• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori Permintaan Satu Perusahaan Akan Tenaga Kerja

TINJAUAN PUSTAKA A. Tenaga Kerja

3. Teori Permintaan Satu Perusahaan Akan Tenaga Kerja

Permintaan adalah jumlah suatu komoditi yang bersedia dibeli individu selama periode waktu tertentu yang besarannya dipengaruhi oleh harga komoditi itu, pendapatan nominal, harga komoditi lain, dan citarasa (Salvatore, 1992: 86). Permintaan terhadap tenaga kerja merupakan sebuah daftar berbagai alternatif kombinasi tenaga kerja dengan input lainnya yang tersedia yang berhubungan dengan tingkat upah (Ananta, 1990: 77).

Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan dengan harga. Sehubungan dengan tenaga kerja, permintaan tenaga kerja berarti hubungan antara tingkat upah dengan kuantitas tenaga kerja yang dikehendaki oleh majikan (pengusaha) untuk dipekerjakan (dibeli). Permintaan pengusaha atas tenaga kerja berlainan dengan permintaan konsumen terhadap barang dan jasa. Konsumen membeli barang karena barang itu memberikan kepuasan (utility) kepada

commit to user

konsumen tersebut. Akan tetapi pengusaha memperkerjakan seseorang itu membantu memproduksikan barang atau jasa untuk dijual kepada masyarakat. Dengan kata lain, permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja, tergantung dari pertambahan permintaan masyarakat terhadap barang yang diproduksinya. Permintaan tenaga kerja yang seperti itu disebut derived demand (Simanjuntak, 1985: 89). Pengusaha mempekerjakan seseorang karena membantu memproduksi barang/jasa untuk dijual kepada konsumen. Oleh karena itu, kenaikan permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja, tergantung dari kenaikan permintaan masyarakat akan barang yang diproduksi.

Menurut Mankiw (2003: 46-47), keputusan suatu perusahaan untuk meningkatkan dan mengurangi penggunaan tenaga kerja tergantung pada perbandingan value marginal productivity of labor dengan upah nominalnya. Jika fungsi keuntungan perusahaan adalah:

П = P. f (K, L) – wL – rK……….………(2.1)

maka, tingkat perubahan keuntungan sebagai akibat dari perubahan tenaga kerja didefinisikan sebagai berikut:

commit to user

“P” adalah harga output, “fL” adalah marginal productivity of labor dan “w” adalah upah. Dengan demikian persamaan tersebut dapat didefinisikan kembali sebagai berikut:

………...(2.3)

P . MPL – w = 0………...………(2.4)

……….……….(2.5)

Berdasarkan persamaan tersebut, jika MPL > w/P atau upah riil, maka perusahaan dapat memutuskan untuk meningkatkan penggunaan tenaga kerjanya. Sebaliknya jika MPL < w/P atau upah riil, maka perusahaan akan mengurangi penggunaan tenaga kerja, karena tambahan output menjadi lebih kecil dibandingkan dengan tambahan biaya tenaga kerjanya. Dengan demikian perusahaan tidak akan menambah maupun mengurangi tenaga kerja jika tambahan produktivitas akibat penambahan tenaga kerja sama dengan tingkat upah riilnya (MPL = w/P). Dengan kata lain perusahaan akan mengurangi maupun menambah tenaga kerja ketika tambahan outputnya sama dengan tambahan biayanya.

Menurunkan fungsi permintaan tenaga kerja dengan turunan pertama fungsi keuntungan menurut Bellante dan Jackson (1990) adalah sebagai berikut:

commit to user

П= TR – TC...(2.7)

Persamaan (2.7) merupakan persamaan keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan dimana:

TR = P . Q………(2.8)

TC= rK + wL...(2.9)

Menurut Bellante (1990) diasumsikan bahwa kapital diukur dengan tingkat bunga (r), sedangkan tingkat upah dapat diukur dengan upah yang diberikan oleh perusahaan kepada pekerja (w).

Persamaan (2.6), (2.8), dan (2.9) disubtitusikan dengan persamaan (2.7), maka akan diperoleh persamaan berikut:

П= TR – TC

П = P . Q – (rK + wL)

П = P . Q – rK – wL………...(2.10)

Keuntungan (П) maksimum diperoleh dari turunan pertama fungsi keuntungan di atas harus sama dengan nol, maka diperoleh persamaan:

П = P . Q – rK – wL 0 = P . f(K, L) – rK – wL

commit to user Sehingga,

L = P . f(K, L) – rK.L / w………(2.12)

Dimana:

L = permintaan tenaga kerja, P = harga barang per unit;

K = kapital (modal), r = tingkat suku bunga;

w = upah tenaga kerja, Q = output (PDB/PDRB).

Berdasarkan persamaan di atas, diketahui bahwa permintaan tenaga kerja (L) merupakan fungsi dari kapital/modal (K), tingkat suku bunga (r), upah tenaga kerja (w) dan output/PDB (Q).

Menurut Simanjuntak (2001: 69), ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang pengusaha untuk menambah atau mengurangi jumlah tenaga kerja, yaitu:

a. Pengusaha perlu memperkirakan tambahan hasil (ouput) yang diperoleh pengusaha sehubungan dengan penambahan seorang tenaga kerja. Tambahan hasil tersebut dinamakan tambahan hasil marginal atau marginal physical product dari karyawan (MPPL).

b. Pengusaha perlu menghitung jumlah uang yang akan diperoleh pengusaha dengan tambahan hasil marginal tersebut. Jumlah uang lini dinamakan penerimaan marginal atau marginal revenue, yaitu nilai dari MPPL tadi. Jadi marginal revenue sama dengan nilai kdari MPPL,

commit to user

yaitu besarnya MPPL dikalikan dengan harganya per unit (P) (Simanjuntak, 2001: 72).

MR = VMPPL………..(2.13)

VMPP = MPPL . P………….……….…….………....(2.14)

Keterangan:

MR = Marginal Revenue, penerimaan marginal. VMPPL = Value Marginal Physical Product of Labor,

nilai pertambahan hasil marginal dari karyawan. MPPL = Marginal Physical Product of Labor

P = Price, harga jual barang yang diproduksi per unit.

Akhirnya pengusaha akan membandingkan MR tersebut dengan biaya mempekerjakan tambahan seorang karyawan tadi. Jumlah biaya yang dikeluarkan pengusaha sehubungan dengan mempekerjakan seorang karyawan adalah upahnya sendiri (W) dan dinamakan dengan biaya marginal atau marginal cost (MC). Bila tambahan penerimaan marginal (MR) lebih besar daripada biaya mempekerjakan tambahan orang tersebut akan menambah keuntungan pengusaha. Dengan kata lain, pengusaha akan terus menambah jumlah karyawan selama MR lebih besar daripada W. Apabila tenaga kerja terus ditambah sedangkan alat-alat dan faktor produksi lain jumlahnya tetap, maka perbandingan alat-alat produksi untuk setiap pekerja menjadi lebih kecil pula. Dengan kata lain, semakin

commit to user

bertambah tenaga kerja yang dipekerjakan, semakin kecil MPPL-nya dan nilai MPPL itu sendiri. Hal ini karena berlakunya law of diminishing

returns dan diluiskan dengan garis DD dalam Gambar 2.2 berikut ini:

Gambar 2.1

Fungsi Permintaan Terhadap Tenaga Kerja

Sumber: Simanjuntak, 1985 hal. 75

Gambar 2.1 menjelaskan mengenai kurva permintaan tenaga kerja yang memiliki kemiringan (slope) yang negatif. Kurva permintaan tersebut menjelaskan mengenai hubungan antara besarnya tingkat upah dengan jumlah tenaga kerja. Kurva tersebut memiliki hubungan yang negatif, artinya semakin tinggi tingkat upah yang diminta maka akan mengakibatkan penurunan jumlah tenaga kerja yang diminta. Sebaliknya

commit to user

apabila tingkat upah yang diminta semakin rendah maka jumlah jumlah permintaan akan tenaga kerja akan meningkat.

Garis DD menggambarkan besarnya nilai hasil marginal tenaga kerja (value marginal physical product of labor, VMPPL) untuk setiap tingkat penempatan pekerja. Apabila misalnya jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan sebanyak OA = 100 orang, maka nilai hasil kerja yang ke-100 dinamakan VMPPL dan besarnya sama dengan: MPPL . P = W1. Nilai ini lebih besar daripada tingkat upah yang sedang berlaku (W). Oleh sebab itu, laba perusahaan akan bertambah dengan menambah tenaga kerja baru. Pengusaha dapat terus menambah laba perusahaan dengan mempekerjakan orang hingga ON. Di titik N pengusaha mencapai laba maksimum dan nilai MPPL . P sama dengan upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja. Dengan kata lain pengusaha mencapai laba maksimum bila:

MPPL . P = W………...(2.15)

Dalam menentukan ukuran untuk menambah atau mengurangi sejumlah tenaga kerja yang dilakukan oleh pengusaha (Matz, 1990: 53) adalah sebagai berikut:

a. Para pengusaha akan membutuhkan sejumlah uang yang akan diperoleh dengan tambahan perusahaan tersebut, demikian juga dengan tenaga kerja. Apabila jumlah output dihasilkan oleh perusahaan yang jumlahnya besar maka akan menghasilkan output

commit to user

yang besar pula, sehingga semakin banyak jumlah perusahaan/unit yang berdiri maka akan semakin banyak kemungkinan untuk penambahan output produksi.

b. Nilai output suatu daerah memperkirakan akan mengalami peningkatan hasil produksi dengan bertambahnya jumlah perusahaan yang memproduksi barang yang sama.