• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Penting Motivasi Kerja

Dalam dokumen MENJADI PEMIMPIN INOVATIF (Halaman 83-97)

Motivasi berasal berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Kata motivasi seringkali diartikan dalam bentuk kata kerja menjadi rangsangan, dorongan yang menyebabkan sesuatu terjadi, baik yang berasal dari dalam maupun yang berasal dari luar diri seseorang atau lingkungannya.146 Sehubungan dengan motivasi ini dapat dipahami salah satunya di dalam surah Ali Imron ayat 152:

Artinya: dan Sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya kepada

kamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada sa'at kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu dan mendurhakai perintah (Rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai, di antaramu ada orang yang menghendaki dunia dan diantara kamu ada orang yang menghendaki akhirat, kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka untuk menguji kamu, dan sesunguhnya Allah telah mema'afkan kamu, dan Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas orang orang yang beriman.(Q.S. Ali Imron: 152)147.

145Robbin, Op.Cit., hal. 256-257.

146Sudarwan Danim dan Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan: Visi dan Strategi Sukses Era Teknologi, Situasi Krisis, dan Internasionalisasi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hal. 30.

[84]

Ayat di atas menjelaskan tentang motivasi Jihad orang-orang Islam di dalam peperangan Uhud, yang mana di antara mereka ada yang tulus karena Allah, namun ada pula yang motivasinya untuk duniawi yakni tergiur untuk mendapatkan harta Ghonimah/ harta rampasan perang.

Motivasi berarti serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.148 Motivasi didefinisikan juga dengan “(peng) alasan, daya batin, dorongan”149 Terkait masalah motivasi, tersirat pula dari hadits Rasulullah SAW tentang motivasi atau niat umat Islam ketika melakukan hijrah dari kota Mekkah ke kota Madinah:

با نينمؤملا ريما نع

:لاق هنع الله يضر باطخلا نب رمع صفح ي

ام ئرما لكل امناو تاينلاب لامعلاا امنا :لوقي ملسو الله لوسر تعمس

نمو هلوسرو الله ىلا هترجهف هلوسرو الله ىلا هترجه تناك نمف ىون

هيلا رجاه ام ىلا هترجهف اهحكني ةارماوا اهبيصي ايندل هترجه تناك

)ملسمو ىراخبلا هاور(

150

Artinya: Dari Amiril Mukminin Abi Hafshin ‘Umar Bin Khttab r.a.

berkata: Aku telah mendengar Rasulullah bersabda: Sesungguhnya segala amal tergantung dengan niat, dan sesungguhnya setiap urusan orang itu tergantung dengan apa telah diniatkannya. Maka barang siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasulnya maka berarti hijrahnya itu untuk Allah dan Rasulnya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena urusan dunia yang akan diraihnya atau perempuan

148Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Belajar (Jakarta: Rajawali Pers, 2010) hal. 75.

149Echols, John M dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006), hal. 36

[85]

yang akan dinikahinya maka berarti hijrahnya itu untuk hanya untuk apa yang ia berhijrah kepadanya (H.R. Bukhari & Muslim)

Hadits di atas mengandung makna motivasi, yang mana motivasi umat Islam waktu melakukan hijrah dari Mekkah ke Madinah dahulu cukup beragam, sehingga Rasulullah memberikan penegasan bahwa apa yang akan mereka dapatkan dari hijrah itu tergantung kepada motivasi apa yang melatar-belakangi hijrahnya mereka ke Madinah.

Marihot menjelaskan bahwa menurut arti katanya, motivasi berarti pemberian motif, penimbulan motive atau hal yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan. Motivasi dapat pula diartikan faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu.151Achua dan Luissier mengemukakan definisi motivasi dengan segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perilaku dalam mencapai tujuan tertentu.152 Elliot & Dwek memberikan penjelasan tentang motivasi: Apa yang memotivasi orang kreatif? Tentu yang mendorong seseorang untuk kreatif adalah konteks dan domain di mana orang tersebut bekerja. Ada beberapa bukti yang menyatakan bahwa insentif merupakan motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong seseorang untuk bekerja kreatif.153

Definisi lain mengenai motivasi dikemukakan oleh Siswanto “Motivasi adalah keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan, dan mengarahkan atau menyalurkan perilaku kearah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan.”154 Bagia menjelaskan bahwa motivasi berasal dari kata motif yang artinya kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu atau aktivitas yang muncul dari

151Marihot AMH Manullang, Manajemen Personalia (Yogyakarta: UGM Press, 2006), hal. 165.

152Achua, Christopher F and Robert N Lussier, Effective Leadership. Ed.4 (Canada: Cengage, 2010), p. 73.

153Andrew J.Elliot dan Carol S. Dweck. Handbook of Competence and Motivation (New York London. The Guilford Press. 2005) hal. 610

[86]

dirinya sendiri dan melakukan penyesuaian agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan.155

Seiring dengan pendapat di atas, Sutrisno berpendapat “Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, karena itu motivasi sering diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang.”156

Schunk menjelaskan Motivasi adalah proses dimana kegiatan yang diarahkan pada tujuan yang menghasut dan berkelanjutan. Selanjutnya ia mengatakan motivasi ekstrinsik adalah motivasi untuk terlibat dalam suatu kegiatan sebagai alat untuk mencapai tujuan.157

Miner sebagaimana dikutip oleh Lunenburg mendefinisikan motivasi sebagai berikut: Proses-proses dalam individu yang merangsang perilaku dan menyalurkannya dengan cara yang seharusnya menguntungkan organisasi secara keseluruhan.158 Donald sebagaimana yang dikutip Martinis Yamin mendefinisikan motivasi sebagai: Perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feelling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.159 Sementara itu, ada ahli yang berpendapat bahwa motivasi membuat seseorang menyelesaikan pekerjaan dengan semangat, karena orang itu ingin melakukannya.160 Pendapat ahli yang lain mangatakan motivasi merupakan dorongan terhadap serangkaian proses perilaku manusia pada pencapaian tujuan.161 Menurut Woodworth dan Marques sebagaimana dikutip oleh Mustaqim dan Wahab bahwa motivasi adalah suatu tujuan jiwa yang mendorong individu untuk

155I Wayan Bagia, Perilaku Organisasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015), hal. 85

156Edi Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Kencana Predana Media Group . 2011) hal. 109

157Schunk, Op.Cit., p. 236.

158Lunenburg Fred. C and Allan C. Arnstein, Op.Cit., p. 110.

159Martinis Yamin, Paradigma Baru Pembelajaran (Jakarta: Referensi, 2013), hal. 196.

160George R.Terry Leslie W.Rue. Dasar-dasar Manajemen. Judul Asli: Prinsiple of Management diterjemahkan oleh G.A. Ticoalu (Jakarta PT. Bumi Aksara. 2010) .hal.168

[87]

aktivitas-aktivitas tertentu dan untuk tujuan-tujuan tertentu terhadap situasi di sekitarnya.162

Mengiringi pendapat di atas, Siagian mengemukakan pengertian motivasi sebagai berikut: Motivasi merupakan daya dorong bagi seseorang untuk memberikan kontribusi yang sebesar mungkin demi keberhasilan organisasi mencapai tujuannya. Dengan pengertian, bahwa tercapainya tujuan organisasi berarti tercapai pula tujuan pribadi para anggota yang bersangkutan.163 Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil suatu pemahaman bahwa motivasi adalah suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan.

Motivasi, kadang-kadang istilah ini dipakai silih berganti dengan istilah-istilah lainnya, seperti misalnya kebutuhan (need), keinginan

(want), dorongan (drive), atau gerakan (impuls). Orang yang satu

berbeda dengan lainnya selain terletak pada kemampuannya untuk bekerja juga terletak pada keinginan mereka untuk bekerja atau tergantung pada motivasinya. Adapun motivasi seseorang tergantung pada kekuatan dari motivasi itu sendiri. Dorongan ini yang menyebabkan seseorang berusaha mencapai tujuan, baik sadar ataupun tidak sadar.164 Sardiman menjelaskan bahwa motivasi yang ada pada diri setiap orang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1). Tekun menghadapi tugas. (2). Ulet menghadapi kesulitan. (3). Lebih senang bekerja mandiri. (4). Cepat bosan dengan tugas-tugas yang rutin. (5). Dapat mempertahankan pendapatnya. (6). Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini. (7). Senang mencari dan memecahkan masalah165.

Menurut jenisnya motivasi terbagi dua, yaitu: (1). Motivasi Intrinsik. Maksud dari motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk

162Mustaqim dan Abdul Wahib, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 72.

163Sondang P. Siagian, Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Cet ke-2 (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hal. 102.

164Miftah Thoha, Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), hal. 207 .

[88]

melakukan sesuatu. (2). Motivasi Ekstrinsik. Maksud dari motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya karena ada perangsang dari luar.166

Herzberg sebagaimana dikutip oleh Pupuh Fathurrohman menjelaskan bahwa dalam dunia kerja motivasi instrinsik meliputi: (1) Prestasi, (2) Pengakuan (3) Tanggung jawab (4) Kemajuan (5) pekerjaan itu sendiri (6) Kemungkinan berkembang. Sedangkan motivasi Ekstrinsik meliputi: (1) Upah, (2) Keamanan kerja, (3) Kondisi kerja, (4) Status, (5) Prosedur Organisasi, (6) Mutu dari supervisi teknis, (7) Mutu dari hubungan interpersonal antar teman sejawat, atasan dan bawahan.167

Kedudukan motivasi dalam bekerja memang sangat penting dan merupakan suatu keniscayaan adanya, sebab tanpa motivasi yang kuat tentunya apa yang dikerjakan akan berlalu begitu saja tanpa ada bekas yang berarti dan tiada memberikan manfaat, baik bagi yang bersangkutan itu sendiri maupun bagi orang lain atau lingkungan di mana ia berdomisili. Forsyth mengatakan bahwa motivasi itu merupakan sesuatu yang sangat penting, ia bisa membuat perbedaan pada hasil pekerjaan.168

Motivasi laksana jantung bagi terlaksana dan tercapainya hasil kerja yang memuaskan, sebaliknya bekerja tanpa adanya motivasi akan hampa, artinya eksistensi motivasi merupakan sub komponen yang vital dalam sistem pekerjaan, ia sangat memberikan kontribusi bagi keberhasilan manusia. Keberadaan menu-menu pekerjaan yang bagus tidak akan berarti apa-apa jika manusia yang bersangkutan tidak mempunyai motivasi untuk sukses dalam pekerjaannya. Di satu sisi ada yang berposisi sebagai penerima motivasi tetapi ada pula yang berposisi sebagai pemberi motivasi. Namun menurut Denny seseorang tidak mungkin sukses memotivasi orang lain jika dirinya sendiri tidak memiliki motivasi.169

166Ibid, hal. 89

167Pupuh Fathurrohman Op.Cit., hal. 58.

168Forsyth, Patrick, How to Motivate People (London: Kogan Page, 2007), p. 1.

169Denny, Richard, Motivate to Win: Learn How To Motivate Yourself and Others to Really Get Results (London: Kogan Page, 2009), p. 17.

[89]

Sesungguhnya bahwa motivasi itu secara umum terdiri dari dua macam, yaitu motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang maupun motivasi yang muncul dari luar diri atau datangnya melalui orang lain. Selaku manusia biasa tentu siapapun akan mengalami dua kondisi yang demikian, sebagian dari mereka ada yang motivasinya muncul dari dalam diri sendiri untuk gigih dalam bekerja, namun juga tidak sedikit yang kegigihannya bangkit setelah tersentuh oleh motivasi yang datang dari luar dirinya.

Secara garis besar ada dua faktor yang dapat mempengaruhi motivasi individu yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi dapat ditimbulkan karena: kondisi lingkungan kerja, kompensasi yang memadai, supervisi yang baik, adanya jaminan pekerjaan, status dan tanggung jawab, dan peraturan yang fleksibel. Faktor internal yang dapat berpengaruh terhadap motivasi seseorang antara lain: keinginan untuk dapat hidup, keinginan untuk dapat memiliki, keinginan untuk memperoleh penghargaan, keinginan untuk memperoleh pengakuan, dan keinginan untuk berkuasa.170

Selanjutnya penulis mengemukakan tentang teori-teori motivasi menurut para pakar. Teori motivasi menurut Saefullah ada dua yaitu: (a). Teori Kebutuhan. Hal ini merujuk kepada pendapat Abraham Maslow yang mengatakan bahwa pada diri semua manusia bersemayam lima jenjang kebutuhan, yaitu: Psikologis, Keamanan, Sosial, Penghargaan, Aktualisasi diri.

(b). Teori Harapan. Hal ini merujuk kepada pendapat Vroom yang mengatakan bahwa orang termotivasi untuk melakukan perilaku tertentu berdasarkan tiga persepsi yaitu: Expectancy (harapan),

Instrumentality (perantaraan), Valence (penerapan).171

Latham menjelaskan bahwa inti dari teori Maslow adalah pemenuhan salah satu kebutuhan. Ketika kekuatan suatu kebutuhan berkurang disebabkan ketercapaiannya, maka kekuatan kebutuhan

170Edy Sutrisno. Op.Cit., hal.116.

[90]

lainnya meningkat, sesuai dengan tingkatan hirarki.172 Terkait masalah teori kebutuhan, Clelland sebagaimana yang dikutip oleh Robbin mengatakan bahwa: Ada tiga kebutuhan yang menjadi motif utama dalam pekerjaan. Ketiga kebutuhan itu meliputi: (1). Kebutuhan akan pencapaian prestasi (Need for achievement) yakni dorongan untuk unggul, untuk berprestasi menurut serangkaian standar, untuk berusaha keras supaya berhasil. (2). Kebutuhan akan kekuasaan (Need for

power). (3). Kebutuhan akan afiliasi (Need for affiliation).173

Terkait dengan kebutuhan untuk berprestasi, maka McClelland mengatakan ada 4 karakteristik dari orang yang berprestasi tinggi, yaitu: (1). Suka mengambil risiko yang moderat (moderate risks). Pada umumnya nampak pada permukaan usaha, bahwa orang berprestasi tinggi resikonya juga besar, tetapi penemuan McClelland menunjukkan lain. Sebagai ilustrasi McClelland melakukan percobaan laboratorium. Beberapa partisipan diminta melempar lingkaran-lingkaran kawat pada pasak-pasak yang telah dipasang. Pada umumnya orang-orang tersebut melempar secara acak kadang-kadang lebih dekat dengan pasak dan kadang-kadang agak jauh. Orang-orang yang mempunyai kebutuhan untuk berprestasi lebih tinggi cara melemparnya akan jauh berbeda dengan cara kebanyakan orang tersebut. Orang ini akan lebih hati-hati mengukur jarak. Dia tidak akan terlalu dekat supaya semua kawat bisa masuk pada pasak dengan mudah, dan juga tidak terlalu jauh sehingga kemungkinan meleset itu besar sekali. Dia ukur jarak sedemikian rupa sehingga kemungkinan masuknya kawat lebih banyak dibandingkan dengan melesetnya. Orang seperti itu mau berprestasi dengan suatu resiko yang moderat, tidak terlalu besar resikonya dan tidak pula terlalu rendah. (2). Memerlukan umpan balik yang segera. Ciri ini amat dekat karakteristik di atas. Seseorang yang mempunyai kebutuhan prestasi tinggi, pada umumnya lebih menyenangi akan semua informasi mengenai hasil-hasil yang dikerjakannya. Informasi yang merupakan umpan balik yang bisa memperbaiki prestasinya di kemudian hari sangat dibutuhkan oleh orang tersebut. Informasi ini akan memberikan kepadanya penjelasan bagaimana ia berusaha mencapai hasil. Sehingga

172Latham, P. Gary, Work Motivation: History, Theory, Research, and Practice (California: Sage Publications, 2007), p. 31.

[91]

ia tahu kekurangannya yang nantinya bisa diperbaiki untuk peningkatan prestasi berikutnya. (3). Memperhitungkan keberhasilan. (4). Menyatu dengan tugas.174

Menurut Sutrisno, daya tarik teori harapan mengandung tiga hal yaitu : (1). Teori menekankan imbalan; (2). Para pemimpin harus memperhitungkan daya tarik imbalan; (3). Teori harapan artinya tidak menekankan apa yang realitas dan rasional.175Mengenai teori pengharapan bagian valensi/penerapan Manullang menjelaskan bahwa teori ini berupaya untuk mengatasi teori bahwa semua karyawan adalah sama dan ada satu cara untuk memotivasi karyawan.176

Manullang mengemukakan ada beberapa teori motivasi yaitu: (1). Toeri Mc Gregor.Toeri Mc Gregor, sering disebut teori X dan teori Y Mc Gregor. Mc Gregor mengadakan suatu pembahasan mengenai faktor motivasi yang efektif. Ia menyatakan bahwa ada dua pendekatan atau filsafat manajemen yang mungkin diterapkan dalam perusahaan. Masing-masing pendekatan itu mendasarkan diri pada serangkaian asumsi mengenai sifat manusia yang dinamainya teori X dan teori Y. (2). Teori A. H. Maslow. (3). Teori Frederick Herzberg. (4). Teori M. Scott Myers. (5). Teori Myers sering disebut teori motivasi dan non motivasi. (6). Teori David Mc Clelland. (7). Teori Penerapan/Valensi. (8). Teori Keseimbangan. (9). Teori keseimbangan didasarkan pada asumsi bahwa evaluasi individu tentang kelayakan imbalan yang ia terima merupakan suatu faktor penting dalam motivasi.177

Sehubungan dengan masalah teori motivasi, Winardi memberikan penjelasan bahwa tidak ada teori tunggal tentang motivasi terhadap pekerjaan yang berlaku bagi semua individu dan bagi semua situasi kerja.178 Berkenaan dengan bagaimana teknik memotivasi, Usman

174Thoha, Perilaku Organisasi..., Op.Cit., hal. 236-237.

175Edy Sutrisno. Op.Cit., hal. 141.

176M. Manullang, Manajemen Sumber Daya Manusia ( Yogyakarta: BPFE, 2007), hal. 123.

177Marihot, Op.Cit., hal. 170.

178Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi (Jakarta: Kencana Prenada Media group, 2007), hal. 367.

[92]

mengemukakan: (1) Berpikiran positif; (2) menciptakan perubahan yang kuat; (3) membangun harga diri; (4) memantapkan pelaksanaan; (5) membangkitkan orang lemah menjadi kuat; (6) membasmi sikap suka menunda-nunda.”179 Motivasi juga bisa ditumbuhkan melalui

payment (upah), promotion (promosi), benefits (manfaat) dan recognition (perhargaan).180 Woo,et.all, berpendapat bahwa motivasi mampu memperbaiki kinerja seseorang, sebagaimana yang diilustrasikan di dalam gambar berikut:

Gambar 3.4.

Konsep motivasi mampu mempengaruhi kualitas kerja seseorang181

Mulyadi mengatakan motivasi seseorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:

Pertama Faktor Internal; Yaitu faktor yang berasal dari dalam diri

individu, terdiri sebagai berikut:

(a). Persepsi individu mengenai diri sendiri; seseorang termotivasi atau tidak untuk melakukan sesuatu banyak

179Husaini Usman, Op.Cit., hal. 272.

180Chaudary,et.all., Jaipur Impact of Employee Motivation on Performance Private Organization. International Journal of Business Trends and Technology, Volume 2, Issue-4. 2012

181Woo.et.all, Organizational Behaviour, A Global Prespective, (Australia: Jhon Willey & Sons, 2007), p. 154.

Motivation Performance Commitment Support & empowerment Effort Attributes

[93]

tergantung pada proses kognitif berupa persepsi. Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan mendorong dan mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak;

(b). Harga diri dan prestasi; faktor ini mendorong atau mengarahkan individu (memotivasi) untuk berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan memperoleh kebebasan serta mendapatkan status tertentu dalam lingkungan masyarakat; serta dapat mendorong individu untuk berprestasi;

(c). Harapan; adanya harapan-harapan akan masa depan. Harapan ini merupakan informasi objektif dari lingkungan yang mempe -ngaruhi sikap dan perasaan subjektif seseorang. Harapan merupakan tujuan dari perilaku.

(d). Kebutuhan; manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya sendiri yang berfungsi secara penuh sehingga mampu meraih potensinya secara total. Kebutuhan akan mendo rong dan mengarahkan seseorang untuk mencari atau mengarah -kan dan memberi respon terhadap te-kanan yang dialaminya. (e). Kepuasan kerja; lebih merupakan suatu dorongan afektif yang muncul dalam diri individu untuk mencapai goal atau tujuan yang diinginkan dari suatu perilaku.

Kedua Faktor Eksternal; Yaitu faktor yang berasal dari luar diri

individu, terdiri atas:

(a). Jenis dan sifat pekerjaan; dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat pekerjaan tertentu sesuai dengan objek pekerjaan yang tersedia akan mengarahkan individu untuk menentukan sikap atau pilihan pekerjaan yang akan ditekuni;

(b). Kelompok kerja dimana individu bergabung; kelompok kerja atau organisasi tempat dimana individu bergabung dapat mendorong atau mengarahkan perilaku individu dalam mencapai suatu tujuan perilaku tertentu; peranan kelompok atau organisasi ini dapat membantu individu mendapatkan kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, kebajikan serta dapat memberikan arti bagi individu sehubungan dengan kiprahnya dalam kehidupan sosial.

[94]

(c). Situasi lingkungan pada umumnya; setiap individu terdorong untuk berhubungan dengan rasa mampunya dalam melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya;

(d). Sistem imbalan yang diterima; imbalan merupakan karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah tingkah laku dari satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai imbalan yang lebih besar. Sistem pemberian imbalan dapat mendorong individu untuk berperilaku dalam mencapai tujuan; perilaku dipandang sebagai tujuan, sehingga ketika tujuan tercapai maka akan timbul imbalan182.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, maka yang dimaksud dengan motivasi kerja dalam penelitian ini adalah: Suatu dorongan secara intrinsik dan ekstrinsik yang memacu seseorang untuk melakukan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang diinginkan. Adapun indikator motivasi kerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (a). Secara Intrinsik: (1). Tekun bertugas. (2). Ulet dalam kesulitan. (3). Keyakinan yang tinggi. (4).Bosan dengan kerutinan. (b). Secara Ekstrinsik. (1).Mandiri. (2). Memecahkan masalah.

*****

182Deddy Mulyadi, Perilaku Organisasi & Kepemimpinan Pelayanan: Konsep dan Aplikasi Administrasi, Manajemen, dan Organisasi Modern, (Bandung: Alfabeta, 2015), hal. 54-55.

[96]

[97]

BAB IV

Belajar dari Pengalaman STAI

Dalam dokumen MENJADI PEMIMPIN INOVATIF (Halaman 83-97)