• Tidak ada hasil yang ditemukan

RKA – K/L Nota Keuangan

UU 17/2003 Keuangan Negara

RKA – K/L Nota Keuangan

Nota Keuangan Alokasi Anggaran

RKA – K/L D I P A Pelaksanaan Program  Rakortek  Musrenbang Provinsi

Rakorbangpus/ Pagu Indikatif

Multilateral Meeting

Temu Triwulan Bappenas –

Bappeda Trilateral Meeting PHLN 1 Pembahasan Pendahuluan dgn DPR Konsultasi Regional

Gambar 3.2 Contoh TAHAPAN RANGKAIAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAHAN (RKP) 2018

Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

Workshop Internal Temu Konsultasi Triwulan

III – 2016 Bappenas dengan Bappeda Provinsi

Arahan Kebijakan Presiden

Rakortek dengan Pemerintah Daerah Rangkaian Musrenbang Provinsi Bilateral Meeting Temu Triwulanan II – 2017 Bappenas – Bappeda Provinsi Seluruh Indonesia Trilateral Meeting PHLN 1 Musrenbang Nasional

Perpres RKP 2018 Pagu Anggaran Penyampaian Alokasi

Prioritas (Pemda, BUMN, dan Pelaku Pembangunan lainnya)

Koordinasi dengan Mitra K/L

Temu Konsultasi Triwulan I -2017 Bappenas - Bappeda Seluruh Indonesia

Penyusunan Rancangan Awal RKP 2018 Sidang Kabinet Rancangan Awal RKP 2018 Paparan Usulan Proyek Prioritas oleh

Pemerintahan Daerah

Rangkaian Musrenbang Provinsi Rancangan Awal RKP 2018 dan Pagu

Indikatif

Rakorbangpus dan Pagu Indikatif Multilateral Meeting

Trilateral Meeting PHLN 2 Trilateral Meeting Rancangan RKP 2018

Pembahasan Pendahuluan di DPR

Penelaahan Rencanan Kerja Annggaran (RKA)-K/L 2018 Penyusunan Nota Keuangan dan

RAPBN Rancangan RKP 2018

Gambar 3.3 SIKLUS PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

Gambar 3.4 SIKLUS PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN MENURUT PP. 90/2010

3.4 TATA CARA USULAN PROGRAM / PERUBAHAN RUAS

Pada pri sip ya peru aha ruas sa gat sulit dilakuka e gi gat tipe pi ja a adalah Proje t Loa .

Namun jika dianggap sangat krusial maka mekanisme usulan perubahan adalah sebagai berikut:

a. Satuan Kerja (Satker)/Kuasa Pengguna Anggaran dan Barang (KPA/B) Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN) bersama Satuan Kerja (Satker)/Kuasa Pengguna Anggaran dan Barang (KPA/B) Fisik (Pelaksanaan Jalan Nasional) di BBPJN/BPJN dimana keduanya

melaksanakan survey bersama untuk melakukan identifikasi awal usulan Program. Survey minimal yang perlu dilakukan untuk jalan arteri yang sudah ada / existing mencakup:

1. Data Dasar Ruas Jalan: Status/Fungsi, Panjang, Lebar, dan Jenis Permukaan, serta Sejarah penanganan jalan. Data Jembatan seperti: Panjang dan lebar, type jembatan, Jenis Bangunan Atas dan Bangunan Bawah, serta Sejarah penanganan jembatan tersebut. 2. Kondisi ketidak rataan atau kekasaran (roughness) Jalan maupun Jembatan secara

kuantitatif diukur dengan alat anatara lain adalah yang dikeluarkan oleh NAASRA (National

Association of Australian State Road Authorities), Road Pavement Condition Survey

Equipment atau Road Measurement Data Aquisition System (ROMDAS), alat pengukuran

kekasaran permukaan (Surface Roughness Tester /Roughness Meter), dll,

3. Perhitungan data Lalu-lintas Harian Rata-rata (LHR), dengan menggunakan aturan dan format standard yang ada,

4. Kondisi Lingkungan di sepanjang Ruas Jalan atau di sekitar Jembatan tersebut.

b. Usulan program yang sudah dibahas di tingkat BBPJN/BPJN disampaikan kepada Direktorat Jenderal Bina Marga cq Direktorat Pengembangan Jaringan Jalan melalui Direktorat Preservasi Jalan dan atau Direktorat Jembatan sesuai lokasi kegiatan untuk diproses lebih lanjut. Usulan tersebut minimal mencakup:

1. Data dasar Ruas Jalan maupun Jembatan yang diusulkan, 2. Peta lokasi dan jaringan jalan di Provinsi atau Kabupaten/Kota,

3. Justifikasi Teknis yang meliputi analisa prioritas, jenis penanganan, serta aspek lingkungan, 4. Perkiraan Biaya, Daftar Kuantitas, dan Analisa Harga Satuan masing-masing item

pekerjaan,

5. Beberapa foto yang dapat menggambarkan situasi dan kondisi jalan/jembatan tersebut, 6. Dokumen pendukung terkait lainnya.

c. Usulan program tersebut oleh Direktorat Pengembangan Jaringan Jalan, Ditjen. Bina Marga dikaji lebih detail untuk menentukan/penajaman tingkat prioritas dari segi aspek kondisi jalan, jenis program, perhitungan ekonomis, skrining AMDAL, kemampuan dana pendamping, aspek desain dan persyaratan lainnya sesuai ketentuan-ketentuan Bank Dunia. Evaluasi pada Ditjen. Bina Marga yang akan sekaligus menjadi lampiran usulan ke Bank Dunia, mencakup :

1. Perhitungan Economical Internal Rate of Return (EIRR)/ Net Present Value (NPV), 2. Alokasi Cost Program,

3. Evaluasi Dokumen Lingkungan,

4. Evaluasi Teknis termasuk Detailed Engineering Design (DED), 5. Evaluasi Perkiraan Biaya, Daftar Kuantitas, dan Analisa Harga Satuan. 6. Kesiapan Lahan

d. Hasil evaluasi butir c yang sudah terseleksi disusun ke dalam Rencana Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Renj – K/L) dan diusulkan kepada Bank Dunia untuk mendapatkan persetujuan No Objection Letter (NOL).

e. Proyek/Paket yang telah disetujui oleh Bank Dunia, kemudian diproses pencantumannya dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).

Catatan :

Dalam hal perubahan ruas menyangkut perubahan kebutuhan lahan maka perlu dilakukan analisa dampak lingkungan seperti UKL/UPL untuk cakupan < 5 km panjang jalan atau < 5 Ha luas kebutuhan tanah; atau dilakukan AMDAL jika cakupan > 5 km atau > 5 Ha. Perlu diperhatikan juga dampak sosial, khususnya terhadap kebutuhan pertambahan lahan yang perlu dibuatkan laporan LARAPnya. Penjelasan mengenai aspek lingkungan dan sosial dijelaskan pada Bab 10 pada Dokumen PMM ini.

3.5 TATA CARA USULAN PROGRAM DARI PROYEK PROYEK LOAN IBRD 8043-ID WINRIP

Tata cara usulan program sebagai berikut :

Gambar 3.5 Tata Cara Usulan Program dari Proyek – Proyek LOAN IBRD 8043-ID WINRIP

Kegiatan Dokumen Penanggung Jawab

1. Data Sejarah Penanganan 2. Survei Lapangan

a.Kondisi Jalan b.Perhitungan LHR

c.Biaya, Daftar Kuantitas dan Harga 3. Penyaringan Lingkungan

Satker P2JN bersama Satker PJN/PPK sebagai nara sumber

1. Usulan dan Evaluasi Prioritas 2. Justifikasi Teknis dan Ekonomis 3. Analisis Aspek Lingkungan

4. Usulan disampaikan ke Ditjen. Bina Marga cq Dir. Pengembangan Jaringan Jalan melalui Dir. Preservasi atau Dir. Jembatan

- Satker P2JN bersama Satker PJN/PPK - BBPJN / BPJN terkait

- Dinas Terkait - Bappeda terkait - BLHD terkait

1. Evaluasi Anggaran (Ketersediaan Pendanaan)

2. Evaluasi Aspek Teknis

3. Evaluasi Aspek Kesiapan Lahan 4. Evaluasi Aspek Lingkungan

1. Subdit. Keterpaduan Perencanaan dan Sistem Jaringan, dan Subdit.

Pemrograman, Dit. Pengembangan Jaringan Jalan.

2. Subdit. Perencanaan dan Pemrograman, dan Subdit. Teknik Rekonstruksi, Dit. Preservasi Jalan.

3. Subdit. Perencanaan dan Pemrograman, Dit. Jembatan 4. Subdit. Lingkungan dan Keselamat-an

Jalan, Dit.Pengembangan Jaringan Jalan

5. Subdit. Geometrik, Perkerasan dan Drainase, Dit. Pembangunan 6. Subdit. Geoteknik dan Manajemen

Lereng, Dit. Pembangunan 7. PMU WINRIP

Lampiran Usulan : 1. Alokasi Cost Program 2. Perhitungan EIRR / NPV 3. Dokumen Lingkungan dan sosial 4. Analisis Desain

1. Subdit. Keterpaduan Perencanaan dan Sistem Jaringan, dan Subdit.

Pemrograman, Dit. Pengembangan Jaringan Jalan.

2. PMU WINRIP.

Persetujuan/Keberatan dan Komentar Bank Dunia

BANK DUNIA

1. Dokumen DIPA 1. Satker PJN/PPK

2. Subdit. Keterpaduan Perencanaan dan Sistem Jaringan, dan Subdit.

Pemrograman, Dit. Pengembangan Jaringan Jalan.

3. Subdit pada Dit. Preservasi terkait.

4. Bappeda Provinsi/Kabupaten terkait 5. Dinas Provinsi/Kabupaten terkait

1. Dokumen Lelang 2. Pengumuman Lelang 3. O er s Esti ate

1. Subdit pada Direktorat terkait 2. BBPJN /BPJN terkait

3. Satker P2JN

4. Unit Layanan Pengadaan (ULP)/ Pokja 5. Satker PJN/PPK 6. PMU Survey Awal Usulan Program Disetujui Bank Implementasi Pelelangan Evaluasi Tingkat Provinsi Proses DIPA Usulan ke Bank Dunia Disetujui Ditjen. Bina Marga Tidak Tidak Ya Ya (NOL)

3.6 PERUBAHAN PAGU

Dalam kondisi yang mengakibatkan adanya kenaikan biaya sehingga terjadi perubahan pagu, maka pihak Satker P2JN yang terkait harus mengusulkan kepada Direktur Preservasi Jalan dan atau Direktur Jembatan untuk dievaluasi. Hasil evaluasi tersebut disampaikan kepada Direktur Pengembangan Jaringan Jalan, selanjutnya diteruskan pada Bank Dunia untuk mendapatkan persetujuan.

3.7 PERUBAHAN PENANGANAN / PERUBAHAN TARGET PANJANG

Dalam kondisi yang mengakibatkan adanya perubahan penanganan baik dari betterment menjadi capacity

expantion (Capex) dan sebaliknya ataupun terjadi perubahan target panjang jalan maka pihak Satker P2JN

yang terkait harus mengusulkan kepada BBPJN/BPJN terkait dan Direktorat Preserasi Jalan dan atau Direktorat Jembatan untuk dievaluasi dan mendapatkan persetujuan. Hasil evaluasi tersebut disampaikan kepada Direktorat Pengembangan Jaringan Jalan dan selanjutnya diusulkan kepada Bank Dunia untuk mendapatkan persetujuan. Usulan yang dimaksud harus disertai dengan justifikasi teknik dan sudah dibahas serta disetujui oleh Tim Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga.

BAB 4