• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Pengolahan di Indonesia

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perkembangan Industri Pengolahan di Indonesia Pada sekitar tahun 1920-an industri-industri modern di Indonesia hampir Pada sekitar tahun 1920-an industri-industri modern di Indonesia hampir

1. Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Pengolahan di Indonesia

Tenaga kerja merupakan modal bagi bergeraknya roda pembangunan. Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya proses demografi. Apabila pertumbuhan tenaga kerja kurang diimbangi dengan pertumbuhan lapangan kerja akan menyebabkan tingkat kesempatan kerja yang cenderung menurun. Dengan demikian jumlah penduduk yang bekerja tidak selalu menggambarkan jumlah kesempatan kerja yang ada. Hal ini dikarenakan sering terjadinya mismatch dalam pasar kerja.

Tingkat kesempatan kerja yang cenderung menurun akan menyebabkan pengangguran. Konsep penganggur yang digunakan adalah mereka yang sedang mencari pekerjaan, yang mempersiapkan usaha, yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, dan sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja dan pada waktu yang bersamaan mereka tidak bekerja (jobless). Pengangguran dengan konsep tersebut biasanya disebut sebagai pengangguran terbuka (open unemployment).

Tenaga kerja merupakan input langsung (direct input), yaitu input yang langsung dapat mempengaruhi besarnya output yang dalam hal ini adalah output/nilai tambah atau pertumbuhan sektor industri pengolahan.

commit to user

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sektor industri pengolahan adalah salah satu sektor strategis dalam penyerapan jumlah tenaga kerja. Pertumbuhan jumlah tenaga kerja sektor ini dari tahun ke tahun menunjukkan angka yang cukup fluktuatif, meskipun penyerapan tenaga kerja sektor ini tidak sebesar kontribusinya terhadap PDB di Indonesia. Saat ini penyerapan tenaga kerja sektor industri pengolahan di Indonesia hanya mampu menduduki peringkat ketiga setelah sektor pertanian dan sektor perdagangan besar, eceran, rumah makan, dan hotel. Bahkan, beberapa tahun terakhir ini penyerapan tenaga kerja sektor industri pengolahan kalah dengan sektor jasa-jasa. Hal ini ironis apabila melihat besarnya kontribusi PDB sektor industri pengolahan yang sangat tidak sebanding dengan penyerapan tenaga kerjanya. Dimana sampai saat ini sektor industri pengolahan terbukti masih menjadi leading sector bagi sektor-sektor ekonomi lainnya.

Menurut pengamat ekonomi Chatib Basri, bahwa dahulu penduduk yang bekerja di sektor pertanian lebih dari 50%, saat ini angkanya sudah berkurang menjadi 46%. Sementara di sektor industri dari sekitar 10%, saat ini sudah mencapai 12% orang yang bekerja di sektor tersebut. Berdasarkan data Indikator Ketenagakerjaan yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), November 2003, dari 88,1 juta orang yang bekerja, sebanyak 46,6% atau 41.054.600 penduduknya berada di sektor pertanian. Sementara di sektor industri terdapat 11,4% atau 10.043.400 orang yang

commit to user

bekerja. Pada tahun 1998 dari 87.672.449 penduduk yang bekerja, sebanyak 39.414.765 penduduk bekerja di sektor pertanian dan 9.933.622 penduduk bekerja di sektor pengolahan.

Berikut ini adalah data jumlah tenaga kerja yang terserap pada sektor industri pengolahan di Indonesia dari tahun 1985 hingga 2011:

Tabel 4.1

Jumlah Tenaga Kerja Sektor Industri di Indonesia Periode Tahun 1985 - 2011

Tahun Tenaga Kerja Pertumbuhan

(Orang) (%) 1985 5.482.548 - 1986 5.672.491 3,46 1987 5.818.454 2,57 1988 5.996.690 3,06 1989 7.334.874 22,32 1990 7.693.263 4,89 1991 7.722.538 0,38 1992 8.404.865 8,84 1993 8.329.024 -0,90 1994 8.807.073 5,74 1995 9.285.158 5,43 1996 10.021.317 7,93 1997 10.482.526 4,60 1998 9.933.628 -5,24 1999 11.515.954 15,93

commit to user 2000 11.641.755 1,09 2001 12.086.123 3,82 2002 12.109.997 0,20 2003 11.495.882 -5,07 2004 11.070.498 -3,70 2005 11.952.985 7,97 2006 11.890.170 -0,53 2007 12.368.729 4,02 2008 12.549.376 1,46 2009 12.839.800 2,31 2010 13.824.251 7,67 2011 14.542.081 5,19 Jumlah 270.872.050 103 Rata-rata 10.032.298 4

Sumber: Statistik Indonesia,beberapa edisi, data diolah.

Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa perkembangan penyerapan tenaga kerja pada sektor industri pengolahan selama kurun waktu tahun 1985 – 2011 cukup fluktuatif. Meskipun perkembangan pertumbuhannya cukup fluktuatif, sektor industri pengolahan mempunyai kecenderungan pertumbuhan yang meningkat dengan rata-rata pertumbuhannya sebesar 4%. Beberapa kebijaksanaan industrialisasi yang dilakukan pemerintah pada saat itu, diantaranya adalah pada tahun 1985 dan langkah-langkah deregulasinya, serta adanya kebijakan pemerintah tentang Undang-undang Nomor 5 tahun 1984 tentang perindustrian dan

commit to user

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang kewenangan, pengaturan, pembinaan dan pengembangan industri.

Dengan adanya dukungan dari pemerintah tersebut, pertumbuhan jumlah tenaga kerja pada sektor industri pengolahan pada tahun 1986 – 1988 mengalami tren yang positif, masing-masing pertumbuhannya pada tahun 1986 adalah sebesar 3,46%, kemudian tahun 1987 sebesar 2,57% dan tahun 1988 tumbuh sebesar 3,06%. Hingga pada tahun 1989 dikatakan menjadi tahun emas bagi pertumbuhan jumlah tenaga kerja sektor industri pengolahan, karena pada tahun ini Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pertumbuhan tenaga kerja terbesar selama lebih dari dua dasawarsa terakhir yaitu sebesar 22,32%. Harapan pertumbuhan yang tinggi di tahun 1990 ternyata tidak terjadi, karena pada tahun ini jumlah tenaga kerja sektor industri pengolahan hanya mengalami pertumbuhan sebesar 4,89%, sedangkan untuk tahun 1991 mengalami pertumbuhan sebesar 0,31%. Kemudian pada tahun 1992 jumlah tenaga kerja sektor industri mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu sebesar 8,84%, akan tetapi pada tahun 1993 jumlah tenaga kerja sektor industri pengolahan mengalami pertumbuhan yang negatif sebesar -0,90%. Kemudian pada tahun 1994 hingga 1997 jumlah tenaga kerja sektor industri pengolahan kembali mengalami pertumbuhan yang positif masing-masing mencapai 5,74%, 5,43%, 7,93% dan 4,60%.

commit to user

Sejak dimulainya krisis tahun 1997/1998 penyerapan tenaga kerja pada sektor industri pengolahan pada tahun 1998 mengalami penurunan pertumbuhan yang cukup drastis yaitu sebesar -5,24%. Hal tersebut dikarenakan seiring dengan penurunan jumlah perusahaan pada industri pengolahan akibat tidak mampu lagi beroperasi karena biaya operasi yang semakin mahal, terutama untuk beberapa industri yang bahan bakunya masih impor. Setelah itu pada tahun 1999 penyerapan tenaga kerja sektor industri pengolahan kembali tumbuh positif dan signifikan mencapai 15,93%. Selanjutnya pada tahun 2000-2002 penyerapan tenaga kerja pada industri pengolahan tetap tumbuh positif meskipun cenderung mengalami penurunan masing-masing mencapai 1,09%, 3,82%, dan 0,20%.

Sedangkan untuk tahun 2003 hingga tahun 2004 penyerapan tenaga kerja pada sektor industri tersebut kembali mengalami pertumbuhan yang negatif yaitu sebesar -5,07% dan -3,70%. Namun pada tahun 2005 pertumbuhan jumlah tenaga kerja sektor industri pengolahan kembali meningkat sebesar sebesar 7,97%. Selama kurang lebih waktu satu tahun yaitu tahun 2006 kembali terjadi penurunan pertumbuhan mencapai -0,53%. Tetapi kondisi tersebut tidak bertahan lama karena pada tahun 2007 – 2010 terjadi peningkatan pertumbuhan sebesar 4,02%, 1,46%, 2,31% dan 7,07%. Kemudian pada tahun 2011 pertumbuhannya jumlah tenaga kerja sektor industri pengolahan tetap positif sebesar 5,19%.

commit to user

Berikut adalah grafik perkembangan penyerapan tenaga kerja sektor industri pengolahan di Indonesia periode tahun 1985 – 2011:

Gambar 4.1

Jumlah Tenaga Kerja Pada Sektor Industri di Indonesia Periode Tahun 1985 – 2011

Gambar 4.1: Jumlah tenaga kerja pada sektor industri di Indonesia periode tahun 1985 – 2011, data diolah.

Gambar 4.1 grafik tenaga kerja di atas menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja sektor industri cukup mengalami fluktuatif dari tahun ke tahun. Sejak tahun 1985 sampai dengan tahun 1997, jumlah tenaga kerja sektor industri pengolahan menunjukkan perkembangan yang positif, hal ini dipengaruhi oleh perkembangan jumlah perusahaan sektor industri pengolahan yang juga tinggi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tahun 1995 jumlah perusahaan besar atau sedang sebanyak 21.551 kemudian jumlah perusahaan industri kecil sebanyak 190.767 sedangkan jumlah industri rumah tangga sebanyak 2.413.315. Namun kondisi tersebut

commit to user

sempat berubah di tahun 1997/1998, karena adanya gejolak politik dalam negeri yang secara langsung mempengaruhi kondisi perekonomian di Indonesia termasuk di dalamnya adalah sektor industri pengolahan.

Tahun 1998 jumlah industri pengolahan langsung mengalami penurunan dengan jumlah perusahaan industri besar atau sedang sebesar 20.422, hal tersebut juga berpengaruh terhadap jumlah tenaga kerja sektor industri yang mengalami penurunan ke angka 9.933.628 orang. Akhirnya pada tahun 1999 ketika kondisi politik dan perekonomian mulai pulih, kondisi sektor industri pengolahan pun juga berangsur membaik, jumlah tenaga kerja kembali meningkat ke angka 11.515.954 orang dan dalam hal ini berlangsung hingga tahun 2000. Bahkan jumlah tersebut cenderung terus meningkat pada tahun 2001 hingga tahun 2002 mencapai angka 12.109.997 orang. Namun pada tahun-tahun selanjutnya pertumbuhan jumlah tenaga kerja mengalami masa-masa penurunan, terjadi pertumbuhan negatif di tahun 2003, 2004, 2005, hingga 2006. Setelah itu pada tahun 2007-2011 jumlah tenaga kerja sektor industri tetap tumbuh positif, meskipun pada tahun 2008 pertumbuhan cenderung menurun tetapi angkanya masih tetap positif.

commit to user

2. Perkembangan Produk/Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Pada