• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUMBER APBN BELANJA MODAL

Dalam dokumen BUKU PEDOMAN 3R 2014 (Halaman 69-77)

RENCANA PEMBIAYAAN

2. SUMBER APBN BELANJA MODAL

Untuk pengadaan peralatan penunjang operasional TPS3R yang saat ini menggunakan sumber dana APBN Belanja Modal*), mekanismenya menggunakan metode dengan penyedia jasa

sesuai dengan ketentuan Pepres 70 Tahun 2012.

Tata Cara Perencanaan Tempat Pengolahan Sampah (TPS)

41

BAB VI

MEKANISME PENGADAAN BARANG DAN JASA

6.1

PRINSIP DASAR PENGADAAN

Pelaksanaan kegiatan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R Berbasis Masyarakat merupakan kegiatan swakelola oleh masyarakat, dimana KSM dipilih selaku pelaksana dan penanggungjawab pelaksanaan kegiatan di tingkat masyarakat. Pengadaan barang/jasa pada TPS 3R diselenggarakan untuk menyediakan barang/jasa yang dibutuhkan bagi pembangunan infrastruktur pengelolaan persampahan skala kawasan, oleh karena itu, pengadaan barang/jasa di tingkat masyarakat dalam TPS 3R berpendekatan pada prinsip- prinsip penyelenggaraan program dan prinsip-prinsip pengadaan barang/jasa yang ditetapkan.

Pengadaan barang/jasa agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan dari segi administrasi, teknis dan keuangan, maka perlu menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Efisien,berarti pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana dan

daya yang minimum untuk mencapai kualitas dan sasaran dalam waktu yang ditetapkan atau menggunakan dana yang telah ditetapkan untuk mencapai hasil dan sasaran dengan kualitas yang maksimum.

2. Efektif, berarti pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan dan sasaran yang

telah ditetapkan serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya.

3. Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang/jasa

bersifat jelas dan dapat diketahui secara luas oleh Penyedia Barang/Jasa yang berminat serta oleh masyarakat pada umumnya.

4. Terbuka, berarti pengadaan barang/jasa dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Jasa

yang memenuhi persyaratan/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas.

5. Bersaing, berarti pengadaan barang/jasa harus dilakukan melalui persaingan yang sehat

diantara sebanyak mungkin Penyedia Barang/Jasa yang setara dan memenuhi persyaratan, sehingga dapat diperoleh Barang/Jasa yang ditawarkan secara kompetitif dan tidak ada intervensi yang mengganggu terciptanya mekanisme pasar dalam Pengadaan Barang/Jasa.

6. Adil/tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon

Penyedia Barang/Jasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu, dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional.

7. Akuntabel, berarti harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang terkait dengan

6.2 ETIKA PENGADAAN

Para pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa harus mematuhi etika sebagai berikut:

1. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk mencapai sasaran, kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan pengadaan barang/jasa;

2. Bekerja secara mandiri dan menjaga kerahasiaan dokumen pengadaan barang/jasa yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam Pengadaan Barang/Jasa;

3. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang berakibat terjadinya persaingan tidak sehat;

4. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan tertulis para pihak;

5. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan barang/jasa;

6. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan negara dalam pengadaan barang/jasa;

7. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara; dan

8. Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah, imbalan, komisi dan berupa apa saja dari atau kepada siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan Pengadaan Barang/Jasa.

6.3 TIM PENGADAAN

Tim Pengadaan barang/jasa pada kegiatan TPS 3R di tingkat masyarakat adalah sebagai berikut :

1. Tim Pengadaan barang/jasa merupakan anggota Tim Swakelola KSM yang pembentukanya ditetapkan dengan Surat Keputusan penanggung jawab kelompok masyarakat/Ketua KSM. 2. Orang-orang yang duduk dalam Tim Pengadaan adalah anggota masyarakat yang

mempunyai integritas, jujur, tidak mempunyai kepentingan pribadi serta dipilih secara demokratis oleh masyarakat.

3. Jumlah tim pengadaan barang/jasa harus ganjil (ditetapkan 3 atau 5 orang), tergantung dari nilai barang/jasa yang akan dilelangkan. Untuk yang nilainya antara Rp. 50 juta sampai dengan Rp. 200 juta tim pengadaan 3 orang, sedangkan untuk yang nilainya diatas Rp. 200 juta maka tim pengadaan ditetapkan 5 orang. Hal ini untuk memudahkan dalam pengambilan keputusan. Susunan Tim pengadaan barang/jasa terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota.

4. Barang/jasa yang akan diadakan untuk pembangunan fisik harus memenuhi kebutuhan sesuai RKM (DED dan RAB) yang telah verifikasi TFL disetujui oleh PPK/Satker PPLP Propinsi,dan memenuhi spesifikasi teknis yang telah dipersyaratkan.

Tata Cara Perencanaan Tempat Pengolahan Sampah (TPS)

43

5. Pengadaan jasa sewa alat /alat berat harus memperhitungkan tingkat efisiensi penggunaan dana bantuan sosial dan efektifitas pelaksanaan sehingga program ini benar-benar dapat memberikan pendapatan dan manfaat yang optimal bagi masyarakat. Serta dipastikan penggunaan alat yang disewa dalam kegiatan fisik di lapangan memang benar-benar tidak bisa di kerjakan oleh masyarakat setempat.

6.4 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TIM PENGADAAN

Tugas dan tanggung jawab tim pengadaan adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan daftar barang/jasa dan pekerjaan yang akan diadakan dan sekaligus menyiapkan spesifikasi teknisnya;

2. Membuat rencana pembeliaan barang berdasarkan (jenis barang/jasa dan ketersediaan penyedia barang/jasa) dan jadwal rencana pelaksanaan pengadaan.

3. Untuk pengadaan barang/jasa yang bernilai di atas Rp. 50.000.000 sampai dengan Rp. 200.000.000 dapat dilakukan dengan pengadaan langsung terhadap 1 (satu) penyedia barang/jasa. Pangadaan langsung dilaksanakan berdasarkan harga yang berlaku di pasar kepada penyedia yang memenuhi kualifikasi. Pengadaan langsung dilaksanakan oleh 1 (satu) orang Pejabat Pengadaan.

4. Untuk pengadaan barang/jasa yang bernilai diatas Rp. 200.000.000 dilakukan dengan cara Pemilihan Langsung pasca kualifikasi, metode pemasukan dokumen satu sampul.

Proses Pemilihan Langsung pasca kualifikasi satu sampul meliputi a. Pengumuman

b. Pendaftaran dan pengambilan dokumen pengadaan c. Pemberian penjelasan

d. Pemasukan dokumen penawaran e. Pembukaan dokumen penawaran f. Evaluasi penawaran

g. Evaluasi kualifikasi h. Pembuktian kualifikasi

i. Pembuatan berita acara hasil pelelangan j. Penetapan pemenang

k. Pengumuman pemenang l. Sanggahan, dan

m. Sanggahan banding (apabila diperlukan)

6.5 RENCANA PENGADAAN

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam rencana pengadaan adalah sebagai berikut:

1. Tentukan jenis-jenis bahan / alat yang akan dibeli / sewa.

saat itu, sebab jika pembelian terlampau banyak (tidak terkontrol) maka dapat berlebih (merupakan pemborosan), akibatnya dana yang ada bisa tidak cukup untuk membeli bahan lain atau membayar upah, dan lain-lain.

b. Harus memperhatikan kecukupan dana yang ada untuk kebutuhan lain, misalnya membayar upah pekerjaan dilapangan (pemasangan bahan yang dibeli). Hal ini penting untuk menjaga agar kegiatan dilapangan tetap berjalan terus-menerus (ada kemajuan pekerjaan). Jangan sampai dilakukan pembelian bahan/alat tetapi tidak dapat dipasang dilapangan karena tidak ada dana untuk membayar upah kerja;

c. Harus memperhatikan kemampuan gudang untuk menyimpan bahan/alat yang dibeli secara baik dan aman, karena pembelian material tanpa mempertimbangkan kapasitas

ruang penyimpanan atau gudang dapat mengakibatkan kerusakan/hilangnya

bahan/material sebelum digunakan.

d. Harus dilakukan evaluasi terhadap pengiriman/penerimaan material yang berakibat terjadinya kemungkinan volume pembelian yang akan melebihi volume RAB.

2. Tetapkan Toko/Pemasok yang akan memasok bahan/alat.

Acuan yang digunakan adalah Daftar Toko/Pemasok yang telah ditentukan berdasarkan berita acara hasil survey toko material.

3. KSM membuat Surat Pesanan Bahan/Alat yang ditujukan kepada Toko/Pemasok yang dipilih. Penting untuk diperhatikan bahwa surat pesanan ini agar sampaikan juga ke bagian bendahara untuk persiapan pembayarannya. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas kegiatan baik internal KSM/warga maupun dengan pihak pemasok itu sendiri.

4. Bahan yang diterima di proyek harus diperiksa kesesuaian jumlah dan kualitasnya, kemudian dicatat pada Nota Penerimaan Bahan untuk selanjutnya dapat langsung dipergunakan dilapangan atau disimpan sementara digudang dengan aman dan baik. Penting untuk diperhatikan, agar Nota Penerimaan Bahan/Alat ini juga disampaikan kebagian bendahara/keuangan untuk pembayarannya.

5. Tatacara pembayaran material/alat dilakukan oleh bendahara atau bagian keuangan atau petugas khusus yang telah ditetapkan oleh KSM untuk tugas itu.

6.6 PENGADAAN BARANG DAN JASA OLEH KELOMPOK MASYARAKAT

Secara umum pengadaan barang/jasa oleh masyarakat dan sewa alat mengikuti ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 serta perubahannya Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012, yaitu sebagai berikut:

1. Pengadaan barang/jasa yang bernilai kurang dari Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah) dapat dibeli langsung kepada penyedia barang dan bukti pengikatnya cukup berupa bukti pembelian/nota pembelian pembayaran dengan materai sesuai ketentuan.

2. Pengadaan barang/jasa yang bernilai diatas Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah) sampai dengan Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) dapat dilakukan dengan pengadaan langsung kepada 1 (satu) penyedia barang melalui penawaran tertulis dari penyedia barang yang bersangkutan, dan bukti pengikatannya berupa kuitansi dengan materai sesuai ketentuan.

Tata Cara Perencanaan Tempat Pengolahan Sampah (TPS)

45

3. Pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang bernilai di atas Rp.50.000.000 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp. 200.000.000 (dua ratus juta riupiah) dilakukan oleh tim pengadaan yang berjumlah 3 (tiga) orang dengan cara meminta dan membandingkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawaran dari 3 (tiga) penyedia barang yang berbeda serta memilih penawaran dengan harga terendah, dan bukti pengikatannya berupa Surat Perintah Kerja (SPK) dengan materai sesuai ketentuan.

4. Pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang bernilai diatas Rp.200.000.000 (dua ratus juta) dilakukan oleh tim pengadaan yang berjumlah 5 orang dengan cara meminta dan membandingkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawaran dari 3 (tiga) penyedia dengan harga terendah, dan bukti pengikatannya berupa Surat Perjanjian dengan sesuai ketentuan.

6.7 PENGGUNAAN METERAI

Bea Meterai merupakan pajak yang dikenakan terhadap dokumen yang menurut Undang- undang Bea Meterai menjadi objek Bea Meterai. Untuk dokumen yang menyatakan nominal uang dengan batasan sebagai berikut:

1. yang mempunyai harga nominal sampai dengan Rp 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah), tidak dikenakan Bea Meterai;

2. yang mempunyai harga nominal lebih dari Rp 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) sampai dengan Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), dikenakan Bea Meterai dengan tarif sebesar Rp 3.000,00 (tiga ribu rupiah);

3. yang mempunyai harga nominal lebih dari Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), dikenakan Bea Meterai dengan tarif sebesar Rp 6.000,00 (enam ribu rupiah).

Cara mempergunakan meterai tempel :

1. Meterai tempel direkatkan seluruhnya dengan utuh dan tidak rusak di atas dokumen yang dikenakan Bea Meterai.

2. Meterai tempel direkatkan di tempat dimana tanda tangan akan dibubuhkan.

3. Pembubuhan tanda tangan dilakukan dengan tinta atau yang sejenis dengan itu, sehingga sebagian tanda tangan di atas kertas dan sebagian lagi di atas Meterai tempel.

4. Jika digunakan lebih dan satu Meterai tempel, tanda tangan harus dibubuhkan sebagian di atas semua Meterai tempel dan sebagian di atas kertas.

5. Pelunasan Bea Meterai dengan menggunakan Meterai tempel tetapi tidak memenuhi ketentuan di atas, dokumen yang bersangkutan dianggap tidak bermeterai.

6.8 PELAKSANAAN KEGIATAN DENGAN PIHAK KETIGA

Seluruh pelaksanaan pekerjaan prasarana dan sarana TPS 3R yang dibutuhkan oleh masyarakat sangat diprioritaskan untuk dilaksanakan seluruhnya oleh warga sendiri. Namun demikian bila pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana TPS 3R tidak dapat dilaksanakan oleh masyarakat baik secara keseluruhan maupun sebagian maka dapat saja pekerjaan tersebut diserahkan kepada pihak ketiga (kelompok kerja atau subkontrak) yang lebih mampu.

Pekerjaan yang dapat dikerjakan secara subkontrak melalui Pihak Ketiga adalah pekerjaan yang dianggap tidak mampu dikerjakan oleh masyarakat karena memerlukan keahlian khusus (misalnya pengadaan dan pemasangan rangka atap, dsb) atau pembelian barang (pabrikan) yang membutuhkan ketrampilan tertentu, dengan ketentuan:

1. Pekerjaan bukan merupakan pekerjaan utama

2. Pekerjaan tersebut telah dievaluasi dan mendapat rekomendasi dari TFL dan Satker PPLP Provinsi

Dalam pelaksanaannya, KSM akan melakukan pengawasan terhadap kinerja

subkontraktor/pemasok melalui Tim Pengawas KSM. Dalam melakukan pengawasan, KSM juga

akan melakukan pertemuan-pertemuan pekerjaan yang telah dicapai oleh

subkontraktor/pemasok serta permasalahan-permasalahan yang timbul di lapangan.

Disamping pelaksanaan pekerjaan sendiri oleh masyarakat, KSM juga dapat secara langsung melakukan teguran-teguran di lapangan baik lisan maupun tertulis kepada subkontraktor terhadap kualitas pekerjaan maupun kemampuan tukang yang tidak memadai.

Setiap kontrak yang selesai dilaksanakan oleh subkontraktor akan diperiksa oleh KSM terlebih dahulu, kemudian dievaluasi oleh tim pengawas.

Tata Cara Perencanaan Tempat Pengolahan Sampah (TPS)

47

BAB VII

Dalam dokumen BUKU PEDOMAN 3R 2014 (Halaman 69-77)