• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan Pemeriksaan

7.1 Pemeriksaan kinerja atas penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam pengelolaan situ di wilayah Sungai Ciliwung Cisadane termasuk Situ Gintung dilakukan pada Kementerian Pekerjaan Umum (Kementerian PU), Kementerian Kehutanan, Kementerian Dalam Negeri (Kementerian DN), Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KNLH), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Banten, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan, serta instansi terkait lainnya.

7.2 Pemeriksaan dilaksanakan bertujuan untuk menilai efektifitas penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam pengelolaan Situ Gintung dan situ lainnya di Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane. Selain itu, pemeriksaan juga memiliki tujuan khusus, yaitu untuk menilai efektivitas:

• pencegahan bencana dalam pengelolaan Situ-Situ di wilayah Sungai Ciliwung Cisadane;

• mitigasi bencana dalam pengelolaan Situ-Situ di wilayah Sungai Ciliwung Cisadane;

• tanggap darurat bencana situ gintung; dan

• rehabilitasi dan rekonstruksi bencana situ gintung.

Hasil Pemeriksaan

7.3 Hasil pemeriksaan atas penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam pengelolaan situ di wilayah Sungai Ciliwung Cisadane termasuk Situ Gintung menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana tidak terencana, terpadu dan terintegrasi, sehingga cenderung menjadi tidak cepat, tepat, efisien dan efektif. Permasalahan tersebut ditinjau dari aspek kelembagaan, pencegahan, kejadian bencana Situ Gintung dan kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut.

Aspek Kelembagaan

7.4 Ditinjau dari aspek kelembagaan, permasalahan yang terjadi adalah kerjasama antar pemerintah baik pusat, provinsi, dan kabupaten/kota dalam pengelolaan dan penanggulangan bencana atas situ di wilayah Sungai

66

Ciliwung Cisadane kurang memadai. Hal tersebut dapat dilihat dalam uraian berikut.

• Kebijakan pengelolaan situ di wilayah Sungai Ciliwung Cisadane belum optimal untuk meningkatkan kualitas pengelolaan sumber daya air termasuk situ. Hal tersebut diantaranya terlihat dari lambatnya penerbitan peraturan pemerintah dan peraturan teknis sebagai pelaksana Undang- Undang (UU) No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;

• Perjanjian kerjasama atas pengelolaan Situ Cipondoh berpotensi mengurangi luas situ dan menurunkan fungsi situ. Hal tersebut diantaranya terjadi dalam perjanjian antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan PT GTP yang memberikan celah kepada PT GTP untuk memperkecil fungsi Situ Cipondoh menjadi 50 ha dan mengubah fungsi Situ Cipondoh menjadi perkotaan; dan

• Perangkat kebijakan mengenai penanggulangan bencana kurang memadai. Dalam hal ini pemerintah belum mengeluarkan peraturan presiden tentang penetapan status bencana yang akan menjadi acuan bagi pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota dalam menentapkan status bencana dan status keadaan darurat bencana.

Pencegahan

7.5 Aktivitas pencegahan yang mencakup aspek operasi dan pemeliharaan, aspek penataan ruang dan aspek sumber daya lahan dan hayati tidak efektif dan kurang optimal untuk mendukung upaya pencegahan dan mitigasi bencana. 7.6 Permasalahan yang terkait dengan aspek operasi dan pemeliharaan dapat

dilihat dalam uraian berikut.

• Penanganan situ-situ di wilayah Sungai Ciliwung Cisadane kurang optimal dan tidak berbasis risiko. Hal tersebut tampak dari fakta yang menunjukkan bahwa tidak seluruh situ setiap tahun memperoleh dana pemeliharaan, serta belum dilakukannya pengujian atas kekuatan tanah tanggul yang berada di atas tanah sekitar dan pengaruh akibat adanya pelubangan tanggul oleh masyarakat;

• Perencanaan rehabilitasi situ tidak terkoordinasi dan terintegrasi antara pemerintah pusat dan daerah, serta belum sepenuhnya dapat direalisasikan; dan

• Pemantauan dan evaluasi kondisi situ-situ kurang efektif. Hal tersebut diantaranya terjadi karena pemerintah tidak menempatkan petugas untuk memantau dan memonitoring kondisi situ-situ yang berada di wilayah DAS Ciliwung Cisadane.

7.7 Permasalahan yang terkait dengan aspek penataan ruang dapat dilihat dalam uraian berikut.

• Perda penataan ruang daerah belum mengacu pada Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur, sehingga berpotensi terganggunya keseimbangan ekosistem kota, baik keseimbangan sistem hidrologi dan sistem mikroklimat, maupun sistem ekologis lain;

• Pemerintah Kota Tangerang, Kota Depok, dan Kabupaten Bogor belum membentuk Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah; dan

• Pemantauan, pengawasan dan penertiban pemanfaatan ruang sempadan situ tidak efektif untuk mendukung upaya mitigasi bencana. Hal tersebut tampak dari fakta yang menunjukkan bahwa lahan areal sempadan situ pada Situ Gintung, Situ Cipondoh, Situ Babakan, Situ Pamulang, Situ Pondok Benda, dan Situ Rawa Besar digunakan sebagai area pemukiman, tempat usaha, dan pesawahan/ladang. Namun, sampai saat ini SKPD yang memiliki tupoksi terkait tidak melakukan tindakan penertiban. 7.8 Permasalahan yang terkait dengan aspek sumber daya lahan dan hayati

adalah belum optimalnya pemulihan lahan kritis di Wilayah DAS Citarum Ciliwung melalui kegiatan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL) karena hanya dibiayai oleh pemerintah pusat dhi. Kementerian Kehutanan dari dana Bagian Anggaran (BA) 69 tanpa melibatkan pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota.

Kejadian Bencana Situ Gintung

7.9 Permasalahan yang menyangkut kejadian bencana Situ Gintung dapat dilihat dalam uraian berikut.

• Instabilitas struktur tanggul bagian kiri dan mekanisme breaching diduga

sebagai penyebab terjadinya keruntuhan tanggul situ gintung;

• Pemerintah Kota Tangerang Selatan belum memanfaatkan dana bantuan dari masyarakat senilai Rp5,32 miliar untuk kegiatan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat;

• Penyaluran bantuan kepada masyarakat korban bencana tidak tepat sasaran senilai Rp384,00 juta karena diberikan kepada 60 KK yang bukan korban bencana situ gintung senilai Rp300,00 juta dan diberikan kepada pihak yang tidak terdaftar dalam data korban resmi senilai Rp84,00 juta; dan

68

• Desain rehabilitasi dan rekonstruksi Situ Gintung yang disusun oleh Kementerian PU belum representatif sebagai dasar pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi.

Kepatuhan Terhadap Ketentuan Perundang-undangan

7.10 Permasalahan yang terkait dengan ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan diantaranya terdapat kekurangan volume pekerjaan/ kelebihan pembayaran pekerjaan atas rehabilitasi dan operasi pemeliharaan beberapa situ senilai Rp202,64 juta.

Penyebab Ketidakefektifan

7.11 Ketidakefektifan penyelenggaran penanggulangan bencana dalam pengelolaan situ di wilayah Sungai Ciliwung Cisadane terjadi antara lain karena belum adanya ketentuan yang mengatur mekanisme pengelolaan situ secara nasional, penanganan situ tidak didasarkan atas rencana yang terpadu dan terintegrasi, kurangnya koordinasi antar instansi terkait, serta lemahnya pengawasan dan pemantauan atas pemanfaatan sempadan situ. Rekomendasi Hasil Pemeriksaan

7.12 Atas permasalahan tersebut BPK telah merekomendasikan antara lain agar:

• pemerintah menetapkan seluruh peraturan pemerintah dan peraturan pelaksana UU No. 7 tahun 2004 sehingga dapat menjadi acuan dalam pengelolaan sumber daya air dan situ oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota;

• Menteri Pekerjaan Umum menyusun dan menetapkan Standard Operating Procedure (SOP) desain rehabilitasi dan OP situ yang berbasis risiko dan SOP pemantauan dan evaluasi situ, serta menginstruksikan Dirjen Sumber Daya Air untuk melakukan evaluasi dan perbaikan yang diperlukan atas kebijakan yang selama ini berjalan terkait dengan perencanaan/desain dan penganggarannya;

• Gubernur Jawa Barat dan Gubernur Banten agar berkoordinasi dalam upaya mencegah pengelolaan Situ Cipondoh yang dapat menurunkan fungsi ekosistem dan hidrologinya, dan memutuskan perjanjian kerjasama dengan PT GTP;

• Gubernur DKI Jakarta dan Walikota Tangerang untuk melakukan revisi rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan rencana detail tata ruang (RDTR) dengan menambah proporsi ruang terbuka hijau (RTH);

• Menteri Kehutanan meningkatkan alokasi anggaran untuk program GN-RHL di wilayah DAS Citarum Ciliwung, serta berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri mengarahkan para Bupati terkait mengalokasikan APBD untuk rehabilitasi lahan di wilayahnya guna percepatan pencapaian tutupan hutan/lahan sebesar 30%.

7.13 Hasil pemeriksaan secara lengkap dapat dilihat pada softcopy LHP dalam cakram padat terlampir.

BAB 8

Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit