• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERMASALAHAN YANG DIHADAP

Dalam dokumen Lampiran Pidato Kenegaraan Presiden RI (Halaman 51-57)

REKAPITULASI PELAPORAN UANG GRATIFIKASI TAHUN 2004—

2.2 PRIORITAS 2 : PENDIDIKAN

2.2.1 PERMASALAHAN YANG DIHADAP

Pembangunan pendidikan yang dilaksanakan sampai saat ini telah berhasil meningkatkan taraf pendidikan penduduk Indonesia yang, antara lain, ditunjukkan oleh meningkatnya rata-rata lama sekolah pada tahun 2009 menjadi 7,72 tahun. Keberhasilan

2 - 41 pembangunan pendidikan masih menyisakan tantangan yang ditunjukkan oleh masih rendahnya indeks pembangunan manusia (IPM). Merujuk Human Development Report (HDR) tahun 2009, IPM Indonesia mengalami peningkatan dari 0,711 pada tahun 2004 menjadi 0,734 pada tahun 2007 sehingga menempatkan Indonesia dalam posisi ke-111 dari 182 negara. Di samping itu, rendahnya kualitas SDM berdampak pada daya saing (competitiveness) Indonesia terhadap negara-negara lain. Dari 134 negara yang diukur peringkat daya saingnya, pada tahun 2009 Indonesia menempati posisi ke-54. Peringkat ini termasuk rendah di kalangan negara- negara ASEAN, lebih rendah daripada negara, seperti Singapura (peringkat 3), Malaysia (peringkat 23), Brunei Darussalam (peringkat 32), dan Thailand (peringkat 36).

Berdasarkan tantangan tersebut, permasalahan pendidikan di Indonesia adalah sebagai berikut (1) adanya disparitas akses dan kualitas pendidikan dasar; (2) terbatasnya akses, kualitas, dan relevansi pendidikan menengah; (3) rendahnya kualitas, relevansi, dan daya saing pendidikan tinggi; (4) rendahnya profesionalisme dan belum meratanya distribusi guru dan tenaga kependidikan; (5) rendahnya kualitas dan relevansi pendidikan nonformal; (6) rendahnya minat dan budaya gemar membaca masyarakat; (7) rendahnya akses dan kualitas pendidikan anak usia dini; (8) terbatasnya kualitas pendidikan agama dan keagamaan; dan (9) belum mantapnya pelaksanaan sistem pendidikan nasional.

2.2.2 LANGKAH-LANGKAH KEBIJAKAN DAN HASIL- HASIL YANG DICAPAI

Berdasarkan permasalahan di atas, pembangunan pendidikan diarahkan untuk merespons prioritas sebagai berikut (1) peningkatan peran pendidikan dalam memperkokoh pembangunan karakter bangsa; (2) peningkatan kualitas wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang merata; (3) peningkatan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan menengah; (4) peningkatan kualitas, relevansi, dan daya saing pendidikan tinggi; (5) peningkatan profesionalisme dan pemerataan distribusi guru dan tenaga kependidikan; (6) peningkatan minat dan budaya gemar membaca pada masyarakat; (7)

2 - 42

peningkatan akses dan kualitas pendidikan anak usia dini yang holistik dan integratif untuk mendukung tumbuh kembang secara optimal; (8) peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan nonformal; (9) peningkatan kualitas pendidikan agama dan keagamaan; dan (10) pemantapan pelaksanaan sistem pendidikan nasional.

Berbagai upaya yang telah dilakukan dalam pembangunan pendidikan telah memberikan kontribusi penting dalam memajukan bangsa Indonesia melalui penyediaan layanan pendidikan yang lebih baik bagi segenap anak bangsa melalui pelaksanaan berbagai program strategis, seperti Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan tahun. Peningkatan taraf pendidikan sangat dipengaruhi oleh membaiknya partisipasi pendidikan pada semua jenjang. Pada tahun 2009, angka partisipasi murni (APM) jenjang SD/MI/sederajat telah mencapai 95,23 persen; angka partisipasi kasar (APK) jenjang SMP/MTs/sederajat telah mencapai 98,11 persen; APK jenjang pendidikan menengah 69,60 persen, serta APK jenjang pendidikan tinggi mencapai 18,36 persen. Pembangunan pendidikan juga telah berhasil meningkatkan kemampuan keberaksaraan penduduk yang ditandai dengan makin menurunnya persentase buta aksara penduduk berusia di atas 15 tahun dari 10,21 persen pada tahun 2004 menjadi 5,30 persen pada tahun 2009.

Peningkatan kualitas pendidikan tinggi juga menunjukkan hasil yang makin menggembirakan sehingga terjadi peningkatan jumlah perguruan tinggi (PT) berkelas dunia. Walaupun pada tahun 2008 dan 2009 perguruan tinggi yang masuk 500 peringkat dunia versi Times Higher Education Supplement (THES) tidak mengalami peningkatan (hanya empat PT), PT yang masuk peringkat 500+ versi THES mengalami penambahan dari enam PT pada tahun 2008 menjadi tujuh PT pada tahun 2009, yaitu UI, UGM, ITB, Unair, IPB, Undip, dan Unibraw.

Berbagai pencapaian tersebut tak dapat dilepaskan dari upaya yang telah dilakukan pemerintah bersama masyarakat dalam meningkatkan keterjangakauan dan daya tampung sekolah, seperti pembangunan sekolah baru dan penambahan ruang kelas baru. Selain

2 - 43 itu, disediakan pula bantuan operasional sekolah (BOS) untuk seluruh sekolah, madrasah, pesantren salafiyah, dan sekolah keagamaan non-Islam yang menyelenggarakan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan tahun. Program BOS ini ditujukan untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa yang tidak mampu dan meringankan beban biaya bagi siswa yang lain.

Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat miskin dalam menyekolahkan anaknya, disediakan pula beasiswa bagi siswa miskin untuk semua jenjang pendidikan. Selain itu, peningkatan partisipasi pendidikan juga dilakukan melalui penyediaan pelayanan pendidikan nonformal, termasuk melalui pendidikan kesetaraan Paket A setara SD, Paket B setara SMP, dan Paket C setara SMA. Jalur pendidikan nonformal ditujukan terutama untuk menampung anak-anak yang putus sekolah dan mereka yang tidak dapat mengikuti pendidikan formal. Kemajuan penting lain adalah dalam hal peningkatan keadilan dan kesetaraan gender dalam hal akses terhadap pelayanan pendidikan yang ditunjukkan oleh indeks paritas gender APM atau APK yang sudah mencapai angka sekitar 1,0 untuk semua jenjang pendidikan.

Seiring dengan meningkatnya partisipasi pendidikan tersebut di atas, mutu pendidikan juga terus ditingkatkan yang dilakukan, antara lain, melalui peningkatan kualitas pendidik yang ditunjukkan dengan meningkatnya proporsi guru yang memenuhi kualifikasi akademik S-1/D-4 dari 47,04 persen pada tahun 2008 menjadi 50,77 persen pada tahun 2009 serta guru yang memiliki sertifikasi pendidik dari 15,19 persen pada tahun 2008 menjadi 21,73 persen pada tahun 2009. Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan, telah disiapkan rencana peningkatan kompetensi kepala sekolah dan pengawas sekolah untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Di tingkat pendidikan tinggi, peningkatan kualifikasi dosen terus dilakukan sehingga persentase dosen yang memiliki kualifikasi S-2 dan S-3 terus mengalami peningkatan yang signifikan dari 74,39 persen pada tahun 2008 menjadi 76,47 persen pada tahun 2009. Peningkatan kualitas dosen juga dilakukan melalui penyediaan hibah

2 - 44

penelitian kompetitif pengabdian dan hibah kompetitif unggulan strategis nasional yang menghasilkan peningkatan perolehan paten dari 43 paten pada tahun 2008 menjadi 65 paten pada tahun 2009.

Seiring dengan upaya mendorong peningkatan kinerja pendidik, kesejahteraan pendidik juga terus ditingkatkan, antara lain, melalui penyediaan tunjangan profesi bagi guru dan dosen, tunjangan fungsional bagi guru PNS, dan subsidi tunjangan fungsional bagi guru non-PNS, serta tunjangan khusus untuk guru yang mengajar di daerah terpencil. Dengan berbagai kebijakan yang dilakukan, penghasilan guru PNS pada tahun 2010 minimal mencapai Rp. 2,0 juta. Untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan, dikembangkan pula sistem jaminan kualitas pendidikan yang dilakukan, antara lain, melalui akreditasi satuan pendidikan dan sertifikasi pendidik.

Dalam rangka meningkatkan akses dan pemerataan, serta kualitas pendidikan, anggaran pendidikan ditingkatkan secara terus- menerus. Anggaran pendidikan pada tahun 2010 adalah sebesar Rp. 209,5 triliun, meningkat dari Rp. 207,4 triliun pada tahun 2009. Sebagian besar anggaran pendidikan dialokasikan dalam bentuk transfer ke daerah. Anggaran pendidikan yang dialokasikan melalui transfer daerah pada tahun 2009 adalah sebesar Rp. 117,9 triliun dan meningkat pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp. 126,4 triliun.

2.2.3 TINDAK LANJUT YANG DIPERLUKAN

Dengan memperhatikan permasalahan dan pencapaian pembangunan pendidikan yang telah dicapai, diperlukan tindak lanjut sebagai berikut:

1. peningkatan kualifikasi dan sertifikasi pendidik sebagai perwujudan amanat UU No.14/2005 tentang Guru dan Dosen, serta peningkatan mutu lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK);

2 - 45 2. pemberdayaan kepala sekolah dan pengawas sekolah sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan; 3. penerapan metodologi pendidikan akhlak mulia dan karakter

bangsa dalam upaya membentuk peserta didik yang memiliki akhlak mulia, kepribadian, dan karakter bangsa;

4. pengembangan metodologi pendidikan yang membangun manusia yang berjiwa kreatif, inovatif, sportif, dan wirausaha sehingga mampu berkontribusi dalam mendukung pengembangan ekonomi kreatif (PEK);

5. peningkatan keterpaduan sistem evaluasi pendidikan sehingga mampu mewujudkan keterjaminan mutu pendidikan;

6. penguatan dan perluasan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di bidang pendidikan sehingga mampu menunjang upaya peningkatan pemerataan akses pendidikan, peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan; 7. peningkatan ketersediaan buku, jumlah terbitan buku dan

mendorong kreativitas serta motivasi penulis, dan melanjutkan program pembelian hak cipta buku teks pelajaran yang mendukung program buku teks murah;

8. rasionalisasi pendanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat;

9. pemberdayaan masyarakat, dunia usaha dan dunia industri, serta penyelarasan pendidikan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri;

10. penguatan dan perluasan pendidikan nonformal dan informal dalam upaya menurunkan buta aksara dan meningkatkan kecakapan hidup masyarakat yang berkesetaraan gender;

2 - 46

11. reformasi birokrasi dan peningkatan koordinasi antarkementerian dan / atau lembaga serta pusat dan daerah; dan

12. akselerasi pembangunan pendidikan di daerah perbatasan, tertinggal, dan rawan bencana.

Dalam dokumen Lampiran Pidato Kenegaraan Presiden RI (Halaman 51-57)