• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perjuangan Nabi Muhammad saw dalam Berdakwah

1. Dakwah kepada Keluarga

Nabi Muhammad saw. sadar bahwa untuk menyampaikan misi kerasulan, beliau harus tabah menghadapi segala gangguan. Ia harus menuntun umat pada ajaran yang belum mereka ketahui. Nabi Muhammad saw. harus mengajak mereka untuk beribadah dengan benar dan berakhlak yang baik kepada sesama. Ajakan Nabi Muhammad saw. ini diawali secara terbatas kepada pihak keluarga terdekat, keluarga besarnya, dan meluas ke masyarakat Mekah.

Dari pihak keluarga, orang yang pertama kali menyatakan masuk Islam adalah Khadijah, istri tercinta beliau. Selanjutnya, Ali bin Abi Talib, yaitu anak dari pamannya yang pada saat itu masih belia.

Menyusul Islamnya Ali bin Abi Talib, yaitu Zaid bin Harisah. Zaid bin Harisah adalah bekas budak Nabi Muhammad yang diberikan oleh istrinya saat hari pernikahan. Selanjutnya, ia dimerdekakan dan dijadikan anak angkat. Dengan masuk Islamnya Zaid, berarti yang memeluk Islam baru sebatas keluarga terdekat serumahnya, belum meluas pada keluarga besarnya, sahabat-sahabatnya, apalagi masyarakat Quraisy.

2. Dakwah kepada Para Sahabat

Dari kalangan sahabat yang pertama kali diajak untuk menerima ajaran Islam adalah Attiq bin Usman. Beliau lebih populer dengan panggilan Abu Bakar. Orang yang berasal dari kabilah Taim ini dikenal memiliki kepribadian yang baik oleh masyarakatnya. Ia orang yang bersih, jujur, dan dapat dipercaya.

Selanjutnya, Abu Bakar pun mengajak kepada sahabat-sahabat lainnya, yaitu Usman bin ‘Affan, Abdurrahman bin ‘Auf, Talhah bin ‘Ubaidillah, Sa’d bin Abi Waqqas, dan Zubair bin al-’Awwam. Disusul pula Abu ‘Ubaidah bin al-Jarrah dan banyak lagi. Mereka yang telah memeluk Islam itu kemudian menyatakan keislamannya secara langsung di hadapan nabi.

Untuk memahami misi dakwah yang disampaikan oleh Nabi Muhammad dapat kalian lakukan dengan cara mencari hadis-hadis yang berkaitan dengan misi-misi di atas. Kalian dapat menemukannya dalam berbagai kitab hadis, misalnya yang bertemakan akidah, akhlak, dan ibadah.

Hadis yang telah kalian temukan kemudian disalin ke dalam buku kalian dengan dilengkapi terjemahannya. Tulis juga kandungan dari hadis-hadis tersebut. Bandingkan hadis-hadis yang telah kalian temukan dengan hasil pencarian yang dilakukan oleh teman kalian. Hasil dari pencarian hadis ini kemudian dikumpulkan di meja guru.

Dakwah kepada sahabat masih Rasulullah lakukan secara sembunyi- sembunyi. Saat mereka menjalankan ibadah juga tidak tampak oleh masyarakat sekitar. Hal ini mereka lakukan karena khawatir terhadap ancaman orang-orang Quraisy yang dikenal kejam. Kaum Quraisy pasti segera memberangus setiap upaya dari orang Mekah yang berani meninggalkan ajaran nenek moyang. Oleh karena itu, jika mereka hendak mengerjakan salat, memilih pergi ke celah-celah gunung di Mekah. Cara dakwah demikian mereka lakukan selama tiga tahun. Meskipun dilakukan secara sembunyi-sembunyi, dakwah Islam tetap berjalan. Ajaran Islam pun banyak diterima oleh penduduk, khususnya dari golongan orang- orang lemah. Dengan demikian, penduduk Mekah yang memeluk agama hak ini semakin bertambah.

3. Dakwah kepada Masyarakat Luas

Dakwah kepada masyarakat luas berarti mengganti cara dakwahnya dari diam-diam menjadi terang-terangan. Pada tahun 615 Masehi atau tahun ketiga kerasulan, saatnya dakwah dilakukan dengan terang- terangan. Nabi Muhammad pun menyampaikan ajaran Islam yang dimulai kepada keluarga besarnya dahulu. Hal ini beliau lakukan tepatnya setelah turunnya wahyu Allah berikut ini.

”Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu (Muhammad) yang terdekat, dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman yang mengikutimu. Kemudian jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah (Muhammad), ”Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. asy-Syu’ara-’ [26]: 214–216)

”Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang sudah diperintahkan (kepadamu), dan berpalinglah dari orang yang musyrik.”

(Q.S. al-H.ijr [15]: 94)

Dakwah secara terang-terangan dimulai dengan cara mengundang empat puluh tokoh di kabilahnya untuk makan malam bersama. Rupanya acara makan malam yang dilakukan Nabi Muhammad tidak disikapi positif. Bahkan, acara harus berakhir, sebelum benar-benar selesai seperti yang diharapkan nabi.

Pada pekan berikutnya Nabi Muhammad kembali mengundang keluarga pada acara santapan makanan. Mereka pun menghadiri dan menikmati jamuannya. Setelah itu, Nabi Muhammad saw. berkata kepada mereka, ”Saya tidak melihat ada seorang manusia di kalangan Arab ini dapat membawakan sesuatu ke tengah-tengah mereka lebih baik dari yang saya bawakan kepada kamu sekalian. Kali ini saya bawakan kepada kalian dunia dan akhirat yang terbaik. Dan Tuhan telah menyuruhku mengajak kalian. Siapa di antara kalian yang mau mendukungku?” Di antara mereka tidak ada yang menjawab, kecuali Ali bin Abu Talib yang menyatakan diri untuk mendukungnya.

Pertemuan lebih besar segera digelar, tepatnya di bukit Safa. Bukit Safa saat itu merupakan tempat pilihan bagi masyarakat Mekah untuk menyampaikan pengumuman-pengumuman penting. Rasulullah pun memanggil semua penduduk Mekah untuk mendengarkan pesan-pesan kerasulan beliau. Mulai saat ini dakwah secara terang-terangan kepada khalayak masyarakat Mekah dimulai.

Sesudah dakwah disampaikan secara terang-terangan, Nabi Muhammad dengan ajaran barunya semakin menjadi perhatian masyarakat. Ajaran beliau kini menjadi pokok pembicaraan masyarakat Quraisy, kapan dan di mana pun mereka berada. Awal mulanya para pembesar Quraisy bersikap acuh tak acuh. Mereka menduga, jika ajakannya tidak ada pengikutnya pasti akan berhenti. Akan tetapi, setelah mereka mengetahui bahwa pengikutnya semakin banyak, kaum Quraisy semakin risau. Terlebih setelah kaum muslimin berani mencela se- sembahan mereka. Orang-orang Quraisy pun mulai menghalangi dakwahnya dengan melakukan berbagai ancaman.

Peristiwa di Bukit Safa

Setelah penduduk berkumpul di Safa, di hadapan orang banyak nabi berseru, ”Bagaimana pendapat kalian kalau kuberitahukan bahwa pada permukaan di balik ini ada pasukan berkuda. Apakah kalian percaya?”

”Ya,” jawab mereka. ”Belum pernah kami melihat engkau berdusta.”

”Aku mengingatkan kamu sekalian, sebelum menghadapi siksa yang sungguh berat,” katanya, ”Wahai Banu Abdul Muttalib, Banu Abdul Manaf, Banu Zuhra, Banu Taim, Banu Makhzum, dan Banu As‘ad, Allah memerintahkan agar saya memberi peringatan kepada kalian, keluarga-keluargaku terdekat, baik untuk kehidupan dunia atau akhirat. Tidak ada sesuatu yang lebih menguntungkan, yang dapat saya berikan, selain agar kalian meng- ucapkan, Tidak ada Tuhan selain Allah.”

Belum lagi ajakannya ditanggapi, tiba-tiba saja terdengar umpatan dari Abu Lahab. Abu Lahab yang juga paman nabi ini memang dikenal sebagai penghalang utama dakwahnya. Ia mengumpat nabi sambil berteriak, ”Celaka kau hari ini Muhammad. Untuk inikah kamu kumpulkan kami di sini?” Muhammad terdiam. Ia menahan rasa kekecewaan saat berharap mendapatkan tanggapan dari kaumnya, justru diumpat oleh pamannya sendiri. Akan tetapi, tidak lama setelah itu turun wahyu Allah kepada beliau yang artinya, ”Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia! Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka).” (Q.S. al-Lahab [111]: 1–3)

4. Beberapa Halangan dalam Berdakwah

Aksi-aksi untuk menentang dakwah Nabi Muhammad saw. terus bermunculan. Para pem- besar Quraisy seperti Abu Sufyan, Abu Lahab, Abu Jahal, Umayyah, dan Utbah bin Rabi’ah bersekutu untuk menggagalkan dakwah Rasulullah. Para bangsawan dan hartawan Quraisy merasa kha- watir dengan dakwah Nabi Muhammad. Abu Lahab dan Abu Sufyan yang termasuk pembesar Quraisy berpengaruh dan me- miliki pengikut setia, menjadi terancam karena tidak lagi di- hiraukan oleh masyarakat.

Menyikapi dakwah Nabi Muhammad, awal mulanya orang-orang Quraisy berusaha menyerang beliau dengan cara menyudutkan ajarannya. Mereka mencoba mendustakan tentang kenabian. Langkah pertama yang mereka lakukan, yaitu membujuk penyair-penyair mereka seperti Abu Sufyan bin al-Haris, ‘Amr bin al-’Ash, dan Abdullah ibnu az- Ziba’ra supaya mengejek serta menyerangnya. Akan tetapi, cara ini belum juga berhasil. Cara lainnya adalah meminta nabi menunjukkan mukjizat yang tidak masuk akal. Untuk menjawab tuntutan mereka, wahyu datang kepada nabi yang artinya seperti berikut.

Katakanlah (Muhammad), ”Aku tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak muzarat bagi diriku kecuali apa yang dikehendaki Allah. Sekiranya aku mengetahui yang gaib, niscaya aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan tidak ditimpa bahaya. Aku hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (Q.S. al-A’ra-f [7]: 188)

Para pemuka Quraisy dengan dipimpin Abu Sufyan bin Harb kemudian datang menemui Abu Talib. Tujuannya agar Abu Talib berkenan menghentikan dakwah Nabi Muhammad atau mau melepaskan perannya sebagai penjamin keamanannya. Akan tetapi, Abu Talib menolaknya dan tetap berkenan melindungi Rasulullah.

Para pemuka Quraisy terus membujuk Abu Talib hingga dua kali. Akan tetapi, ketika Rasulullah dengan tegas dan mantap ingin melanjut- kan dakwah, pamannya tetap mendukung beliau. Dengan kondisi ini kaum Quraisy semakin marah. Mereka menunjukkan kemarahannya dengan melakukan teror, ancaman, penyiksaan, dan berbagai tindak kekerasan lainnya.

Untuk melindungi kaum muslim, Rasulullah memerintahkan kaum muslimin untuk berhijrah. Tempat tujuan hijrah adalah di Habsyi (Etiopia),

Sumber: Ensiklopedi Islam untuk Pelajar

Gambar 14.3

Dalam berdakwah, kaum muslimin sering meng- hadapi teror dan ancaman dari kaum kafir Quraisy.

negeri yang saat itu dipimpin oleh raja yang terkenal adil, Raja Najasi. Rombongan yang hijrah pertama terdiri atas sebelas laki-laki dan empat perempuan. Termasuk dalam rombongan tersebut adalah Rukayah (putri Rasulullah) dan suaminya, Usman bin Affan. Hijrah kembali dilakukan dengan jumlah delapan puluh orang yang dipimpin oleh Ja’far bin Abu Talib.

Saat sebagian kaum muslimin hijrah ke Habsyi, Rasulullah dan para pengikutnya di Mekah tetap mendapat berbagai penyiksaan. Tidak lama setelah itu, Hamzah bin Abdul Muttalib dan Umar bin Khattab masuk Islam. Masuk Islamnya kedua orang tersebut tentu semakin mengancam kaum Quraisy. Mereka pun memutuskan untuk membatasi pergerakan kaum muslim dengan cara pemboikotan. Mereka membuat perjanjian sepihak yang sangat merugikan kaum muslim.

Isi perjanjian tersebut memuat larangan kepada penduduk Quraisy untuk menikah, berdagang, dan menjalin hubungan lainnya dengan Bani Hasyim dan Bani Muttalib. Aksi pemboikotan berlangsung selama tiga tahun sehingga memaksa kaum muslim harus menanggung penderitaan seperti menahan lapar, haus, dan kedinginan. Pemboikotan baru berakhir setelah isi perjanjian yang tergantung di Kakbah itu rusak. Rasulullah dan keluarganya akhirnya bisa kembali ke rumah masing-masing.

Kalian telah mempelajari cara Rasulullah menyampaikan dakwah kepada masyarakat Kota Mekah. Buatlah catatan-catatan penting tentang strategi dan perjuangan dakwah Rasulullah dalam menghadapi masyarakat Mekah. Catatan tersebut memuat alasan dakwah dilakukan dengan sembunyi-sembunyi dan terang-terangan, tokoh-tokoh yang turut dalam dakwah, tokoh-tokoh penghalang dakwah, dan catatan penting lainnya.

Catatan-catatan tersebut dapat dibuat dalam bentuk tabel sebagai berikut.

No. Cara Dakwah Tokoh-Tokoh Misi Dakwah

C. Meneladani Perjuangan Nabi Muhammad saw. dan Para