• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Mengembangkan wisata air Setu Babakan dan Setu Mangga Bolong dengan adanya olah raga air kano atau dayung, sepeda air, pemancingan dan perahu bebek untuk anak-anak.

2. Manfaatkan buah-buahan yang ditanam dengan adanya wisata agro dengan menjual buah-buahan dan Holtikultura, dan juga sebagai sarana bisnis masyarakat.

3. Mengembangkan makanan-makanan khas tradisional Betawi dengan memasarkannya, membuat festival jajanan khas Betawi, dan lomba masakan Betawi (mayoritas beranggotakan para wanita).

4. Mengembangkan ciri masyarakat Betawi, seperti: mengadakan upacara pernikahan pada setiap masyarakat dengan adat Betawi serta upacara-upacara lainnya, sikap saling membantu yang terlihat pada saat pelaksanaan pesta, bantuan dari tetangga baik materi maupun jasa sangat diperlukan, pada kesehariannya masyarakat Betawi menggunakan bahasa Betawi sebagai bahasa pengantar dengan masyarakat luas atau antar masyarakat dilingkungan Setu Babakanatau dengan pertunjukkan seperti lenongyang menggunakan bahasa Betawi.36

4.2b Bidang Keagamaan.

Selain mempertunjukkan seni budaya yang bernafaskan Islam dalam rangka menyambut hari besar Islam, seperti: qasidah, marawis, hadroh, maulud, samrah,ngarak, dan sebagainya. Namun, memadukan juga dalam kegiatan-kegiatannya sebagaimana fungsinya, seperti:

A. Samrah untuk acara maulud di malam mangkat dalam acara perkawinan adat Betawi.

36

B. Rebana ngarak untuk perkawinan adat Betawi, ngarak pengantin sunat dan sebagainya.

C. Untuk hadroh, qasidah, dan marawis dipakai dalam pertunjukkan dalam rangka perayaan hari besar Islam seperti Isra Mi’raj, maulid, Muharram, dan sebagainya.

D. Adanya Tausiyah dan sujud syukur dalam acara pergantian tahun atau malam tahun baru Masehi.

E. Dalam menyambut bulan Ramadhan mengadakan pergelaran seperti Orkes Gambus, Parade Rebana Qasidah, dan Parade Marawis pada tahun 2006. F. Dalam menyambut lebaran mengadakan pecan lebaran seperti Marawis,

Lenong Tari Betawi, Gambang Kromong pada tahun 2006.

G. Kegiatan Pekan Lebaran pada tanggal 06-09 November 2005 seperti:

1. Hari ke-1: Orkes Gambus, Wayang Kulit Betawi dan Topeng Betawi. 2. Hari ke-2: Ondel-ondel, Gambang Kromong, Plus Lawak.

3. Hari ke-3: Tanjidor dan Topeng Betawi.

4. Hari ke-4: Aneka Tari Betawi dan Gambang Kromong Plus Lawak.

4.2c Bidang Kesenian.

PBB Setu Babakan mengadakan pengembangan bidang kesenian tanpa keluar dari kesenian asli. Seperti:

1. Pelatihan seni tari, musik, teater tradisional bagi anak-anak dan remaja setiap hari minggu, senin, kamis, jum’at.

3. Mengadakan lomba-lomba dalam gebyar budaya Betawi dalam bulan Juni, seperti: lomba membuat nasi uduk, lomba mewarnai, marawis, qasidah, lomba cerpen.

4. Lomba mewarnai gambar, membuat lampion, membuat kembang kelapa dalam festival Setu Babakan dalam bulan Agustus.

5. Kegiatan pelatihan gambang kromong dalam 3 kelompok:

A. Remaja dan dewasa pada hari jum’at dan minggu pukul 19:30-22:30 WIB.

B. Anak-anak hari minggu pukul 08:00–10:00 WIB.

C. Ibu-Ibu dan kelompok masyarakat pada hari senin, kamis, dan sabtu pukul 13:00–16:00 WIB.

6. Mengadakan pelatihan tari Betawi pada hari minggu pukul 10:00-14;00 WIB dan jum’at pukul 14:30-17:00 WIB.

7. Mengadakan parade-parade seperti: Tarian Betawi, Marawis, Qasidah di setiap tahun.

8. Mengadakan festival-festival dan atraksi Budaya Betawi seperti: Prosesi Penganten sunat, Pernikahan, demonstrasi makanan dan minuman khas Betawi dan sebagainya.

9. Diskusi Budaya Betawi tingkat Jakarta Selatan tanggal 14 Juni 2005. 10.Gebyar Budaya Betawi tingkat Jakarta Selatan tanggal 18,19,21, dan

22 Juni 2005.

11.Mengadakan pengembangan Budaya di setiap tahun seperti: JIpeng (Tanji dan Topeng), Jinong (Tanji dan Lenong), Gambang Kromong

Plus Lawak, Olah raga silat Betawi, Gambus Marawis, dan sebagainya37.

Keberhasilan yang dicapai selain yang dijelaskan yakni seperti adanya setiap rumah di Perkampungan Budaya Betawi itu yang dijadikan homestay. Pengunjung boleh menginap di rumah-rumah penduduk. Dengan demikian, para wisatawan bisa menyaksikan dari dekat budaya masyarakat Betawi. Semua orang yang belajar seni betawi disini bisa tidur di rumah khas Betawi yang ada di Setu, makan masakan khas Betawi, membeli cendra mata dari rumahpenduduk di Setu, menyaksikan upacara adapt dan sebagainya. Itu diminati sekitar 1500 orang yang berkunjung selain adanya pertunjukkan dan pergelaran serta festival dan pawai.

Kendala-kendala serta usaha yang dicapai PBB Setu Babakan.seperti: 1. Menurut (LPBB) Lembaga Perkampungan Budaya Betawi menilai

sejauh ini belum ada Perkampungan di kawasan tersebut karena untuk memajukan kawasan tersebut diperlukan anggaran tetapi setiap anggaran yang diusulkan PemerintahProvinsi (Pemprov) DKI Jakarta selalu terbentur ditingkat DPRD DKI.dan masyarakat merasa sedikit kecewa dengan kebijakan Pemprov DKI dalam pembangunan kawasan Pembangunan dikawasan ini tidak mengalami kemajuan yang cukup berarti. Untuk itu Walikoto Jakarta Pusat melakukan kajian-kajian strategis dengan mengundang para pakar serta mengadakan kegiatan seminar yang diharapkan mampu melahirkan gagasan-gagasan serta

37

ide terbaik guna memajukan satu-satunya kawasan yang dijadikan kawasan Perkampungan Budaya Betawi oleh Pemprov DKI tersebut. 2. Menurut Walikota Jakarta Selatan Drs. H.A. Dadang Kofrawi, guna

melestarikan dan mempertahankan Setu Babakan menjadi “Perkampungan Budaya Betawi” agar tidak punah, dan menjadi perumahan ,mewah. Rencananya disana akan dibangun sebanyak 300 rumah di Perkampungan Budaya Betawi dan saatini sudah ada 75 bangunan rumah lagi dibangun oleh masyarakat Betawi. Dan 25 bangunan lagi dibangun oleh masyarakat Betawi. Bantuan anggaran akan diberikan kepada warga yang tidak mampu membangun rumah khas Betawi. Walikota Jakarta Selatan berharap ada pengusaha yang mau membantu atau memperkenalkan lokasi Setu Babakan sebagai objek wisata unggulan untuk dikembangkan pengusaha wisata yang harus membantu memperkenalkan kepada turis mancanegara dan domestic, agar lokasi objek wisata itu diminati.

3. Masyarakat pemilik tanah harus membangun rumah sesuai dengan program Dinas Perumahan DKI Jakarta yang harus berwawasan khas Betawi.

4. Setu Babakan danau alami seluas 18ha yang diharapkan menjadi objek Pariwisata dibiarkan tak dikeruk sehinga mengalami pendangkalan akibat endapan Lumpur karena belum adanya badan otorita yang menangani pengelolaan.

5. Sejauh ini, baru 0,8% dari 165 hektare lahan Perkampungan Wisata yang sudah selesai dibangun. Sementara, sisanya masih tak tergarap. 6. Kepunahan terhadap pertunjukkan Betawi seperti tidak adanya orang

yang mengadakan pertunjukkan seni betawi.

7. Adanya sebagian masyarakat yang menyalahgunakan tempat tersebut sebagai tempat melakukan amoral.

Karena PBB Setu Babakan adalah tempat yang baru sekitar beberapa tahun di buat oleh Pemda DKI maka masih banyak kekurangan disana sini untuk melestarikan dan mengembangkan Budaya betawi sebagaimana yang telah disebutkan untuk itu cara memecahkan masalah tersebut seperti:

1. Pendanaan.

Saat ini pemeliharaan sehari-hari PBB Setu Babakan ditandatangani oleh TIM Pengelola. Tetapi, TIM itu hanya bertugas melakukan pemeliharaan harian, dan tidak berwenang menetapkan program. Dinas-dinas yang terkait dalam penetapan kebijakan pengembangan Perkampungan Budaya Betawi itu sangat banyak, lebih dari 20 unit kerja. Soal taman, ditandatangani Dinas Pertamanan. Rumah adat, ditandatangani Dinas Perumahan. Pembinaan pedagang dodol dan bir pletok misalnya, ditandatangani Dinas Perindustrian. Betapa panjangnya jalur birokrasi yang harus ditempuh untuk menetapkan satu keputusan. Tak cukup dengan rumitnya koordinasi anatar Dina situ kerumitan itu masih ditambah dengan lemahnya koordinasi antara Pemda DKI dan Pemda Kota Madya Jakarta Selatan. Kondisi

memprihatinkan di PBB tidak lepas dari Pengelolaan PBB yang melibatkan lintas sektoral unit Pemda DKI semua unit tersebut diangap dapat menghambat kinerja Pengembangan PBB. Proseduradministrasi dan birokrasinya akan lebih rumit sebaiknya pengelolan PBB diserahkan kepada badan pengelola PBB sendiri langsung diserahkan dibawah pengawasan Walikota Jakarta Selatan supaya optimal dikembalikan Walikota pengawasan ditingkat wilayah lebih muda khususnya untuk pengembangan potensi dan promosinya karena mereka yang lebih tahu kondisi PBB Setu Babakan. Sampai sekarang TIM Pengelola berusaha untuk mengatasi hal tersebut.

2. Membantu masyarakat untuk mengatasi halo rang yang sedang kelulitan uang dan ingin menjual rumahnya. Rumah tersebut dibeli dan dijadikan bangunan rumah tradisional Betawi dan apabila ada yang ingin membeli rumah atau membuatnya harus bertradisional Betawi ini untuk melestarikan Budaya Betawi.

3. Kepunahan.

Maksudnya kepunahan pertunjukkan seni Betawi karena tidak adanya orang yang mempertunjukkan seni tersebut seperti: Der muluk, Ubrug, dan Wayang Senggol. Disitu peran PBB Setu Babakan dalam melestarikan dan mengembangkan Budaya Betawi yaitu dengan adanya sanggar-sanggar seni Betawi dengan segala usia dewasa dan anak-anak. Waktunya biasanya pada hari Sabtu.

4. Adanya tindakan pelarangan dan penanganan secara hokum untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan untuk menjaga PBB Setu Babakan sampai sekarang usaha-usaha untuk pengendalian tersebut masih dilakukan.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan.

Berdasarkan seluruh hasil penelitian, dan uraian di atas, penulis berusaha menyajikan beberapa kesimpulan mengenai:

1. Mengenai asal usul Betawi ada dua pendapat mengenai pertama pendapat yang menyatakan bahwa masyarakat Betawi adalah berasal dari budak atau biasa disebut mazhab kali besar dan pendapat lain yang lebih kuat disertai bukti-bukti yang ada seperti yang telah dijabarkandalam penelitian ini adalah bahwa masyarakat Betawi sudah lama ada, sebelum kekuasaan Kerajaan Pajajaran. Sedangkan nama “Betawi” adalah nama Melayu dari “Batavia” salah satu nama suku di Belanda atau suku bangsa Jerman yang bermukim di tepi sungai yang kini di huni orang Belanda. Kata ini dipakai sejak tahun 1621 sampai tahun 1942 yang kemudian berubah menjadi “Jakarta” dan juga merupakan nama sebuah kapal layer VOC yang dibuat pada tahun 29 Oktober 1628 yang di nahkodai oleh Kapten Adrian Jakobz.

2. Mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku bangsa. Hasil perkawinan etnis di masa lalu yang memiliki kebudayaan yang bersifat campur aduk, seperti: peralatan dan perlengkapan hidup, system ekonomi, mata pencaharian,

Ilmu pengetahuan, religi. Dari pencampuran antar etnis dan menjadi kebudayaan yang berciri khas Betawi yang harus di lestarikan dan dikembangkan. Untuk itu perlu sebuah tempat untuk mewujudkannya salah satunya di Setu Babakan sebagai Cagar Budaya Betawi yang mempunyai tujuan membina dan melindungi secara sungguh-sungguh dan terus-menerus menata kehidupan serta nilai-nilai seni budaya Betawi sesuai dengan akar Budayanya, menata dan memanfaatkan potensi lingkungan fisik baik alami maupun buatan yang bernuansa Betawi mengendalikan pemanfaatan lingkungan fisik baik alami maupun buatan yang bernuansa Betawi mengendalikan pemanfaatan lingkungan fisik dan non fisik sehingga saling bersinergi untuk mempertahankan ciri khas Betawi. Selain itu Setu Babakan berfungsi sebagai sarana pemukiman, ibadah, informasi, seni budaya, penelitian, pelestarian, pengembangan, pariwisata yang memiliki fasilitas penunjang.

3. Peran dalam melestarikan dan mengembangkan budaya Betawi Setu Babakan melakukannya melalui bidang: social masyarakat, keagamaan, dan kesenian, sebagaimana yang akan dibahas dalam penelitian ini.

5.2 Saran.

Dalam hal ini merasa perlu memberikan saran kepada pihak Setu Babakan, teman-teman Mahasiswa/I, Pemerintah Daerah dan Masyarakat Luas yaitu:

1. Mencantumkan alamat situs internet kedalam brosur segala aktivitas, pertunjukkan, serta sejarah mengenai Setu Babakan agar setiap orang yang membaca dapat mengetahuinya.

2. Hendaknya memperhatikan sarana perpustakaan sebagaimana yang telah dilampirkan dalam surat penetapan PBB Setu Babakan agar peneliti memperoleh kemudahan dalam mencari sumber-sumber. 3. Agar menambah fasilitas-fasilitas lain yang mendukung seperti

fasilitas pendidikan.

4. Untuk Pemerintah Daerah agar lebih memahami akan kebutuhan dari PBB Setu Babakan salah satunya dalam segi pendanaan.

5. Untuk masyarakat Betawi agar ikut serta melestarikan dan mengembangkan Kebudayaan Betawi khususnya yang bersuku Betawi dan masyarakat suku lain pada umumnya bukan hanya masyarakat di dalam Setu Babakan saja.

6. Bagi Mahasiswa/I agar lebih banyak memahami bangsa sendiri dengan mengadakan penelitian dalam bidang kebudayaan Bangsa Indonesia pada umumnya dan kebudayaan Betawi khususnya sebagai pelestarian Budaya.

7. Bukan pelestarian Budaya saja tetapi pengembangannya juga harus dilakukan tanpa harus meniggalkan unsur kebudayaan asli melalui pertunjukkan yang diadakan sebagai penarik masyarakat luas.

Dalam melestarikan dan mengembangkan budaya betawi tersebut tidak semulus jalan tol banyak sekali aral melintangyang dapat memicu kita semua agar memperoleh hasil yang maksimal, dan apabila hal tersebut sudah tercapai maka hal tersebut menjadi sangat indah karena dapat melampauinya. Contoh kecil saja tentang pembuatan skripsi ini, penulis dengan susah payah

menulis,membuat skripsi ini dengan menarik dan berusaha agar pembaca dapat mengenal sedikit banyaknya tentang budaya Betawi dengan mengumpulkan referensi dari berbagai sumber, melakukan penelitian dan wawancara agar memperoleh hasil yang maksimal dan tentu saja untuk syarat kelulusan penulis, apabila telah berasil maka penulis akan merasa lega telah berusaha dan kini telah selesai dengan baik apabila hasilnya memuaskan maka itu adalah bonus atas pekerjaannya jika tidak dia akan bersyukur telah mengatasi rintangan tersebut dan akan memicu penulis agar terus menggali ilmu tersebut.

Begitu juga dengan TIM Pengelola dengan usia yang masih dapat dikatakan muda Tempat PBB Setu Babakan ini, Tim Pengelola berusaha secara maksimal agar PBB Setu Babakan dapat dikenal masyarakat luas dan itu sudah dapat dikatakan berhasil karena Setu Babakan sudah banyak di kenal oleh masyarakat luas luar dan dalam Indonesia. Bagaimana dengan kendala-kendala yang dihadapinya? Dalam mengatasi kendala-kendala-kendala-kendala tersebut seperti Kepunahan pertunjukkan seni dan pendanan menjadi tugas kita bersama bukan saja TIM Pengelola tetapi seluruh masyarakat Indonesia khususnya yang bersuku Betawi. Selain Tim Pengelola yang berusaha dengan terus mengadakan pementasan seni walaupun dengan dana yang minim, kita dapat membantu dengan menyumbangkan keahlian kita mengadakan pertunjukan seni budayaBetawi, bila tidak bisa kita ikut belajar di sanggar Seni BUdaya Betawi dengan belajar kita jadi bisa dan nantinya dapat mempertunjukannya di PBB Setu Babakan, mengadakan penelitian dan meyebarluaskan PBB Setu

Babakan dalam masyarakat luas agar lebih banyak dikenal lagi dan tentunya kepada masyarakat kalangan atas agar dapat membantu dari segi pendanaan menyisihkan sebagian uangnya agar dapat dipakai untuk melestarikan dan mengembangkan Budaya Betawi di PBB Setu Babakan menjadi Donatur. Bila hal tersebut dapat dijalankan maka pastinya PBB Setu Babakan akan dapat bertahan dan dan berjalan sebagaimana fungsinya.

DAFTAR PUSTAKA.