• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan paparan tentang komponen kurikulum pada bab-bab sebelumnya, terutama pada Bab IV s.d. Bab VI, pada bab ini dikemukakan tentang perkembangan komponen kurikulum dari masa ke masa.

Seperti telah dikemukakan pada Bab IV, pada umumnya kurikulum paling tidak mengandung 6 komponen, yaitu tujuan, materi atau bahan, metode atau kegiatan belajar, sumber belajar yang terdiri dari alat, bahan, sumber; (alat) penilaian, dan alokasi waktu.

Belajar tentang dan belajar dari

Dari pengamatan terhadap paparan komponen-komponen kurikulum pada berbagai kurikulum ini, khususnya dari mata pelajaran IPA dari segi materi atau belajar tentang apa (learning about) dan dari segi kompetensi atau kemampuan yang diperoleh dari belajar tentang apa (learning from), kecenderungan umumnya disajikan pada tabel berikut ini.

- 136 -

Tabel 8.1 Kecenderungan Penekanan Materi atau Kemampuan/Kompetensi pada Kurikulum IPA

Kurikulum Learning about Learning from

1968  Materi lebih dominan  Kemampuan ilmiah ada tapi

kurang ditekankan

1975  Materi lebih dominan  Kemampuan ilmiah ada tapi kurang ditekankan

1984  Materi = konsep esensial  Keterampilan proses lebih ditekankan

1994  Materi masih padat  Kemampuan

ditekankan melalui kegiatan belajar yang lebih dominan

2004  Materi sedikit  Kompetensi

ditekankan

2006  Materi lebih sedikit  Kompetensi ditekankan

2013  Materi masih padat  Kompetensi ditekankan

 = Simbol ini menggambarkan keluasan atau sebesar apa penekanan (aksentuasi)

Perbandingan komponen kurikulum

Amatilah tabel berikut ini yang menggambarkan komponen kurikulum dalam sejarah kurikulum di Indonesia!

Tabel 8.2 Perbandingan Komponen Kurikulum 1947 s.d. 2006

No Kurikulum Tujuan Materi Desain Metode /

kegiatan belajar Sumber belajar Penilaian penyajian Bentuk

1 Kurikulum

1947 Nasional Tersendiri Separated Didaktik-metodik - - Naratif 2 Kurikulum

1952 Nasional & institusional Tersendiri Separated Didaktik-metodik Alat - Naratif 3 Kurikulum

1964 Nasional & institusional Tersendiri Separated Didaktik-metodik - - Naratif 4 Kurikulum

1968 Nasional, institusional, kurikuler, instruksional

Tersendiri

(“Bahan”) Separated Gambaran KBM Alat - Naratif 5 Kurikulum

1975 Ibid Tersendiri (Pokok Bahasan & Sub-Pokok Bahasan)

Broad-fields Hanya sebutkan

metode mengajar Alat, sumber bahan Teknik & alat penilaian; pedoman penilaian Matriks: GBPP (kata / konsep) 6 Kurikulum

1984 Ibid Tersendiri (Pokok Bahasan & Sub-Pokok Bahasan) & dalam contoh kegiatan belajar Broad-fields; konsep esensial Metode mengajar & contoh kegiatan belajar

Alat, bahan,

sumber Alat penilaian; pedoman penilaian Matriks: GBPP (contoh kegiatan: naratif) 7 Kurikulum

1994 Ibid Tersendiri (Pokok Bahasan & Sub-Pokok Bahasan) & dalam daftar kegiatan belajar Broad-fields & integrated Daftar kegiatan belajar - - Matriks: GBPP, terutama Daftar kegiatan: naratif

- 137 - 8 Kurikulum 2004 Nasional, institusional, kelompok mapel, kurikuler, instruksional Dalam kompetensi dasar, hasil belajar, indikator, materi pokok Broad-fields / strand & integrated - - Indikator

kompetensi Silabus (pengganti GBPP) disusun guru 9 Kurikulum

2006 Ibid Dalam kompetensi dasar Broad-fields / strand & integrated - - - Silabus disusun guru 10 Kurikulum 2013 Dalam kompetensi dasar Broad-fields / strand & integrated - - Indikator pencapaian kompetensi Silabus disusun guru

Tabel ini menunjukkan hal-hal berikut ini.

 Kurikulum 1947 s.d. 1968 berisi 3 komponen, yaitu tujuan, materi, dan metode atau kegiatan belajar dalam rumusan didaktik-metodik. Pada Kurikulum 1952 terkadang komponen alat dimasukkan dalam kolom Contoh dan Penjelasan sedangkan pada Kurikulum 1968 terkadang alat digabungkan dengan kegiatan. Komponen sumber belajar dan penilaian tak dicantumkan.

 Kurikulum 1975 s.d. 1984 berisi 5 komponen, yaitu tujuan, materi, metode / kegiatan belajar, dan sumber belajar (alat, bahan, dan / atau sumber), dan alat penilaian..

 Kurikulum 1994 berisi 3 komponen, kecuali sumber belajar yang dimasukkan ke dalam pedoman proses belajar-mengajar dan alat penilaian yang dibahas dalam pedoman penilaian.

 Sebagai kurikulum berbasis kompetensi, komponen Kurikulum 2004 terdiri dari 4 komponen, yaitu tujuan dan materi yang terkandung dalam standar kompetensi, kompetensi dasar (dan hasil belajar untuk SD), dan materi pokok serta indikator kompetensi yang menggambarkan ruang lingkup materi dan dapat dijadikan acuan membuat alat penilaian. Sebagai suatu kurikulum yang lengkap, komponen-komponen kurikulum, yaitu tujuan (kompetensi), materi (kompetensi dasar), dan indikator tinggal diambil dari dokumen kurikulum nasional, sedangkan kegiatan belajar, alat penilaian, dan sumber belajar ditentukan oleh guru. Semua komponen yang lengkap tersebut tercantum dalam silabus yang disusun guru.

 Kurikulum 2006 pada prinsipnya sama dengan Kurikulum 2004. Perbedaannya adalah pada Kurikulum 2006, indikator dan materi pokok tidak dicantumkan. Indikator harus disusun oleh guru dalam penyusunan silabus.

 Kurikulum 2013 mirip dengan Kurikulum 2006. Perbedaannya standar kompetensi diganti dengan kompetensi inti.

Tabel ini menunjukkan pula hal-hal lain berikut ini.

 Dari segi tujuan, sejarah kurikulum memperlihatkan pencantuman hirarki tujuan yang semakin lengkap, mulai dari tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional (jenjang sekolah), tujuan kurikuler per kelompok mata pelajaran dan tujuan mata pelajaran sampai dengan tujuan instruksional (pengajaran).

 Dari segi materi, dari Kurikulum 1947 – 1975 materi yang harus diajarkan dicantumkan tersendiri di bawah topik “Bahan” dan kemudian topik “Pokok

- 138 -

Bahasan & Sub-Pokok Bahasan, terlepas dari tujuan dan kegiatan belajar. Pada Kurikulum 1984, materi dicantumkan tersendiri pada topik “Pokok Bahasan & Sub-Pokok Bahasan, yang dijabarkan dalam kolom Uraian. Pada kolom Uraian ini materi dijabarkan dan diuraikan dan disertai pula dengan gambaran atau contoh kegiatan belajar. Pada Kurikulum 1994, materi dicantumkan tersendiri pada topik “Pokok Bahasan & Sub-Pokok Bahasan serta terjabarkan pada daftar kegiatan belajar. Pada Kurikulum 2004, materi tergambar dalam kompetensi dasar, hasil belajar (SD), indikator, dan materi pokok. Sedangkan, pada Kurikulum 2006, materi tergambar dalam kompetensi dasar. Pada Kurikulum 2013, materi tergambar dalam kompetensi dasar dan indikator.

 Dari segi bagaimana kurikulum didesain, kita mengenal tahapan ciri mata pelajaran yang unsur-unsur materinya diajarkan secara terpisah (separated

subject matters) tanpa dikaitkan satu sama lain. Misalnya, untuk Bahasa

Indonesia pada Kurikulum SD 1968, Bercakap-cakap, Mengarang, Membaca, Pengetahuan Bahasa, dan Menulis diajarkan secara terpisah tanpa saling dikaitkan atau dihubungkan. Untuk IPA, Ilmu Hayat, Ilmu Alam, dan Ilmu Kimia diajarkan secara terpisah tanpa saling dikaitkan. Desain separated subject matters ini tampak menonjol dari Kurikulum 1947 s.d. Kurikulum 1968. Sejak Kurikulum 1975, mulai diterapkan desain

broad-fields of subject matters atau bidang studi untuk menampung semakin

banyak mata pelajaran yang dituntut masuk ke dalam kurikulum. Dengan demikian, bidang studi IPA terdiri dari Ilmu Hayat dan Ilmu Alam. Bidang studi IPS terdiri dari Ilmu Bumi, Sejarah Indonesia, Ekonomi, Kependudukan, dan Politik. Matematika terdiri dari Berhitung (Aritmatika), Aljabar, Ilmu Ukur, dan Statistik. Di SD unsur-unsur materi tiap bidang studi mulai diintegrasikan, meskipun masih tampak ciri unsur materi.

Pada Kurikulum 1984 desain broad-fields lebih diintegrasikan melalui upaya pemilihan dan penentuan konsep esensial atau materi pokok. Pada Kurikulum 1994 desain broad-fields masih dominan namun semakin diintegrasikan melalui rincian kegiatan belajar. Ciri desain integrated of

subject matters (terintegrasi, terpadu) mulai tampak menonjol pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, dan relatif tampak pula pada mata pelajaran IPA dan IPS di SD. Pada Kurikulum 2004 desain

broad-fields lebih diintegrasikan melalui penerapan strand (unsur-unsur

pokok suatu mata pelajaran) dan penekanan kompetensi dasar, bukan materi, serta untuk SD penerapan pendekatan tematik di kelas I dan II. Ciri

integrated tampak jelas pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa

Inggris, dan bahasa asing lainnya, dan secara relatif pada mata pelajaran Matematika, IPA, dan IPS di SD. Desain Kurikulum 2006 tak berbeda dengan desain Kurikulum 2004. Penyebutan mata pelajaran IPA Terpadu dan IPS Terpadu belum mencerminkan desain integrated. Hal-hal ini tergambag pula pada Kurikulum 2013.

 Dari segi metode mengajar atau kegiatan belajar, dari Kurikulum 1947 s.d. Kurikulum 1964 metode mengajar tak dicantumkan secara eksplisit tetapi tercermin dalam ketentuan didaktik-metodik atau contoh dan penjelasan,

- 139 -

sedangkan pada Kurikulum 1968 dalam gambaran kegiatan belajar-mengajar. Pada Kurikulum 1975 metode mengajar dicantumkan pada kolom tersendiri, sedangkan pada Kurikulum 1984 metode mengajar dicantumkan pada kolom tersendiri dan tercermin pula pada contoh kegiatan belajar yang disarankan. Pada Kurikulum 1994, metode mengajar tak dicantumkan dalam kolom tersendiri, namun tergambar jelas pada contoh kegiatan belajar. Pada Kurikulum 2004, metode mengajar dan kegiatan belajar tak dicantumkan karena dokumen kurikulum nasional hanya terdiri dari standar kompetensi dan kompetensi dasar, hasil belajar, indikator, dan materi pokok dan standar isi. Demikian pula, pada Kurikulum 2006, metode mengajar dan kegiatan belajar tak dicantumkan karena dokumen nasional hanya terdiri dari standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pada Kurikulum 2013, metode mengajar dan kegiatan belajar tak dicantumkan karena dokumen nasional hanya terdiri dari kompetensi inti, komptensi dasar, dan indikator.

 Dari segi sumber belajar, Kurikulum 1947 – 1964 tak mencantumkan sumber belajar. Pada Kurikulum 1968 terkadang dicantumkan pula alat yang perlu digunakan pada judul Kegiatan / Alat, pada Kurikulum 1975 dicantumkan alat dan sumber bahan, pada Kurikulum 1984 dicantumkan alat, bahan, dan sumber. Pada Kurikulum 1994, alat, bahan, dan sumber tak dicantumkan secara eksplisit tapi tergambar dalam kegiatan belajar. Pada Kurikulum 2004 dan 2006 serta Kurikulum 2013, sumber belajar tak dicantumkan karena harus ditentukan guru dalam silabus.

 Dari segi (alat) penilaian, Kurikulum 1947 – 1968 tak mencantumkan alat penilaian. Pada Kurikulum 1975 dicantumkan teknik dan alat penilaian dan dijabarkan pada pedoman penilaian. Pada Kurikulum 1984 dicantumkan alat penilaian dan dijabarkan pada pedoman penilaian. Pada Kurikulum 1994, alat penilaian tak dicantumkan. Seluruh penilaian dibahas dalam pedoman penilaian. Pada Kurikulum 2004 alat penilaian tak dicantumkan karena harus ditentukan guru dalam silabus berdasarkan indikator kompetensi yang dicantumkan dalam kurikulum nasional. Pada Kurikulum 2006, indikator kompetensi dihapuskan dan diserahkan kepada guru untuk menyusunnya. Pada Kurikulum 2013, indikator kembali dimasukkan.

 Dari segi penyajian, Kurikulum 1947 – 1968 disajikan secara naratif berupa uraian vertikal ke bawah. Sejak Kurikulum 1975 mulai diperkenalkan penyajian kurikulum dalam bentuk matriks, dalam format GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran). Bentuk sajian ini diteruskan ke Kurikulum 1984. Penyajian Kurikulum 1994 mulai kembali lagi ke bentuk naratif. Namun pada Kurikulum 2004, penyajian kembali ke bentuk matriks, bukan dalam format GBPP, tapi dalam format Kompetensi Dasar, Hasil Belajar (SD), Indikator, dan Materi Pokok. Format GBPP secara tak langsung tercermin dalam format silabus yang harus diisi oleh guru. Pada Kurikulum 2006, khusus untuk standar isi digunakan matriks 2 kolom, yaitu Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Pada Kurikulum 2013 format matriks standari isi tetap 2 kolom, yaitu Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar.

- 140 -

Bab IX

Kronologi Perkembangan Kurikulum: