• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Produk/Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Pada Sektor Industri Pengolahan di Indonesia

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perkembangan Industri Pengolahan di Indonesia Pada sekitar tahun 1920-an industri-industri modern di Indonesia hampir Pada sekitar tahun 1920-an industri-industri modern di Indonesia hampir

2. Perkembangan Produk/Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Pada Sektor Industri Pengolahan di Indonesia

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu dari hasil pembangunan. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan pertumbuhan produksi barang dan jasa di suatu wilayah perekonomian dan dalam selang waktu tertentu. Produksi tersebut diukur dalam bentuk nilai tambah (value

added) yang diciptakan oleh sektor-sektor ekonomi di wilayah

bersangkutan yang secara total dikenal sebagai Produk Domestik Bruto (PDB). Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi adalah identik/sama dengan pertumbuhan PDB.

Kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDB mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, hal ini bisa dilihat dari prosentase nilai tambah sektor industri yang terus bertambah dari tahun 1985 sampai tahun 2011. Pada tahun 1985 sektor industri pengolahan mampu menghasilkan nilai yang cukup besar yaitu sebesar 123.061,1 milyar apabila dibandingkan dengan sektor industri pertambangan yang hanya menghasilkan nilai 108.523,2 milyar. Tidak hanya itu, sektor industri pengolahan juga semakin menunjukkan eksistensinya, hal ini dapat dilihat dari peran sektor industri pengolahan yang telah mengeser peran sektor pertanian sebagai sektor unggulan yang pernah memimpin selama beberapa puluh tahun lalu.

commit to user

Dari tahun 1985 sampai saat ini sektor industri pengolahan menjadi sektor utama sebagai penyumbang terbesar dalam PDB di Indonesia. Perkembangan sektor industri pengolahan sebelum masa krisis tahun 1998 dapat melaju hingga dua digit. Bahkan selama kurun waktu 1994 – 1996 sektor ini tumbuh dengan laju rata-rata dua digit setahun, meskipun dengan laju yang sedikit rendah dibanding dengan kurun waktu 1989 – 1993. Industri pengolahan di Indonesia memainkan peranan penting sejak disadarinya bahwa ekspor sektor migas tidak dapat diandalkan.

Ekspor industri menyumbang 85% ekspor nonmigas dan sekitar 67% total ekspor Indonesia sejak tahun 1994. Sejak tahun 1993 sumbangan sektor pertanian tidak pernah melebihi sektor industri pengolahan. Pada saat krisis ekonomi tahun 1998, sektor pertanian hanya berperan 17,4% terhadap PDB, sementara ekspansi pada hamper semua komoditi industri menyebabkan industri pengolahan menyumbang 23,9% terhadap PDB. Singkatnya sektor industri pengolahan muncul menjadi penyumbang nilai tambah yang dominan dan telah tumbuh pesat melampaui laju pertumbuhan sektor pertanian. Pada triwulan II 2008 sektor pertanian hanya menyumbang 13,67% terhadap PDB, sementara sektor industri pengoalahan menyumbang 26,78% terhadap PDB. Kemudian pada tahun 2011, sektor industri pengolahan tetap memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB Indonesia dengan membukukan nilai

commit to user

kontribusi 25,75%, sedangkan sektor pertanian hanya mencatat kontribusi 12,74% terhadap PDB.

Tabel 4.2

Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia Berdasarkan Harga Konstan 2000

Periode Tahun 1985 – 2011

Tahun NTB Sektor Industri PDB Indonesia Kontribusi

(Milyar Rp) (Milyar Rp) (%) 1985 123.061,1 701.250,8 17,55 1986 134.492,6 742.461,6 18,11 1987 148.760,9 779.032,2 19,10 1988 166.600,9 824.064,1 20,22 1989 181.934,0 885.519,4 20,55 1990 204.668,7 949.641,1 21,55 1991 225.267,6 1.018.062,6 22,13 1992 247.062,3 1.081.248,0 22,85 1993 270.159,0 1.151.490,2 23,46 1994 303.554,8 1.238.312,3 24,51 1995 336.566,5 1.340.101,6 25,11 1996 375.581,4 1.444.873,3 25,99 1997 395.304,4 1.512.780,9 26,13 1998 350.095,3 1.314.202,0 26,64 1999 363.824,0 1.324.599,0 27,47 2000 385.597,9 1.389.770,2 27,75 2001 398.323,8 1.442.984,6 27,60 2002 419.388,1 1.506.124,4 27,85

commit to user 2003 441.754,7 1.579.558,9 27,97 2004 469.952,4 1.656.825,7 28,36 2005 491.561,4 1.750.815,2 28,08 2006 514.100,3 1.847.292,9 27,83 2007 538.084,6 1.964.327,3 27,39 2008 557.764,4 2.082.456,1 26,78 2009 570.102,5 2.178.850,4 26,17 2010 597.134,9 2.313.838,0 25,81 2011 634.246,9 2.463.242,0 25,75 Jumlah 9.844.945,4 38.483.724,8 668,7 Rata-rata 364.627,6 1.425.323,1 24,8

Sumber: Statistik Indonesia, beberapa edisi, data diolah.

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, selama kurun waktu dari tahun 1985 – 2011, pertumbuhan kontribusi sektor industri pengolahan mengalami masa naik turun atau cukup berfluktuatif. Hal ini bisa dilihat dari tingkat pertumbuhan kontribusi yang mengalami kenaikan dan penurunan pertumbuhan kontribusi dari tahun ke tahun. Pada tahun 1985 kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDB Indonesia adalah sebesar 17,55%.

Pada tahun 1986 pertumbuhan kontribusi sektor industri pengolahan sebesar 0,57%. Dalam waktu kurang lebih satu tahun, akhirnya pada tahun 1987 pertumbuhan kontribusi sektor industri pengolahan mengalami peningkatan lagi sebesar 0,98% dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun 1988 pertumbuhan sektor industri pengolahan

commit to user

mengalami peningkatan sebesar 1,12% kemudian tahun 1989 mengalami peningkatan sebesar 0,33%. Pertumbuhan terus terjadi pada tahun 1990 sebesar 1,01%, kemudian pada tahun 1991 sebesar 0,57% dan pada tahun 1992 sebesar 0,72%. Pertumbuhan positif sektor industri pengolahan masih tetap berlangsung sampai tahun 2000. Namun pada tahun 2001 sektor industri pengolahan mengalami pertumbuhan negatif sebesar -0,14%.

Kemudian pada tahun 2002 pertumbuhan sektor industri pengolahan mulai membaik dengan pertumbuhan positif sebesar 0,24%. Pada tahun 2003 sektor industri pengolahan tumbuh sebesar 0,12% dan pada tahun 2004 sebesar 0,40%. Namun pada tahun 2005 pertumbuhan sektor industri pengolahan mengalami pertumbuhan negatif lagi sebesar -0,29 begitu juga dengan tahun 2006 sebesar -0,25% dan tahun 2007 sebesar -0,44%. Tren penurunan pertumbuhan sektor industri ini terus berlanjut sampai tahun 2011, pada tahun 2008 sektor industri pengolahan mencatat pertumbuhan negatif sebesar 0,61%, tahun 2009 sebesar -0,62%, tahun 2010 sebesar -0,36% dan pada tahun 2011 sebesar -0,06%. Hal ini disinyalir karena dampak krisis global yang melanda perekonomian dunia tahun 2008 lalu. Kontribusi terbesar sektor industri pengolahan terhadap PDB Indonesia terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar 28,36%. Sedangkan kontribusi terkecil sektor industri pengolahan terjadi

commit to user

pada tahun 1985 yang hanya memiliki kontribusi sebesar 17,55% terhadap PDB.

Gambar 4.2

Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Sektor Industri Pengolahan Terhadap PDB Indonesia Tahun 1985 – 2011

Gambar 4.2: Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sektor industri pengolahan di Indonesia tahun 1985 – 2011, data diolah. Berdasarkan gambar 4.2 di atas dapat diketahui bahwa, sektor industri pengolahan menjadi penyumbang terbesar terbesar dalam PDB Indonesia, menggeser peran sektor pertanian dan perdagangan yang pernah menjadi sektor unggulan. Hal ini terjadi karena kontribusi sektor-sektor yang mengolah sumber daya alam primer terhadap PDB menurun, seiring dengan meningkatnya sektor-sektor yang mengolah bahan-bahan antara/setengah jadi dan barang-barang jadi. Hal ini sepertinya juga

commit to user

dialami dalam pola perubahan perubahan struktur ekonomi Indonesia. Pembangunan sektor industri menjadi sangat penting dan strategis dalam struktur perekonomian Indonesia karena kontribusinya terhadap pencapaian sasaran pembangunan ekonomi nasional, terutama dalam pembentukan PDB sangat besar.

Sektor industri telah mampu berperan besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi karena kemampuannya dalam meningkatkan nilai tambah yang tinggi. Sejak Pelita I sektor industri telah mencapai hasil yang diharapkan. Setidaknya sektor industri telah mengakibatkan transformasi struktural yang terjadi di berbagai negara, dimana terjadi penurunan kontribusi sektor pertanian atau sering disebut sektor primer, sementara kontribusi sektor sekunder dan tersier cenderung meningkat. Singkatnya sektor industri pengolahan muncul menjadi penyumbang nilai tambah yang dominan dan telah tumbuh pesat melampaui pertumbuhan sektor pertanian.