• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Perkotaan Lainnya Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana perkotaan lainnya meliputi :

Dalam dokumen DUMMY LAPORAN PENDAHULUAN RTBL LEITIMUR (Halaman 101-117)

BAB V RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PROYEK

Peta 2.1 Peta Satuan Wilayah Perencanaan

D. Prasaran dan Sarana Angkutan Umum

C.4 Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Perkotaan Lainnya Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana perkotaan lainnya meliputi :

a. Rencana pengembangan prasarana pendidikan

b. Rencana pengembangan prasarana perdagangan dan jasa c. Rencana pengembangan prasarana kesehatan

d. Rencana pengembangan prasarana olahraga dan rekreasi.

C.4.1 Rencana pengembangan prasarana pendidikan

Program pengembangan prasarana pendidikan meliputi:

a. revitalisasi dan pengembangan prasarana pendidikan tinggi ke arah skala internasional, dengan penekanan pada keunggulan dalam bidang ilmu dan teknologi kelautan dikonsentrasikan pada kawasan Poka - Rumahtiga, dengan dilengkapi prasarana pendukungnya.

b. revitalisasi dan pengembangan prasarana pendidikan menengah umum dan kejuruan kearah skala internasional, dan mencapai perbandingan ideal antara jumlah sekolah menengah umum dengan sekolah menengah kejuruan;

c. revitalisasi dan pengembangan prasarana pendidikan dasar kearah skala internasional;

d. revitalisasi dan pengembangan prasarana pendidikan anak usia dini (PAUD) ke arah skala internasional; dan

e. revitalisasi dan pengembangan prasarana pendidikan luar biasa ke arah skala internasional

Revitalisasi dan pengembangan prasarana pendidikan menengah umum dan kejuruan, pendidikan dasar , pendidikan anak usia dini (PAUD) ke arah skala internasional; dan dilaksanakan dengan memperhatikan penyebarannya keseluruh wilayah Kota Ambon secara merata dan proporsional

C.4.2 Rencana Pengembangan Prasarana Perdagangan dan jasa

Pengembangan prasarana perdagangan dan jasa meliputi:

a. pengembangan dan/atau revitalisasi Central Business Area (CBA), beserta prasarana dan sarana pendukungnya;

b. revitalisasi dan pengembangan pasar induk berskala regional di Pusat Kota Ambon /CBA dan di kawasan Passo;

c. revitalisasi dan pengembangan pasar lokal skala kota, baik tradisional maupun modern, di Desa-desa Latuhalat, Rutong-Leahari, dan Waiame;

d. pengembangan Pusat Perbelanjaan modern (shopping centre/mall) di Pusat Kota Ambon /CBA dan kawasan Passo; dan

e. revitalisasi dan pengembangan fasilitas jasa keuangan di Pusat Kota Ambon dan tersebar.

C.4.3 Rencana Pengembangan Prasarana kesehatan

Program pengembangan prasarana kesehatan meliputi:

a. peningkatan kelas RSUD Dr Haulussy menjadi RSU tipe A di Kelurahan Benteng;

b. pengembangan RSU tipe C di kawasan Passo;

c. peningkatan Puskesmas-puskesmas di Desa-desa Latuhalat, Rutong/Leahari, dan Wayame menjadi Puskesmas dengan kapasitas rawat-nginap;

d. pengembangan Rumah Sakit Akademis di Kampus Unpatti di Poka/Rumahtiga; dan

e. revitalisasi dan/atau pengembangan Rumah Sakit Tentara, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Polisi.

C.4.4 Rencana Pengembangan Prasarana Olahraga dan Rekreasi

Untuk pengembangan fasilitas Olah Raga dan rekreasi, direncanakan pada setiap SWP mulai dari SWP I hingga SWP V yang jumlahnya didasarkan pada kebutuhan masyarakat di wilayah tersebut dan standar kebutuhan. Kebutuhan fasilitas olah raga terbanyak berada di SWP I dan SWP II mengingat kawasan ini yang menjadi pusat kota dan menjadi kawasan strategis di Kota Ambon. Jenis fasilitas olah raga yang direncanakan beragam, tidak hanya berupa lapangan olah raga saja tetapi dapat berupa taman, lapangan/ taman bermain anak, jogging track, lahan parkir, hingga lapangan sepak bola atau futsal. Keberadaan fasilitas olah raga ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dengan baik, karena pada umumnya faslitas olah raga ini terletak di sekitar pemukiman penduduk.

Program pengembangan prasarana olahraga dan rekreasi meliputi:

a. revitalisasi dan pengembangan Stadion Mandala Remaja di Kelurahan Amantelu, hingga mencapai skala internasional beserta prasarana pendukungnya;

b. pengembangan pusat olahraga dan rekreasi bahari di kawasan Passo dan kawasan Latuhalat hingga mencapai skala internasional, beserta prasarana pendukungnya, serta

c. revitalisasi dan/atau pengembangan prasarana rekreasi di setiap kawasan pariwisata yang telah ada, hingga mencapai skala kota, maupun yang akan dikembangkan.

2.2.4.2 Rencana Pola Ruang

Rencana Pola Ruang Ambon sesuai dengan RTRW Kota Ambon Tahun 2011-2031 yang disahkan melalui Perda No 24 Tahun 2012 dibagi ke dalam pengembangan kawasan lindung dan pengembangan kawasan budidaya. Di mana pengembangan kawasan lindung dibagi ke dalam beberapa kategori meliputi kawasan hutan lindung, kawasan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam, kawasan rawan bencana alam dan kawasan lindung lainnya. Sedangkan untuk kawasan budidaya terdiri dari kawasan peruntukan hutan produksi, kawasan peruntukan hutan rakyat; kawasan peruntukan pertanian; kawasan peruntukan pekebunan; kawasan peruntukan perikanan; kawasan peruntukan pertambangan kawasan peruntukan industri; kawasan peruntukan pariwisata; kawasan peruntukan permukiman; dan kawasan peruntukan lainnya.

Adapun untuk lebih jelasnya mengenai masing-masing rencana Pola Ruang Kota Ambon dapat dilihat di dalam tabel berikut

Tabel 2.10 Rencana Pola Ruang Kota Ambon

No Rencana Tata Ruang Kota Ambon Lokasi/Keterangan

Rencana Pola Ruang Rencana pola ruang kawasan lindung

kawasan hutan lindung Kawasan hutan lindung terletak di Gunung Salahutu,

Gunung leihitu seluas 5.234,22Ha, Gunung Nona seluas 877,78Ha, dan Gunung Sirimau 3.449Ha.

kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya;

Kawasan Konservasi dan Resapan Air di Kota Ambon meliputi : 1. kawasan resapan air Kecamatan Sirimau; meliputi Kawasan

Lindung dan Penyangga Gunung Sirimau; Hulu DAS Air Besar, Air Panas, Wai Niwu 1 dan Wai Niwu 2 di Negeri Soya; Hulu DAS Wairuhu; Hulu DAS Batu Merah; dan Hulu DAS Waitomu;

2. kawasan resapan air Kecamatan Nusaniwe; meliputi hulu DAS Air Keluar dan Dusun Seri Negeri Urimessing, Kawasan Lindung dan Penyangga Gunung Nona, Hulu DAS Wai Ila Negeri Amahusu;

3. kawasan resapan air Kecamatan Teluk Ambon Baguala, meliputi Hulu DAS Wai Pompa Negeri Halong; Hulu DAS Wai Tonahitu Negeri Passo; dan Hulu DAS Waiheru, Desa Waiheru;

4. kawasan resapan air Kecamatan Teluk Ambon; meliputi Hulu DAS Wailela Negeri Rumah Tiga; Hulu DAS Wai Pia Kecil, Wai Pia Besar, Wai Webi, dan Wai Wesa di Negeri Hative

No Rencana Tata Ruang Kota Ambon Lokasi/Keterangan

Besar; Hulu DAS Wai Lawa di Negeri Tawiri, dan Hulu DAS Wai Sikula di Negeri Laha;

5. kawasan resapan air Kecamatan Leitimur Selatan, meliputi Hulu Daerah Aliran Sungai-Sungai di Kecamatan Leitimur Selatan.

kawasan perlindungan setempat;

Kondisi penggunaan lahan di kawasan sempadan pantai saat ini (eksisting) per kecamatan :

1. Kecamatan Sirimau : berupa permukiman, semak belukar, kebun campuran

2. Kecamatan Teluk Ambon : berupa permukiman, kebun

campuran dan semak belukar

3. Kecamatan Teluk Ambon Baguala : berupa permukiman, semak belukar, hutan sekunder, dan kebun campuran 4. Kecamatan Nusaniwe : berupa permukiman, semak belukar

dan kebun campuran

5. Kecamatan Leitimur Selatan : berupa permukiman, semak belukar, hutan sekunder dan kebun campuran.

Kawasan Sempadan Pantai Kota Ambon direncanakan : 1. Memiliki lebar 100 m dari titik pasang tertinggi ke arah darat

dan pada kawasan yang belum berkembang di Kota Ambon 2. Pada kawasan-kawasan yang sudah berkembang, lebar

kawasan sempadan pantai adalah 5 sampai 25 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.

Perencanaan dan Program pengembangan dan pemeliharaan kawasan sekitar mata air meliputi:

1. Mata Air Dusun Seri di Kecamatan Nusaniwe berlokasi di Negeri Urimesing

2. Mata Air Wai Ila di Kecamatan Nusaniwe berlokasi di Negeri Amahusu

3. Mata air Wai Nitu di kecamatan Nusaniwe berlokasi di Kelurahan Wainitu

4. Air Keluar di kecamatan Sirimau berlokasi di Negeri Urimesing

5. Air Besar di kecamatan Sirimau seluas 12,5 Ha, berlokasi di Negeri Soya

6. Wai Pompa di kecamatan Teluk Ambon Baguala berlokasi di Negeri Halong

7. Air Panas, di Kecamatan Sirimau di Negeri Soya

8. Wai Niwu 1 di kecamatan Sirimau berlokasi di Negeri Soya 9. Wai Niwu 2 di kecamatan Sirimau berlokasi di Negeri Soya

10. Wai Batu Gajah di kecamatan Sirimau berlokasi di

Kelurahan Batu Gajah kawasan suaka alam,

pelestarian alam dan cagar budaya;

Kawasan perlindungan cagar budaya direncanakan meliputi: kawasan cagar budaya pada pelestarian kawasan/bangunan bersejarah yang meliputi Benteng

1. Victoria, Tugu Slamet Riyadi dan Tugu Pattimura/ Thomas Matulessy di Kelurahan Uritetu,

2. Tugu Martha Chistina Tiahahu dan Makam Jozef Kam di Kelurahan Karang Panjang,

3. Tugu Trikora di Kelurahan Ahusen, Tugu Doland di Kelurahan Kuda Mati,

4. Makam Pahlawan Tentara Australia di Kelurahan Pandan Kasturi,

5. Rumah Radja, Baileo, Tempayang Gunung Sirimau di Negeri Soya,

6. Mesjid Djame di Kelurahan Honipopu, 7. Mesjid agung An'Nur di Negeri Batu Merah,

8. Makam Anak Cucu Pangeran di Ponegoro di Negeri Batu Merah,

9. Gereja Tua di Negeri Passo dan Negeri Hutumuri dan 10. Kawasan Museum Siwalima di Negeri Amahusu

Kawasan perlindungan ilmu pengetahuan diarahkan untuk kepentingan pendidikan, penelitian, dan pelestarian keanekaragaman spesies endemik dan direncanakan pengembangannya pada 1. Kawasan hutan pendidikan di Taman Maluku Makmur di

Negeri Amahusu,

2. Laboratorium Plasma Nuftah di Gunung Nona dan

3. Kawasan hutan bakau di Kelurahan Lateri, Negeri Passo, Negeri Lama, dan Negeri Waiheru.

No Rencana Tata Ruang Kota Ambon Lokasi/Keterangan

alam; tsunami diarahkan untuk kawasan pesisir Kota Ambon.

kawasan lindung lainnya. Kawasan Perlindungan Sumber Daya Hayati direncanakan meliputi :

1. Taman Wisata Alam

Rencana pengelolaan dan pelestarian Taman Wisata Alam meliputi Gua Liang Ekang di Negeri Urimessing, Kawasan Gunung Nona di Negeri Amahusu dan Air Besar di Negeri Laha.

2. Taman Wisata Alam Laut

Rencana Pengelolaan dan pelestarian Taman Wisata Alam Laut diarahkan pada Taman Wisata Pantai dan Laut yang berlokasi di Negeri Latuhalat, Dusun Airlouw – Negeri Nusaniwe, Negeri Hutumuri, Negeri Hukurila, Negeri Leahari, Negeri Laha, Negeri Passo, NegeriHalong, Negeri Tawiri. 3. Pantai Berhutan Bakau

Rencana pengelolaan dan pelestarian pantai berhutan bakau diarahkan untuk Pantai berhutan bakau yang berlokasi di kawasan Waiheru, Negeri Lama, Negeri Passo, Negeri Lateri, Negeri Laha, Negeri Tawiri, Negeri Rutong dan Negeri Leahari .

Rencana Kawasan Lindung Lainnya meliputi :

kawasan Terumbu Karang dan Padang Lamun ini dimaksudkan untuk menjaga kelestarian biota pesisir dimana terumbu karang dan padang lamun dapat menjadi habitat tempat hidup ikan yang ada di wilayah perairan Kota Ambon.

Rencana Kawasan terumbu karang dan kawasan padang lamun meliputi :

1. Kawasan Terumbu Karang terletak di Sepanjang pesisir timur Kecamatan Leitimur Selatan

2. dan sepanjang pesisir selatan Kecamatan Nusaniwe, pesisir Negeri Laha sampai Wayame

3. dan pesisir antara negeri Latuhalat sampai Negeri Nusaniwe 4. Kawasan Padang Lamun terletak di sepanjang pesisir Negeri

Hutumuri hingga Negeri Leahari.

Rencana pengelolaan kawasan terumbu karang dan padang lamun meliputi :

1. Pemeliharaan dan mempertahankan kondisi terumbu karang dan padang lamun yang masih baik

2. Konservasi dan rehabilitasi kawasan terumbu karang dan padang lamun yang telah rusak.

Rencana pola ruang kawasan budidaya

kawasan peruntukan hutan produksi

(tidak diatur dalam dokumen perencanaan penataan ruang daerah)

kawasan peruntukan hutan rakyat;

(tidak diatur dalam dokumen perencanaan penataan ruang daerah) kawasan peruntukan

pertanian;

pola pengelolaan untuk pengembangan kawasan pertanian lahan kering diarahkan untuk pengembangan tanaman pangan dan hortikultura yang direncanakan di Negeri Seilale, Negeri Latuhalat, Negeri Halong sampai dengan Negeri Laha, .

kawasan peruntukan pekebunan;

perrkebunan direncanakan pengembangannya pada Negeri Latuhalat, Negeri Urimessing, Negeri Batu Merah, Negeri Rutong, Negeri Hutumuri, Negeri Hukurila, Negeri Hatalai, Negeri Naku, Negeri Kilang,Negeri Soya,Negeri Ema, Negeri Halong,Negeri Passo, Desa Negeri Lama, Desa Waiheru, Desa Hunuth, Desa Poka, Negeri Rumah Tiga, Desa Waiyame, Negeri Hative Besar, Negeri Tawiri dan Negeri Laha dan untuk pengembangan kawasan pertanian yang diarahkan untuk tanaman buah-buahan, kayu-kayuan dan tanaman perkebunan lokal

kawasan peruntukan perikanan;

Arah pengembangan kawasan perikanan tangkap, diarahkan terletak di Teluk Baguala, Teluk Ambon Luar dan Pesisir Selatan Pulau Ambon sedangkan pengembangan kawasan Budidaya diarahkan berlokasi di Teluk Ambon dan Teluk Baguala.

kawasan peruntukan pertambangan

Kawasan pertambangan Golongan C diarahkan di Kawasan Hative Besar, Negeri Tawiri, Negeri Laha, Negeri Hutumuri, dan Negeri Passo

No Rencana Tata Ruang Kota Ambon Lokasi/Keterangan

industri; 1. Untuk Kawasan Industri kecil diarahkan pada semua SWP sesuai dengan sentra produksi lokal masing-masing kawasan 2. Kawasan industry menengah diarahkan di SWP II, SWP III

dan SWP IV. kawasan peruntukan

pariwisata;

Wisata Alam Bahari

1. Pantai Selatan Kecamatan Nusaniwe 2. Pantai Timur Kecamatan Leitimur Selatan 3. Teluk Ambon – Teluk Ambon Dalam

Rencana pengembangan kawasan wisata alam bahari diarahkan untuk Pantai Kota, Pantai Leilissa, Pantai Namalatu, Taman Laut Nusaniwe, Pantai Nusaniwe, Pantai Batu capeo, Hutan Mangrove Waiheru, Negeri Lama, Passo, dan Lateri, Pantai Tanjung Marthafons, Pantai Waiame, Pantai Air Manis, Pantai Tihulessy, Pantai Weserisa, Pantai Pantai Lawena, dan Pantai Toisapu.

Wisata Alam Agro

Lokasi yang diarahkan untuk pengembangan wisata alam agro meliputi :

1. Kawasan hutan lindung di Kawasan Gunung Nona, Kawasan Gunung Sirimau dan sebagian Kawasan Gunung Salahutu dan sebagian Kawasan Gunung Leihitu;

2. Kawasan hutan bakau di Halong, Lateri, Passo, Waiheru, Poka Rumah Tiga, Hative Besar, Tawiri dan Laha.

3. Kawasan Hutan sagu di Negeri Tawiri Wisata Budaya

Kawasan Wisata Budaya pada hahkekatnya merupakan suatu kawasan yang terkait dengan obyekobyek peninggagalan budaya lokal daerah yang perlu dijaga dan dipertahankan kelestariannya. Untuk pengembangan kawasan wisata budaya diarahkan pada kawasan negeri-negeri adat dalam wilayah kota Ambon

Wisata Religi

Untuk kawasan Religi diarahkan pengembangannya pada

1. Mesjid Jami/Alfatah, Mesjid Agung An Nur di Negeri Batu Merah,

2. Gereja Katedral Santo Fransiscus Xaverius, 3. Gereja Maranatha,

4. Gereja Tua di Negeri Soya, Negeri Passo dan Negeri Hutumuri,

5. Makam Pdt. Josef Kam dan Gua Maria. Wisata Sejarah

1. Benteng Victoria di Kelurahan Uritetu, 2. Tugu Martha Chistina Tiahahu di Amantelu,

3. Tugu Pattimura/ Thomas Matulessy di Kelurahan Uritetu, 4. Tugu Trikora di Kelurahan Ahusen,

5. Tugu Doland di Kuda Mati,

6. Tugu Santo Fransiscus Xaverius di Kelurahan Uritetu, 7. Makam Pahlawan Tentara Australia di Kelurahan Pandan

Kasturi,

8. Makam Jozef Kam di Kelurahan Karang Panjang, 9. Masjid Agung An'Nur di Negeri Batu Merah, 10. TUgu Slamet Riyadi di Kelurahan Uritetu,

11. Makam Anak Cucu Pangeran Diponegoro di Negeri Batu Merah,

12. Rumah Radja di Desa Soya, Baileo di Desa Soya, 13. Mesjid Djame di Kelurahan Honipopu,

14. Gereja tua di Desa Passo dan Desa Hutumuri. kawasan peruntukan

permukiman;

Rencana Pengembangan Ruang Kawasan Permukiman atau Perumahan meliputi :

1. Rencana pengembangan ruang kawasan permukiman/dan atau perumahan diarahkan untuk kawasan permukiman/ perumahan perkotaan dan kawasan permukiman/ perumahan perdesaan 2. Rencana pengembangan kawasan permukiman/dan atau

perumahan perkotaan diarahkan pada kawasan Hative Kecil dan Kawasan Passo, kawasan Poka, kawasan Rumah Tiga, Kawasan Waiheru, Kawasan Wayame, Kawasan Hative Kecil dan Kelurahan Lateri

3. Rencana Pengembangan kawasan permukiman/dan atau perumahan perdesaan diarahkan pada kawasan Negeri - Negeri

No Rencana Tata Ruang Kota Ambon Lokasi/Keterangan

Amahusu, Nusaniwe, Seilale, Latuhalat, Urimessing, Hative Besar, Soya, dan Negeri- negeri di Kcamatan Leitimur Selatan 4. Kawasan permukiman /dan atau perumahan berkepadatan

tinggi lebih diprioritaskan untuk pembangunan permukiman/ perumahan dengan konstruksi bangunan bertingkat yang tahan gempa

5. Permukiman/dan atau Perumahan yang telah ada di kawasan hutan lindung, kawasan penyangga, kawasan resapan air dan kawasan sekitar mata air, serta kawasan pantai berhutan bakau tidak boleh melakukan pengembangan.

6. Rencana pengembangan kawasan untuk Pertumbuhan kawasan permukiman /dan atau perumahan perkotaan termasuk real estate, dan perumahan pedesaan harus sesuai dengan peruntukan kawasan dalam RTRW kota dan tidak pada kawasan yang rawan terhadap becana alam dan kawasan dengan kemiringan lereng lebih dari 25% (dua puluh lima persen).

kawasan peruntukan lainnya.

Rencana Pengembangan Prasarana Perdagangan dan Jasa meliputi :

1. pengembangan dan/atau revitalisasi Central Business Area (CBA), beserta prasarana dan sarana pendukungnya di pusat Kota Ambon

2. revitalisasi dan pengembangan pasar induk berskala regional di Pusat Kota Ambon dan di kawasan Passo

3. revitalisasi dan pengembangan pasar lokal skala kota, baik tradisional maupun modern, pada SWP III, SWP IV dan SWP V dengan jumlah dan hirarkhi pelayanan disesuaikan dengan standart yang berlaku

4. pengembangan Pusat Perbelanjaan modern (shopping centre/mall) di Pusat Kota Ambon dan kawasan Passo

5. revitalisasi dan pengembangan fasilitas jasa lainnya di Pusat Kota Ambon dan tersebar

Kawasan Pemerintahan dan Perkantoran berada di pusat Kota Ambon yaitu di Kecamatan Sirimau yang merupakan bagian dari SWP I dan Kecamatan Teluk Ambon Baguala yang merupakan bagian dari SWP II. Semakin meningkatnya perkembangan penduduk maupun perdaganagn dan jasa maka rencana pengembangan untuk kawasan perkantoran diarahkan pada kawasan SWP II dan SWP III.

Penentuan kawasan ini selain didasarkan atas pertimbangan rencana sebaran penduduk yang diarahkan di kedua wilayah ini, kedua wilayah ini direncanakan juga berkembang sebagai kawasan perdagangan dan jasa. Sehingga terjadi guna lahan campuran di kawasan ini antara perkantoran pemerintahan dan perdagangan serta jasa-jasa.

A. Rencana Kawasan Lindung

Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber alam, sumber daya buatan, dan nilai sejarah serta budaya bangsa, guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Kawasan ini dipertahankan sebagai kawasan lindung sesuai fungsinya untuk menjaga tata air kawasan bawahnya terutama Hutan Lindung di G. Nona dan G. Sirimau.

Kawasan lindung di Kota Ambon direncanakan berupa :

1. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya 2. Kawasan Perlindungan Setempat

3. Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) 4. Kawasan Pelestarian Alam

5. Kawasan Rawan Bencana 6. Kawasan lindung Geologi 7. Kawasan Lindung lainnya.

A.1 Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya.

Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya untuk dipertahankan sesuai fungsi untuk menjaga tata air kawasan bawahannya meliputi :

1. Kawasan Hutan Lindung

2. Kawasan Konservasi dan Resapan Air.

A.1.1 Hutan Lindung

Berdasarkan SK Kehutanan No. 415/KPTS-11/99 rencana kawasan hutan lindung ini dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan lingkungan dan untuk menghindari terjadinya erosi dan sebagai daerah resapan serta cadangan air (Catchment Area). Kawasan hutan lindung terletak di Gunung Salahutu, Gunung leihitu seluas 5.234,22Ha, Gunung Nona seluas 877,78Ha, dan Gunung Sirimau 3.449Ha. Sebagian kawasan ini, terutama sekitar lereng Gunung Nona, telah beralih fungsi menjadi kawasan terbangun untuk fungsi permukiman dan bangunan umum serta menjadi kawasan pertanian berupa kebun campuran. Aktivitas yang mengganggu hutan lindung sudah terjadi sejak lama sehingga kawasan hutan sudah terganggu seperti yang tampak dari munculnya vegetasi sekunder dan makin berkurangnya vegetasi primer. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta Tata Guna Lahan Tahun 2008 berikut penjelasan penggunaan lahan pada hutan lindung sesuai SK tersebut.

Dalam program pemanfaatan ruang untuk Kawasan Lindung meliputi :

1. kawasan hutan lindung dengan batas sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan, meliputi kawasan hutan lindung Gunung Sirimau seluas kurang lebih 2.963 (dua ribu sembilan ratus enam puluh tiga) hektar, kawasan hutan lindung Gunung Nona seluas kurang lebih 877 (delapan ratus tujuh puluh tujuh) hektar, kawasan lindung sebagian petuanan Leihitu dan Salahutu seluas kurang lebih 5.234 (lima ribu dua ratus tiga puluh empat) hektar

2. Pengelolaan kawasan lindung untuk mengembalikan fungsi tata air Daerah Aliran Sungai (DAS), dan untuk pencegahan erosi, longsor, dan bencana banjir serta untuk pemeliharaan kesuburan tanah.

Di masa mendatang pola pemanfaatannya tetap diarahkan berupa hutan lindung dimana kegiatan-kegiatan eksisting yang tidak sesuai dengan arahan pola ruang tersebut akan dibatasi (tidak diijinkan kegiatan baru di lokasi tersebut) .

A.1.2 Kawasan Konservasi dan Resapan Air

Kawasan perbukitan di Kota Ambon berada di sepanjang wilayah Kota Ambon dari Laha - Seilale. Wilayah perbukitan dengan kemiringan lebih dari 40% merupakan kawasan lindung.

Berikut ini adalah kondisi kawasan perbukitan di tiap kecamatan saat ini :

1. Kecamatan Nusaniwe kawasan perbukitannya berupa hutan sekunder, kebun campuran, semak belukar dan permukiman (daerah Mahia)

2. Kecamatan Sirimau kawasan perbukitannya berupa permukiman (sebelah Selatan Batumeja dan Soya), semak belukar, hutan primer (sebelah Timur Soya), dan hutan sekunder.

3. Kecamatan Leitimur Selatan kawasan perbukitannya berupa kebun campuran, hutan sekunder, dan semak belukar

4. Kecamatan Teluk Ambon Baguala kawasan perbukitannya berupa hutan primer dan hutan sekunder

5. Kecamatan Teluk Ambon kawasan perbukitannya didominasi oleh kebun campuran dan hutan sekunder

Sebagai kawasan lindung, perbukitan dapat berfungsi sebagai wilayah tangkapan air dan dapat juga digunakan sebagai fungsi pariwisata. Perubahan pemanfaatan lahan di kawasan perbukitan akan mempengaruhi wilayah di sekitarnya terutama yang berada tepat di bawah/ lembah bukit tersebut. Melihat keadaan ini tentunya pemanfaatan ruang di kawasan perbukitan perlu diperhatikan dan dikendalikan. Pembukaan lahan yang tidak terkendali akan mengakibatkan bahaya erosi, banjir, tanah longsor, dan berkurangnya persediaan air tanah. Berdasarkan uraian di atas, maka arahan peningkatan kualitas lingkungan kawasan lereng bukit adalah sebagai berikut :

1. Tidak direkomendasikan pembangunan perumahan di lereng bukit karena merupakan salah satu lahan kritis yang tidak boleh dibangun. Permukiman kumuh yang ada sebaiknya direlokasi atau dipindahkan atau diremajakan menjadi kawasan yang lebih tepat, misalnya untuk rekreasi dan lain sebagainya.

2. Bangunan rumah pada kawasan ini harus memiliki struktur bangunan yang memenuhi kriteria/ persyaratan teknis pengamanan konstruksi bangunan.

Berdasarkan hal tersebut, maka kawasan perbukitan di Kota Ambon diarahkan untuk menjadi hutan lindung. Ketidaksesuaian kondisi eksisting dengan arahan tersebut yaitu apabila telah berdiri permukiman, maka dilakukan pembatasan kegiatan (tidak diperkenankan ada kegiatan tambahan). Selain itu dalam rangka mengantisipasi bahaya longsor dan kerusakan lingkungan, maka di kawasan perbukitan diberlakukan bentuk pengendalian tertutup dan pengendalian terbatas. Pengendalian tertutup dimaksudkan pada

Dalam dokumen DUMMY LAPORAN PENDAHULUAN RTBL LEITIMUR (Halaman 101-117)