• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN UMUM DAN PEMROGRAMAN

3.1 PENGANTAR

Indonesia National Roads Improvement Project telah diprogramkan pada tahun 2009 menyusul keberhasilan proyek pengembangan jalan sebelumnya misalnya Sumatera Region Road Project (SRRP)

Eastern Indonesia Regional Transport Project (EIRTP-1 dan EIRTP-2), Strategic Urban Road Improvement

Project (SURIP), Road Rehabilitation Sector Project (RRSP), Road Rehabilitation 2 Project (RR2P), dan

Strategic Road Improvement Project (SRIP).

Indonesia National Roads Improvement Project diprogramkan guna peningkatan dan perbaikan Jalan Nasional, direncanakan pada dua wilayah Indonesia yaitu untuk Kawasan Timur Indonesia (Eastern

Indonesia National Road Improvement Project - EINRIP) dan Kawasan Barat Indonesia yaitu Western

Indonesia National Roads Improvement Project (WINRIP).

Perencanaan WINRIP telah dimulai pada tahun 2010 dimana hasil perencanaan dan pemrograman tersebut dituangkan pada Project Appraisal Document (PAP), yang diajukan kepada Bank Dunia pada tanggal 23 April 2011 sebagai persyaratan pengajuan Loan. Sebagai pedoman pelaksanaan WINRIP secara keseluruhan dituangkan pada dokumen Project Implementation Plan (PIP) yang tetapkan pada Maret 2012.

Perjanjian Pinjaman (Loan Agreement) WINRIP IBRD No. 8043-ID antara Pemerintah Indonesia dan Bank Dunia ditanda-tangani pada tanggal 14 Desember 2011.

Perencanaan Umum dan Pemrograman yang dibahas dalam Bab 3 Project Management Manual (PMM) ini dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang bagaimana proses perencanaan dan pemrograman WINRIP dilakukan pada saat itu dan prosedur actual sekarang (2016).

Perencanaan (Planning) adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Program (Programming) adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh institusi/lembaga pemerintah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasi oleh instansi pemerintah

Perencanaan dan Pemrograman WINRIP mengacu pada kondisi, prosedur, pedoman dan stándar/indikator yang belaku pada saat perencanaan dan pemrograman dibuat, termasuk struktur organisasi dan instansi atau unit-unit kerja yang berwenang pada saat itu, sebagai berikut:

Perencanaan Umum (Planning) dan Pemrograman (Programming) WINRIP dilaksanakan oleh Direktorat Pengembangan Jaringan Jalan, Ditjen Bina Marga dengan unsur pelaksana dari Sub Direktorat Kebijakan dan Strategi – JAKSTRA, Sub Direktorat Program dan Anggaran (PAN) sekarang berubah menjadi Direktorat Pengembangan Jaringan Jalan, Sub Direktorat Pemrograman, Sub Direktorat Keterpaduan Program Sistem Jaringan, dengan keluaran (output) berupa Work Program (WP) atau sekarang disebut Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja – K/L).

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 165 Tahun 2014, tanggal 27 Oktober 2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja terjadi perubahan nomenklatur Kementerian Pekerjaan Umum menjadi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan Struktur Organisasi, Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ditetapkan dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2015, tanggal 21 Januari 2015. Sedangkan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tertuang pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15/PRT/M/2015.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tersebut diatas terjadi perubahan struktur organisasi di lingkungan Direktoral Jenderal Bina Marga, termasuk institusi yang berwenang melalukan perencanaan dan pemrograman, sebagai berikut:

a. Direktorat Bina Program, berubah menjadi Direktorat Pengembangan Jaringan Jalan.

- Sub Direktorat Kebijakan dan Strategi – JAKSTRA, menjadi Sub Direktorat Keterpaduan

- Sub Direktorat Program dan Anggaran (PAN), menjadi Sub Direktorat Pemrograman, - Sub Direktorat Pembiayaan dan Kerjasama Luar Negeri (PKLN) sekarang sudah tidak ada lagi. b. Direktorat Bina Pelaksanaan Wilayah bertransformasi menjadi Direktorat Pembangunan Jalan,

Direktorat Preservasi Jalan, dan Direktorat Jembatan

c. Direktorat Bina Teknik fungsinya terintegrasi kedalam Direktorat Pembangunan Jalan, Direktorat

Preservasi Jalan, dan Direktorat Jembatan.

Instansi yang telibat dalam Penyusunan perencanaan umum dan pemrograman, yaitu: a. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat:

a. Biro Perencanaan Anggaran dan KLN, Sekretariat Jendral b. Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW)

c. Kepala Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur d. Direktorat Jenderal Bina Marga:

- Direktorat Pengembangan Jaringan Jalan, - Direktorat Preservasi Jalan,

- Direktorat Jembatan,

- BBPJN/BPJN; Satker P2JN terkait; dan Satker PJN.

b. Pemerintah Daerah (Dinas/Bappeda/Badan Lingkungan Hidup Daerah). c. Bappenas

e. Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan: Direktorat Pendanaan Luar Negeri Multilateral f. Deputi Bidang Sarana dan Prasarana: Direktorat Transportasi.

d. Kementerian Keuangan:

g. Direktorat Jenderal Anggaran: Direktorat Perekonomian dan Kemaritiman

h. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko: Direktorat Pinjaman dan Hibah

3.2 DASAR HUKUM DAN RUJUKAN

Rujukan dasar Perencanaan dan Pemrograman adalah:

a. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004, tentang Jalan;

b. Undang Undang No. 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; c. Undang Undang No. 23 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

d. Undang Undang No. 17 Tahun 2007, tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional;

e. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;

f. Peraturan Pemerintah No. 90 Tahun 2014, tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara / Lembaga

3.3 PROSEDUR PERENCANAAN DAN PEMROGRAMAN

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah. Sebagai rujukan perencanaan mengacu pada Undang Undang No. 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang Undang No. 23 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP Nasional) yang berlaku dalam periode 20 tahun (2005 – 2025).

RPJP Nasional dijabarkan lagi kedalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM Nas) periode 5 (lima) tahun (2015 – 2019) sebagaimana tertuang pada Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 sebagai implementasi dari Nawa Cita Presiden Republik Indonesia 2014 – 2019.

Dengan berpedoman pada RPJM Nasional tahun 2015 – 2019 tersebut maka dapat disusunlah Rancangan Awal Rencana Kerja Tahunan Pemerintah (RKP) selanjutnya disebut Rancangan Awal RKP.

Masing-masing Kementerian atau Lembaga menyusun RPJM Kementerian/Lembaga, selanjutnya disebut Rencana Strategis Kementerian / Lembaga (Renstra K/L) yang dipakai sebagai rujukan untuk menyusun Rancangan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Rancangan Renja-K/L) untuk periode 1 (satu) tahun. Pemimpin Kementerian/Lembaga menyiapkan Rancangan Renja-K/L sesuai tugas pokok dan fungsinya dengan mengacu kepada Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah (Rancangan Awal - RKP).

Penyusunan Rencana Kerja Tahunan Kementerian/Lembaga (Renja K/L) harus melalui sistem penyaringan dengan mempertimbangkan peraturan perundangan, standar dan pedoman yang berlaku, data-data yang mutakhir, serta kajian teknis sesuai kebutuhan sebagai berikut:

a. Data Kondisi Jalan yang mutakhir

b. IRMSInter Urban Road Management Systems (IRMS), yang terdiri dari proses Database, Proses

Manajemen, dan Keluaran / Laporan. Database untuk jalan mengikuti flow aliran data dari daerah ke pusat yang dilakukan 2 (dua) kali dalam setahun, yaitu pada semester I dan semester II. Data yang dikeluarkan oleh IRMS dipergunakan sebagai salah satu masukan dalam proses pemrograman, sedangkan outputnya tidak wajib dipakai untuk menentukan indikasi penanganan, proses optimasi indikasi program (“trategi E pe ditures Pla Module “EPM .

c. BMS - Bridge Management System;

d. FS - Feasibility Studies dan Justifikasi Ekonomi lainnya untuk proyek-proyek tertentu yang bukan

keluaran dari IRMS dan BMS;

e. Screening melalui EMP - Environmental Management Plan;

f. Screening lain, misalnya kawasan strategis, dll

Usulan program dari Provinsi yang telah melalui prosedur pemrograman seperti tersebut diatas, maupun usulan dari Direktorat Pembangunan Jalan, Direktorat Preservasi Jalan, dan Direktorat Jembatan dibahas pada pertemuan Pra-Konsultasi Regional Pra-Konreg . Hasil Pra-Konsultasi Regional tersebut, oleh Sub-Direktorat Keterpaduan Perencanaan dan Sistem Jaringan (KPSJ) dan Sub-Sub-Direktorat Pemrograman –

Direktorat Pengembangan Jaringan Jalan dikaji dan dievaluasi untuk menentukan prioritas program.

Apabila Prioritas Program telah disusun maka dilanjutkan dengan proses Screening Program untuk dijadikan Usulan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Rancangan Renja-K/L) dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

a. Aspek Teknis

1. Koridor Strategis

2. Jalan Nasional Arteri Primer / Non Status Arteri Primer/Kolektor Primer 1

3. Screening melalui indikasi data dari IRMS, BMS, dan FS

4. Economical Internal Rate of Return (EIRR) > 15%, Net Present Value (NPV) Positif, dan Benefit

Cost ratio (BCR) > 1

5. Volume Capacity Ratio (V/C) ≤ 0,85 untuk New Roads dan Capacity Expansion

6. International Roughness Index (IRI) > 6, atau Surface Distress Index (SDI) > 50 untuk Road Betterment

b. Aspek Kesiapan/Kemudahan Pelaksanaan

1. Paket-paket atau ruas jalan yang tanahnya sudah dibebaskan.

2. Dokumen Lingkungan seperti UKL/UPL/AMDAL, Tracer Study dan LARAP sudah disetujui oleh Bank Dunia sebelum Appraisal dan Negosiasi Loan (lihat Bab 10: Analisis Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Sosial)

Usulan Renja-K/L yang telah di screening diperbandingkan/disesuaikan dengan Rancangan Renja-K/L Hasil Pra-Konreg, dan setelah dilakukan penajaman dan mendapatkan Surat Edaran Bersama Menteri Keuangan

tentang Pagu Indikatif Anggaran Kementerian/Lembaga (SEB Pagu Indikatif) untuk dijadikan Renja–K/L

(Rencana Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat).

Pemerintah setelah menyusun Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah (Rancangan Awal RKP) melakukan serangkaian Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSRENBANG) mulai dari tingkat Desa, Kecamatan, Kabupaten / Kota, Provinsi, dan Pusat.

Selain itu Pemerintah juga mengadakan kerjasama pembangunan dengan pihak luar baik Bilateral maupun Multilateral.

Apabila seluruh Rencana Kerja Pemerintah (RKP) telah tersusun maka Pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden tentang Rencna Kerja Pemerintah (Perpres RKP), termasuk di dalamnya Rencana Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Renja - K/L Kementerian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, setelah mendapatkan Surat Edaran tentang Pagu Anggaran dari Kementerian Keuangan, maka terbitlah Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian /Lembaga (RKA-K/L), selanjutnya dimasukan ke dalam Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN).

Siklus Perencanaan, Pemrograman, dan Penganggaran secara kronlogis dapat dilihat pada gambar flow chart berikut:

Gambar 3.1: Skema Siklus Perencanaan dan Pemrograman.

Gambar 3.2: Contoh Rangkaian Tahapan Penyusunan Rencana Kerja Pemerintahan (RKP) Tahunan, secara kronologis berdasarkan waktu (RKP Tahunan 2018).

Gambar 3.3L Siklus Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Gambar 3.4: Siklus Penyusunan dan Penetapan APBN menurut PP. 90/2010.

Gambar 3.1 SIKLUS PERENCANAAN DAN PEMROGRAMAN

UU 17/2007 RPJP Nasional

UU 25/2004