• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pentingnya Aroma

Dalam dokumen KOMUNIKASI DAN PERILAKU NONVERBAL docx (Halaman 104-108)

SPACE AND TERRITORIALITY FENOMENA TERRITORIALITY

4. Faktor Lingkungan Lainnya a) Daya Tarik Lingkungan

4.1 Pentingnya Aroma

Kita semua memiliki aroma individual, yang orang sebut olfactory signature. Kebanyakkan makhluk hidup memiki pheromones, sekresi kimia yang menarik hewan lain untuk pasangan. Meskipun begitu, tidak ada satu pun yang terisolasi pada manusia. Manusia menjadi lebih sensitif terhadap aroma saat sedang bergairah.

Rata-rata orang dapat mengenal setidaknya 4000 aroma berbeda. Bahkan ada yang bisa mengenal sampai 10.000 aroma. Orang tidak hanya berbeda dalam tingkat sensitivitasnya dalam mencium, mereka juga berbeda dalam istilah dari evaluasi terhadap aroma yang diberikan. Tidak hanya berbeda dalam bereaksi terhadap aroma, tetapi juga ada bukti bahwa aroma dipengaruhi dari taraf gender.

Aroma merupakan pesan yang tak terlihat dan luar biasa, juga biasa menentukan apakah komunikasi akan dimulai, dilanjutkan, atau dihentikan. Apa yang dikomunikasikan, bersama dengan pesan verbal dan non-verbal lainnya, tergantung dari cara penerima mempersepsikannya.

Aroma dan Daya Tarik

Dari banyak karya tulis popular terakhir menyatakan bahwa ada hubungan antara bau dan daya tarik antara pasangan seksual. Kita merupakan budaya paling scent- conscious di dunia, karena kita menggunakan berbagai macam aroma buatan untuk memberi daya tarik terhadap orang lain atau membuat kita tampak meyakinkan.

Beberapa peneliti menyatakan bahwa parfum dan daya tarik berhubungan. Meskipun begitu, dalam suatu hubungan, jika itu ada, pastilah sangat kompleks. Seperti halnya seorang perempuan dengan pakaian serba detail, bisa jadi tidak membutuhkan parfum sebanyak perempuan yang berpakaian sampai harus benar-benar dianggap atraktif.

Norma dalam budaya kita adalah jika seseorang tidak berbau sedap, kita tidak akan tertarik pada mereka. Meski begitu, apa yang menarik bagi satu orang, bisa jadi menyinggung atau mengganggu orang yang lain. Parfum yang terlalu banyak bisa menyinggung atau menggagu kesadaran beberapa orang, yang di mana orang yang lain bisa jadi malah bergairah.

Aroma dan Sentuhan

Orang-orang mendekati benda dan orang yang atraktif. Oleh karenanya, jika seseorang terlihat tidak sedap dipandang atau memiliki bau mulut atau bau badan, kita cenderung tidak akan mau menyentuh mereka. Orang-orang atraktif mendapatkan lebih banyak sentuhan di masyarakat. Atraktivitas berhubungan dengan aroma. Mereka dengan wangi yang atraktif, menyenangkan dan baik akan cenderung mendapatkan lebih banyak sentuhan dibandingkan mereka yang berbau tidak sedap, tidak menyenangkan, dan busuk.

Aroma dan Lingkungan

Lingkungan kita dibanjiri oleh beragam bau yang menyerang indera penciuman kita. Kita punya polusi udara, asap rokok, parfum dengan aroma yang kuat, tissue toilet beraroma, pakaian dalam yang bau, semprotan halaman beraroma, dan rumah yang beraroma serta pembersih karpet.

Banyak orang menderita dari alergi yang berhubungan dengan aroma atau bau- bauan atau penyakit pernapasan. Karena kita memiliki banyak aroma di lingkungan, itu

akan bisa menjadi hari-hari penuh alergi. Dalam budaya ini, kita sangat sensitif terhadap bau dan bahkan bisa bertindak kasar.

Yang harus kita pahami adalah bahwa semua orang tidak lebih memilih untuk menyukai aroma yang sama. Suatu aroma yang wangi bagi seseorang, bisa saja dianggap beraroma busuk oleh orang lain. Kita harus sensitif dengan orang-orang di sekitar kita dan bagaimana aroma kita serta cara kita menggunakan aroma lingkungan dapat mempengaruhi orang lain. Kita juga dibanjiri oleh bau lingkungan yang mengkomunikasikan hal-hal tentang kita, bahkan kita bisa membuat pernyataan (judgement) tentang orang lain berdasarkan aroma apa yang orang tersebut izinkan di lingkungannya.

Efek dari Aroma dan Bau

Aroma jelas merupakan arti dari mengkomunikasikan dan berinteraksi denga orang lain. Kita bisa menggunakan aroma kita untuk meningkatkan komunikasi kita dengan sesama. Kita juga bisa menggunakan aroma kita untuk memastikan orang lain tidak berkomunikasi dengan kita. Oleh karenanya, aroma sangat luar biasa, meskipun tidak terlihat, merupakan komponen dari proses komunikasi non-verbal. Adapun 7 efek atau kegunaan dari aroma adalah sebagai berikut:

1) Aroma dapat digunakan untuk meningkatkan daya tarik yang dirasakan di antara dua orang.

2) Aroma juga bisa mempengaruhi daya tarik dari makanan. Hal lain yang mempengaruhi keinginan terhadap makan disamping aroma adalah ekspektasi kita, kepribadian, warna makanan, tekstur makanan, dan frekuensi proses menelan. 3) Aroma dan bau dapat membangkitkan makna dan memori dari benda, orang dan

lingkungan masa lalu. Orang yang memiliki smell blindness tidak akan bisa mendeteksi bau dan aroma tertentu, bisa tidak peka terhadap aroma di sekitarnya, dan tidak bisa membentuk makna dan memori tertentu dari benda dan orang-orang. 4) Kita selalu menggunakan smell adaptation di kehidupan sehari-hari.

5) Kita mengalami yang disebut smell memory¸ fenomena yang di mana aroma dan bau dapat menimbulkan pengingatan spontan dari kejadian yang terasosiasikan dengan mereka.

6) Aroma dan bau dapat digunakan dalam mendidik siswa tentang dunia di sekitarnya dan menstimulasi proses pembelajaran siswa yang bisu dan tuli.

7) Aroma dan bau akhir-akhir ini telah menjadi persoalan ilmiah dalam banyak komunitas medis.

Jadi, faktor-faktor lingkungan sangat penting dalam komunikasi manusia. Faktor- faktor itu bisa mempengaruhi reaksi kita terhadap orang lain, kondisi emosional, dan persepsi. Jika kita bisa memahami faktor yang sedang terjadi dalam situasi tertentu, maka kita akan bisa lebih memahami komunikasi yang terjadi pada situasi tersebut.

CHAPTER 10

WAKTU

Chronemics menunjukkan kepada kita bagaimana cara merasa, menggunakan, belajar, membentuk, menafsirkan, dan memberi reaksi untuk menyampaikan waktu. Hickson dan Stacks (1993) menyatakan bahwa studi chronemics adalah “bagian yang berarti (signifikan) dari komunikasi nonverbal karena secara umum kita merasa perilaku dan reaksi kita sebagai rangkaian waktu” (p.175). Negara Amerika Utara menggambarkan tentang waktu yaitu fakta-fakta dalam segala perkataan dan perbuatan manusia. Kita memiliki unsur-unsur nonverbal waktu dimanapun.

Negara Amerika adalah Negara dimana orang hidup dengan jadwal yang teratur. Banyak dari komunikasi kita, baik verbal dan nonverbal, merupakan hasil dari jadwal waktu. Kita dapat melihat betapa seringnya perencaan kita dengan cara yang beragam. Sebagai contoh, sekolah kita, ruang kelas, dan bisnis yang ada dalam jadwal; jarang lembaga yang tidak memilikinya. Tempat kerja kita memiliki jadwal. Kita merencanakan janji dengan orang lain dan untuk diri kita sendiri. Kita makan pada waktu tertentu. Kita tidur pada waktu tertentu. Kita berlibur pada waktu tertentu. Jika kita melewatkan waktu itu, kita melewatkan liburan kita karena adanya faktor lain yang menjadi prioritas. Kita menetapkan prioritas berdasarkan pada seberapa banyak waktu seseorang atau bagian dalam lingkungan bekerja patut diterima.

Bahasa verbal kita yang jelas menjadikan waktu kekuatan utama. Mari lihat pada beberapa hal yang kita ucapkan sehari-hari berdasarkan panduan waktu. “Waktu hampir habis”, “Berapa lama akan berlangsung?”, “Pukul berapa makan siang?” “Saya tidak punya waktu untuk itu” “Saya akan membuat janji untuk itu.” “Waktu menjauh dari

saya.” “Kemana saja selama ini?”, “Saya membutuhkan waktu lebih”, “Waktu telah dihabiskan dengan baik.” “Saya yakin telah membuang banyak waktu hari ini”, “Saya harap, saya memiliki waktu lebih.” “Bisakah masa tenggang saya diperpanjang?” “Anda melakukannya sekarang, dan saya akan melakukan di waktu berikutnya.” “Waktu adalah uang.” “Saya tidak mudah memberi kesempatan”

Waktu telah menjadi bagian dari komunikasi verbal dan nonverbal yang sedemikian rupa mengatur apa yang kita lakukan dan kapan kita melakukannya. Kita mengebawahkan waktu (bloomfield dan Felder, 1985, Brophy, 1985; Fine, 1990; Gonzalez dan Zimbaro, 1999; Lakein, 1973; Levine, 1989; Office Hours, 1999; Potter, 1980; Richmond, 1997).

Dalam dokumen KOMUNIKASI DAN PERILAKU NONVERBAL docx (Halaman 104-108)