• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Pedestrian

Dalam dokumen DUMMY LAPORAN PENDAHULUAN RTBL LEITIMUR (Halaman 150-156)

BAB V RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PROYEK

KAWASAN ANDALAN SEKTOR UNGGULAN kehutanan

C. Rencana Pedestrian

Pedestrian adalah jalur trotoar di tepi ruas jalan, berfungsi sebagai jalur pengaman pejalan kaki dari lalu-lintas kendaraan. Rencana pengembangan pedestrian di kawasan perencanaan Leitimur Selatan Kota Ambon akan di arahkan sebagai berikut.

1. Lokasi pedestrian di arahkan sebagai berikut:

a. Pada jalan-jalan yang memiliki rute angkutan umum yang tetap.

b. Pada lokasi-lokasi yang memiliki aktivitas kontinu yang tinggi seperti jalan yang ada di kawasan Perdagangan dan Pasar.

c. Pada lokasi-lokasi yang memiliki kebutuhan yang tinggi dengan periode yang pendek seperti Terminal, Rumah Sakit/Puskesmas, Sekolah, Lapangan Olah Raga, dan sebagainya.

d. Pada lokasi yang mempunyai permintaan yang tinggi untuk hari-hari tertentu, misalnya Gereja, dan lain-lain.

e. Lebar pedestrian berdasarkan lokasi di arahkan sebagai berikut. (KEPMENHUB No. KM 65 Tahun 93):

• Zona perkantoran 3 meter.

• Zona pariwisata pada jalan sistem primer 3 meter dan pada jalan sistem sekunder 2 meter.

• Zona permukiman pada jalan sistem primer 2,75 meter dan jalan sistem sekunder 2 meter.

D. Rencana Pengembangan Pelayanan Angkutan Umum

Pola jaringan trayek angkutan umum ikut penentukan pelayanan angkutan umum dan memberi konstribusi pula terhadap permasalahan transportasi secara umum. Pola jaringan trayek angkutan umum yang tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna angkutan umum menyebabkan tinggi biaya yang harus dikeluarkan oleh pengguna angkutan umum. Hal ini dapat menyebabkan mereka beralih ke moda angkutan yang lebih murah, seperti sepeda motor. Pola jaringan trayek dapat pula menyebabkan tumpang tindih trayek (rute) dan menyebabkan kemacetan. Beberapa pola jaringan trayek digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.7 Pola Trayek Angkutan Umum

Pola jaringan trayek angkutan umum akan menentukan letak terminal sebagaimana terlihat pada gambar diatas. Letak terminal sebagai titik ikat trayek-trayek selayaknya dipertimbangkan secara matang. Saat ini tercatat belum adanya terminal di kawasan perencanaan, yang ada hanyalah berupa terminal bayangan pada beberapa lokasi tertentu saja dan itupun menggunakan badan-badan jalan sebagai lokasi parkir kendaraan.

Pola terminal di kawasan perencanaan Leitimur Selatan Kota Ambon menggunakan pola Skema Near-Side Terminating dengan menggunakan beberapa terminal eksisiting yang ada di Kota Ambon serta rencana pembangunan dan pengembangan terminal lokal baru di kawasan Leahari sebagai ibukota Kecamatan Leitimur Selatan.

Untuk Leitimur Selatan perencanaan terminal dengan skala pelayanan Kota Ambon maka disarankan pola terminal dan jaringan trayek adalah sebagaimana terlihat pada skema di bawah ini.

Radial criss-cross

Radial

Grid Trunk ine with feeders

Gambar 2.8 Pola Terminal

2.2.5.3 Rencana Sistem Jaringan Utilitas

A. Air Bersih

Pelayanan air bersih pada kawasan perencanaan belum dilayani oleh unit pelayanan PDAM Kota Ambon, sehingga untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan untuk MCK umum warga masih menggunakan sumur air tanah dangkal dan beberapa sungai sebagai sumber air bersih.

Rencana pengembangan jaringan air bersih di Kawasan perencanaan akan di arahkan berdasarkan pertimbangan berikut :

1. Seluruh penduduk kawasan sampai dengan akhir tahun perencanaan (tahun 2018) diasumsikan menjadi pemakai air bersih PDAM Kota Ambon.

2. Pengembangan sistem jaringan perpipaan menggunakan konsep rumah tumbuh. 3. Pipa transmisi di arahkan pengembangannya untuk menghubungkan instalasi

pengolahan air bersih ke jaringan primer.

4. Jaringan primer di arahkan pengembangannya mengikuti ruas jalan Arteri dan Kolektor.

5. Jaringan sekunder di arahkan pengembangannya mengikuti ruas jalan lokal. 6. Jaringan tersier di arahkan pengembangannya mengikuti ruas jalan lingkungan.

Ar u s in t e r n a l- e k st e r n a l d a n e k st e r n a l- in t e r n a l Ar u s lok a l Te r m in a l Ar u s lok a l Ar u s in t e r n a l- e k st e r n a l d a n e k st e r n a l- in t e r n a l Te r m in a l Te r m in a l Te r m in a l

B. Listrik

Rencana pengembangan jaringan listrik di Kawasan perencanaan akan di arahkan berdasarkan pertimbangan berikut :

1. Seluruh penduduk kawasan sampai dengan akhir tahun perencanaan diasumsikan terlayani utilitas listrik PLN.

2. Kebutuhan daya listrik kawasan mendapat suplai dari PLN.

3. Jaringan transmisi (tegangan tinggi) di arahkan pengembangannya mengikuti ruas jalan utama kawasan (Jalan Arteri).

4. Jaringan transmisi (tegangan menengah) di arahkan pengembangannya mengikuti ruas jalan utama Kolektor.

5. Jaringan distribusi (tegangan rendah) di arahkan pengembangannya mengikuti ruas jalan lokal/lingkungan.

6. Sistem jaringan (transmisi dan distribusi) menggunakan sistem kabel udara

C. Telepon

Rencana pengembangan jaringan telepon Kawasan perencanaan akan di arahkan berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :

1. Kebutuhan sambungan telepon kawasan mendapat suplai dari Perumtel Kota Ambon.

2. Pengembangan jaringan primer di arahkan antara STO ke rumah kabel.

3. Pengembangan jaringan sekunder antara RK (Rumah Kabel) – TP (Tiang Pembantu) di arahkan mengikuti ruas jalan utama kawasan (jalan arteri dan kolektor).

4. Pengembangan jaringan tersier antara TP (Tiang Pembantu) – DP (Drop Pelanggan) di arahkan mengikuti ruas jalan lokal/lingkungan.

D. Drainase

Rencana pengembangan jaringan drainase di Kawasan perencanaan akan di arahkan berdasarkan pertimbangan berikut :

1. Penanganan sistem jaringan drainase lebih dititik-beratkan pada pengembangan prasarananya agar dapat berfungsi dengan baik.

2. Membuat saluran tersier (drainase tertutup) pada zona permukiman padat, zona perkantoran pemerintahan dan pelayanan umum dan kegiatan komersial untuk menghin¬dari pendangkalan saluran akibat pembuangan sampah dsb.

3. Membuat saluran tersier (drainase terbuka) pada zona permukiman kepadatan rendah sampai sedang dan dialirkan ke saluran sekunder dan primer.

4. Model saluran yang akan dikembangkan di arahkan sebagai berikut.

a. Untuk zona permukiman kepadatan rendah sampai sedang, saluran yang dikembangkan menggunakan model trapesium.

b. Untuk zona permukiman padat, saluran yang dikembangkan menggunakan model segi empat.

E. Limbah Air Kotor

Rencana pengembangan jaringan limbah air kotor Kawasan perencanaan di arahkan berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:

1. Saluran pembuangan limbah air kotor rumah tangga (mandi, cuci dan masak) disatukan dengan saluran air hujan (drainase).

2. Sistem pembuangan limbah air kotor (faekal) di arahkan menggunakan tangki septik.

3. Tangki septik komunal di arahkan untuk melayani 10 rumah tangga penduduk dan disalurkan melalui saluran sistem tertutup dari setiap unit rumah. Tangki Septik sistem ini diterap¬kan pada permukiman padat.

4. Tangki septik individual diterapkan pada permukiman kepadatan rendah sampai sedang.

F. Persampahan

Rencana pengembangan persampahan Kawasan perencanaan di arahkan berdasarkan pertimbangan berikut:

1. Sistem pengumpulan sampah merupakan kombinasi pola individual dan komunal. 2. Pola komunal di arahkan pada zona permukiman padat yang kurang teratur, pola

individual di arahkan pada zona permukiman kepadatan rendah sampai sedang. 3. Tempat penampungan yang akan dikembangkan model non tetap, yaitu Bin Plastik. 4. Periodisasi pembuangan sampah dilaksanakan setiap hari.

6. Untuk menampung sementara sampah-sampah yang dikumpulkan dari tiap unit kegiatan secara komunal akan disediakan TPS kayu.

7. Untuk memindahkan sampah-sampah dari fase pengumpulan ke fase pengangkutan diperlukan Gerobak dan Transfer Depo.

8. Untuk mengangkut sampah-sampah ke lokasi TPA diperlukan Truk biasa dan Dump Truck.

9. Sistem pembuangan yang akan diterapkan di TPA adalah Sanitary Landfill.

2.2.5.4 Rencana Blok Pemanfaatan Ruang

A. Perumahan

Rencana pemanfaatan ruang untuk fasilitas perumahan, dengan perincian perumahan tipe besar (kaveling 1.000 m2), perumahan tipe sedang (kaveling 500 m2) dan perumahan tipe kecil (kaveling 150 m2).

B. Pemerintahan dan Pelayanan Umum

Rencana pemanfaatan ruang untuk fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum diperkirakan ± 2,0 Ha skala kecamatan, serta 500 m2 untuk skala Kelurahan/Desa.

C. Peribadatan

Rencana pemanfaatan ruang untuk fasilitas peribadatan luasnya ± 500 - 700 m2 per bangunan.

D. Kesehatan

Rencana pemanfaatan ruang untuk fasilitas kesehatan luasnya ± 300 m2 per bangunan puskesmas serta 200 m2 per bangunan apotik.

E. Pendidikan

Rencana pemanfaatan ruang untuk fasilitas pendidikan luasnya ± 500 m2 per bangunan pendidikan TK, 1.000 m2 per bangunan Sekolah Dasar (SD), serta 1.500 m2 per bangunan SMP dan SMA.

Dalam dokumen DUMMY LAPORAN PENDAHULUAN RTBL LEITIMUR (Halaman 150-156)