung luas lahan yang tersedia)

2. Jumlah sampah yang dapat dikomposkan adalah 60-70% sampah organik 3. Volume setiap tumpukan sampah adalah V m3(V = P x L x T)

4. Jumlah volume seluruh tumpukan = A m3

A = n x V, dimana n = jumlah tumpukan. Tetapi dalam menentukan jumlah maksimum tumpukan, harus ada jarak minimal 1.5 m antara tumpukan memanjang. Jarak antara tumpukan tersebut memungkinkan para pekerja memonitor suhu dan memudahkan pembalikan sampah

5. Kebutuhan minimum pasokan sampah selama 60 hari proses 6. Pasokan sampah perhari = P/60

7. Perhitungan hasil produksi

Mengingat penyusutan bahan organik yang terjadi selama proses pengomposan adalah 75% (berat), maka jumlah hasil akhir kompos adalah 25% dari jumlah tumpukan awal.

Langkah-Langkah Pengerjaan Pengomposan Secara Open Windrow meliputi : a. Pemilahan Sampah

1. Dilakukan pemilahan pada sampah yang masuk dengan membagi sampah menjadi : 1.1 Sampah organik yang dapat dikomposkan

Sampah yang tidak dapat dikomposkan Barang berbahaya

Residu

Barang Lapak

2. Jual barang lapak ke pemulung atau bandar lapak Gambar 5.6 Pengomposan dengan

metodaOpen Windrow

5.4.1

PENGOMPOSAN DENGAN METODA LAJUR TERBUKA (OPEN WINDROW)

Pengomposan skala kawasan dengan metoda lajur terbuka (open windrow) merupakan proses pengomposan yang terbukti paling mudah dilakukan dan dikendalikan. Metoda open

windrows yang telah dikembangkan oleh BPPT

dan UDPK bahkan tidak menggunakan pencacahan secara mekanik dan tidak juga menggunakan aktivator. Pengendalian udara didalam tumpukan windrows dilakukan dengan memindahkan tumpukan ke tempat lain (sebelah) sehingga disebut juga dengan open

windrow bergulir. Proses pengomposan

memerlukan waktu selama 6 minggu.

Ketentuan Kapasitas Pengomposan

Menentukan kapasitas pengomposan perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Metoda UDPK menentukan bahwa ukuran tumpukan sampah yang ideal adalah tinggi (T) maksimum : 1.5 m, lebar (L) maksimum : 1.75 m dan panjang (P) maksimum : 2 m (tergantung luas lahan yang tersedia)

2. Jumlah sampah yang dapat dikomposkan adalah 60-70% sampah organik 3. Volume setiap tumpukan sampah adalah V m3(V = P x L x T)

4. Jumlah volume seluruh tumpukan = A m3

A = n x V, dimana n = jumlah tumpukan. Tetapi dalam menentukan jumlah maksimum tumpukan, harus ada jarak minimal 1.5 m antara tumpukan memanjang. Jarak antara tumpukan tersebut memungkinkan para pekerja memonitor suhu dan memudahkan pembalikan sampah

5. Kebutuhan minimum pasokan sampah selama 60 hari proses 6. Pasokan sampah perhari = P/60

7. Perhitungan hasil produksi

Mengingat penyusutan bahan organik yang terjadi selama proses pengomposan adalah 75% (berat), maka jumlah hasil akhir kompos adalah 25% dari jumlah tumpukan awal.

Langkah-Langkah Pengerjaan Pengomposan Secara Open Windrow meliputi : a. Pemilahan Sampah

1. Dilakukan pemilahan pada sampah yang masuk dengan membagi sampah menjadi : 1.1 Sampah organik yang dapat dikomposkan

Sampah yang tidak dapat dikomposkan Barang berbahaya

Residu

Barang Lapak

2. Jual barang lapak ke pemulung atau bandar lapak Gambar 5.6 Pengomposan dengan

Tata Cara Pilihan Teknologi

27

3. Jika ada insinerator di sebelah area pengomposan, bakarlah residu. Buang sisa pembakaran dan barang berbahaya yang dibungkus dalam wadah tersendiri

4. Jika tidak ada insinerator, bungkus barang berbahaya dalam kantong tersendiri kemudian dibuang bersama residu ke TPA

b. Penumpukan Bahan Kompos

1. Lakukan penumpukan sampah organik (hasil pemilahan) yang dapat dikomposkan di atas aerator bambu dengan ukuran yang sesuai

2. Lakukan penyiraman setiap mencapai ketebalan 30 cm, agar kelembaban merata

c. Pengukuran Suhu dan Kelembaban

1. Lakukan pengukuran suhu dengan termometer alkohol pertama kali setelah penumpukan berumur 2-4 hari untuk mendapatkan suhu tumpukan > 65 °C

2. Setelah itu, setiap 2-4 hari lakukan pengukuran suhu tumpukan pada sekitar 5 lubang dengan suhu rata-rata yang diinginkan selama proses sesuai ketentuan. Cara mengukur suhu adalah lubang/tusuk sisi-sisi tumpukan (sekitar 5 lubang) dengan kedalaman alat bantu berupa sebatang besi atau kayu keras. Kedalaman lubang adalah 2/3 tinggi dari tebal tumpukan. Masukkan termometer tersebut, lalu lubang ditutup kembali, sehingga yang terlihat tali pengikat termometer. Setelah 1-2 menit termometer dicabut dengan menarik talinya, lalu secepatnya dibaca suhunya pada termometer, agar tidak dipengaruhi suhu lingkungan.

3. Lakukan pengukuran kelembaban tumpukan pada saat yang sama dengan pengukuran suhu. Kelembaban tumpukan yang diinginkan sekitar 50 %. Cara mengukur kelembaban bahan tumpukan adalah dari bagian dalam, kemudian remas dengan kepalan tangan

- Jika air remasan mengalir cukup banyak dari sela-sela jari, berarti tumpukan tersebut ter lalu lembab atau di atas > 50%.

- Jika air remasan tidak keluar dari sela jari, berar ti tumpukan tersebut terlalu kering atau kelembaban di bawah < 50 %.

- Jika air remasan menetes dari sela-sela jari, berarti tumpukan tersebut mempunyai kelembaban sesuai yang dibutuhkan.

4. Perlakukan Pada Proses Pelapukan

Berikan perlakukan berikut sesuai hasil pengukuran suhu dan ketembaban yaitu:

a. Jika suhu dan kelembaban tumpukan selama proses sesuai dengan ketentuan yaitu sekitar 45°C 60 °C dan kelembaban 50 % maka pembalikan dapat dilakukan seminggu sekali bersamaan dengan perlakuan penyiraman. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Tata Cara Pilihan Teknologi

29

b. Jika suhu tumpukan < 45ºC atau 60 ºC, maka lakukan pembalikan. Cara melakukan pembalikan :

- Pembalikan ganda : bongkar tumpukan di sekeliling terowongan bambu, lalu susun kembali ketempatnya semula menjadi tumpukan.

- Pembalikan tunggal : bongkar tumpukan dengan langsung memindahkannya ke tempat baru di sebelahnya.

c. Jika kelembaban tumpukan di atas yaitu > 50 % (basah), maka lakukan pembalikan pada tumpukan tanpa penyiraman

d. Jika kelembaban tumpukan kurang, lakukan penyiraman, baik pada saat pembalikan atau secara langsung di atas tumpukan.

Prasarana dan Sarana Pengomposan Dengan Lajur Terbuka (Open Windrows) Peralatan yang dibutuhkan

Jenis peralatan yang dibutuhkan untuk pengomposan lajur terbuka adalah : 1. Alat pengomposan manual.

a. Garu, alat untuk membentuk dan membalik tumpukan sampah b. Sekop, untuk proses pengayakan dan pengemasan

c. Pompa air dan perpipaan untuk penyiraman

d. Gerobak dorong untuk mengangkut sampah dan kompos e. Timbangan

f. Termomoter kompos g. Pakaian kerja

h. Alat Pencacah(Bila diperlukan) i. Alat pengemas kompos

j. Alat pengayak kompos, manual atau mekanis.

2. Gerobak sampah untuk mengambil sampah dari sumbernya 3. Instalasi penampung lindi

4. Instalasi listrik

5. Kontainer residu sampah

Area yang dibutuhkan

Jenis prasarana ruangan yang dibutuhkan untuk pengomposan lajur terbuka adalah : Ruang beratap tanpa dinding atau dinding setengah :

1. Ruang Pemilahan 2. Ruang Pengomposan 3. Ruang Pematangan

Ruang beratap tertutup dengan dinding : 1. Ruang Gudang

2. Ruang Peralatan 3. Ruang kantor dan toilet

Tata Cara Pilihan Teknologi

31

Ketentuan Peletakan Pengomposan Open Windrowadalah sebagai berikut :

Area

Dalam dokumen BUKU PEDOMAN 3R 2014 (Halaman 124-129)