• Tidak ada hasil yang ditemukan

Praktik Inovasi dalam Kepemimpinan

Dalam dokumen MENJADI PEMIMPIN INOVATIF (Halaman 34-41)

dan Berbagai Penelitian yang Relevan

A. Praktik Inovasi dalam Kepemimpinan

Istilah inovasi dapat dipahami dalam arti ganda. Pertama, maknanya dilihat dalam bentuk kata benda umum (common noun) yaitu: “a new object, idea or practice”. Kedua, sebagai kata benda abstrak (abstract noun) yaitu: suatu proses di mana suatu obyek atau praktek baru dimunculkan ke permukaan dan diadopsi oleh individu atau kelompok. Proses ini berawal dari adanya temuan

(invention) diikuti oleh proses pengembangan (development), dan

proses adopsi (adoption) dan pelembagaan (institutionalization).46 Secara etimologi inovasi berasal dari bahasa Latin, yaitu

innovation yang berarti pembaharuan dan perubahan. Kata

kerjanya innovo, yang berarti memperbaharui dan mengubah. Jadi, inovasi adalah perubahan baru menuju arah perbaikan dan berencana (tidak secara kebetulan)47.

46Lias Hasibuan, Kurikulum & Pemikiran Pendidikan (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), hal. 64.

[35]

“Inovasi merupakan suatu proses di mana organisasi-organisasi memanfaatkan keterampilan-keterampilan dan sumber-sumber daya mereka untuk mengembangkan produk baru dan sistem pengoperasian baru sehingga mereka menjadi lebih baik”48. Sementara itu, kata inovatif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan “Bersifat pembaharuan; bersifat pengenalan

terhadap hal-hal yang baru. Kata inovatif ditambah imbuhan ke-an menjadi keinovatifke-an mengke-andung makna hal yke-ang baru.”49

Inovasi menurut Adair adalah pengenalan yang disengaja dan spesifik dari apa yang baru, yang bertujuan mencapai tujuan organisasi yang lebih efektif.50 Adair juga mengatakan bahwa semua inovasi itu adalah perubahan tetapi tidak semua perubahan adalah inovasi.51 Inovasi adalah perubahan dan perbaikan yang memiliki hasil positif sehubungan dengan pelanggan, stakeholder, organisasi, dan konstituen lainnya52. Inovasi adalah proses kreativitas, pengorganisasian, dan pengembangan bagi kecakapan baru.53

Sementara itu, Sa’ud mengemukakan “Inovasi adalah suatu ide, hal-hal praktis, metode, cara, barang-barang buatan manusia, yang diamati atau dirasakan sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau kelompok orang (masyarakat). Hal yang baru itu dapat berupa hasil invensi atau diskoveri, yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan masalah”.54

Sedangkan inovasi pendidikan menurut Sa’ud adalah suatu perubahan yang baru, dan kualitatif berbeda dari hal (yang ada

48Winardi. Manajemen Perubahan(The Management to Change). (Jakarta.Kencana Prenada Media Group. 2008) hal.9

49Anonim, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2008) hal. 435.

50Adair, Jhon, Leadership For Innovation, (London: Kogan Page, 2007), p. 11

51Ibid.

52Rainey, David. L, Sustainable Business Development: Inventing the Future through Strategy, Innovation, and Leadership, (New York, Cambridge University Press, 2006), p. 17.

53Salim, Hadi Mahmud, At-Tarbiyatul Maidaniyah wa Asasiyatut Tadris,(Ar-Riyadh: Maktabatul ‘Abikal, 1998), hal. 279

[36]

sebelumnya), serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan.55

Roger seorang pakar inovasi sebagaimana dikutip oleh Hasibuan mengatakan: Inovasi adalah suatu ide, praktek atau obyek yang dianggap sebagai sesuatu yang baru dengan unit adopsi individu atau lainnya. Dalam hal kecil sekecil apapun, sejauh perilaku manusia yang bersangkutan, sebuah ide merupakan obyektif baru yang diukur dengan selang waktu sejak penggunaan atau penemuan pertama. Kebaruan dirasakan dari ide individu menentukan reaksinya. Jika hal tersebut dirasakan baru oleh individu maka itulah arti sebuah inovasi.56

Keinovatifan seorang pemimpin merupakan sebuah keniscayaan, melakukan inovasi berarti melakukan langkah-langkah sebagai upaya mencapai kemajuan. Allah SWT mengisyaratkan bahwa perubahan untuk kemajuan itu harus diupayakan oleh manusia itu sendiri, sebagaimana firman Allah SWT di dalam Al-Qur’an:

Artinya:Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya

bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (Q.S. Ar-Ra’d: 11)57.

55Ibid., hal. 6.

56Lias Hasibuan, Loc.Cit.

[37]

Lebih jauh Islam mengajarkan bahwa upaya menegakkan kebenaran, memperjuangkan cita-cita atau visi lembaga hendaknya dilakukan dengan organisasi yang rapi, sebab Allah SWT mencintai mereka yang melakukannya dengan organisasi yang rapi. Sesuai dengan Firman Allah SWT yang berbunyi.

Artinya : Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang

dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.(Q.S. Ash-Shaft: 4)58.

Danim mengemukakan bahwa “Pemimpin yang inovatif adalah pemimpin yang bertindak tepat waktu dan sesuai dengan perubahan rencana dan metode yang ada dalam pemikiran serta memikirkan tujuan, ide, dan pemecahan masalah baru yang lebih baik.”59 Harris mengatakan bahwa perencanaan yang buruk dan tidak efektif bisa diganti dengan perencanaan yang berorientasi inovatif dan pembelajaran dapat membantu organisasi berhasil.60

Sehubungan dengan itu, selayaknya pimpinan perguruan tinggi merasa ditantang untuk lebih cepat dan tanggap dalam mengambil inisiatif, kreatifitas, bahkan harus inovatif sehingga memudahkan dalam mempengaruhi personil lembaganya untuk sama-sama mencapai tujuan institusi sejalan dengan perencanaan yang telah ditetapkan secara bersama.

Inovasi di bidang pendidikan merupakan usaha mengadakan perubahan dengan tujuan untuk memperoleh hal yang lebih baik dalam bidang pendidikan.61 Jadi sebagai pimpinan tertinggi diperguruan tinggi, maka seorang Rektor/Ketua dituntut untuk aktif melakukan serangkaian perubahan agar terjadi kemajuan yang lebih baik bagi perguruan tinggi yang dipimpinnya.

58Ibid., hal. 278.

59Sudarwan Danim, Kepemimpinan Pendidikan. (Bandung. Alpabeta. 2010) hal. 39

60Harris, Gerald, The Art Of Quantum Planning: Lesson from Quantum Physics for Breakthrough Strategy, Innovation, and Leadership, (California: Berret-Hoehler Publishers, 2009), p. 10.

[38]

Rusdiana mengatakan bahwa Inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil invensi (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah yang dihadapi62. Lebih lanjut Rusdiana mengatakan bahwa inovasi dalam dunia pendidikan dapat berupa apa saja, produk ataupun sistem. Inovasi dapat dikreasikan sesuai pemanfaatannya, yang menciptakan hal baru, memudahkan dalam dunia pendidikan, serta mengarah pada kemajuan.

Sagala mengemukakan “Inovasi adalah kemampuan untuk merubah ide menjadi barang, jasa atau proses untuk memecahkan problem dan memanfaatkan peluang yang dihadapi”.63 Lebih lanjut Sagala mengatakan bahwa sering dijumpai sehari-hari banyak pimpinan lembaga pendidikan kreatif tetapi tidak inovatif. Pimpinan semacam ini hanya kaya akan ide tetapi tidak mampu berinovasi dengan merubah idenya menjadi berbentuk barang atau jasa untuk memecahkan problem yang dihadapinya.

Untuk memecahkan problem yang dihadapi seseorang perlu mempunyai kreatifitas yang diwujudkan dalam bentuk inovasi dan siap menghadapi resiko khususnya dalam mengelola lembaga pendidikan yang dipimpinnya, karena sebuah organisasi yang inovatif harus belajar untuk hidup dengan risiko.64

Gatto menjelaskan proses dari sebuah inovasi sebagaimana yang tertera dalam gambar berikut ini:

62Rusdiana, Op.Cit., hal. 46.

63Syaiful Sagala. Administrasi Pendidikan Kontemporer. (Bandung. Alfabeta. 2009) hal. 180

[39]

Gambar 2.1. Program Flow65

Pimpinan memegang fungsi sentral bagi sebuah organisasi, oleh karenanya secara umum fungsi kepemimpinan adalah:

(1). Menciptakan visi. Perbedaan seorang pemimpin dan manajer terletak pada visinya. Kalau pemimpin selalu mempunyai visi sedangkan seorang manajer tidak perlu mempunyai visi.

(2). Mengembangkan budaya organisasi. Dalam menjabarkan dan merealisasikan visi, para anggota organisasi dan pemimpinnya harus berpikir, bersikap dan berperilaku tertentu dalam melaksanakan tugasnya. Dengan berperilaku tertentu yang sesuai dengan visi kepastian dapat merealisasi visi lebih tinggi. Agar para pengikutnya berpikir, bersikap, dan berperilaku tertentu, pemimpin harus menetapkan pedoman perilaku dalam bentuk norma-norma.

(3). Menciptakan sinergi. Konflik dalam batas tertentu memang bermanfaat untuk menciptakan sesuatu yang baru. Tanpa perbedaan pendapat organisasi akan terjebak pada aktivitas rutin. Jika konflik tidak bermanfaat dan menghabiskan energi organisasi bahkan dapat menghancurkannya apabila berkembang menjadi konflik destruktif, disana pemimpin berperan untuk mempersatukan para pengikutnya agar mampu menciptakan sinergi yang positif di masa mendatang.

65Gatto, Keith P. Innovation, Leadership, and Positive Psychology. (California: Berkeley Engineering, 2015). P. 8. Innovation -Idea Generation -Idea Promotion -idea Realization Antecedents of Innovation -Cerativity -Engagement

-Positive Work Culture -Positive Emotions

Positive Psychology (Character Strengths)

[40]

(4). Memberdayakan (Empowerment) anggota. Pemberdayaan berarti kemampuan untuk melakukan sesuatu atau tindakan, juga merupakan salah satu aspek pengembangan organisasi yang menyangkut pengembangan organisasi dan sumberdaya organisasi.

(5). Menciptakan perubahan. Kepemimpinan berkaitan untuk menciptakan perubahan dan selalu disebut agen perubahan.

(6). Memotivasi pengikut. Motivasi para pengikut mempunyai korelasi dengan kinerja seseorang. Kinerja adalah fungsi dari kemampuan dan motivasi.

(7). Mewakili sistem sosial.

(8). Membelajarkan organisasi.66 Sarros,et.all, mengatakan bahwa suatu inovasi terbentuk dari serangkaian perihal lain sebagaimana yang tertera di dalam gambar berikut:

Gambar 2.2.

Structureal Model of the Relationships Among Tranformational Leadership,

Organizational Culture, and Climate for Organizational Innovation67.

66Deddy Mulyadi, Perilaku Organisasi & Kepemimpinan Pelayanan: Konsep dan Aplikasi Administrasi, Manajemen, dan Organisasi Modern, (Bandung: Alfabeta, 2015), hal. 171. Climate for organizational innovation High performance expectations Provides individual support Intellectual Stimulation Fosters acceptance of goal Articulates Vision organizational culture Provides appropriate role model

[41]

Salim menjelaskan bahwa hal mendasar yang harus dimiliki oleh pemimpin, terutama pemimpin sebuah lembaga pendidikan, adalah lima hal berikut ini: (1). kemampuan melakukan musyawarah. (2). kemampuan menjadi teladan yang baik. (3). berpikiran cerdas dan sopan santun. 4). memahami teknis administrasi, dan (5). mampu melakukan pengawasan administratif.68

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, maka yang dimaksud dengan keinovatifan ketua STAI adalah: Kesiapan seorang ketua STAI dalam melahirkan ide atau gagasan dan keberanian melakukan serangkaian tindakan perubahan dengan memanfaatkan keterampilan sumber daya yang ada demi mencapai kemajuan lembaga atau organisasi yang dipimpinnya.

Adapun indikator keinovatifan ketua STAI dalam penelitian ini adalah: (1). Aspek ide: yaitu berpikiran membangun dan berorientasi pada kemajuan. (2). Aspek tindakan: yaitu melakukan berbagai perubahan dan memanfaatkan sumber daya yang ada.

Dalam dokumen MENJADI PEMIMPIN INOVATIF (Halaman 34-41)