• Tidak ada hasil yang ditemukan

RDTRK Kecamatan Leitimur Tahun 2008 (Bantek)

Dalam dokumen DUMMY LAPORAN PENDAHULUAN RTBL LEITIMUR (Halaman 144-148)

BAB V RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PROYEK

KAWASAN ANDALAN SEKTOR UNGGULAN kehutanan

2.2.5 RDTRK Kecamatan Leitimur Tahun 2008 (Bantek)

Kecamatan Leitimur Selatan telah memiliki sebuah dokumen Rencana Detail Tata Ruang Kota yang disusun pada tahun 2008. Adapun status dokumen ini adalah berupa dokumen Bantuan Teknis dari Pemerintah Pusat di mana saat ini pihak Pemerintah Kota Ambon juga sedang melakukan revisi dan kajian terhadap produk tata ruang (bantek) tersebut. Meskipun demikian, kebijakan-kebijakan strategis beserta pendekatan penataan ruang yang terdapat di dalam muatan materi dari dokumen Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Kecamatan Leitimur Selatan tersebut masih cukup relevan untuk dijadikan sebagai acuan bagi penyusunan dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Teluk Ambon Kecamatan Leitimur Selatan Provinsi Maluku ini.

2.2.5.1 Rencana Struktur Pelayanan Kegiatan

Berdasarkan RTRW Kota Ambon Tahun 2011-2031, maka Rencana Struktur Tata Ruang Kota Ambon khususnya Kawasan Leitimur Selatan terdiri atas:

Rencana sistem pusat pelayanan: SWP I

(Khusus Kawasan Hatalai, Naku, Kilang, Ema, dan Hukurila) a. Pemerintahan

b. Permukiman

c. Pelayanan Hinterland

d. Perdagangan, Jasa, dan Industri e. Pertanian dan Perikanan

f. Pendidikan Kejuruan

Selanjutnya khusus kawasan perencanaan yang termasuk dalam SWP I ini, kemudian dikembangkan kedalam SWPP 6, dengan prioritas fungsinya adalah:

a. Pariwisata

b. Pertanian Hortikultura

Rencana sistem pusat pelayanan: SWP II

(Khusus Kawasan Leahari, Rutong, dan Hutumuri) a. Pusat Permukiman

b. Pelayanan Hinterland

c. Pariwisata, industri, Pemerintahan dan Pertanian d. Pertahanan Kemanan

Selanjutnya khusus kawasan perencanaan yang termasuk dalam SWP II ini, kemudian dikembangkan kedalam SWPP 5, dengan prioritas fungsinya adalah:

a. Pariwisata

b. Perkebunan, Peternakan dan Pertanian Hortikultura

Struktur Tata Ruang Kawasan Leitimur Selatan berdasarkan konsep dan rencana hasil kajian maka akan dikembangkan dalam 1 SWP dengan fungsinya berdasarkan karakteristik dari masing-masing blok perencanaan.

Tabel 2.14 Pembagian Fungsi Kawasan Leitimur Selatan

BLOK Fungsi Kawasan

1 (Hatalai) Tema:

Kawasan/Desa Wisata Alam dengan aktivitas agroindrustrinya

• Permukiman Desa Adat Hatalai • Sebagai kawasan lindung

• Sebagai kawasan penyangga dan resapan air • Kawasan pertanian & perkebunan, serta peternakan:

BLOK Fungsi Kawasan

• Kawasan agroindustri: rumah produksi & pemasaran dibidang pembuatan emping melinjo dan Saguer. • Kawasan wisata alam pegunungan

2 (Naku) Tema:

Kawasan/ Desa Agrowisata dan agroindustri yang Alami di atas perbukitan

• Permukiman Desa Adat Naku

• sebagai kawasan lindung & resapan air

• pengembangan kawasan wisata alam perbukitan: air terjun

• Pengembangan dibidang perikanan tangkap (darat) • Kawasan agroindustri: rumah produksi & pemasaran • Kawasan pariwisata dibidang agrowisata: buah-buahan • Kawasan wisata budaya adat tradisional seperti Cuci

Negeri, Rumah Tua, dan lain-lain. 3 (Kilang)

Tema:

Desa budaya yang tradisional namun berkonsep agroindustri

• Permukiman Desa Adat Kilang • kawasan lindung & resapan air • kawasan wisata alam perbukitan

• Pengembangan dibidang perikanan tangkap • Kawasan agrowisata buah-buahan

• Kawasan agroindustri: rumah produksi & pemasaran • Kawasan wisata budaya: Bercocok tanam dan Lagu

Daerah. 4 (Ema)

Tema:

Desa perbukitan yang alami dan religi

• Permukiman Desa Adat Ema • kawasan lindung & resapan air

• kawasan wisata alam perbukitan & air terjun, termasuk pengembangan wisata religi

• Kawasan agroindustri: rumah produksi & pemasaran dari emping melinjo dan pengelolaan Enau menjadi

Saguer/Sopi.

• Kawasan agrowisata tanaman buah-buahan. 5 (Hukurila)

Tema:

Kawasan wisata pesisir pantai dengan aktivitas agroindustri

• Permukiman Desa Adat Hukurila • kawasan lindung & resapan air

• kawasan wisata pesisir & alam pegunungan.

• Kawasan agroindustri: rumah produksi & pemasaran • pengembangan dibidang perikanan laut: dermaga tambat • pengembangan bidang perikanan tangkap dan budidaya. 6 (Leahari)

Tema:

Desa wisata pesisir pantai yang agroindustri dan agraris

• Permukiman Desa Adat Leahari • kawasan lindung & resapan air • kawasan wisata pesisir & alam lainnya

• Kawasan agroindustri (home industry): rumah produksi & pemasaran dibidang pengelolaan sagu

• pengembangan infrastruktur dibidang perikanan laut: dermaga tambat, perikanan tangkap, dan perikanan darat. • Kawasan agrowisata dibidang buah-buahan

• pengembangan dibidang pertanian (hortikultura) dan perkebunan (tanaman kasbi, tanaman Kaladi, nenas, dan lain-lain)

7 (Rutong) Tema:

Desa nelayan yang sekaligus menjadi desa wisata pesisir dengan aktivitas kebaharian/ kelautan

• Permukiman Desa Adat Rutong • kawasan lindung & resapan air • kawasan wisata pesisir & alam lainnya

• Kawasan agroindustri/industri rumah tangga: rumah produksi & pemasaran dibidang pengelolaan sagu, minyak sereh dan minyak cengkeh.

• pengembangan infrastruktur dibidang perikanan darat dan laut: dermaga tambat, perikanan tangkap, rumput laut.

• Pengembangan dibidang wisata bahari: koral (karang) dan mangrove (bakau).

BLOK Fungsi Kawasan

• Kawasan pertanian dan perkebunan 8 (Hutumuri)

Tema:

Desa wisata perbukitan dan pesisir pantai yang alami dengan aktivtas agroindustri dan kelautan

• Permukiman Desa Adat Hutumuri • kawasan lindung & resapan air

• kawasan wisata pesisir & alam lainnya: pantai Lawena • Pembangunan infrastruktur penunjang agroindustri:

rumah produksi & pemasaran

• Pengembangan dibidang pertanian dan perkebunan • pengembangan infrastruktur dibidang perikanan laut:

dermaga tambat & perikanan tangkap

• pengembangan dibidang peternakan: babi dan ayam

2.2.5.2 Rencana Sistem Jaringan Pergerakan

A. Jalan dan Jalur Sirkulasi Angkutan Umum

Rencana pengembangan sistem jaringan pergerakan (angkutan umum penumpang/barang) di kawasan perencanaan di arahkan sebagai berikut:

1. Merehabilitasi jaringan jalan untuk menjaga dan meningkatkan keterkaitan antar blok kawasan dan fungsi-fungsi strategis lainnya di kawasan perencanaan.

2. Merehabilitasi dan membuat ruas jalan baru sebagai jalan alternatif untuk memberikan jalur sirkulasi alternatif bagi pengguna jalan.

3. Meningkatkan pelayanan sistem jaringan pergerakan terutama kepada masyarakat petani yang akan menuju ke kawasan pertanian/perkebunan.

Strategi pengembangan jalan dan jalur sirkulasi angkutan umum di kawasan perencanaan di arahkan sebagai berikut:

1. Mengklasifikasikan sistem jaringan jalan kawasan perencanaan menurut sistem jaringan yang ada, baik sebagai jalan arteri, kolektor maupun lokal.

2. Mengembangkan prasarana penunjang sistem angkutan jalan raya berupa tempat- tempat pemberhentian angkutan umum yang terpola dan terstruktur dengan baik, serta memberikan kemudahan dalam pencapaian.

3. Mengembangkan trayek angkutan penumpang dan jaringan lintas angkutan barang, khususnya untuk melayani kawasan-kawasan padat permukiman dan kawasan pertanian/perkebunan.

Sejalan dengan arahan dan strategi pengembangan di atas, maka rencana pengembangan sistem angkutan jalan raya di kawasan perencanaan adalah sebagai berikut:

Dalam dokumen DUMMY LAPORAN PENDAHULUAN RTBL LEITIMUR (Halaman 144-148)